"Aduh, kok menjerat sih Kek, kaya Wisnu penipu kelas kakap aja sampai harus menjerat. Sinta itu bulan bersinar dan Wisnu seperti pungguk, Kek." Wisnu ngikik perlahan lagi.
"Heleh jadi kaya pepatah terkenal, pungguk yang merindukan bulan dong, yea?" tanggap kakek mengangguk-angguk. Sementara itu Hendra pamitan keluar mau ganti baju dan istirahat. "Pak, Wisnu, aku pamit dulu ya. Capek gerah mau mandi, sholat trus tidur. Bye!""Selamat istirahat, Pa." Wisnu yang menjawab. "Nah iya, Kek. Sampai detik ini, Wisnu"Mengetahui tentang diri sendiri, baik kelemahan maupun kekuatan akan memudahkan jalan menuju kesuksesan." by Wisnu."Kalau aku jujur, pasti kamu ga percaya, Ed. " Wisnu tersenyum-senyum sendiri."Try me. Aku pasti percaya kok. Kenapa malah meragukanku? Dari pertama datang saja aku sudah percaya kamu, Nu. Kamu tu orangnya polos, jujur dan baik. Kecuali hmm ... kurasakan pada identitasmu sebenarnya. Hayo bilang jujur aja, Bro!" Edi menyemangatinya. "Hmm ... Baiklah, my friend. Aku akan kasih tahu identitasku sebenarnya, tapi kamu harus rahasiain dulu, Ed. Sampai keadaan semuanya lebih kondusif untuk diungkap. Karena memang sekarang belum saatnya diungkap. Aku masih harus berjuang sebentar lagi. Sanggup? I believe in you. Aku percaya padamu." Wisnu memakan nasi pecelnya dengan menggunakan jemarinya. Itu cara makan den
"Hal paling sulit dalam pekerjaan adalah menangani manusianya. Karena manusia mempunyai keinginan, nafsu dan emosi yang sering membelokkan tujuan asal." by Wisnu. "Kamu itu cuma kaya karena jadi menantu, cuma bayangan orang kaya, Wisnu. Bukan asli kaya seperti mertuamu, atau kakekmu yang bekerja dari 0. Nah lalu kenapa kamu sombong sih?" Kelvin ketus bicara.Wisnu lalu menjawab dengan santai, "Lho saya sombong gimana sih, Kelv? Dimana, kapan? Apanya yang disombongkan? Anda sendiri cuma putra mahkota, langsung kaya dengan sendok emas di mulut kan?" sergah Wisnu kesal."Bravo! Benar itu. Dan sungguh serasi dengan Sinta yang juga sama kondisinya kan?" Kelvin percaya diri."Apa yang serasi itu selalu baik? Kadang ehem ... seringkali orang justru mencari yang tidak sama, unik, kalau orang Jawa bilang tumbu oleh tutup, sehingga sali
"Hati adalah sebuah misteri keindahan tersendiri, tak tahu dia akan bermula dan berakhir, tapi janganlah berakhir karena hati tetap di sini untuk memaafkan dan mengerti." by Sinta. "Sudah malam jumat lagi, Sayangku. Aku capek sih tapi juga sedang bergairah tumpah. Tunaikan tugas enak, yuk?" ajak Sinta sambil begitu saja melepas celana jeans ketat yang dari tadi dikenakannya. Wisnu cuma melongo. Batinnya bernyanyi mes** 'Hah dahsyat, cuma melepas celana saja, istriku sudah turn me on' "Bergairah tumpah itu apa, Yank?" Wisnu jadi ikut-ikutan melepas celana dalamnya, siap-siap ga ada salahnya kan? Lagian sudah engap rasanya. "Ya melihat suamiku siap siaga gitu, meski awalnya ikut-ikutan, jadi tumpah meruah gairahku hehe." Sinta melepas baju kaosnya. Jadi sekarang dia hanya berpakaian dalam saja. Warna dalaman hitamnya tampak seksi di tubuh putih mulusnya.
"Investasi waktu, tenaga, kerja keras serta banyak lainnya tidak akan terbuang percuma. Semua akan berbuah indah pada saat yang tepat." by Wisnu. (SETAHUN KEMUDIAN) Setahun lebih sudah telah berlalu, kini Wisnu semakin matang sebagai pribadi maupun sebagai pebisnis yang lumayan handal. Meski perlahan, bukan tipe orang yang quick learner (pembelajar cepat), Wisnu adalah tipe pekerja keras yang sabar, tabah dan tidak mudah menyerah. Meski jatuh dua kali, dia akan bangun ketiga dan keempat kali, bahkan sampai berkali-kali dan akhirnya berhasil! Wisnu sangat tangguh, ulet dan sabar. Dalam rumah tangganya, Wisnu juga berhasil mempesona istrinya sepanjang waktu. Keperkasaannya di ranjang seakan tak terbantahkan. Apalagi kini Wisnu makin rajin olahraga dan minum jamu. Meski tak jua segera hadir si bayi, atau
"Tantangan adalah satu ajakan untuk membuktikan sesuatu, benar, tidak benar atau benar-benar tidak perlu!" by Wisnu."Hai, Wisnu, aku lihat ternyata kamu cukup tangguh ya? Cukup keren jadi manajer sekarang. Tapi kata orang namanya balung kere tetap akan menonjol identitasnya. Kamu sudah siap berkompetisi?" Kelvin menyeringai dengan sombong."Apa maksud Anda? Hidup saya terlalu sibuk untuk ikut kompetisi ga jelas, ga penting. Apa manfaatnya? Ajaklah rekan lain yang seserver dengan Anda. Tidak sadarkah, bahwa kita ini terlalu berbeda? Jauhhh!" Wisnu sungguh malas meladeni Kelvin, tapi dia juga kepo akan maksud pria flamboyan ini.Wisnu membatin 'Kompetisi apaan ya? Kalau soal siapa lebih kaya dan muka ganteng, jelas aku kalah! Tapi jika siapa bisa memuaskan Sinta di ranjang, woo pasti aku pemenangnya!
"Sukses itu tidak serta merta muncul, bisa jadi dia datang perlahan. Tapi situasi tertentu bisa saja sebaliknya." by Wisnu. "Brengsek! Ga ada kapoknya ya, Anda mengejar istriku! Hapus obsesi Anda! Sinta sudah punya saya, selamanya akan begitu, Kelvin!" ungkap hati Wisnu yang kesal. "Wisnu, ada apa kau datang marah-marah? Memangnya apa yang kuperbuat sama istrimu?" Kelvin bangkit dari lantai ubin. Dia mengusap pantatnya yang jadi sakit karena terjatuh. "Apa yang anda lakukan kepada Sinta saat di depan toilet klub karaoke sekitar setahun lebih yang lalu? Mau mungkir Anda?" Wisnu langsung menuduh tanpa basa-basi. Karena sumbernya valid. "Oh ya ampun. Aku lupa. Maaf, Wisnu! Aku lelaki normal, agak mabuk, sudah malam, di tempat bersenang-senang seperti itu dan masih sangat menyukai istrimu yang seksi abis! Wajar dong?
"Hati manusia bisa dibolak-balik Alloh Swt. Apapun kelakuannya akan diampuni dan dilupakan asalkan dia mau bertobat." by Wisnu."Om Adi, lagi ngapain Om ada di sini? Siapa perempuan itu? Kenapa kalian berani mesra-mesraan? Dasar orang ga tau malu!" bentak Bari kepada sepasang manusia itu. Om Adi tergagap. Peluhnya jadi mengalir dan perutnya mendadak mual. Rasanya dia ingin tenggelam ke dasar samudra andai bisa. "Ah, bukan siapa-siapa, kok, Bari. Ini teman biasa Om saja." Sambil agak gemetar Om Adi menjelaskan. Bibirnya gemetar dan bertingkah gelisah, tanda kalau dia berkata bohong. "Om kira aku percaya gitu aja? Kalian saling meremas di bawah meja, aku tahu Om. Kau juga lihat kan tadi Nadine?" Bari bertanya pada Nadine dengan mengedipkan matanya. Nadine hanya mengangguk dengan pasti. Gadis ini merasa sangat mal
"Yakin dan percaya. Bahwa semua musibah bisa diambil hikmahnya, asalkan selalu menggunakan bening hati, doa dan usaha."by Wisnu."Sudahlah Tante, Wisnu tak menaruh dendam kok. Dan tawaran Wisnu masih berlaku soal pengobatan dari paman aku. Demi menjaga keharmonisan rumah tangga Tante. Mau Tante?""Suer itu manjur, Wisnu?" Tante Mirna masih ragu dengan obat herbal ala ndeso itu. Dia terbiasa dengan obat dan dokter modern. Bagaimana bisa menaruh percaya kepada pengobatan yang tradisional? "Insyaallah, Tante. Mungkin ada 90% lebih yang cocok bagi kesembuhan kebanyakan pasien. Namanya juga ikhtiar, Tan. Kalau Tante mau, nanti aku tinggal telpon beliau dan pesan. Nanti obatnya hmm jamunya akan dikirim ke sini lewat ekspedisi, semudah itu." Wisnu menjelaskan dengan nada lembut.Kebanyakan pasien memang akan ragu awalnya mencoba obat herbal baru, dan Wisnu memakluminya. Apalagi ya
"Alih peran dari seseorang yang dinafikkan kehadirannya, menjadi seseorang andalan tersayang, adalah jalan yang bukan mustahil. Karena dialah menantu paling oke." by Hendra. "Tidak sih, kukatakan aku ingin berinvestasi. Dan aku tertarik pada bisnis bidang pendidikan seperti keluargamu. Nah gak ada salahnya mencoba kan?" jelas Wisnu melindungi harga diri Kelvin. "Terimakasih, Wisnu. Kau memang benar-benar sebaik itu. Tak mau mengatakannya karena kau mau lindungi kehormatanku, kan? Memang niatmu berinvestasi dan ini artinya juga bantuan besar buat bisnisku. Aku mengerti dan berterimakasih sakali." Kelvin terisak dalam keharuan yang amat sangat. Kini makin pahamlah dirinya, Wisnu memang pantas untuk Sinta. Segala konsep kesombongan, the have yang harus menikahi sesama the have, dan konglomerat tak boleh menikahi kaum awam, semua menguap tak ada gu
"Akhirnya kadangkala prestasi tidak hanya diraih karena kerja keras dan cerdas, tapi juga faktor lucky, keberuntungan." by Wisnu. (2 TAHUN KEMUDIAN) Wisnu terkadang tak memahami jalan hidupnya yang sungguh berliku, walau sangat menarik, dan alhamdulillah dengan progress naik terus. It's an exciting life. Kini Wisnu menjabat sebagai CEO dari perusahaan kakeknya PG alias Phenomenon Group sudah 5 tahun. Seorang kakek yang bahkan belum pernah ditemuinya di dunia nyata. Kakek yang hanya dia kenal dari sebuah foto lama yang kusam dalam sebuah liontin wasiat neneknya. Kakek itu bernama Kakek Anom. Kakek Anom yang justru jadi akrab di hatinya, melalui kisah haru birunya yang diceritakan kembali kakek mertuanya, kakek kandung dari istrinya, Darmanto. Inilah kisah hidup Wisnu yang sungguh luar biasa. Kebetulan dan lua
"Kerja keras itu tidak akan menyakitkan. Hanya capek yang bisa sembuh. Bermalas-malasan dan tanpa tujuanlah yang menyebabkan kita sakit permanen." by Hendra. "Hmm masak sih, temanmu sampai kena tipu kayak gitu, Sin? Kasihan banget ya. Eh ... trus si cowok kaya, sombong, tengil hmm ... maksudku si Kelvin, your forever admirer itu, gimana kabarnya? Sepertinya sumber beritamu akurat deh, Sayang?" tanya Wisnu kepada istri tersayangnya. "Banget! Si Dina kan pengamat sosmed banget. Mama sosialita dia, Mas. Lagian juga kan lakinya jadi polisi pangkat tinggi. Jadi mungkin dia dapat informasi tertentu, khusus dan rahasia yang orang biasa mungkin ga bisa akses." Sinta senyum-senyum sambil makan kwaci. Dia santai saja hari ini, karena anak-anak lagi ikut jalan-jalan sama kakek neneknya ke kebun raya Bogor. "Trus kalo Kelvin gimana?" des
"Khilaf itu biasa dan bisa dialami manusia, itu manusiawi, dan selalu ada jalan kembali memperbaikinya."by Wisnu. "Wah, lagi-lagi kamu menang, lho Didi sahabatku. Karena kamu sudah punya anak kedua, saat anak pertama usia 7 tahun. Sedangkan aku si kembar sudah usia 8 mau 9 tahun baru hamil 6 bulan hehe." Sinta merasa kalah dalam hal ini. Tak apalah. "Ah, kita dari dulu lucu bin unik bin norak ya, saingan eh soal anak hehe. Asyik tapi memang haha. Eh gimana kehamilanmu, Sinta? Lebih santai atau lebih payah dari dulu? Atau sama aja? Ga ada beda yang berarti gitu?" Didi melontarkan tanya yang lengkap dan detil euy. "Hehe biar hidup lebih hidup, Nek. Kehamilanku lebih santai, Di. Enak dan ga serewel dulu. Lebih santuy istilah sekarang. Ga ada juga drama-drama suami dan papaku jadi buciner sejati kaya kehamilan pertama dulu haha.
"Bertemu teman lama seperti bertemu keluarga sendiri. Bertemu keluarga sendiri bahkan seperti bertemu kekasih jiwa sendiri. Seperti itulah kedekatan hati." by Wisnu "Kakek Darmanto sakit? Sakit apa Kek? Ini ada Wisnu datang. Pasti sakit kangen sama aku ya, Kek? Eh kegeeran aku hehe." "Iya Wisnu, kamu jarang kesini sih, jadinya kakek kesepian ga ada teman berhaha hihi. Tidak ada yang menghalau gabut kan jadinya." Kakek jadinya curhat. "Nah, Kakek makanya sering-sering nginep di rumah Wisnu dong. Kan dekat aja, Kek. Lagian Allen Allan juga pasti kangen kakek buyutnya."Ada sebulir bening mengintip di pojokan mata Wisnu, yang dihalaunya secepat mungkin sebelum ketahuan kakek. "Iya, nanti kakek nginep deh, kayak butuh banget gitu yak kamu. Ehm kalau lama boleh nggak?" Kakek yang tadi wajahnya pucat sekarang sudah agak memerah. Dia
"Cinta dan cinta, menjadi cerita berjuta-juta. Indahnya meraga sukma, perihnya tak mungkin terhindar." by Wisnu. "Gimana kabar Rara Riri, Bu? Ibu bapak sehat aja kan?" Wisnu bertanya penuh perhatian. "Rara Riri lagi sibuk kuliah aja, Nu. Juga persiapan, katanya mau kuliah kerja nyata semester depan. Ibu sih sehat saja, stabil. Bapakmu nih, jadi rada aneh." Ibu Sri jadi curhat ke anak sulungnya, mumpung si bapak lagi sibuk di kebun. "Aneh bagaimana, Buk? Bapak itu unik kali, Bu. Bukan aneh hehehe." Wisnu berusaha memperbaiki citra bapak idolanya. "Hehe iya memang unik bapakmu. Tapi bukan itu maksud ibu, Nak. Bapakmu itu kadang kalau soal makanan, bebas aja, loss gitu, Nu. Makanan nggak mau dibatasi, makan hanya makanan apa yang disukainya. Bapakmu nggak ingat umur. Umur sepuh k
"Cinta adalah sumber kekuatan mahadahsyat yang bisa menggerakkan sekaligus mematikan langkah manusia." by Wisnu (3 TAHUN KEMUDIAN) Waktu terus berlalu berkejaran menurut sang empunya hidup mengaturnya. Tak ada yang bisa mencegah berlalunya waktu, pun mempercepatnya agar lebih laju mengejar keinginan diri. Tak terasa kini Allan dan Allen sudah berusia 8 tahun dan tampaknya baru akan dikarunia adik lagi dengan berita kehamilan Sinta yang membuat semua keluarga Wiguna bersuka cita. Banyak perubahan terjadi pada hidup keluarga kecil Wisnu. Kini mereka mempersiapkan akan mempunyai anggota keluarga ke-5, dan dia akan hadir 3 bulan lagi. 6 bulan sudah usia kehamilan Sinta, dan berdasar pemeriksaan usg tampaknya adik Allan dan Allen adalah perempuan. Yeah Alhamdulillah. Betapa bahagianya Sinta karena kini dia akan mempunyai putri, y
"Mata dibalas mata, gigi dibalas dengan gigi. Apa yang diperbuat itulah yang akan dituai." by Wisnu. "Makanya inilah hukuman buat mereka, Wisnu. Ada pepatah siapa yang menanam dia yang menuai juga. Kamu juga selama ini menanam kebaikan, kerja keras, ketekunan, maka dapatlah kejayaan dan kepercayaan." Kakek menepuk pundak Wisnu dengan bangga. Beliau menjabarkan semua ini dengan bijaksana. Wisnu menunduk penuh haru. "Iyakah, Kek. Wisnu berhak atas semua kekayaan kakek Anom yang luar biasa ini? Wisnu mikir ya, Kek, untungnya punya tubuh sehat dan jantung kuat. Andai tidak, sudah pingsan dari kemarin, Kek. Ga kuat menerima kenyataan. Allah sungguh Maha Besar menunjukkan kuasanya!" Mata Wisnu membasah, dari kemarin rasa bahagia, haru, tak percaya, linglung, masih terus memenuhi pikiran dan perasaannya. "K
"Jalan hidup manusia bisa berubah sangat luar biasa, dihubungkan dengan satu demi satu kepingan puzzle acak yang sangat rumit. Semua mungkin saja terjadi atas izin-Nya." by Darmanto. "Waw, romantis juga nenekmu. Boleh kakek melihat fotonya?" "Tentu saja boleh, Kek." Wisnu lalu membukakan liontin itu, dan menyerahkannya ke kakek Darmanto. Kakek Darmanto terkejut, dia merasa seperti mengenal lelaki dalam foto itu. Tapi ragu karena sudah agak buram. "Kamu sudah bisa menemukan lelaki ini, Wis? Apa dia kakekmu?" Kakek makin penasaran. Hatinya merasa tergetar. "Belum, Kek. Wisnu sudah cari selama tiga tahun, karena surat nenek juga baru ketemu. Sepertinya pria ini sudah meninggal. Wisnu tak tega mau bicara sama ibukku, bahwa bapak yang tak pernah menemuinya dalam hidup itu sudah tiada."Wisnu mengusap buli