Share

Bab 192

Beberapa hari kemudian, Dinda melangkah dengan penuh harap menuju gedung pencakar langit tempat berdirinya Adamson Corporation.

Dia menepati janjinya untuk bertemu dengan Kevin, berharap di balik tembok beton ini akan menemukan harapan baru dalam hidupnya.

"Ya Tuhan, mudah-mudahan aku diterima di kantor ini," ucapnya dalam hati, mencoba untuk menguatkan diri.

Namun, saat Dinda hendak melangkah masuk ke dalam gedung dan menuju meja resepsionis, dia justru tak menyangka bertemu dengan sosok yang kerap meliputi hari-harinya dengan nuansa kelabu—pria menyebalkan yang hampir tak pernah tersenyum saat berjumpa dengannya.

"Se–selamat siang, Pak Dimas," ucap Dinda dengan ragu-ragu, menyapa asisten dari pemilik perusahaan ini.

Tak seperti yang diharapkan, Dimas malah menyambut dengan sikap ketus. "Mau apa kau datang ke sini?" tanyanya dengan sinis, membuat Dinda semakin merasa gelisah.

Dinda mencoba mengambil nafas dalam-dalam, lalu saat hendak menjawab pertanyaan tersebut, tiba-tiba ter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status