Share

Bab 109

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-12 15:56:29

Matahari hampir saja terbenam ketika Kevin baru saja menyelesaikan pekerjaannya di kantor Johanes Group.

Tepat saat itu, ponselnya berbunyi keras menandakan ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dia kenal.

"Siapa ini? Mengapa meneleponku pada saat seperti ini?" gumam Kevin sambil merasa penasaran dan sedikit kesal.

Dia baru saja berniat untuk pulang dan menenangkan pikiran setelah seharian bekerja keras untuk perusahaannya dan perusahaan sang kakek.

Namun tampaknya masih ada hal yang harus dihadapinya. Sejenak, Kevin terdiam memikirkan apakah harus mengangkat telepon itu atau tidak.

Tetapi, rasa ingin tahunya akhirnya mengalahkan keengganannya, dan dia pun memutuskan untuk mengangkatnya.

"Siapa tahu ini adalah sesuatu yang penting atau bahkan mendesak yang harus aku tangani," gumamnya dalam hati.

Kevin tidak menyadari bahwa panggilan tersebut akan membawa perubahan besar dalam hidupnya.

Kevin teringat akan istrinya, yang baru saja berpamitan untuk pergi berbelanja di swalaya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 110

    Di tempat yang berbeda, Dimas tengah berusaha keras untuk membantu Kevin agar segera menemukan bukti pembunuhan kedua orang tuanya. Dalam benaknya, pertanyaan-pertanyaan mulai muncul, apakah nanti akan berhasil mengungkap kebenaran? Apakah orang-orang yang bersembunyi di balik kejahatan ini akan segera tertangkap?Namun, saat itu, orang suruhan Dimas datang ke kantor Adamson Corporation dengan wajah pucat pasi. Raut wajahnya seolah membawa pesan buruk, yang membuat hati Dimas berdesir. Dalam hati Dimas, pertanyaan yang muncul adalah, ‘Apa yang sudah terjadi? Apakah mereka harus menghadapi kesulitan lebih besar lagi?’ Orang suruhan itu langsung menyampaikan berita buruk pada Dimas, bahwa saksi kunci yang hampir mereka dapatkan tiba-tiba membatalkan perjanjian. Mendengar kabar itu, hati Dimas sontak bergetar hebat.Mungkinkah saksi kunci itu telah diancam atau bahkan sengaja disingkirkan oleh Tuan Baron? Lalu, apa yang harus mereka lakukan sekarang?Dimas merasa kehilangan arah, seo

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 111

    "Apa yang Anda inginkan dari saya, Tuan Baron?" tanya Kevin, suara angkuh dan menantang masih terasa di setiap kata-kata yang terucap. Ia berusaha untuk tampak tegar, kendati ia sangat tahu bahwa saat ini istrinya, Zara, sedang menjadi sandera sang mafia. Hatinya meronta-ronta, mencoba mencari cara terbaik untuk menyelamatkan nyawa Zara tanpa harus kehilangan segalanya. "Tak banyak. Kalau kau mau istrimu Zara selamat, serahkan semua perusahaanmu padaku, termasuk perusahaan Johanes Group yang baru kau akuisisi!" seru Tuan Baron tegas. Kevin merasakan api amarah dan kebencian membakar di dadanya.Kedua tangannya mengepal erat saat mendengarkan tuntutan sang mafia. ‘Apa haknya dia untuk mengambil semuanya dariku? Dan bagaimana bisa ia mengancamku dengan nyawa Zara sebagai tebusan?’ gumam Kevin dalam hati, perasaan hampa mulai merasuki pikirannya. Kevin menatap dingin ke arah luar jendela hotel sambil berkomunikasi melalui sambungan telepon dengan sang mafia, dia menyimpan amarah ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 112

    Setelah menghabiskan dua hari di Kota West Country, Kevin akhirnya mendapat telepon yang mengubah segalanya. “Siapkan semua yang saya inginkan Tuan Adamson. Sebentar lagi kita akan bertemu,” ucap Tuan Baron di balik sambungan telepon.Suara di ujung telepon itu mengatakan bahwa dirinya harus membawa jaminan seluruh aset yang Kevin miliki untuk Tuan Baron jika kamu ingin istrinya tercinta, Zara, selamat.Hati sang presdir berdegup kencang saat itu juga. Mereka menculik Zara untuk menekan Kevin. ‘Mereka pasti sudah tahu bahwa Nona Zara adalah segalanya bagi Tuan muda,’ gumam Dimas di dalam hati. Saat ini dirinya dan Pedro ikut mendengarkan telepon dari Tuan Baron.Tanpa berpikir dua kali, Kevin langsung menyetujui permintaan sang mafia itu.“Tenang saja Tuan, saya akan membawa semua yang anda minta. Asal ingat jangan berani menyakiti istri saya.” Tak peduli apakah nantinya dia akan kehilangan semua yang dia miliki, asal Zara bisa kembali dengan selamat, itulah yang terpenting.Kevin

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 113

    "Sial, kenapa harus ditunda terus?" gumam Kevin saat membaca pesan singkat dari Tuan Baron, sang mafia, yang berisi perintah keras."Jangan bergerak sebelum saya memberi perintah pada Anda."Keresahan dan rasa penasaran yang muncul di wajah Kevin membuat Dimas terdiam sejenak dan bertanya pada sang atasan.“Kenapa, Tuan?" tanya Dimas.Kevin menatap Dimas dengan ekspresi yang berat dan penuh tekanan."Sepertinya mereka punya niat yang tidak baik. Mereka mungkin berusaha mengulur waktu sebisanya, mungkin saja mereka sudah tahu rencana kita." Dia menggenggam erat tangan dan merasa kehilangan pilihan dalam situasi yang mencekam ini. Dimas mengangguk setuju, "Betul sekali, Tuan. Saya yakin mereka sengaja bermain dengan kita agar bisa menyudutkan kita nantinya. Kita harus berhati-hati dan bersiap untuk melancarkan serangan jika situasi semakin memburuk." Dimas tak bisa menyembunyikan rasa panik yang meluap-luap di dalam pikirannya, ‘Aku dan tim harus bisa menyelamatkan Nona Zara, nyonya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 114

    "Pak Dimas, Anda dan Tuan Muda Kevin bisa masuk lewat ekor Pak. Di dalam sana ada banyak sekali kawat yang dialiri aliran penyengat untuk memastikan tak ada orang yang bisa melewatinya. Tapi, Anda dan Tuan Muda tak perlu khawatir, karena saat ini saya dan tim sudah berhasil mematikan aliran penyengat itu," ujar pimpinan tim di ujung alat komunikasi tersebut, menenangkan hati Dimas dan Kevin yang terusik dengan kabar tersebut. Dimas menarik nafas lega. ‘Syukurlah, setidaknya kami tak perlu khawatir tentang bahaya tersebut lagi,' pikirnya dalam hati. Sejenak dia merasa geram kepada siapapun yang telah memasang aliran penyengat itu. 'Apa yang ada di dalam sini sehingga harus dijaga seketat ini?' tanyanya dalam hati. Dia mulai merasa was-was, namun tetap melangkah maju bersama Kevin. Di sisi lain, Kevin juga merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya ada di balik kawat-kawat tersebut. 'Seandainya saja keamanan di tempat ini tidak seketat ini, mungkin aku bisa menggali lebih dalam i

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 115

    “Tuan Baron sudah berada di lantai enam, tangga menuju kesana agak terjal, mohon berhati-hati Tuan, Pak Dimas.”Suara peringatan kembali terdengar saat Kevin hendak naik ke lantai 6.“Terima kasih,” jawabnya. Keduanya kembali fokus melumpuhkan anak buat Tuan Baron yang menjaga keamanan tempat itu."Pak Dimas, Pak Pedro sudah mulai menaiki tangga, dia bersama anak buah Tuan Baron. Saya tak tahu apa yang mereka lakukan tadi di ruangan lantai 1, karena suasana gelap," bisik suara di earphone mereka. Dimas mengepalkan tinju, rasa tidak tenang dan gelisah menyelimuti pikirannya."Tolong pantau terus ya pergerakannya, sekecil apapun itu sangat berarti untuk saya dan Tuan muda!”" perintahnya dengan suara serak sambil melirik anak buah Baron yang merintih karena kesakitan akibat ulah Dimas.“Baik Pak,” jawab ketua tim itu.Sementara itu, Kevin berada di sisi kanan sang asisten, matanya juga tetap fokus pada anak buahnya yang lain. Mereka tampak mulai kewalahan menghadapi anak buah Tuan Baron.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 116

    "Doooor Doooor Doooor!" kembali terdengar suara tembakan yang terdengar dari lantai bawah membuat Tuan Baron, langsung waspada.Pikirannya mulai berputar mencari langkah selanjutnya, ‘Apakah ini serangan dari anak ingusan itu? Siapa yang berani melawanku seperti ini? Apa dia mau nyumbang nyawa?’ Tuan Baron merasa cemas bercampur marah dan dia harus berhati-hati, sebab sepertinya lawannya kali ini bukan orang sembarangan. Begitu cepat, perhatiannya seketika teralihkan. Pria tua itu menatap ngeri ke arah pintu karena suara tembakan itu kian mendekat. ‘Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus melarikan diri? Mungkinkah pintu rahasia bisa mengantarku ke tempat yang lebih aman?’ Pikiran ini terus berkecamuk dalam kepala sang mafia yang nyalinya tak sehebat dulu karena tergerus usia, dia berusaha mencari cara terbaik untuk menyelamatkan diri dari bahaya yang semakin mengancam.Petang itu terasa seperti hari yang paling menegangkan sepanjang hidup Tuan Baron. Dalam hati, sang mafia

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 117

    Kepanikan yang melanda ditambah beban pikiran yang sang mafia rasakan, menjadikan situasi ini semakin sulit dan menakutkan. Tuan Baron, pria yang selama ini terbiasa menjalani hidup sebagai seorang mafia, merasa terdesak dan nyaris lumpuh di tengah pergolakan ini. ‘Mengapa semua ini harus terjadi? Apa yang harus kulakukan?’ batin Baron sambil mencoba menguasai diri. Wajah yang tampak tegar menjadi pembelanya, tapi hati Baron telah hancur di dalam. “Aku harus mencari cara, aku harus tetap berdiri!” tutur Baron dalam monolognya. Dia lalu merenung dalam-dalam untuk menggali segala keberaniannya dalam menghadapi situasi genting ini. Ini satu-satunya cara yang ia bisa pertimbangkan, satu-satunya kesempatan untuk melawan nasib, mengambil kembali kekuasaan, dan menggapai kemenangan atas semua rintangan yang menghadangnya. Anak buahnya telah dilumpuhkan oleh anak buah Kevin.“Minimal aku harus pergi dari sini memba aset ini, lalu kembali lagi mengambil alih semuanya,” gumamnya mengingat

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16

Bab terbaru

  • Menantu Paling Berkuasa   TAMAT

    Sore yang mendung, tak menyurutkan semangat Kevin dalam meresmikan pembukaan anak cabang Adamson Corporation sesuai rencana. Tak ada yang tahu, termasuk tamu undangan yang nanti akan hadir di sana, bahwa perusahaan ini sudah disiapkan oleh Kevin sebagai kejutan untuk sang asisten terbaiknya, Dimas. Dalam kesempatan istimewa ini, Dimas datang bersama istri tercinta, ibu mertuanya yang begitu penyayang, serta bibinya yang selalu dianggap seperti ibu kandung sendiri. Sementara itu, Kevin datang bersama sang istri, dua buah hatinya yang merupakan anak kembar berusia tiga tahun, serta ayah mertuanya yang nampak semakin sehat dan bugar. Anak-anak kembar tersebut menjadi pusat perhatian. Betapa adil Tuhan, wajah gadis kecil itu persis seperti Kevin, sedangkan bocah lelakinya menyerupai wajah sang istri. Sebuah keluarga yang harmonis, mencerminkan cinta yang tulus di antara mereka. Seperti biasa, Kevin diminta untuk memberikan sambutan sebagai pimpinan perusahaan. Dalam sorotan cahaya s

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 207

    Tiga bulan berikutnya, Kevin sedang berbincang serius dengan istri tercintanya mengenai rencana masa depan Dimas dan Dinda. "Sayang, ada hal penting yang ingin aku bicarakan," ucap Kevin pada sang istri, membuatnya penasaran. "Apa itu, Sayang? Kok sepertinya sangat penting?" tanya sang istri dengan wajah penasaran, menambah kegugupan dalam ruangan. Kevin tersenyum, merasa bersyukur memiliki istri yang begitu mendukungnya. "Sebenarnya, ini bukan hanya penting, tapi juga menyangkut masa depan Dimas dan Dinda. Aku ingin meminta pendapat dari istriku tercinta karena apa yang aku miliki, juga menjadi milik istriku." Mendengar hal tersebut, istri Kevin tersenyum lembut dan mengecup pipi suaminya sebagai tanda cinta dan dukungan. "Apa yang ingin kamu bahas, Sayang?" Dengan nafas yang berat, Kevin mulai bercerita, "Aku berencana memberikan satu perusahaan kepada Dimas. Dia sudah bekerja sangat keras untuk kantor kita, dan aku ingin dia bersama Dinda maju serta memulai segalanya dari awal

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 206

    Hari ini adalah hari terakhir Dinda dan Dimas untuk mengecap bulan madu, mereka sudah berkeliling ke berbagai tempat namun rasanya waktu itu masih kurang.Seperti pagi ini tidur mereka harus terenggut saat keduanya sudah merencanakan di hari sebelumnya untuk membeli oleh-oleh."Sayang, ayo bangun kita harus segera menuju ke tempat oleh-oleh jangan sampai nanti pulang malah tidak membawa apa-apa,“ ucap Dinda pada sang suami Dimas saat ini masih bersantai di atas ranjang setelah kelelahan selama beberapa hari ini menikmati indahnya sebagai pasangan suami istri.“Sebentar lagi Sayang aku ngantuk banget.” rasanya sangat sulit bagi Dimas untuk membuka mata dia lebih memilih untuk tetap terpejam dan berada di atas ranjang."Tapi kita harus segera pergi, Sayang. Jangan sampai kehabisan oleh-oleh," ucap Dinda dengan nada menggoda. Dinda mengeluarkan jurusnya agar sang suami mau segera bangun dari tidurnya, dirinya sudah menunggu cukup lama Namun pria ini tak juga membuka matanya hingga membua

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 205

    Pesta pernikahan Dimas terus berlangsung hingga larut malam pemilihan tempat yang outdoor membuat suasana semakin Syahdu dan terkesan akrab. Semua karyawan Adamson corporation sengaja diundang oleh Dimas dan mereka tidak ada yang tidak datang Jujur semenjak ada Dinda, Dimas sudah tidak sekaku dulu lagi minimal orang kedua di kantor tempat mereka bekerja sudah lebih sering tersenyum ketimbang sebelumnya. Semakin malam pesta semakin larut hentakan musik di pinggir pantai memecah suasana malam itu mereka berpesta pora hingga akhirnya pesta pun berakhir. Setelah berbulan-bulan persiapan yang melelahkan, Dimas dan Dinda akhirnya menyelesaikan pesta pernikahan mereka dengan sukses. Dikelilingi oleh cahaya gemerlap lampu dan tumpukan karangan bunga, mereka berdua tampak kelelahan namun bahagia. Dalam pelukan satu sama lain, mereka menghela nafas lega, menikmati momen indah setelah perjalanan panjang menuju hari yang mereka nantikan. “Akhirnya semua ritual melelahkan kita berakhir,” uc

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 204

    Pernikahan Dimas dan Dinda"Sayang, apa kau sudah siap?" tanya Kevin pada sang istri. Hari ini mereka akan menghadiri acara pernikahan Dimas dan Dinda, acara sakral yang dihadiri oleh keluarga besar kedua belah pihak. "Sebentar, Sayang. Dua menit lagi, tinggal memakai berlian saja kok," ucap sang istri, yang membuat Kevin tersenyum bahagia. Padahal, istrinya sudah diberikan waktu cukup lama untuk berdandan; bahkan Kevin sempat bermain bersama kedua anak kembarnya. Namun, begitu kembali, sang istri masih sibuk berkutik di depan meja rias. Sementara itu, istrinya ingin tampil sempurna agar tidak membuat sang suami malu. "Iya, sayang, berapapun waktu yang kau inginkan pasti akan kuberikan," ucap Kevin dengan lembut. Zara tertawa kecil, tak mengetahui apakah kalimat itu sarkasme atau benar-benar dari hati Kevin, sebab ia tahu suaminya telah menunggu cukup lama. "Sabar dong, Sayang. Sebentar lagi," ucap Zara dengan menggoda. Tak berselang lama, ia pun mendekati Kevin, ternyata sang

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 202

    Kevin dan Dimas berdiri kokoh di tengah jalanan yang sepi dan mulai gelap, terasa begitu mencekam dan hening, matapun tertuju pada para preman bersenjata api. Jantung mereka berdegup semakin cepat; namun mereka tahu bahwa mereka harus bertindak gesit untuk melindungi diri sendiri serta orang-orang di sekitar. Keduanya lantas merancang strategi dengan mata fokus, tanpa sepatah kata pun terlontar, sekedar tatapan yang saling bercerita dan penuh tekad bersama. Siap menghadapi bahaya yang melayang di atas kepala mereka, mereka mempersiapkan segala yang dibutuhkan. Tak lama, preman-preman itu mulai mendekati dengan niat yang jelas. Kevin dan Dimas pun segera melancarkan aksi mereka. Keduanya mengandalkan keterampilan bertarung serta refleks yang telah mereka asah, bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan para penjahat tersebut. Angin meniup lantang, suara bentrokan demi bentrokan memecah kesunyian, menjadikan malam itu satu episode yang tak akan pernah dilupakan oleh siapapun yang m

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 202

    Malam itu, Kevin duduk di balkon kamarnya bersama istri tercinta, setelah berhasil menidurkan kedua anak kembarnya yang lucu. Rencana yang akan dibahas adalah mengenai persiapan pernikahan Dimas dan Dinda, keduanya yang telah lama diincar oleh hati Kevin untuk dipertemukan. Kebahagiaan Dimas adalah kebahagiaan bagi Kevin. Tidak hanya sebagai asisten pribadi yang sudah seperti keluarga, tetapi juga sahabat yang selalu setia menemani Kevin dalam suka duka. Diiringi malam yang tenang, ia menggenggam tangan istri dan berbicara dengan tulus dari lubuk hatinya. Kevin ingin meminta izin untuk memberikan biaya pernikahan untuk Dimas dan Dinda. Bagaimanapun, Dimas telah memberikan begitu banyak hal dalam hidup mereka dan tentunya Kevin sangat berharap sang istri tidak keberatan dengan keputusannya.Tentu saja tidak ada kebahagiaan yang lebih besar bagi Kevin selain melihat orang-orang di sekitarnya bahagia. Karena ia tahu betul bahwa Dinda telah mencuri hati Dimas sejak pertama kali bertemu

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 201

    Satu Tahun kemudianHubungan Dimas dan Dinda semakin menemukan titik kebahagiaan mereka benar-benar tak menyangka akhirnya bisa sampai di titik ini. Malam ini Dimas mengajak Dinda untuk makan malam bersama. Jujur ada desir hangat mengalir dalam darah dinda."Dinda, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu,” ucap Dimas gugup. Demi apapun Dimas tak pernah sebelumnya merasa segugup ini."Apa itu, Dimas? Jangan membuatku gugugp deh,” jawab Dinada penuh rasa penasaran Dinda berharap Dimas menyatakan cinta padanya, sudah sejak lama Dinda menunggu ungkapan cinta dari lelaki yang terkenal dingin ini namun tak kunjung terjadi juga.“Hmmmm,” Dimas berdehem gugup. "Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu. Kamu membuat setiap hari menjadi lebih cerah dan berarti bagiku. Aku mencintaimu, Dinda, dengan segenap hatiku."Dinta membelalak mendengar ungkapan cinta dari pria kutub utara ini. Benarkah ini? Atau aku hanya bermimpi? ... Aku juga mencintaimu. Kamu adalah sumber kebahagiaanku,” sayangny

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 200

    Sementara itu di sebuah restoran mewah Kevin sengaja meminta istrinya untuk datang ke restoran hari ini.Dia mengajak sang istri untuk makan siang bersama, senyum mengembang di bibirnya ketika melihat wanita yang ia cintai sudah tiba di hadapannya.“Wah, kau cantik sekali, Sayang," ucap Kevin dengan nada rayuan, memandangi sang istri yang berdandan cantik. Wanita itu mencebik, merasa gusar dengan cara suaminya memujinya. "Memangnya selama ini aku tidak cantik, Sayang?" tanya sang istri, menegaskan kalimatnya. Kevin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, tersenyum geli. "Tentu saja cantik. Tidak ada yang bisa mengalahkan kecantikan istriku," jawabnya dengan hati-hati. "Ayo sayang, kita makan siang dulu. Aku sudah pesan makanan kesukaanmu," ajaknya seraya menunjuk hidangan yang sudah tersaji di atas meja makan. Kevin menggenggam tangan sang istri, tatapannya lembut dan sayang. "Sesekali kita perlu menghabiskan waktu berdua saja, Sayang. Semoga di waktu yang akan datang, kita bisa leb

DMCA.com Protection Status