Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 370 Tidak Akan Menyerah Sebelum Melihat Hasil Akhir

Share

Bab 370 Tidak Akan Menyerah Sebelum Melihat Hasil Akhir

Author: Sarjana
Sebelumnya, saat Ardika meminta Soni mencarikan sekelompok anggota Pasukan Khusus Serigala yang sudah pensiun untuk menjaga keamanan vila nomor sembilan, sebenarnya masih ada banyak orang yang masuk dalam daftar nama Soni.

Namun, karena saat itu tidak dibutuhkan begitu banyak orang, jadi dia hanya mengirimkan empat orang ke vila nomor sembilan.

Kini, begitu mendengar permintaan Ardika, Soni malah sangat senang.

Dengan memenuhi permintaan Ardika, itu artinya dia sudah membantu banyak rekan seperjuangannya untuk mendapatkan pekerjaan.

Grup Bintang Darma adalah perusahaan yang sangat besar. Selain itu, presdir perusahaan ini adalah Ardika.

Ardika pasti akan membuat pengaturan yang cukup baik untuk mereka, bekerja di bawah kepemimpinan Ardika tentu saja jauh lebih baik dibandingkan bekerja di tempat lain.

Soni sudah menganggap anak buahnya seperti saudaranya sendiri.

Ardika bisa mengatur sebuah pekerjaan yang baik untuk anak buahnya, dia merasa sangat berterima kasih.

"Baik, aku akan seger
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 371 Orang yang Membuat Keributan Sudah Datang

    Sebelum acara penggantian nama diselenggarakan, Jesika yang membuat daftar nama tamu undangan.Saat waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi, para tamu undangan sudah mulai berdatangan."Desta dan Zaki, dua kepala keluarga kaya kelas satu menghadiri acara ini secara pribadi!""Selain itu, Lionel selaku presdir Grup Mega Prima dan Juna selaku manajer umum Grup Bumantara juga hadir!""Penanggung jawab dari Grup Kapital ibu kota provinsi dan penanggung jawab dari Grup Plumas ....""Aku nggak menyangka ternyata relasi Grup Bintang Darma seluas ini!"Seakan-akan sudah gila, para wartawan terus mengambil gambar tokoh-tokoh hebat itu tanpa henti.Bahkan, wajah para tokoh hebat itu sampai tampak putih karena pantulan cahaya dan sorotan cahaya kamera mereka.Di ruang kerja presdir di lantai paling atas gedung.Melihat suasana megah di lantai bawah gedung, mata Elsy sampai berkaca-kaca saking senangnya.Sambil menyeka air mata bahagianya, dia berkata, "Pak Ardika, apa kamu benar-benar nggak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 372 Sekolah Bela Diri Wakanda

    Tepat pada saat sekelompok besar pemuda tiba-tiba muncul dan berjalan ke arah penyelenggaraan acara penggantian nama Grup Bintang Darma dengan aura menakutkan, beberapa pesawat nirawak tampak terbang di atas panggung dan merekam dari berbagai arah.Semua rekaman ini disiarkan secara langsung ke Vila Pelarum yang berjarak sejauh puluhan kilometer dari tempat ini.Sambil menyesap teh berkualitas tinggi, kepala tiga keluarga besar menyaksikan siaran langsung melalui layar yang tergantung di dinding."Oliver, kita mengutus begitu banyak orang untuk membuat keributan di Grup Bintang Darma secara terang-terangan. Bagaimana kalau Raka menggerakkan tentara dan polisi hanya dengan satu panggilan telepon? Bukankah kita sama saja dengan menyerahkan kelemahan kita padanya?"Melihat perubahan situasi dalam acara penggantian Grup Agung Darma, tiba-tiba Jesper mengerutkan keningnya.Hari ini, mengirim orang untuk membuat keributan di Grup Bintang Darma diatur oleh Oliver sendiri. Mereka juga tidak me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 373 Mengungkit Orang yang Sudah Meninggal

    Elsy tetap tampak tenang dan berkata dengan sopan, "Aku adalah Elsy, manajer umum Grup Bintang Darma, terima kasih Pak Wakanda sudah menghadiri acara kami dengan membawa begitu banyak murid Sekolah Bela Diri Wakanda untuk memeriahkan acara kami.""Oh, kamu adalah Elsy, istri Delvin? Kuingat dulu kamu adalah wanita cantik yang terkenal di Kota Banyuli!"Wakanda memandangi lekuk tubuh indah Elsy dengan tatapan mesum.Dia benar-benar ingin sekali menikmati tubuh indah itu!Wakanda adalah seorang pria yang terkenal mesum.Dulu, dia pernah menghamili seorang murid wanita, hal itu bahkan sangat menggemparkan Kota Banyuli.Namun, latar belakang Wakanda sangat kuat dan memiliki relasi luas, jadi hal itu ditekan olehnya dan tidak menyebar lagi.Proses belajar mengajar di Sekolah Bela Diri Wakanda sama sekali tidak terpengaruh.Elsy sudah terbiasa melihat sorot mata mesum pria, dia berkata dengan ekspresi tetap tenang, "Terima kasih atas pujian Pak Wakanda. Pak Wakanda ada urusan apa? Silakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 374 Tawar Menawar

    Dua ratus orang murid Sekolah Bela Diri Wakanda berteriak dengan serempak.Suara teriakan mereka seolah-olah bisa mengguncang seluruh bumi ini!Kalau dilihat ekspresi arogan dan galak mereka, kemungkinan besar hanya dengan satu perintah dari Wakanda, mereka akan menerobos ke dalam gedung dan menghancurkan seluruh barang-barang yang ada di dalam gedung Grup Bintang Darma dari lantai paling bawah hingga lantai paling atas.Murid-murid sekolah bela diri yang belum cukup usia ini jauh lebih menakutkan dibandingkan para preman di luar sana.Para preman di luar sana mengetahui dengan jelas kalau mereka melanggar hukum, maka mereka akan dijerumuskan ke dalam jeruji besi. Mereka hanya berani menindas yang lemah dan takut pada yang kuat, mereka tidak berani memprovokasi orang-orang yang memiliki latar belakang.Namun, murid-murid dari sekolah bela diri ini tidak berpikir banyak dan berani bertindak gegabah. Mereka sama sekali tidak memikirkan konsekuensi atas perbuatan mereka.Dengan mengandalk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 375 Aura Menakutkan Alden

    Melihat Ardika yang biasa-biasa saja, Wakanda memandang rendah lawan bicaranya dan mulai tawar menawar!Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Grup Bintang Darma berencana untuk membentuk sebuah tim keamanan yang profesional. Selama kemampuan menyeluruh murid-murid Sekolah Bela Diri Wakanda ini cukup bagus, aku mampu mengeluarkan 10 triliun untuk memberi mereka gaji.""Tapi, murid-muridmu ini ...."Dia melirik murid-murid Sekolah Bela Diri Wakanda yang bahkan tidak memenuhi kualifikasi postur berdiri itu, lalu mencibir dan berkata, "Karena mereka semua adalah murid, maka paling banyak aku bisa memberi mereka gaji satu juta per bulan."Nada bicara penuh penghinaan terdengar dengan jelas dalam ucapan Ardika."Sialan! Apa kamu benar-benar ingin cara mati?! Percaya atau nggak, aku bisa langsung membunuhmu!"Amarah dua ratus murid sekolah bela diri itu langsung memuncak, mereka semua langsung berteriak melontarkan makian kepada Ardika.Ekspresi Wakanda juga berubah menjadi muram, dia berteri

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 376 Memanfaatkanmu untuk Menunjukkan Wibawaku

    Melihat Ardika tidak berencana membiarkan Wakanda pergi, Alden mengerutkan keningnya.Seorang pengawal yang berdiri di belakang sang raja preman berkata dengan dingin, "Pak Raka, Wakanda bersedia pergi karena mempertimbangkan Tuan Alden, sebaiknya kamu jangan keterlaluan!"Di mata pengawal itu, Alden sudah memerintahkan Wakanda untuk pergi dari sini.Dengan mempertimbangkan Alden, Wakanda sendiri juga sudah menyetujui untuk segera pergi dari sini.Kalau begitu, seharusnya masalah ini berhenti sampai di sini saja.Namun, Ardika malah tidak membiarkan Wakanda pergi, seolah-olah belum puas.Tindakan Ardika sama saja dengan mempermalukan Alden.Di Kota Banyuli, baik wali kota maupun kepala preman, baik anggota instansi pemerintahan maupun para pelaku kriminal, siapa yang berani tidak menghormati Alden?"Ibarat pepatah, kalau nggak tahu penderitaan yang dilalui oleh orang lain, sebaiknya jangan membujuk orang lain untuk bersikap baik. Tuan Alden, seharusnya anak buahmu mengerti hal ini, buk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 377 Sangat Lemah

    "Raka, aku punya dua ratus orang murid. Kalau kamu ingin memanfaatkanku untuk menunjukkan wibawamu, paling sedikit kamu harus mencari enam ratus orang tentara!"Wakanda tidak menganggap serius sekelompok tentara itu.Walaupun postur berdiri mereka sempurna, mereka belum tentu bisa berkelahi.'Hah, hanya punya seratus orang saja sudah ingin memanfaatkanku untuk menunjukkan wibawanya, benar-benar bermimpi!'Lagi pula, apa Ardika bisa mencari tentara sebanyak enam ratus orang?Wakanda beranggapan hal seperti itu mustahil terjadi.Kecuali Ardika bisa menggerakkan anggota pasukan khusus secara langsung.Hal ini juga mustahil terjadi.Ardika tidak memedulikannya, dia bertanya tanpa menoleh, "Membereskan murid-murid sekolah bela diri ini butuh berapa banyak orang?""Lapor, tiga puluh orang saja sudah cukup!"Di antara lima puluh orang yang berbaris di sebelah kiri, seorang tentara yang berdiri di barisan paling depan segera menjawab pertanyaan Ardika.Pria itu bernama Janus Sulastio. Sebelum

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 378 Tentara Berlagak Berwibawa

    Tidak peduli seberapa keras Wakanda berteriak, hasil pertarungan tetap tidak berubah.Tiga puluh tentara langsung menerjang ke arah kerumunan murid sekolah bela diri yang berjumlah seratus tujuh puluh orang itu.Mereka tampak seperti sekelompok serigala kelaparan yang masuk dalam kerumunan domba.Saat bergabung dengan Pasukan Khusus Serigala, mereka sudah mempelajari teknik bertarung dan berlatih dengan baik.Bagaimana mungkin sekelompok murid sekolah bela diri yang hanya bertarung karena emosi sesaat bisa menandingi sekelompok "serigala" ganas ini?Wakanda melihat dengan mata kepalanya sendiri satu per satu murid yang dibanggakannya tergeletak tak berdaya di lantai.Wajahnya berubah menjadi sangat muram!"Bam!"Pada akhirnya, belasan orang murid sekolah bela diri yang masih berdiri terjatuh ke lantai pada saat bersamaan.Pertarungan dengan perbedaan jumlah orang yang sangat besar, yaitu tiga puluh orang melawan dua ratus orang berakhir hanya dalam waktu seratus detik.Saat ini, dua ra

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2289 Pak Windono

    Ardika mendongak, melihat matahari yang sudah bersinar cerah di luar sana. Dia pun berkata, "Cuaca hari ini cukup bagus. Begini saja, Pak Jace, sekarang kamu kerahkan pompa untuk menguras air di kolam hingga kering terlebih dahulu.""Lalu, kerahkan eskavator untuk membersihkan lumpur. Sekitar pukul dua sore, saat energi positif mencapai titik puncaknya, aku akan turun tangan langsung.""Hantu atau roh apa pun yang ada di dalam air itu, kali ini harus dihancurkan sepenuhnya!"Melihat Ardika begitu percaya diri, Jace juga sudah mulai tenang."Baik, aku akan meminta Limdo untuk mengaturnya sekarang!"Tak lama kemudian, Limdo sudah mengerahkan beberapa buah pompa berkekuatan besar kemari dan mulai menguras air.Walaupun sangat bising, tetapi Jace sekeluarga malah merasa suara itu sangat enak didengar.Dalam kurun waktu kurang dari dua jam, air sudah terkuras hingga kering. Dasar kolam dipenuhi dengan lumpur, tidak kelihatan ada keanehan apa pun.Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2288 Angin Menyatukan Air, Air Menimbulkan Angin

    "Dia sudah mati, nggak mungkin bisa berulah lagi.""Kalau ada rohnya, juga pasti sudah kuhabisi sejak awal."Ardika menanggapi ucapan Lolita sambil menggelengkan kepalanya.Setelah merenung sejenak, dia berkata dengan nada bicara agak dingin, "Menurutku, ada orang yang masih nggak terima, jadi sengaja berulah.""Ada yang berulah?"Jace dan Lolita menunjukkan ekspresi serius, sorot mata mereka tampak sedikit panik.Selama beberapa waktu ini, mereka sekeluarga sudah lelah baik secara fisik maupun mental. Siapa sangka, Kasandra baru saja diselamatkan, tetapi sudah terjadi hal seperti ini lagi."Nggak perlu khawatir."Ardika melambaikan tangannya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Karena hari ini aku sudah datang, aku akan membantu kalian mengatasi kekhawatiran kalian ini sepenuhnya.""Di mana gambarnya? Coba kulihat."Jace segera memanggil Limdo untuk membawakan setumpuk kertas itu kemari."Tuan Ardika, aku sudah meminta Limdo untuk mencarikan keseluruhan gambar kompleks asrama Kediaman

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2287 Kejadian Aneh di Kediaman Keluarga Sinantri

    Namun, begitu bertemu Ardika, Kasandra malah langsung seakrab itu dengan Ardika. Hal ini benar-benar di luar bayangan Jace dan Lolita.Terlebih lagi, boleh dibilang ini adalah pertama kalinya Kasandra bertemu dengan Ardika.Walaupun sebelumnya dia sudah sempat bertemu dengan Ardika sebanyak dua kali di rumah, tetapi saat itu Kasandra dikendalikan oleh orang lain. Dia dalam kondisi tidak sadar.Pasangan suami istri ini benar-benar tidak bisa memahami hal ini. Pada akhirnya, mereka hanya beranggapan bahwa karena Ardika telah menyelamatkan Kasandra, itulah sebabnya Kasandra bisa merasa akrab terhadap Ardika secara naluriah."Baiklah, kalau begitu aku panggil kamu Kasandra saja."Ardika menyunggingkan seulas senyum tak berdaya, dia juga cukup menyukai gadis manis yang satu ini.Setelah mendengar ucapan Ardika, Kasandra baru puas. Dia menarik Ardika masuk ke dalam rumah dengan antusias, lalu menyeduhkan teh untuk Ardika dengan antusias pula."Hei, sekarang putriku sudah dewasa. Biasanya gad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2286 Pertama Kali Bertemu Judian

    Setengah jam kemudian.Ardika langsung melajukan mobilnya memasuki kompleks asrama Kediaman Wali Kota.Baru saja memarkir mobilnya di depan rumah Jace, Ardika sudah melihat sosok bayangan Jace sekeluarga muncul di depan halaman rumah.Sosok Kasandra yang cantik dan elegan juga berdiri di belakang Jace dan Lolita, kelihatannya kondisi mental juga jauh membaik.Selain Jace sekeluarga, juga ada seorang pemuda dengan postur tubuh tegap dan paras tampan berada di sana.Saat ini, pemuda itu berbalik dan berkata, "Paman Jace nggak perlu mengantarku lagi, aku pamit dulu.""Ke depannya aku akan tetap berada di ibu kota provinsi. Aku sudah punya lebih banyak waktu untuk datang mengunjungi Paman dan Bibi Lolita, tentu saja juga Kasandra."Kemudian, Jace sekeluarga berbasa-basi beberapa patah kata lagi sebelum pemuda itu berjalan keluar.Tak lama kemudian, sebuah mobil dengan pelat tim tempur Provinsi Denpapan melaju perlahan-lahan ke sisi pemuda tersebut.Saat ini, kebetulan Ardika berjalan masuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2285 Manajer Departemen Bisnis

    "Memintaku untuk menjadi presdir? Apa kamu takut identitasku terungkap terlalu lambat?"Ardika melirik Cahdani sekilas dengan sorot mata acuh tak acuh.Dilirik oleh Ardika seperti itu, jantung Cahdani langsung berdegap dengan kencang. Dia buru-buru berkata, "Nggak, nggak, nggak, bukan begitu. Aku nggak bermaksud seperti itu. Kak Ardika, kamu seperti ini juga cukup baik. Tapi, menjadi seorang karyawan biasa sama sekali nggak cocok untuk identitasmu. Bagaimana kalau kamu menjabat sebagai seorang petinggi level menengah?""Kak Ardika, dengan begini kamu nggak perlu khawatir identitasmu terekspos, juga bisa mencampuri urusan perusahaan secara terang-terangan."Ardika mengangguk perlahan dan berkata, "Benar juga. Kalau begitu, begini saja. Jabatan Kalris sebelumnya untukku saja.""Manajer departemen?"Cahdani mengangguk dan berkata, "Hmm, boleh dibilang juga sudah termasuk petinggi level menengah. Kalau begitu, ditetapkan seperti ini saja.""Kalian sudah dengar apa yang kukatakan, 'kan? Ngg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2284 Kamu Bisa Langsung Menjabat Sebagai Presdir

    Kalris langsung menoleh. Saat itu juga, dia berkata dengan gigi terkatup, "Cahdani, kamu yang menjebakku dari belakang!"Cahdani yang kedua lengannya masih terbalut perban, berjalan melenggang masuk dengan membawa beberapa orang anak buahnya."Kalris, 'kan? Dengar-dengar tadi malam kamu memakiku saat berada di Hainiken, apa kamu cari mati?"Begitu masuk, Cahdani langsung mempertanyakan Kalris dengan tajam sekaligus dingin.Walaupun Kalris sangat arogan, tetapi menghadapi Cahdani yang luar biasa arogan, dia masih kalah telak.Mendengar ucapan ini, jantung Kalris langsung berdegap dengan kencang. Dia berkata dengan suara bergetar, "Cah ... Cahdani, ini hanya kesalahpahaman.""Kesalahpahaman apanya?!"Cahdani langsung menendang Kalris hingga tubuh Kalris terpental dan membentur sebuah meja kerja hingga hancur berkeping-keping.Melihat Kalris yang tergeletak di lantai sambil menutupi perutnya dengan ekspresi kesakitan tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun, Cahdani langsung melambaikan ta

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2283 Apa Hebatnya Wilgo

    "Oke, Jeslin, nanti kita baru ngobrol lagi!"Kalris melambaikan tangannya. Kemudian, dia menyalakan sebatang rokok dengan santai, lalu mengisapnya satu isapan sebelum berkata sambil tersenyum, "Eh, Ardika, kamu mau pergi sendiri, atau aku bantu kamu?""Di Grup Goldis, kamu nggak akan bisa menang dariku!"Ardika berkata tanpa menyetujui, juga tidak menyangkal ucapan pria itu, "Oh? Siapa bilang?""Aku yang bilang!"Kalris mengembuskan asap rokoknya dengan arogan.Ardika tersenyum dan berkata, "Maaf, tapi sebentar lagi kata-katamu sudah nggak ada artinya lagi."Kalris tertawa meremehkan dan berkata, "Kenapa? Apa mungkin kamu bisa mengusirku dari Grup Goldis ....""Siapa yang namanya Kalris?!"Begitu dia selesai berbicara, tiba-tiba sekelompok orang berjalan memasuki ruangan dengan memasang ekspresi dingin.Seorang wanita paruh baya dengan ekspresi galak yang memimpin sekelompok orang itu mengajukan pertanyaan tersebut dengan dingin.Kalris mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan kesal,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2282 Mengingkari Janji

    "Plak ...."Kalris langsung memukul tangan Ardika, lalu berkata dengan dingin, "Bonus enam miliar? Mimpi saja kamu! Apa kamu pikir perusahaan ini adalah milik keluargamu?!""Jangankan bonus sebesar sepuluh persen, bonus sebesar empat persen yang sudah ditetapkan sebelumnya juga nggak ada!""Ingin menjadi karyawan tetap? Hari ini kamu baru mulai masuk kerja, kamu sudah ingin menjadi karyawan tetap? Nggak ada aturan seperti ini! Aturan Grup Goldis adalah, paling singkat masa percobaan orang baru juga membutuhkan satu bulan!"Siapa sangka di bawah tatapan banyak orang, Kalris malah menjilat ludahnya sendiri.Ardika memicingkan matanya, lalu bertanya dengan nada bicara agak dingin, "Kalau begitu, Tuan Muda Kalris berencana untuk mengingkari janji?""Tadi bukan seperti ini ucapanmu."Kalris mendengus dingin dengan acuh tak acuh, lalu berkata, "Sebelumnya aku memang bilang begitu. Tapi yang kubilang adalah kamu harus menangani Juki dan yang lainnya. Setelah mereka menandatangani kontrak, bar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2281 Penghasilan Per Tahun Sudah Mencapai Enam Miliar

    Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status