"Kendy, Ridwan sialan itu nggak berada di pihak yang sama dengan kita. Sekarang kita ingin memasuki pasar Kota Banyuli, kalau tanpa adanya jaminan di aspek pemerintahan, akan sedikit merepotkan," kata Gilang.Kendy melirik lawan bicaranya dan berkata, "Apa kamu punya ide?""Wali Kota Banyuli perlu diganti," kata Gilang dengan santai."Tentu."Kendy langsung menganggukkan kepalanya, menyetujui saran Gilang. "Kalau begitu, nanti kita dukung dan bantu seseorang yang mendukung kita untuk menjadi wali kota. Begitu Ridwan tersingkirkan, Ardika akan kehilangan satu pendukung terbesarnya. Tanpa dukungan dari Ridwan, cepat atau lambat lima perusahaan itu akan jatuh di tangan kita.""Ya, aku setuju. Selanjutnya masih ada Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax yang harus kita singkirkan!" kata Gilang.Sambil melempar pandangan pada satu sama lain, keduanya tertawa terbahak-bahak.Mengenai penggantian wali kota seolah-olah sudah terselesaikan hanya dengan beberapa patah kata dari merek
"Guru, bagaimana kondisi Tina?"Walaupun amarah Thomas sedang meluap-luap, dia tetap memberi hormat kepada Ardika dengan sopan.Setelah mengetahui Tina menjadi target pembunuhan orang, dia langsung marah besar. Dia bergegas datang ke sini dari ibu kota provinsi.Ardika menunjuk sebuah arah untuknya, lalu berkata, "Kamu lihat keadaan adikmu terlebih dahulu, nanti kita baru bicarakan mengenai Duo Pendekar Kota Lino."Desta dan yang lainnya sangat terkejut. Mereka baru tahu hubungan antara Tina dan Thomas.Pantas saja aura yang terpancar dari tubuh pria itu begitu menakutkan.Thomas menganggukkan kepalanya, lalu segera berjalan ke arah yang ditunjukkan oleh Ardika."Tuan Ardika, Keluarga Misra sudah bekerja sama dengan Keluarga Mahasura ...."Ridwan dan beberapa orang lainnya menceritakan kejadian di Restoran Barudan kepada Ardika."Mereka benar-benar serakah."Sorot mata Ardika terlihat dingin.Awalnya dia mengira Gilang mengincar Grup Perfe dan Grup Hatari milik Luna.Dia tidak menyangk
'Apa? Aku dicopot dari jabatanku, lalu Dedi yang menjadi wali kota baru Kota Banyuli?'Begitu mendengar ucapan Derril, Ridwan langsung tercengang."Hahaha. Ridwan, kamu nggak menyangka, 'kan? Suatu hari nanti aku akan kembali ke Kediaman Wali Kota dan menggantikan posisimu?"Dedi berjalan menghampiri Ridwan dengan bangga dan menatap lawan bicaranya dengan tatapan arogan.Dulu, dia pernah bersaing dengan Ridwan untuk memperebutkan jabatan Wali Kota Banyuli, tetapi usahanya tidak membuahkan hasil.Karena itulah, dia memendam kebencian yang mendalam terhadap Ridwan."Ridwan, Tuan Gilang dan Tuan Kendy memandang tinggi kamu, tapi kamu sendiri yang nggak tahu diri. Demi seorang pecundang seperti Ardika, kamu malah mempermalukan mereka di depan umum. Sekarang kamu sudah rasakan konsekuensinya sendiri, 'kan?""Ini adalah konsekuensi yang kamu dapatkan karena menentang Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura!"Melihat orang yang dulunya adalah musuhnya dan kini sudah kalah darinya, Dedi mempermal
"Tuan Ardika, karena masalah perpajakan, perusahaan Keluarga Yendia didenda sebesar lebih dari 40 miliar!""Keluarga Remax lebih parah lagi. Dengan alasan kebersihan nggak memenuhi standar yang berlaku, beberapa hotel di bawah perusahaan keluarga kami diberhentikan beroperasi selama satu bulan, kerugian yang kami alami sudah nggak bisa diperhitungkan lagi! Ini jelas-jelas ingin membuat bisnis perhotelan kami bangkrut, mendorong kami ke jalan buntu!"Tiga kepala keluarga menceritakan kesulitan yang dialami oleh keluarga mereka kepada Ardika.Walaupun dulu keluarga mereka tidak dapat dibandingkan dengan tiga keluarga besar, tetapi tidak ada seorang pun yang pernah mengincar mereka seperti ini.Namun, sekarang, begitu Dedi menjadi Wali Kota Banyuli, tiga keluarga ini menerima banyak surat bukti pelanggaran.Mereka tahu jelas Dedi pasti sudah mulai beraksi.Desta berkata dengan ekspresi sedih, "Tuan Ardika, tolong bantu kami, pasti Dedi si bajingan itu sudah mulai beraksi untuk membalaskan
Begitu mendengar ucapan pria itu, ekspresi anggota Grup Bintang Darma langsung berubah drastis.Grup Bintang Darma sedang dalam tahap pengembangan lini bisnis.Selain itu, tidak lama lagi produk baru mereka akan diluncurkan.Kalau opersional perusahaan diberhentikan selama satu bulan, mereka akan mengalami kerugian yang sangat besar bahkan tidak bisa diukur dengan uang lagi!"Pak Zevon, bulan lalu Grup Bintang Darma baru menerima pemeriksaan, semuanya memenuhi standar yang berlaku, mengapa tiba-tiba nggak memenuhi standar?" tanya Elsy dengan sedikit cemas.Zevon Pambudi, pria yang memimpin sekelompok orang itu berkata dengan kesal, "Bu Elsy, tolong jaga tutur katamu. Apa maksudmu tiba-tiba? Apa kamu sedang mempertanyakan kemampuan profesionalitas kerja kami?"Dia adalah adik sepupu Dedi, kemarin dia baru diangkat oleh Dedi.Elsy buru-buru berkata, "Bukan begitu maksudku. Kami hanya merasa kesulitan menerima keputusan ini. Pak Zevon, bagaimana kalau begini saja? Kami akan melakukan peme
"Oh, ternyata kalian bekerja sama dengan laboratorium peralatan, ya? Kalau begitu, kami harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Begini saja, kami akan meneliti hal ini dengan saksama, surat bukti pelanggaran yang sudah kami keluarkan juga kami tarik terlebih dahulu."Tidak ingin tertimpa masalah besar, akhirnya Zevon memutuskan untuk melepaskan Grup Bintang Darma terlebih dahulu.Selesai berbicara, dia melambaikan tangannya, lalu membawa sekelompok anak buahnya pergi meninggalkan gedung Grup Bintang Darma.Baru saja melangkah beberapa langkah keluar, dia berbalik dan berjalan masuk kembali ke dalam gedung."Ardika, jangan pikir karena kamu berhubungan dengan tim tempur Kota Banyuli, kamu sudah boleh bersikap lancang padaku.""Apa kamu tahu siapa kakakku? Kakakku adalah Dedi, wali kota baru Kota Banyuli. Kakakku punya seribu satu macam cara untuk memberimu pelajaran. Hari ini, aku melepaskan Grup Bintang Darma terlebih dahulu. Tapi, aku pastikan perusahaan-perusahaan lain ya
"Kali ini Ardika sulit untuk lolos lagi. Perusahaan-perusahaan dan preman-preman yang berhubungan dengannya sudah tertimpa musibah. Bahkan Ridwan, wali kota yang selalu melindunginya juga sedang diperiksa. Kalau dia masih bisa lolos dalam situasi seperti ini, aku akan makan tahi!""Gila, gila, hanya seorang wali kota seperti Dedi saja sudah bisa membuat Ardika dan yang lainnya kewalahan menghadapinya.""Tuan Gilang dan Tuan Kendy benar-benar hebat! Tanpa perlu turun tangan sendiri, hanya dengan mengganti seorang wali kota saja, mereka sudah bisa membuat Kota Banyuli mengalami perubahan yang signifikan!"Tentu saja orang-orang yang berdiri di pihak Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura merasa sangat senang.Pada saat bersamaan, mereka juga sudah tidak sabar lagi menantikan hari kemenangan tiba.Mereka menantikan perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan Ardika bangkrut. Saat itulah, mereka sudah bisa mendapat sedikit keuntungan dari pembagian Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura."Ha
"Bu Luna, kami dari departemen pengawasan pasar menerima laporan bahwa Grup Perfe melakukan persaingan secara nggak sehat dan telah mengganggu ketertiban pasar. Bu Luna, silakan ikut dengan kami untuk menjalani pemeriksaan.""Departemen kota juga menerima laporan bahwa sebuah landasan pacu dibangun di atap Gedung Ansa secara ilegal, menyangkut masalah keselamatan yang besar, jadi kami harus melakukan pembongkaran landasan pacu tersebut. Selama proses pembongkaran, Gedung Ansa harus ditutup, mungkin sekitar satu bulan hingga tiga bulan ...."Kemudian, satu per satu anggota dari departemen terkait yang berdiri di belakang Juko menyatakan keputusan dari departemen masing-masing.Setiap keputusan itu seakan-akan sedang mendorong Grup Perfe ke jalan buntu.Terlebih lagi, mereka seolah-olah menyerang pada saat bersamaan.Perusahaan mana pun kalau menghadapi situasi seperti ini pasti akan berada di ambang kehancuran.Boleh dibilang, ini adalah situasi yang paling berbahaya yang dihadapi oleh
Ardika mendongak, melihat matahari yang sudah bersinar cerah di luar sana. Dia pun berkata, "Cuaca hari ini cukup bagus. Begini saja, Pak Jace, sekarang kamu kerahkan pompa untuk menguras air di kolam hingga kering terlebih dahulu.""Lalu, kerahkan eskavator untuk membersihkan lumpur. Sekitar pukul dua sore, saat energi positif mencapai titik puncaknya, aku akan turun tangan langsung.""Hantu atau roh apa pun yang ada di dalam air itu, kali ini harus dihancurkan sepenuhnya!"Melihat Ardika begitu percaya diri, Jace juga sudah mulai tenang."Baik, aku akan meminta Limdo untuk mengaturnya sekarang!"Tak lama kemudian, Limdo sudah mengerahkan beberapa buah pompa berkekuatan besar kemari dan mulai menguras air.Walaupun sangat bising, tetapi Jace sekeluarga malah merasa suara itu sangat enak didengar.Dalam kurun waktu kurang dari dua jam, air sudah terkuras hingga kering. Dasar kolam dipenuhi dengan lumpur, tidak kelihatan ada keanehan apa pun.Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, d
"Dia sudah mati, nggak mungkin bisa berulah lagi.""Kalau ada rohnya, juga pasti sudah kuhabisi sejak awal."Ardika menanggapi ucapan Lolita sambil menggelengkan kepalanya.Setelah merenung sejenak, dia berkata dengan nada bicara agak dingin, "Menurutku, ada orang yang masih nggak terima, jadi sengaja berulah.""Ada yang berulah?"Jace dan Lolita menunjukkan ekspresi serius, sorot mata mereka tampak sedikit panik.Selama beberapa waktu ini, mereka sekeluarga sudah lelah baik secara fisik maupun mental. Siapa sangka, Kasandra baru saja diselamatkan, tetapi sudah terjadi hal seperti ini lagi."Nggak perlu khawatir."Ardika melambaikan tangannya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Karena hari ini aku sudah datang, aku akan membantu kalian mengatasi kekhawatiran kalian ini sepenuhnya.""Di mana gambarnya? Coba kulihat."Jace segera memanggil Limdo untuk membawakan setumpuk kertas itu kemari."Tuan Ardika, aku sudah meminta Limdo untuk mencarikan keseluruhan gambar kompleks asrama Kediaman
Namun, begitu bertemu Ardika, Kasandra malah langsung seakrab itu dengan Ardika. Hal ini benar-benar di luar bayangan Jace dan Lolita.Terlebih lagi, boleh dibilang ini adalah pertama kalinya Kasandra bertemu dengan Ardika.Walaupun sebelumnya dia sudah sempat bertemu dengan Ardika sebanyak dua kali di rumah, tetapi saat itu Kasandra dikendalikan oleh orang lain. Dia dalam kondisi tidak sadar.Pasangan suami istri ini benar-benar tidak bisa memahami hal ini. Pada akhirnya, mereka hanya beranggapan bahwa karena Ardika telah menyelamatkan Kasandra, itulah sebabnya Kasandra bisa merasa akrab terhadap Ardika secara naluriah."Baiklah, kalau begitu aku panggil kamu Kasandra saja."Ardika menyunggingkan seulas senyum tak berdaya, dia juga cukup menyukai gadis manis yang satu ini.Setelah mendengar ucapan Ardika, Kasandra baru puas. Dia menarik Ardika masuk ke dalam rumah dengan antusias, lalu menyeduhkan teh untuk Ardika dengan antusias pula."Hei, sekarang putriku sudah dewasa. Biasanya gad
Setengah jam kemudian.Ardika langsung melajukan mobilnya memasuki kompleks asrama Kediaman Wali Kota.Baru saja memarkir mobilnya di depan rumah Jace, Ardika sudah melihat sosok bayangan Jace sekeluarga muncul di depan halaman rumah.Sosok Kasandra yang cantik dan elegan juga berdiri di belakang Jace dan Lolita, kelihatannya kondisi mental juga jauh membaik.Selain Jace sekeluarga, juga ada seorang pemuda dengan postur tubuh tegap dan paras tampan berada di sana.Saat ini, pemuda itu berbalik dan berkata, "Paman Jace nggak perlu mengantarku lagi, aku pamit dulu.""Ke depannya aku akan tetap berada di ibu kota provinsi. Aku sudah punya lebih banyak waktu untuk datang mengunjungi Paman dan Bibi Lolita, tentu saja juga Kasandra."Kemudian, Jace sekeluarga berbasa-basi beberapa patah kata lagi sebelum pemuda itu berjalan keluar.Tak lama kemudian, sebuah mobil dengan pelat tim tempur Provinsi Denpapan melaju perlahan-lahan ke sisi pemuda tersebut.Saat ini, kebetulan Ardika berjalan masuk
"Memintaku untuk menjadi presdir? Apa kamu takut identitasku terungkap terlalu lambat?"Ardika melirik Cahdani sekilas dengan sorot mata acuh tak acuh.Dilirik oleh Ardika seperti itu, jantung Cahdani langsung berdegap dengan kencang. Dia buru-buru berkata, "Nggak, nggak, nggak, bukan begitu. Aku nggak bermaksud seperti itu. Kak Ardika, kamu seperti ini juga cukup baik. Tapi, menjadi seorang karyawan biasa sama sekali nggak cocok untuk identitasmu. Bagaimana kalau kamu menjabat sebagai seorang petinggi level menengah?""Kak Ardika, dengan begini kamu nggak perlu khawatir identitasmu terekspos, juga bisa mencampuri urusan perusahaan secara terang-terangan."Ardika mengangguk perlahan dan berkata, "Benar juga. Kalau begitu, begini saja. Jabatan Kalris sebelumnya untukku saja.""Manajer departemen?"Cahdani mengangguk dan berkata, "Hmm, boleh dibilang juga sudah termasuk petinggi level menengah. Kalau begitu, ditetapkan seperti ini saja.""Kalian sudah dengar apa yang kukatakan, 'kan? Ngg
Kalris langsung menoleh. Saat itu juga, dia berkata dengan gigi terkatup, "Cahdani, kamu yang menjebakku dari belakang!"Cahdani yang kedua lengannya masih terbalut perban, berjalan melenggang masuk dengan membawa beberapa orang anak buahnya."Kalris, 'kan? Dengar-dengar tadi malam kamu memakiku saat berada di Hainiken, apa kamu cari mati?"Begitu masuk, Cahdani langsung mempertanyakan Kalris dengan tajam sekaligus dingin.Walaupun Kalris sangat arogan, tetapi menghadapi Cahdani yang luar biasa arogan, dia masih kalah telak.Mendengar ucapan ini, jantung Kalris langsung berdegap dengan kencang. Dia berkata dengan suara bergetar, "Cah ... Cahdani, ini hanya kesalahpahaman.""Kesalahpahaman apanya?!"Cahdani langsung menendang Kalris hingga tubuh Kalris terpental dan membentur sebuah meja kerja hingga hancur berkeping-keping.Melihat Kalris yang tergeletak di lantai sambil menutupi perutnya dengan ekspresi kesakitan tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun, Cahdani langsung melambaikan ta
"Oke, Jeslin, nanti kita baru ngobrol lagi!"Kalris melambaikan tangannya. Kemudian, dia menyalakan sebatang rokok dengan santai, lalu mengisapnya satu isapan sebelum berkata sambil tersenyum, "Eh, Ardika, kamu mau pergi sendiri, atau aku bantu kamu?""Di Grup Goldis, kamu nggak akan bisa menang dariku!"Ardika berkata tanpa menyetujui, juga tidak menyangkal ucapan pria itu, "Oh? Siapa bilang?""Aku yang bilang!"Kalris mengembuskan asap rokoknya dengan arogan.Ardika tersenyum dan berkata, "Maaf, tapi sebentar lagi kata-katamu sudah nggak ada artinya lagi."Kalris tertawa meremehkan dan berkata, "Kenapa? Apa mungkin kamu bisa mengusirku dari Grup Goldis ....""Siapa yang namanya Kalris?!"Begitu dia selesai berbicara, tiba-tiba sekelompok orang berjalan memasuki ruangan dengan memasang ekspresi dingin.Seorang wanita paruh baya dengan ekspresi galak yang memimpin sekelompok orang itu mengajukan pertanyaan tersebut dengan dingin.Kalris mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan kesal,
"Plak ...."Kalris langsung memukul tangan Ardika, lalu berkata dengan dingin, "Bonus enam miliar? Mimpi saja kamu! Apa kamu pikir perusahaan ini adalah milik keluargamu?!""Jangankan bonus sebesar sepuluh persen, bonus sebesar empat persen yang sudah ditetapkan sebelumnya juga nggak ada!""Ingin menjadi karyawan tetap? Hari ini kamu baru mulai masuk kerja, kamu sudah ingin menjadi karyawan tetap? Nggak ada aturan seperti ini! Aturan Grup Goldis adalah, paling singkat masa percobaan orang baru juga membutuhkan satu bulan!"Siapa sangka di bawah tatapan banyak orang, Kalris malah menjilat ludahnya sendiri.Ardika memicingkan matanya, lalu bertanya dengan nada bicara agak dingin, "Kalau begitu, Tuan Muda Kalris berencana untuk mengingkari janji?""Tadi bukan seperti ini ucapanmu."Kalris mendengus dingin dengan acuh tak acuh, lalu berkata, "Sebelumnya aku memang bilang begitu. Tapi yang kubilang adalah kamu harus menangani Juki dan yang lainnya. Setelah mereka menandatangani kontrak, bar
Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika