Volume suara Ardika cukup kecil.Namun, saat ini, para pengunjung Starindum lainnya sudah berjalan keluar dari pusat perbelanjaan tersebut dengan diliputi ketakutan dalam diam. Tentu saja, reaksi Ardika ini berbeda seratus delapan puluh derajat dengan reaksi mereka.Seketika itu pula, banyak pengunjung Starindum yang mengalihkan pandangan mereka ke arah Ardika dengan terkejut.'Siapa orang itu?' pikir mereka.Berani-beraninya pria itu mengusir Nona Keluarga Misra dari Kota Banyuli, mengatainya untuk tidak pamer di sini!"Sobat, jangan berbicara sembarangan. Orang yang kamu katai itu adalah Nona Keluarga Misra. Kamu lihat saja sendiri sikap para pengawal itu, sangat jelas bahwa nona itu adalah seseorang yang arogan dan dominan.""Ya, benar. Nggak masalah menahan diri untuk sementara waktu. Bagaimanapun juga, kita hanyalah rakyat jelata yang nggak mampu memprovokasi tokoh besar. Kita hanya bisa menghindari masalah.""Cepat bawa anakmu pergi dari sini ...."Dalam sekejap, ada banyak orang
"Tentu saja aku nggak bohong!" teriak pengawal yang terduduk di lantai itu dengan marah. Kemudian, dia menarik tangannya yang menutupi pipinya, memperlihatkan bekas tamparan yang sangat jelas di wajahnya.Para pengawal lainnya terkejut melihat bekas tamparan di wajah mereka. Saat itu pula, mereka menyadari bahwa Ardika tidak sesederhana kelihatannya."Serang!"Begitu ketua kelompok pengawal itu melambaikan tangannya, para pengawal yang berdiri di belakangnya langsung menerjang ke arah Ardika."Plak!""Plak!""Plak!"Terdengar suara tamparan nyaring beruntun. Setiap kali tamparan mendarat ke wajah targetnya selalu diiringi dengan teriakan kesakitan.Satu per satu dari pengawal itu terjatuh di lantai dan tertumpuk menjadi satu tumpukan.Ketua kelompok pengawal itu tersentak. Kali ini, dia sudah melihat apa yang telah terjadi dengan jelas.Seakan-akan ada mata di belakang kepalanya, setiap kali ada seorang pengawal yang menerjang ke arahnya, Ardika langsung menampar targetnya hingga terja
"Pak Ardika, bos Starindum adalah Hardi Jekonia, presdir Grup Leopat. Tapi, sebelumnya tiga keluarga besar yang mendukungnya.""Bisnis Starindum berjalan dengan sangat baik. Sejak tiga keluarga besar hancur, Hardi ingin mencari pembeli. Pada saat bersamaan, dia juga ingin mencari pendukung bagi dirinya sendiri.""Saat ini, Keluarga Mahasura dan Keluarga Misra ingin mengambil alih Starindum. Dia masih ragu karena takut menyinggung salah satu keluarga tersebut."Jesika memang merupakan seorang asisten yang andal.Tanpa membutuhkan waktu untuk melakukan penyelidikan lagi, dia bisa memberi tahu Ardika situasi Starindum secara langsung."Jesika, kamu minta Liander untuk menghubungi Hardi dan katakan padanya untuk menjual Starindum padaku. Aku bisa menjadi pendukungnya."Selesai berbicara, Ardika meletakkan ponselnya.Karena Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura menargetkan Starindum pada saat bersamaan, tentu saja dia harus selangkah lebih cepat dibandingkan mereka."Apa-apaan yang kamu maks
"Ayo kita masuk!"Setelah Lea melambaikan tangannya, sekelompok orang itu berjalan menuju ke pintu masuk dengan aura menakutkan.Namun, begitu mereka sampai di pintu, mereka langsung dihentikan oleh sekelompok petugas keamanan.Seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan jas berkata dengan sopan, "Nona Lea, maaf, kalian nggak boleh masuk ke Starindum.""Kamu pikir kamu siapa?! Berani-beraninya kamu menghalangiku?!"Amarah Lea langsung meledak saat itu juga.Jelas-jelas pria paruh baya itu mengetahui identitasnya, tetapi pria itu malah berani menghalanginya masuk.Pria paruh baya itu memicingkan matanya, tetapi dia tetap berkata dengan sopan, "Aku adalah Hardi, presdir Grup Leopat, pemegang sedikit saham Starindum."Lea berkata dengan marah, "Malam ini aku sudah mengeluarkan uang sebesar miliaran untuk menyewa Starindum! Atas dasar apa kamu nggak mengizinkanku masuk?!"Para pengunjung yang berada di sekitar tempat itu pun mengalihkan pandangan mereka ke arah Lea, sorot mata mereka t
Lea menunjuk Hardi dan berkata dengan marah, "Hardi, berani-beraninya kamu memalsukan perintah dan sengaja membalasku! Aku akan melakukan berbagai macam cara untuk memberimu pelajaran!"Hardi tertawa, lalu mengalihkan pandangannya ke arah para pengunjung yang berada di sekitar sana dan berkata, "Maaf, semuanya, hari ini kami sudah membuat suasana hati kalian menjadi buruk. Sekarang Starindum sudah dibuka kembali. Kami meminta maaf dengan tulus kepada kalian. Kelak nggak akan ada kejadian mengosongkan lokasi seperti hari ini lagi.""Bos kami juga sudah mengatakan bahwa mulai hari ini hingga tiga hari ke depan, biaya konsumsi semua restoran Starindum digratiskan!"Perlu ditekankan bahwa yang digratiskan hanyalah biaya konsumsi restoran.Biarpun menggratiskan makan selama tiga hari berturut-turut juga tidak seberapa.Kini, Ardika memang sudah menjadi bos baru Starindum, tetapi dia juga tidak berani mengatakan bahwa biaya konsumsi toko pakaian, aksesori dan barang bermerek lainnya juga dig
Ardika adalah bos baru Starindum?Dia yang telah mengeluarkan uang sebesar enam triliun untuk membeli Starindum?!Lea dan yang lainnya tercengang."Nggak mungkin!" seru mereka hampir pada saat bersamaan.Lea sama sekali tidak memercayai hal itu. "Nggak mungkin pecundang itu orangnya! Dia adalah suami idiot Luna!""Nona, aku serius. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Hardi, bos Starindum sebelumnya bersikap hormat kepadanya."Pengawal itu berkata, "Dia yang menginstruksikan satpam-satpam Starindum untuk menyita ponsel kami. Selain itu, dia juga bilang .... Dia bilang ...."Lea memelototi lawan bicaranya dan berkata, "Cepat katakan apa yang dia bilang?""Seperti ini kata-kata yang keluar dari mulutnya."Pengawal itu berkata dengan hati-hati, "Selain bisa memamerkan kekayaan, Lea hanyalah orang bodoh yang nggak bisa apa-apa. Dia ingin menungguku? Kalau begitu, biarkan saja dia menerima hukuman berdiri di luar selama tiga jam, agar para penduduk bisa melihat sendiri bagaimana karakte
"Nggak perlu mencari masalah dulu."Gilang melambaikan tangannya dan berkata, "Sekarang hal yang terpenting adalah menundukkan Luna agar dia berganti marga menjadi Misra, lalu merebut aset yang ada di tangannya. Adapun mengenai Grup Bintang Darma, pasti akan ada orang yang turun tangan untuk menyelidiki mereka."Ancaman yang dilontarkan oleh Ardika dengan niat membunuh yang kuat saat perjamuan malam Keluarga Misra, Gilang sama sekali tidak menganggap serius ancaman itu.Tidak peduli seserius apa pun Ardika saat melontarkan ancaman itu, siapa yang akan memedulikan ancaman dari seorang pecundang sepertinya?Gilang tertawa dingin dan berkata dengan nada mengejek, "Berani-beraninya orang rendahan sepertinya mengancamku! Sungguh konyol!""Prang ... prang ...."Tepat pada saat ini, terdengar suara pecahan barang dari arah ruang tamu.Saat Gilang berjalan keluar, melihat putrinya yang sedang menghancurkan barang-barang untuk melampiaskan amarah itu, Gilang pun mengerutkan keningnya."Lea, sud
Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak bisa memutuskan hal ini."Harus diakui bahwa belakangan ini Handoko memang sudah mengalami perubahan yang signifikan.Sosok pria lemah yang bahkan takut untuk berkelahi dan hanya ditindas oleh orang lain, belakangan ini dia terus ribut-ribut mengatakan bahwa dia ingin bergabung dengan tim tempur sepanjang hari.Tujuan akhirnya adalah pergi ke medan tempur perbatasan.Namun, Desi sama sekali tidak menyetujui keinginan putranya.Medan tempur perbatasan sangat berbahaya, dia tidak ingin terjadi sesuatu pada putra kesayangannya ini."Handoko, sudah saatnya makan!"Sosok bayangan Desi muncul di depan pintu vila.Melihat Draco yang berjongkok di tepi danau, dia langsung memelototi Draco dan berkata, "Kenapa kamu datang lagi? Belakangan ini Handoko terus ribut-ribut mengatakan dia ingin bergabung dengan tim tempur sepanjang hari, apa kamu yang memengaruhinya?"Dia sama sekali tidak menyukai Draco.Dari waktu ke waktu, pria itu menyelinap