"Wiliam, Keluarga Basagita sudah merupakan keluarga yang menduduki posisi puncak! Nggak lama lagi, Keluarga Basagita akan menjadi keluarga terkemuka yang memiliki aset puluhan triliun!"Wulan menyilangkan tangannya di depan dada dan berkata dengan tenang, "Kalau kamu melakukan tugas ini dengan baik, kelak kamu akan memperoleh banyak keuntungan.""Oke, aku akan segera melakukan pengaturan!"Wiliam tidak ragu lagi.Paviliun Limus didekorasi dengan nuansa kuno.Suasana di tempat itu cukup hening.Di bawah pantulan cahaya bulan, lokasi ini sangat cocok untuk membangkitkan nuansa romantis.Ardika sangat puas, dia sangat menantikan malam ini.Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Liander. "Suruh Wiliam, manajer umum Vila Bistani untuk pergi dari sini, ganti manajer umum tempat ini.""Kak Ardika, besok aku akan mengirim orang untuk mengambil alih posisinya.""Sekarang aku sedang meminta orang untuk memeriksa akun keuangan vila. Selama menduduki posisi sebagai manajer umum, Wiliam cukup b
Melihat ekspresi Ardika yang terpesona pada dirinya, amarah yang menyelimuti hati Luna langsung hilang tanpa meninggalkan jejak.'Hmm! Seperti ini baru benar! Ternyata daya tarikku cukup kuat, bukan?'Saat ini, Ardika berkata, "Tapi, aku merasa seperti ada kurang sesuatu. Besok, ya. Besok aku akan mempersiapkan sebuah hadiah yang besar untukmu!""Hadiah apa?" tanya Luna dengan penasaran.Pandangannya sudah sedikit kabur."Besok kamu akan tahu sendiri, tidurlah dulu."Ardika menepuk-nepuk bahu Luna, lalu mematikan lampu di dalam kamar."Hmm."Luna menganggukkan kepalanya dengan sedikit lemah, membenamkan dirinya di dalam pelukan Ardika, lalu memejamkan matanya.Obat bius itu sedang bekerja di dalam tubuhnya.Sesaat kemudian, dia langsung tertidur dengan lelap.Tak lama kemudian."Tok ... tok ... tok ...."Pintu kamar diketuk dengan pelan dari luar.Setelah mengetuk beberapa kali, seolah-olah tidak ada orang yang menanggapi ketukan itu dari dalam.Dengan iringan suara "bip", ada orang ya
Tentu saja Rocky tidak akan menikahi Wulan.Dia hanya ingin bersenang-senang dengan wanita itu.Lagi pula, wanita itu sendiri yang menawarkan diri, bagaimana mungkin dia menolak?Selain itu, walaupun Wulan bukanlah wanita yang disukainya, tetapi wanita itu adalah kakak sepupu Luna.Jadi, untuk sementara waktu dia bisa memuaskan dirinya melalui Wulan."Tuan Muda Rocky, ini adalah tempat tinggal Nona Wulan ...."Mendengar suara erotis dari dalam kamar, ucapan pelayan itu pun terputus.Wajah pelayan wanita yang masih muda itu langsung memerah.'Ya ampun! Bisa-bisanya tamu di kamar ini nggak mengontrol diri?'Karena struktur kamar di vila ini terbentuk dari kayu, jadi peredam suaranya tidak sebagus di kamar hotel.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Rocky.Saat ini, wajah pria itu sudah berubah menjadi sangat muram.'Oh, jadi begini? Wulan memintaku untuk datang hanya untuk mendengar suara-suara erotis ini?!'"Tuan Rocky, apa perlu aku membantu Tuan memanggil Nona Wulan?" tanya
Ketiga preman itu memang datang mencari Luna, tetapi Luna malah baik-baik saja.Dia curiga ketiga preman itu tiba-tiba muncul di kamarnya ada hubungannya dengan Ardika."Tentu saja aku tahu, semalam kamarmu sangat heboh," kata Ardika sambil tertawa.Luna sangat kebingungan, dia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh Ardika.Semalam dia tertidur dengan sangat lelap, dia sama sekali tidak tahu apa-apa."Ternyata memang benar kamu berulah! Dasar pria bajingan! Kamu sudah mencelakaiku separah ini! Aku akan membunuhmu!"Sambil berteriak histeris, Wulan menerjang ke arah Ardika.Ardika segera menghindar sambil memeluk Luna. Kemudian, dia terkekeh dan berkata, "Eh, jangan menuduh orang baik sembarangan. Kejadian semalam nggak hanya aku seorang yang tahu, semua orang di Vila Bistani sudah mengetahuinya."Wulan membuka matanya dengan lebar.Saat ini, dia baru menyadari bahwa para petinggi perusahaan yang berlalu-lalang menatapnya dengan sorot mata yang aneh."Wulan, bisakah kamu sediki
"Mencuri barang?"Volume suara Wiliam sangat tinggi.Beberapa petinggi perusahaan yang sedang makan di ruang makan bisa mendengar ucapannya dengan jelas.Dalam sekejap, mereka langsung melemparkan sorot mata merendahkan ke arah Ardika."Plak!"Luna langsung meletakkan alat makannya di atas meja dan bangkit dari tempat duduknya.Kemudian, dia berkata dengan marah, "Pak Wiliam, tolong jangan menuduh orang lain sembarangan! Suamiku bukan orang seperti itu!"Saat ini, kebetulan Cynthia juga berjalan ke arah ruang makan. Melihat temannya tertimpa masalah, dia segera membantu Luna bicara."Pak Wiliam, mungkin ada kesalahpahaman. Bagaimana kalau kalian bicarakan di tempat lain dan selesaikan dengan cara kekeluargaan?"Dia takut kalau masalah ini membesar bisa berpengaruh pada kesempatan Luna untuk menghadiri acara lelang nanti.Wiliam memelototi wanita itu dengan tajam."Apa katamu? Menyelesaikan secara kekeluargaan, ya? Oke, kalau begitu aku akan membawa mereka ke ruangan satpam dan membicar
Begitu mendengar ucapan Wulan, suasana di dalam restoran langsung heboh.Perwakilan beberapa perusahaan juga sedang sarapan di sana.Setelah mendengar ucapan Wulan, mereka pun berjalan menghampiri Luna dan Ardika dengan marah."Grup Perfe benar-benar keterlaluan! Bisa-bisanya kalian menggunakan cara curang seperti itu! Benar-benar mempermalukan dunia bisnis Kota Banyuli saja!""Dana bantuan sebesar dua triliun itu saja nggak jelas bagaimana cara kalian memperolehnya! Sekarang kalian malah bermain cara curang seperti ini lagi! Benar-benar nggak tahu malu!"Perwakilan beberapa perusahaan itu melontarkan celaan pada Luna dan Ardika bersama-sama, seolah-olah menganggap mereka sebagai musuh bersama."Aku sarankan, kita melaporkan Grup Perfe bersama-sama, agar pihak penyelenggara membatalkan hak Grup Perfe untuk berpartisipasi dalam acara lelang!"Tentu saja, Xinzu dari Grup Jelutong yang paling ingin menjatuhkan Grup Perfe.Samar-samar, kilatan bangga dan dingin melintas di wajahnya, seolah
Setelah mendengar ucapan Nikita, wajah Wiliam langsung berkedut.Ternyata Ardika adalah bos besarnya!Bagaimana mungkin?Bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi?!Kemarin, Ardika secara pribadi memberitahunya bahwa dia telah membeli Vila Bistani ini.Namun, dia tidak percaya.Tidak hanya melontarkan sindiran kepada Ardika, dia bahkan mendengar ucapan Wulan dan memberi obat bius kepada Luna.Pagi ini, dia menuduh Ardika mencuri, bahkan ingin mengusir bos besar itu keluar dari sini!Darah Wiliam seolah mulai bergejolak dalam tubuhnya, akan-akan dia bisa muntah darah kapan saja!"Nggak mungkin! Bagaimana mungkin Ardika si pecundang itu punya uang untuk membeli Vila Bistani?!" teriak Wulan dengan suara keras.Dia sama sekali tidak memercayai apa yang terpampang nyata di hadapannya saat ini."Pecundang? Anggota Keluarga Basagita yang merupakan orang kaya baru saja berani mengatakannya sebagai pecundang?!"Nikita menoleh dan melirik Wulan dengan sorot mata dingin.Untuk sesaat, bukan
"Tuan Ardika, aku benar-benar minta maaf.""Aku juga tertipu oleh video yang ditunjukkan oleh Wulan dan Wiliam. Aku mengira Tuan telah mencuri dokumen-dokumen kami."Tepat pada saat ini, Xinzu dan yang lainnya berjalan menghampiri Luna dan Ardika."Ya, benar. Hanya kesalahpahaman belaka. Aku benar-benar minta maaf, Tuan Ardika."Perwakilan perusahaan lainnya juga menyampaikan permintaan maaf sambil tersenyum."Nggak masalah, aku nggak mempermasalahkan hal itu."Ardika tersenyum dan berkata dengan tenang, "Kalian semua silakan bereskan koper kalian, lalu tinggalkan Vila Bistani. Kelak, Vila Bistani nggak akan menerima kedatangan kalian lagi.""Tuan Ardika, apa maksudmu?!"Awalnya semua orang mengira Ardika benar-benar mudah diajak berkompromi.Siapa sangka pria itu malah langsung mengusir mereka.Acara lelang akan segera dimulai.Namun, Ardika malah mempersilakan mereka untuk pergi!Bukankah ini sama saja tidak membiarkan mereka untuk menghadiri acara lelang secara tidak langsung?"Oh?
Cahdani selalu memperlakukan orang-orangnya sesuka hatinya.Tepat di hadapan para anak buahnya, dia melayangkan beberapa tamparan ke wajah Jepi. "Satu hal lagi, memukul orang jangan memukul wajahnya! Apa kamu nggak tahu hal ini? Kamu memukuli wajah wanita itu hingga babak belur, bagaimana aku bisa menikmatinya lagi?""Dasar bodoh! Aku benar-benar ingin menampar mati kamu!"Selesai berbicara, Cahdani kembali melayangkan satu tamparan ke wajah Jepi.Akibat tamparan bertubi-tubi itu, Jepi sampai melangkah mundur lagi dan lagi. Dia merasa malu sekaligus marah.Akan tetapi, identitas Cahdani terpampang nyata di sana, membuatnya tidak berani melawan sama sekali.Dia mengeluarkan tisu, menyerahkannya pada Cahdani, lalu berkata dengan penuh hormat, "Tuan Muda Cahdani, aku salah, aku nggak melakukan tugasku dengan baik, memang pantas dihukum!""Tapi terjadi kejadian yang nggak terduga. Dua orang dari luar kota itu ingin memainkan peran sebagai pahlawan yang menyelamatkan wanita cantik. Nggak ha
"Bocah, aku sedang bicara denganmu!"Jepi melontarkan satu kalimat itu dengan diliputi amarah yang membara.Karena dia mendapati setelah dia selesai berbicara, bocah di seberangnya itu tetap saja makan di sana dengan santai seakan-akan tidak terjadi apa-apa.Hal ini membuat Jepi merasa malu dan terhina, serta membuatnya merasakan Ardika benar-benar meremehkan dirinya.Kalau bukan karena meremehkan dirinya, bagaimana mungkin dalam situasi seperti ini bocah itu masih bisa duduk dengan santai dan makan?Jepi benar-benar kebingungan, dia tidak tahu dari mana asal kepercayaan diri dan keberanian bocah itu.Dia hanya kelihatan seperti penguasa di sebuah tempat kecil, apa dia benar-benar mengira dia sudah tak terkalahkan di tempat yang dipenuhi dengan tokoh-tokoh hebat seperti ibu kota provinsi ini?Tanpa mengangkat kepalanya, sambil menyendokkan ikan untuk dirinya sendiri, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Karena kamu begitu nggak tahu diri, maka aku hanya bisa menambah persyaratanku.""
"Bocah, aku sudah menyuruh kalian untuk pergi dari sini, tapi kalian malah berani tetap tinggal di sini! Apa hidangan di sini sebegitu enaknya! Aku akan membiarkan kalian makan sepuasnya!"Tepat pada saat tangan besar Jepi meraih bahu Ardika, Ardika tiba-tiba saja mengulurkan tangannya dan mengeluarkan sumpit dari tempat sumpit kuno itu."Syuuu!"Sumpit itu melesat dengan cepat, langsung menusuk telapak tangan Jepi yang seperti kipas tipis itu. Saat Jepi mengeluarkan suara teriakan menyedihkan, dengan kecepatan dan kekuatan sama seperti sebelumnya, sumpit itu tertancap ke bahunya.Dalam sekejap, kemeja putih yang dikenakannya diwarnai dengan merah darah."Ahhh ...."Jepi mengeluarkan suara teriakan seperti binatang yang disembelih. Lengannya yang sudah dalam posisi bengkok itu tetap menempel dengan kokoh di bahunya oleh sumpit yang sudah berlumuran darah itu."Berisik sekali."Ardika mengucapkan dua kata itu dengan santai, lalu meninju Jepi hingga tubuh pria itu terpental, membentur la
"Melarikan diri, huh?""Ayo, coba lari kalau kamu bisa!"Selesai berbicara, pria kekar itu kembali melayangkan dua tamparan.Akibat tamparan bertubi-tubi itu, Vita mengeluarkan suara teriakan menyedihkan. Rambutnya berantakan, penampilannya benar-benar menyedihkan."Dulu dia adalah orang berbakat di Organisasi Snakei cabang Gotawa, siapa sangka ada suatu hari di mana dia mengalami kejatuhan signifikan seperti ini ...."Levin bergumam dengan nada bicara menyayangkan.Namun, karena sebelumnya Vita sempat berpikir untuk membunuh Ardika untuk membalaskan dendam ayahnya, jadi dia juga tidak berencana untuk melakukan intervensi.Para pengunjung beberapa meja lainnya juga hanya menyaksikan pemandangan itu layaknya penonton. Walaupun ada orang yang tidak tega melihat seorang wanita diperlakukan dengan begitu kejam, tetapi mempertimbangkan sikap arogan dan semena-mena pria kekar itu, mereka juga tidak berani bersuara.Saat ini, pria kekar yang memimpin sekelompok pria ini berjalan menghampiri V
Tentu saja Ardika tahu Asosiasi Dagang Polam.Saat di Kota Banyuli, dia sudah sempat berinteraksi beberapa kali dengan asosiasi tersebut.Sebelumnya Asosiasi Dagang Polam masih sempat berpikir untuk menguasai Asosiasi Dagang Kota Banyuli, tetapi digagalkan olehnya dan Luna.Selain itu, sebelumnya saat berada di Restoran Siam, Ardika juga mendengar Leane mengatakan bahwa sebelumnya Sutandi terlibat dalam konflik dengan Asosiasi Dagang Polam saat berbisnis, bahkan nyaris ditenggelamkan.Sangat jelas bahwa sosok Tuan Baik Hati yang sangat bersemangat dan berdedikasi dalam melakukan kegiatan amal ini, sesungguhnya tidak sebaik hati yang dideskripsikan oleh orang-orang luar.Kepala Asosiasi Dagang Polam, sangat jelas Titran juga sudah termasuk sebagai tokoh besar yang bisa mengguncang Provinsi Denpapan.Sekarang pemilik restoran sengaja menyebutkan Tuan Baik Hati ini, sangat jelas dia ingin meminjam reputasi pria tu untuk menggertak orang-orang yang menerobos masuk ke restorannya dengan nia
"Anehnya, dulu wanita ini sering menunjukkan batang hidungnya, membantu mengurus bisnis-bisnis Keluarga Halim. Gambaran seorang istri yang lembut dan berkemampuan sangat cocok mendeskripsikannya.""Tapi, setelah Sirilus mati, wanita ini tetap berada di rumah saja, jarang keluar lagi. Hingga kini, dia juga tidak menunjukkan tanda-tanda ingin merebut kekuasaan," kata Levin.Ardika sedikit mengerutkan keningnya dan berkata, "Bisa-bisanya kamu melupakan orang yang sepenting ini.""Maaf, Kak Ardika. Aku sudah lalai!"Levin buru-buru meminta maaf.Ardika menundukkan kepalanya, lanjut makan. "Awasi wanita itu. Aku merasa dia dan Revando adalah tipe orang sejenis.""Baik!"Levin mengangguk. Secara naluriah, pandangannya tertuju pada seorang wanita yang baru saja berjalan masuk.Ardika juga ikut melirik ke arah wanita itu sekilas. Dia melihat seorang wanita yang mengenakan gaun panjang dan memakai masker berjalan masuk.Wanita itu melirik semua orang yang berada di tempat itu sekilas.Saat pand
"Vita nggak perlu disebut juga nggak masalah. Dia belum lama dipindahkan ke sini, ditambah lagi sekarang dia sudah lumpuh. Fondasinya masih belum kuat, nggak ada seorang pun di cabang Provinsi Denpapan yang menganggap serius dia."Mengingat wanita yang dia lumpuhkan dengan tangannya sendiri itu, Ardika juga menggelengkan kepalanya pelan.Jujur saja, kalau wanita itu bukan musuhnya, dia cukup mengagumi wanita itu.Setelah Haron mati, demi membalaskan dendam ayahnya, wanita itu datang secara terang-terangan untuk membalas dendam padanya, tidak memainkan trik-trik rendahan seperti Hanko.Setelahnya, seolah-olah sudah menyadari bahwa pembunuh Haron yang sesungguhnya bukanlah dirinya, wanita itu bahkan pernah memperingatkannya.Intinya, kalau tidak membicarakan posisi mereka adalah musuh, boleh dibilang wanita ini cukup berkarakter.Saat ini, pelayan mulai menyajikan hidangan-hidangan yang dipesan oleh Ardika dan Levin.Selain satu hidangan ikan air tawar, masih ada tiga lauk dan satu sup l
Saat berbicara, Levin mengeluarkan ponselnya, lalu menunjukkan foto beberapa orang kepada Ardika."Ini adalah putra pertama Keluarga Halim, Cahdani Halim. Ini adalah putra kedua, Winsto Halim. Mereka lebih berkemampuan dibandingkan Valtino, putra bungsu yang sudah terlalu dimanjakan ini.""Mereka bukan hanya berhasil menarik sekelompok orang, juga berhasil menarik orang-orang yang memegang kekuasaan internal cabang Provinsi Denpapan, mendapatkan dukungan dari orang-orang tersebut.""Yang mendukung Cahdani adalah wakil ketua cabang, Giorgi Kalingga, sedangkan wakil ketua cabang yang satu lagi, Wilgo, memilih untuk mendukung Winsto.""Atau lebih tepatnya lagi adalah mereka saling memanfaatkan satu sama lain. Karena kedua belah pihak sudah mencapai kesepakatan bersama, Cahdani dan Winsto juga akan mengerahkan seluruh kekuatan mereka untuk mendukung kedua orang tersebut menjadi ketua cabang Provinsi Denpapan ...."Levin memberikan penjelasan panjang lebar, sangat jelas dia sudah mengetahui
Tina memilih untuk menjalin hubungan baik terlebih dulu dengan orang-orang Keluarga Citora, ini adalah cara yang paling cepat untuk melebur dengan penduduk lokal ibu kota provinsi, jalan pintas agar berbagai pihak dunia preman tempat ini menganggap dirinya sebagai orang sendiri.Selain itu, beberapa orang murid Haron yang mengalami kejatuhan signifikan dan menjalani kehidupan yang sulit itu, juga bukan pecundang.Saat ini, mereka hanya kekurangan sebuah kesempatan.Tina bersedia memberi mereka kesempatan ini, mereka pasti tidak akan melewatkan kesempatan ini begitu saja. Pada saat bersamaan, orang-orang ini juga bisa menjadi senjata bagi Tina untuk menyerang."Hmm, biarkan saja dia yang mengambil tindakan sendiri. Panggil Tujuh Bilah dan Serigala Ganas ke ibu kota provinsi untuk membantunya."Ardika melambaikan tangannya.Awalnya dia ingin memberi arahan dan bimbingan pada Tina, bahkan diam-diam membantu wanita itu dari belakang. Ya, bagaimanapun juga, wanita itu adalah sahabat istriny