Share

Bab 169

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2024-04-10 01:10:55

Sebagai seorang pemimpin yang tanggung jawab atas proyek yang dipegang oleh perusahaannya, Kevin selalu menyempatkan diri untuk melakukan peninjauan lapangan.

Hanya dengan melihat langsung pembangunan yang berlangsung, hatinya merasa puas dan yakin bahwa proyek tersebut berjalan dengan baik.

Bagaimanapun, Kevin tak ingin mengecewakan klien bisnisnya dengan proyek yang mangkrak di tengah jalan, sebab ia tahu betapa banyak kasus di mana proyek gagal ketika dibiarkan sepenuhnya pada anak buahnya.

Dengan semangat api yang membara, Kevin melakukan komunikasi langsung dengan para pekerja dan tim yang ada di lapangan.

Ia mendengarkan keluhan mereka, menyerap curahan hati mereka mengenai apapun yang berhubungan dengan proyek yang sedang dijalani.

Para karyawan tentu sangat bersyukur bisa memiliki bos seperti Kevin, terutama kepala proyek yang selalu mendapat pujian dari sang pemimpin.

Adanya dukungan dari Kevin membuat mereka semakin bergairah dan bersemangat untuk menyelesaikan proyek t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 170

    "Kau ini nakal, ya," celetuk pengusaha tua itu, nafasnya tersengal-sengal. "Selalu saja mencoba menggodaku. Aku tak bisa menahan hasrat ini lama-lama, kau harus segera melayani aku!" ucapnya dengan suara serak dan penuh nafsu yang kian membuncah.Dengan gerakan nakal, hasrat mereka memuncak di tempat itu. Tak peduli pengawal di sekitarnya, yang pura-pura tak melihat kejadian di depan mata mereka. Pakaian keduanya kini terlepas, berhubungan di depan orang lain bukanlah hal baru bagi pengusaha tua ini. Para pengawalnya telah kerap menyaksikan adegan mesra sang atasannya di berbagai tempat, bahkan di dalam pesawat. Kini, pengusaha itu kembali mengeksplorasi hasratnya bersama wanita muda yang imbalannya cukup untuk mencarikan pengacara guna meringankan hukuman Daniel dan Galen. Baginya, tak ada yang tak mungkin demi kebahagiaan dua gadis remaja ini, meski harus menghabiskan waktu bersama pria tua itu. Bosan atau tidak, tak ada jaminan bagi Raras dan Jenni yang masih berstatus "tawan

    Last Updated : 2024-04-10
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 171

    Satu Bulan berikutnya.Hari ini, Kevin bersama beberapa pengusaha lainnya menghadiri sebuah acara besar yang diadakan oleh pemerintah yang selama ini melindunginya. Mereka bersaing memperebutkan sebuah proyek raksasa, dan sejatinya pihak pemerintah sendiri cenderung condong untuk menyerahkan proyek ini kepada Adamson Corporation. Namun, demi menjalankan alur dan prosedur yang ada, mereka harus mempertimbangkan beberapa poin penting, seperti mengkaji kembali isi proposal dan melihat presentasi yang disajikan demi menilai pilihan terbaik yang akan diambil. Meski begitu, intuisi pemerintah tetap meyakini bahwa Adamson Corporation-lah yang akan keluar sebagai pemenang. Dalam sesi tersebut, beberapa pengusaha berkompetisi dengan memperlihatkan kemampuan terbaik mereka lewat presentasi masing-masing. Semakin lama, suasana acara menjadi semakin tegang, menguras tenaga dan emosi para peserta yang saling beradu keunggulan. Akhirnya, saatnya Kevin mendapat giliran untuk tampil sebagai pen

    Last Updated : 2024-04-12
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 172

    Sementara itu, di sisi lain, Dimas mengalami kesialan yang luar biasa. Ia tak sengaja menabrak seseorang hingga orang tersebut kecelakaan dan menderita patah tulang pada tangannya. Dimas berjanji akan membiayai semua pengobatan untuk wanita tersebut, yang ternyata sosok wanita cantik yang membuat hatinya berdebar. "Kau telah membuat anakku cacat! Aku akan menuntutmu ke kantor polisi!" teriak seorang wanita paruh baya di hadapan Dimas, wajahnya memerah penuh amarah. "Maaf, Nyonya... tadi saya benar-benar tidak sengaja. Saya tidak melihat kalau anak Anda datang dari arah yang berlawanan. Kalau saya tahu, saya tidak mungkin menabraknya," ucap Dimas dengan suara bergetar, masih menahan emosinya. Sejak tadi, dirinya sudah dimaki-maki, padahal ia bertanggung jawab dan kini sudah berada di rumah sakit bersama wanita yang ditabraknya. Dengan nada mendesak, wanita paruh baya itu berkata, "Kau harus menikahi anakku! Karena tidak mungkin ada orang yang mau menikahi anakku setelah melihat ko

    Last Updated : 2024-04-12
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 173

    "Saya yakin Anda yang akan memenangkan tender ini, Tuan," ucap sang asisten penuh keyakinan setelah satu minggu mereka melakukan presentasi tentang proyek besar itu. Hari ini, mereka seharusnya mendapatkan email penting dari pihak pemerintah. "Semoga saja," gumam Kevin sambil mengusap dagunya. "Aku juga berharap perusahaan kita yang mendapatkan kontrak kerjasama tersebut. Ini kan jangka panjang dan lumayan bisa membantu banyak karyawan di kantor ini untuk memiliki penghasilan lebih." Asisten mengangguk penuh semangat, "Doakan saja, mudah-mudahan kita yang memenangkan tender itu,” ucap Kevin.“Saya sih sangat yakin Anda memang pemenangnya, Tuan. Tak mungkin yang lain!" Saat ini mereka berada di ruang kerja Kevin, yang baru saja menyelesaikan rapat pagi bersama seluruh karyawannya. Suasana di ruangan itu terasa penuh harap dan tegang. Kevin mengalihkan perhatiannya sejenak, "Apa jadwalku hari ini?" tanyanya pada sang asisten. "Hari ini Anda memiliki pertemuan dengan Duta Besar da

    Last Updated : 2024-04-13
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 174

    Asisten yang mendengarkan sepakat, "Saya juga berpikir begitu, Tuan. Rasanya mustahil Kevin selalu menang dalam semua bidang dan seolah tak pernah gagal. Kali ini bahkan kedutaan besar dari negara tetangga sudi datang ke kota ini untuk bertemu dengannya, lalu difasilitasi oleh pemerintahan. Sungguh ironis jika ternyata ia menggunakan cara kotor untuk mencapai semua ini." Asisten tersebut menambahkan, menggigit bibirnya, berusaha menyembunyikan rasa takut dan kekhawatirannya akan masa depan perusahaan mereka yang terancam oleh dominasi Kevin di pasar.“Kita harus membalas semua perbuatannya! Jangan biarkan dia terus menguasai kota ini. Dia harus ditumbangkan dan digantikan oleh pemimpin perusahaan yang lebih kompeten dan visioner. Banyak orang kaya di kota ini, tapi dia terus menyogok pemerintah. Kota ini akan stagnan jika dia terus berkuasa," ujar seorang pria dengan penuh kebencian. "Dia harus menerima akibat perbuatannya." "Anda tenang saja, Tuan," sahut sang asisten, matanya berk

    Last Updated : 2024-04-13
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 175

    Keesokan harinya, Kevin melihat Dimas tampaknya sedang terlarut dalam pemikiran. Beberapa hari terakhir ini, ada perubahan gerak-gerik yang terlihat dari sang asisten. Ia pun mengambil inisiatif untuk memanggil Dimas ke ruang kerjanya. "Permisi, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Dimas saat berada di depan meja kerja sang atasan."Beberapa hari ini, aku perhatikan kau seolah menghadapi masalah berat. Apa ada yang bisa aku bantu?" Kevin menanyakan dengan tulus kekhawatiran pada sang asisten. Terdengar helaan nafas berat dari Dimas, lalu pria itu memilih untuk duduk di depan meja kerja sang atasan dan mengisahkan semua keresahan yang menimpanya."Beberapa hari yang lalu, saya tidak sengaja menabrak seseorang dan sekarang dia mengalami patah tulang. Saya sudah menanggung semua biayanya, tapi alih-alih mereka berterima kasih, justru ibunya meminta saya untuk segera menikahi wanita yang saya tabrak itu." ujar Dimas dengan wajah nanar, merasa tak bisa menahan kepedihan hatinya pada s

    Last Updated : 2024-04-14
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 176

    "Di mana istri saya?" tanya Kevin begitu baru saja menginjakkan kaki di rumah setelah pulang kerja. "Ada di kamar, Tuan. Nyonya sejak pagi tidak enak badan. Barusan saya sudah bawakan bubur untuk beliau," ucap sang kepala pelayan dengan khawatir. Tanpa menunggu lama, Kevin berlarian menuju ke lantai atas. Hatinya terasa berat, ia harus segera mengetahui kondisi sang istri."Sayang..." panggil Kevin lembut saat sudah berada di dalam kamar. Tampak istri tercinta sedang tertidur di atas ranjang. Wajahnya pucat dan tidak seperti biasanya. "Sudah pulang, Sayang?" tanya wanita cantik itu lemah pada sang suami. Kevin berjalan mendekat, lalu duduk di sisi ranjang. Dengan perasaan cemas, ia menyentuh dahi istri untuk memastikan apakah demam atau tidak. "Badanmu panas, sayang," ucapnya dengan wajah khawatir, tanpa menjawab pertanyaan sang istri. "Kita ke rumah sakit, ya?" ajak Kevin, berharap agar istri mau menerima usulannya. Namun, sang istri menggeleng lemah. "Tidak apa-apa kok, Sayang

    Last Updated : 2024-04-14
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 177

    Setelah tiba di kantor dan memimpin rapat pagi, Kevin langsung mengadakan pertemuan penting bersama para dewan direksi yang akan terlibat dalam proyek terbaru mereka, yaitu pembangunan jalan tol megah. Pertemuan singkat ini dilakukan di ruang kerja Kevin. "Baiklah, untuk mempersingkat waktu, sebaiknya kita segera melakukan survei ke lapangan terkait dengan jalan tol megah yang akan kita bangun. Saya tidak ingin ada kendala yang berakibat fatal dalam proses pembangunannya," ujar Kevin dengan tegas pada dewan direksi yang sudah berkumpul di ruangannya. "Benar, Tuan. Kita juga bisa memanfaatkan teknologi pemetaan terkini, agar pihak perusahaan dapat langsung mengamati topografi dan rute potensial secara menyeluruh. Sepertinya metode ini akan sangat efektif, Tuan," timpal salah satu anggota dewan direksi yang ikut dalam pertemuan bersama Kevin, mengenai proyek besar yang akan mereka jalani."Oke, saya setuju. Kita juga harus segera mengevaluasi wilayah yang akan kita gunakan sebagai jal

    Last Updated : 2024-04-15

Latest chapter

  • Menantu Paling Berkuasa   TAMAT

    Sore yang mendung, tak menyurutkan semangat Kevin dalam meresmikan pembukaan anak cabang Adamson Corporation sesuai rencana. Tak ada yang tahu, termasuk tamu undangan yang nanti akan hadir di sana, bahwa perusahaan ini sudah disiapkan oleh Kevin sebagai kejutan untuk sang asisten terbaiknya, Dimas. Dalam kesempatan istimewa ini, Dimas datang bersama istri tercinta, ibu mertuanya yang begitu penyayang, serta bibinya yang selalu dianggap seperti ibu kandung sendiri. Sementara itu, Kevin datang bersama sang istri, dua buah hatinya yang merupakan anak kembar berusia tiga tahun, serta ayah mertuanya yang nampak semakin sehat dan bugar. Anak-anak kembar tersebut menjadi pusat perhatian. Betapa adil Tuhan, wajah gadis kecil itu persis seperti Kevin, sedangkan bocah lelakinya menyerupai wajah sang istri. Sebuah keluarga yang harmonis, mencerminkan cinta yang tulus di antara mereka. Seperti biasa, Kevin diminta untuk memberikan sambutan sebagai pimpinan perusahaan. Dalam sorotan cahaya s

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 207

    Tiga bulan berikutnya, Kevin sedang berbincang serius dengan istri tercintanya mengenai rencana masa depan Dimas dan Dinda. "Sayang, ada hal penting yang ingin aku bicarakan," ucap Kevin pada sang istri, membuatnya penasaran. "Apa itu, Sayang? Kok sepertinya sangat penting?" tanya sang istri dengan wajah penasaran, menambah kegugupan dalam ruangan. Kevin tersenyum, merasa bersyukur memiliki istri yang begitu mendukungnya. "Sebenarnya, ini bukan hanya penting, tapi juga menyangkut masa depan Dimas dan Dinda. Aku ingin meminta pendapat dari istriku tercinta karena apa yang aku miliki, juga menjadi milik istriku." Mendengar hal tersebut, istri Kevin tersenyum lembut dan mengecup pipi suaminya sebagai tanda cinta dan dukungan. "Apa yang ingin kamu bahas, Sayang?" Dengan nafas yang berat, Kevin mulai bercerita, "Aku berencana memberikan satu perusahaan kepada Dimas. Dia sudah bekerja sangat keras untuk kantor kita, dan aku ingin dia bersama Dinda maju serta memulai segalanya dari awal

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 206

    Hari ini adalah hari terakhir Dinda dan Dimas untuk mengecap bulan madu, mereka sudah berkeliling ke berbagai tempat namun rasanya waktu itu masih kurang.Seperti pagi ini tidur mereka harus terenggut saat keduanya sudah merencanakan di hari sebelumnya untuk membeli oleh-oleh."Sayang, ayo bangun kita harus segera menuju ke tempat oleh-oleh jangan sampai nanti pulang malah tidak membawa apa-apa,“ ucap Dinda pada sang suami Dimas saat ini masih bersantai di atas ranjang setelah kelelahan selama beberapa hari ini menikmati indahnya sebagai pasangan suami istri.“Sebentar lagi Sayang aku ngantuk banget.” rasanya sangat sulit bagi Dimas untuk membuka mata dia lebih memilih untuk tetap terpejam dan berada di atas ranjang."Tapi kita harus segera pergi, Sayang. Jangan sampai kehabisan oleh-oleh," ucap Dinda dengan nada menggoda. Dinda mengeluarkan jurusnya agar sang suami mau segera bangun dari tidurnya, dirinya sudah menunggu cukup lama Namun pria ini tak juga membuka matanya hingga membua

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 205

    Pesta pernikahan Dimas terus berlangsung hingga larut malam pemilihan tempat yang outdoor membuat suasana semakin Syahdu dan terkesan akrab. Semua karyawan Adamson corporation sengaja diundang oleh Dimas dan mereka tidak ada yang tidak datang Jujur semenjak ada Dinda, Dimas sudah tidak sekaku dulu lagi minimal orang kedua di kantor tempat mereka bekerja sudah lebih sering tersenyum ketimbang sebelumnya. Semakin malam pesta semakin larut hentakan musik di pinggir pantai memecah suasana malam itu mereka berpesta pora hingga akhirnya pesta pun berakhir. Setelah berbulan-bulan persiapan yang melelahkan, Dimas dan Dinda akhirnya menyelesaikan pesta pernikahan mereka dengan sukses. Dikelilingi oleh cahaya gemerlap lampu dan tumpukan karangan bunga, mereka berdua tampak kelelahan namun bahagia. Dalam pelukan satu sama lain, mereka menghela nafas lega, menikmati momen indah setelah perjalanan panjang menuju hari yang mereka nantikan. “Akhirnya semua ritual melelahkan kita berakhir,” uc

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 204

    Pernikahan Dimas dan Dinda"Sayang, apa kau sudah siap?" tanya Kevin pada sang istri. Hari ini mereka akan menghadiri acara pernikahan Dimas dan Dinda, acara sakral yang dihadiri oleh keluarga besar kedua belah pihak. "Sebentar, Sayang. Dua menit lagi, tinggal memakai berlian saja kok," ucap sang istri, yang membuat Kevin tersenyum bahagia. Padahal, istrinya sudah diberikan waktu cukup lama untuk berdandan; bahkan Kevin sempat bermain bersama kedua anak kembarnya. Namun, begitu kembali, sang istri masih sibuk berkutik di depan meja rias. Sementara itu, istrinya ingin tampil sempurna agar tidak membuat sang suami malu. "Iya, sayang, berapapun waktu yang kau inginkan pasti akan kuberikan," ucap Kevin dengan lembut. Zara tertawa kecil, tak mengetahui apakah kalimat itu sarkasme atau benar-benar dari hati Kevin, sebab ia tahu suaminya telah menunggu cukup lama. "Sabar dong, Sayang. Sebentar lagi," ucap Zara dengan menggoda. Tak berselang lama, ia pun mendekati Kevin, ternyata sang

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 202

    Kevin dan Dimas berdiri kokoh di tengah jalanan yang sepi dan mulai gelap, terasa begitu mencekam dan hening, matapun tertuju pada para preman bersenjata api. Jantung mereka berdegup semakin cepat; namun mereka tahu bahwa mereka harus bertindak gesit untuk melindungi diri sendiri serta orang-orang di sekitar. Keduanya lantas merancang strategi dengan mata fokus, tanpa sepatah kata pun terlontar, sekedar tatapan yang saling bercerita dan penuh tekad bersama. Siap menghadapi bahaya yang melayang di atas kepala mereka, mereka mempersiapkan segala yang dibutuhkan. Tak lama, preman-preman itu mulai mendekati dengan niat yang jelas. Kevin dan Dimas pun segera melancarkan aksi mereka. Keduanya mengandalkan keterampilan bertarung serta refleks yang telah mereka asah, bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan para penjahat tersebut. Angin meniup lantang, suara bentrokan demi bentrokan memecah kesunyian, menjadikan malam itu satu episode yang tak akan pernah dilupakan oleh siapapun yang m

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 202

    Malam itu, Kevin duduk di balkon kamarnya bersama istri tercinta, setelah berhasil menidurkan kedua anak kembarnya yang lucu. Rencana yang akan dibahas adalah mengenai persiapan pernikahan Dimas dan Dinda, keduanya yang telah lama diincar oleh hati Kevin untuk dipertemukan. Kebahagiaan Dimas adalah kebahagiaan bagi Kevin. Tidak hanya sebagai asisten pribadi yang sudah seperti keluarga, tetapi juga sahabat yang selalu setia menemani Kevin dalam suka duka. Diiringi malam yang tenang, ia menggenggam tangan istri dan berbicara dengan tulus dari lubuk hatinya. Kevin ingin meminta izin untuk memberikan biaya pernikahan untuk Dimas dan Dinda. Bagaimanapun, Dimas telah memberikan begitu banyak hal dalam hidup mereka dan tentunya Kevin sangat berharap sang istri tidak keberatan dengan keputusannya.Tentu saja tidak ada kebahagiaan yang lebih besar bagi Kevin selain melihat orang-orang di sekitarnya bahagia. Karena ia tahu betul bahwa Dinda telah mencuri hati Dimas sejak pertama kali bertemu

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 201

    Satu Tahun kemudianHubungan Dimas dan Dinda semakin menemukan titik kebahagiaan mereka benar-benar tak menyangka akhirnya bisa sampai di titik ini. Malam ini Dimas mengajak Dinda untuk makan malam bersama. Jujur ada desir hangat mengalir dalam darah dinda."Dinda, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu,” ucap Dimas gugup. Demi apapun Dimas tak pernah sebelumnya merasa segugup ini."Apa itu, Dimas? Jangan membuatku gugugp deh,” jawab Dinada penuh rasa penasaran Dinda berharap Dimas menyatakan cinta padanya, sudah sejak lama Dinda menunggu ungkapan cinta dari lelaki yang terkenal dingin ini namun tak kunjung terjadi juga.“Hmmmm,” Dimas berdehem gugup. "Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu. Kamu membuat setiap hari menjadi lebih cerah dan berarti bagiku. Aku mencintaimu, Dinda, dengan segenap hatiku."Dinta membelalak mendengar ungkapan cinta dari pria kutub utara ini. Benarkah ini? Atau aku hanya bermimpi? ... Aku juga mencintaimu. Kamu adalah sumber kebahagiaanku,” sayangny

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 200

    Sementara itu di sebuah restoran mewah Kevin sengaja meminta istrinya untuk datang ke restoran hari ini.Dia mengajak sang istri untuk makan siang bersama, senyum mengembang di bibirnya ketika melihat wanita yang ia cintai sudah tiba di hadapannya.“Wah, kau cantik sekali, Sayang," ucap Kevin dengan nada rayuan, memandangi sang istri yang berdandan cantik. Wanita itu mencebik, merasa gusar dengan cara suaminya memujinya. "Memangnya selama ini aku tidak cantik, Sayang?" tanya sang istri, menegaskan kalimatnya. Kevin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tersenyum geli. "Tentu saja cantik. Tidak ada yang bisa mengalahkan kecantikan istriku," jawabnya dengan hati-hati. "Ayo sayang, kita makan siang dulu. Aku sudah pesan makanan kesukaanmu," ajaknya seraya menunjuk hidangan yang sudah tersaji di atas meja makan. Kevin menggenggam tangan sang istri, tatapannya lembut dan sayang. "Sesekali kita perlu menghabiskan waktu berdua saja, Sayang. Semoga di waktu yang akan datang, kita bisa leb

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status