"Dasar Desta tua bangka! Sejak kapan Keluarga Buana berutang pada Keluarga Unima? Acara ulang tahunku sudah berakhir, kenapa kamu membuat keributan lagi di sini?!"Sambil memelototi Desta yang datang meminta uang, Brian langsung marah besar.Selama ini, dia dan Desta memang tidak cocok dan saling tidak menyukai satu sama lain.Jadi, dia mengira Desta sengaja datang untuk membuat keributan.Selain itu, Desta membuat keributan tepat pada hari penyelenggaraan acara ulang tahunnya, jelas-jelas hanya untuk membuatnya kesal."Dasar tua bangka nggak tahu malu! Brian, kalau hari ini Keluarga Buana nggak mengembalikan uangku, aku akan menyelenggarakan acara kematian untukmu!"Desta memelototi lawan bicaranya dan berkata, "Sebelumnya Keluarga Unima meminjamkan uang sebesar 170 miliar untuk perusahaan properti Grup Agung Makmur membayar utang mereka. Semuanya tertulis dengan jelas di kontrak, nggak mungkin bisa dipalsukan.""Kini, Grup Perfe Keluarga Buana sudah membeli perusahaan properti Grup A
Awalnya, Brian hanya ingin mengeluarkan sedikit uang untuk menyelesaikan masalah dengan Keluarga Unima. Namun, dia sama sekali tidak menyangka semua tokoh hebat yang datang menemuinya ini juga memintanya mengembalikan uang.Hanya dalam sekejap mata, ada begitu banyak orang yang datang menagih utang padanya. Kalau semuanya dijumlahkan, maka mencapai lebih dari 4 triliun!Keluarga Buana baru saja memperoleh lebih dari 4 triliun milik Grup Agung Makmur.Kalau diminta untuk mengembalikan uang, tentu saja mereka mampu untuk mengembalikan uang sebesar itu.Namun, memintanya untuk mengeluarkan uang bernilai fantastis itu, tentu saja Brian enggan melakukannya."Apa kalian sudah nggak punya logika? Grup Agung Makmur yang berutang pada kalian, seharusnya kalian menagih utang kepada Grup Agung Makmur."Brian berkata dengan marah, "Perusahaan properti Grup Agung Makmur dijual kepada Grup Perfe adalah salah mereka, sama sekali nggak ada hubungannya dengan Keluarga Buana!"Walaupun dia sudah membuat
Tidak ada satu pun dari bank-bank besar itu yang bersedia meminjamkan uang kepada Keluarga Buana.Bahkan, para kepala bank tidak memberi mereka kesempatan untuk bernegosiasi."Sebenarnya apa yang terjadi? Keluarga Buana nggak pernah menyinggung pihak bank, kenapa mereka semua nggak bersedia memberi kita pinjaman seolah-olah sudah janjian?"Dalam sekejap, sebuah kekuatan besar tak terlihat seakan-akan menyelimuti diri setiap anggota Keluarga Buana. Mereka mulai merasa ketakutan."Apa mungkin ada hubungannya dengan orang yang kita singgung itu?!"Brian menggertakkan giginya, kedua tangannya sudah bergetar dengan kencang.Begitu lebih dari dua puluh tokoh hebat yang datang menagih utang pergi, bank-bank di Kota Banyuli langsung memutus pinjaman untuk Keluarga Buana.Sebelumnya, saat Grup Agung Makmur mengalami krisis pemutusan pinjaman, mereka masih mentertawakan Grup Agung Makmur.Namun, setelah merasakannya sendiri, mereka baru menyadari betapa menyakitkannya fakta itu!Tak lama kemudia
Liander datang untuk membalas budi.Sebelumnya, Ardika mengajukan permintaan yang mengharuskan Keluarga Septio mengeluarkan uang sebesar puluhan triliun untuk membeli Showroom Mobil Neptus, lalu menghadiahkan showroom tersebut kepadanya.Setelah Liander menyampaikan permintaan Ardika pada keluarganya, seluruh anggota Keluarga Septio menentang hal tersebut.Walaupun Keluarga Septio tidak kekurangan uang, tetapi uang yang mereka miliki juga bukan jatuh dari langit.Mereka tidak bisa memenuhi permintaan Ardika sebesar puluhan triliun itu.Setelah mendengar permintaan Ardika itu, Keluarga Septio mendapati Ardika adalah orang yang sangat serakah.Mereka tidak ingin dijerat dan berhubungan dengan orang seperti itu.Karena itulah, Keluarga Septio menginstruksikan Liander untuk tetap berada di Kota Banyuli dan memikirkan cara untuk membalas budi Ardika, agar mereka tidak perlu berhubungan dengan pria serakah itu lagi.Mendengar Keluarga Basagita tertimpa masalah besar, Liander menyadari kesemp
Tuan Besar Basagita buru-buru berkata, "Sebelumnya, Ardika masih menjengukku di rumah sakit. Apa Tuan Muda Liander ingin bertemu dengannya? Kalau begitu, kami akan segera memanggilnya pulang ke kediaman Keluarga Basagita!""Nggak perlu, nanti aku akan menghubunginya sendiri."Liander tidak ingin berlama-lama di sini melihat Tuan Besar Basagita dan yang lainnya menjilatnya, dia langsung berbalik dan pergi meninggalkan kediaman Keluarga Basagita.Melihat sosok bayangan Liander yang sudah menghilang di balik pintu, Tuan Besar Basagita baru mengalihkan pandangannya. Dia menghela napas dan berkata, "Aku nggak menyangka. Kali ini, Ardika yang sudah menyelamatkan Keluarga Basagita."Dalam hati, dia bergumam, 'Sudah saatnya aku mengubah caraku memperlakukan Luna sekeluarga.'Ardika sudah menjalin hubungan dengan Keluarga Septio Provinsi Aste, pria itu bukan pecundang yang dipandang rendah oleh semua orang seperti dulu lagi.Pantas saja sebelumnya dia mengatakan dengan penuh percaya diri akan m
"Berani-beraninya kamu bersikap nggak sopan padaku seperti itu! Kamu pikir kamu siapa?!"Setelah menarik napas dalam-dalam, Liander baru berhasil mengendalikan api amarahnya yang hendak meluap. Dia mendengus dingin, lalu berjalan pergi.Mempertimbangkan sebelumnya Ardika sudah menyelamatkan adiknya, dia tidak mencari perhitungan dengan pria itu.Setelah keluar dari kantor pengacara, Liander langsung menelepon Sean Septio, pamannya sekaligus Kepala Keluarga Septio Provinsi Aste."Paman, aku sudah membalas budi Ardika. Hari ini aku akan membawa Rachel kembali ke Provinsi Aste."Liander menceritakan secara singkat, padat dan jelas tentang kejadian yang menimpa Keluarga Basagita.Sean adalah ayah Rachel. Setelah mendengar ucapan Liander, dia berkata, "Kerja bagus, Liander. Tapi, kamu belum bisa kembali ke Provinsi Aste.""Paman, kenapa?" tanya Liander dengan bingung.Dia memang ingin tetap tinggal di Kota Banyuli. Di kota ini ada Jesika, wanita pujaan hatinya.Namun, Jesika tidak memedulik
Marko sedang meminta pendapat Ardika, dia tidak berani mengambil keputusan secara langsung.Ardika berkata, "Oke, kalau begitu aku akan pergi ke kediaman Keluarga Buana. Kamu lakukan persiapan penangkapan terlebih dahulu dan tunggu instruksi dariku."Karena campur tangan Liander sudah mengacaukan rencananya, Ardika memang berencana untuk pergi ke kediaman Keluarga Buana setelah mengantar Luna pulang.Sebelum Keluarga Buana sempat menyerahkan perusahaan kembali kepada anggota Keluarga Basagita, dia harus menyuruh Keluarga Buana mengembalikan perusahaan atas nama Luna."Baik, siap laksanakan perintah Tuan!" kata Marko dengan penuh hormat.Setelah memutuskan sambungan telepon, Ardika memberi tahu Luna dia akan keluar sebentar. Kemudian, dia langsung melajukan mobilnya keluar dari Kompleks Vila Bumantara.Saat ini, suasana di kediaman Keluarga Buana sangat muram.Baru saja mengembalikan uang sebesar lebih dari 4 triliun, hati anggota Keluarga Buana masih berdenyut sakit.Satu demi satu kab
"Eh, idiot, apa maksudmu? Kamu sedang mengutuk kami?!"David memelototi Ardika."Sudahlah, David, nggak ada gunanya berdebat dengan orang idiot."Brian melambaikan tangannya dan menyela cucunya. Kemudian, dia menatap Ardika dengan tatapan dingin dan berkata, "Pulang sana dan beri tahu Tuan Besar Basagita, kami akan mengembalikan perusahaan kepada Keluarga Basagita, suruh dia tunggu saja."Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku bukan datang mewakili Keluarga Basagita untuk meminta kalian menyerahkan perusahaan."David bertanya dengan marah, "Kalau begitu, untuk apa kamu datang? Mentertawakan kami? Mempermainkan kami?""Aku datang untuk melakukan transaksi dengan Keluarga Buana.""Transaksi apa?"Brian mengerutkan keningnya. Pemuda yang berada di hadapannya itu hanyalah menantu benalu Keluarga Basagita, bahkan Keluarga Basagita saja memandang rendah dia.Atas dasar apa dia bisa melakukan transaksi dengan Keluarga Buana?Ardika mengeluarkan dua uang koin bernominal seribu, lalu
Banyak orang yang berkemampuan, tetapi hanya segelintir orang yang bisa menjadi presdir sebuah perusahaan sebesar itu.Sorot mata yang ditujukan Leane terhadap Ardika juga sudah berubah. Dia menatap Ardika dengan tatapan penuh semangat, seperti ibu mertua yang sedang menatap sang menantu.Tepat pada saat ini, anak mitra tersebut berkata, "Tapi aku dengar-dengar, Pak Ardika ini sudah disingkirkan oleh orang lain. Sekarang presdir Grup Susanto Raya sudah ganti orang menjadi seorang wanita yang bernama Jesika. Dia adalah sekretaris mantan presdir, luar biasa cantik.""Oh, omong-omong, ada rumor yang bilang Kak Ardika adalah seorang menantu benalu. Biasanya nggak hanya menuangkan air cuci kaki di rumah, kali ini setelah dia disingkirkan dari Grup Susanto Raya, ibu mertuanya terus mendesaknya untuk bercerai dengan istrinya ...."Anak mitra itu baru berusia sepuluh tahun. Saat ini, dia membicarakan rumor-rumor itu tanpa henti, seperti sedang membicarakan sesuatu hal yang menarik.Rumor menge
"Lagi pula, aku memilih menantu nggak melihat latar belakangnya, hanya melihat karakternya. Aku nggak akan setuju Kalris menjadi menantuku."Sambil berbicara, Sutandi mengangkat tangannya dan menepuk bahu Ardika. "Menurutku Ardika cukup baik. Dia berkemampuan dan berkarakter baik. Selain itu, dia dan Jeslin sudah saling mengenal sejak kecil, boleh dibilang mereka tumbuh bersama.""Saat itu, setiap hari Jeslin merengek ingin menikah dengannya!"Mendengar ucapan sang guru, Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya.Kala itu Jeslin memang sangat menempel padanya, mengatakan setelah tumbuh dewasa nanti akan menikah dengannya. Namun, itu hanyalah ucapan anak kecil. Bagaimana bisa dianggap serius?Namun, ada satu kalimat Sutandi memang benar.Memang belum pasti siapa yang akan menduduki posisi sebagai ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Pada akhirnya, siapa yang bisa menduduki posisi itu tergantung keputusannya yang kini sudah merupakan Organisasi Snakei cabang Gotawa
Di samping mereka.Melihat suaminya langsung memberikan selembar kartu bank pada Ardika begitu bertemu dengan Ardika, ekspresi Leane langsung berubah menjadi sangat muram.Seorang pria dewasa sepertinya masih perlu dihibur oleh Sutandi.Bukan hanya tidak berguna lagi, murid Sutandi yang satu ini benar-benar payah.Sangat jelas pria itu datang untuk bergantung pada keluarga mereka."Pak Sutandi, simpan saja kartu ini, aku punya uang. Kalau suatu hari nanti aku benar-benar mencapai titik terendah dalam hidupku, aku pasti akan memberi tahu Pak Sutandi."Sambil tersenyum, Ardika memasukkan kembali kartu bank itu ke dalam genggaman Sutandi. Tentu saja dia tidak akan menerima uang ini."Baiklah kalau begitu."Sutandi juga menyadari ekspresi muram istrinya. Mengira Ardika memedulikan harga diri sendiri, dia juga tidak memaksa lebih jauh lagi."Ayo, ikut aku masuk ke dalam!"Sambil menarik Ardika menuju ke dalam, dia berkata, "Kebetulan kamu datang. Kemarin sudah aku sudah bilang padamu, hari
Ekspresi dan pergerakan Leane, menunjukkan bahwa wanita itu jijik padanya. Ya, tentu saja Ardika menyadari hal ini.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Pak Sutandi yang menyuruh sopir kalian untuk membawaku ke sini, katanya kebetulan makan bersama di sini terlebih dulu baru pulang ke rumah.""Dasar Sutandi ini! Apa dia nggak lihat acara apa ini?! Bisa-bisanya dia langsung memanggilnya kemari!"Leane melontarkan kata-kata itu dengan agak kesal. Kemudian, dia menarik Ardika ke luar ruang pribadi, di mana orang-orang di dalam ruangan tidak bisa melihat mereka lagi, lalu berkata dengan suara rendah, "Ardika, acara hari ini sangat penting bagi keluarga kami. Orang-orang yang kami undang adalah orang-orang kaya dan berkuasa. Kamu nggak cocok berkunjung ke tempat seperti ini."Saat berbicara, Leane membuka tasnya, mengeluarkan semua uang tunai di dalam tasnya. Kemudian, dia langsung memasukkan uang sekitar sebesar empat juta itu dalam genggaman Ardika tanpa banyak bicara."Kamu ambil saja u
"Tuan, silakan."Pelayan tersebut membimbing Ardika ke ruang pribadi yang telah dipesan oleh Sutandi. Untuk menjaga privasi pelanggan setiap meja, Restoran Siam menyediakan sebuah ruang pribadi untuk pelanggan setiap meja."Eh? Pemuda itu ...."Manajer Restoran Siam kebetulan lewat. Dia tiba-tiba menoleh dan melihat punggung Ardika. Saat itu juga, keningnya langsung berkerut.Setelah ragu sejenak, dia mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan telepon."Halo, Tuan Muda Levin, aku adalah manajer Restoran Siam cabang ibu kota provinsi. Sebelumnya, Tuan Muda sudah menginstruksikan pada kami, kalau ada seorang tuan bernama Ardika datang berkunjung ke restoran, kami harus melayaninya dengan sepenuh hati.""Barusan sepertinya aku melihat Tuan Ardika itu ...."..."Tok ... tok ...."Ardika yang tengah membawa bungkusan herba itu berjalan mengikuti pelayan Restoran Siam. Dia melihat pelayan tersebut tengah mengetuk pintu sebuah ruang pribadi."Eh, sepertinya Jeslin dan Tuan Muda Kalris sud
Ya, contohnya saja Ardika tahu, hanya Chamir seorang saja sudah memegang tiga puluh persen saham.Selain itu, tiga wakil ketua cabang Gotawa, seperti Jiglo, suami Ruth, wanita yang mati di tangan Ardika, juga memegang saham sebesar sepuluh persen.Selain Jiglo, sebagai ketua cabang Provinsi Denpapan, juga karena cabang Provinsi Denpapan menduduki posisi yang istimewa di cabang Gotawa, Sirilus memegang saham sebesar dua puluh persen.Hanya dua puluh persen sisanya yang merupakan aset bersama Organisasi Snakei cabang Gotawa.Berbisnis dengan meminjam kekuasaan dan sumber daya Organisasi Snakei, tetapi keuntungan malah dibagikan oleh para tokoh besar internal organisasi. Yah, pantas saja ada begitu orang yang bermimpi pun ingin bergabung dengan Organisasi Snakei.Kini, Chamir sudah mati. Sirilus dan putranya juga sudah mati di tangan Ardika.Jangankan perebutan posisi ketua cabang Gotawa dan ketua cabang Provinsi Denpapan, hanya saham Grup Goldis yang mereka tinggalkan saja, sudah cukup m
Mercedes-Benz itu sudah melaju, tetapi Ardika tidak menanyakan lokasi yang ditujunya.Lagi pula, dia juga tidak takut Miro bermain trik dengannya.Menghadapi orang seperti Miro yang suka memandang rendah orang lain, takut pada yang kuat serta suka menindas yang lemah, dia memang harus langsung turun tangan untuk mengintimidasi orang tersebut. Kalau tidak, Miro hanya akan makin menjadi-jadi.Dia yakin setelah dihajar olehnya tadi, pemuda yang satu ini sudah mengerti dia bukanlah orang yang mudah diprovokasi.Kalau Miro masih tak kunjung tahu diri, Ardika tidak keberatan untuk memberinya pelajaran yang tak terlupakan seumur hidupnya.Mercedes-Benz itu melaju di jalanan utama ibu kota provinsi.Gedung-gedung pencakar langit melintasi indra penglihatan Ardika.Walaupun kedudukannya tidak bisa dibandingkan dengan Kota Sewo yang merupakan ibu kota Gotawa, tetapi tidak perlu diragukan lagi ibu kota provinsi adalah pusat perekonomian di sini.Pengaruhnya tersebar luas ke seluruh Gotawa, bahkan
Ardika melangkah maju dan berkata, "Kak Miro, 'kan? Aku Ardika, murid Pak Sutandi ...."Miro mengalihkan pandangannya dari seorang wanita muda. Dia mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki sejenak. Melihat penampilan Ardika biasa-biasa saja, bahkan membawa sebuah bungkusan yang terkesan kampungan, tampak seperti orang kampung yang baru masuk kota, ekspresi meremehkan pun menghiasi wajahnya."Kenapa kamu membiarkanku menunggu begitu lama?!""Pertama kali naik kereta api cepat, jadi tersesat?"Miro memang merupakan keponakan jauh Leane. Beberapa tahun yang lalu, saat Sutandi baru mulai merintis kariernya dan membutuhkan seorang sopir untuk menunjukkan martabat sendiri, sudah mulai mempekerjakan pemuda ini sebagai sopir.Selama bertahun-tahun ini, dia sudah mengikuti Sutandi sekeluarga dan melihat banyak orang kaya. Miro sendiri menganggap dirinya sudah menjadi orang kaya.Dia sudah lupa dia sendiri juga anak kampung. Walaupun sekarang dia sudah masuk kota, tetapi dia tetap
Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Sepertinya Ratu Ular juga nggak seperti yang kamu katakan sendiri, nggak memperhatikan hal-hal kecil. Kamu bahkan tahu Tina sudah datang ke ibu kota provinsi.""Kamu ingin meminjam tanganku lagi untuk membersihkan pengaruh Keluarga Bangsawan Sinatri di Organisasi Snakei?"Sebelumnya, untuk mencari masalah dengan Ardika, Pangeran Sego langsung memanggil orang-orang Organisasi Snakei.Melalui hal itu saja sudah terlihat jelas, pengaruh Keluarga Bangsawan Sinatri dalam Organisasi Snakei cabang Gotawa sudah sangat dalam. Tidak berlebihan kalau mengatakan sudah seperti pasir yang bertebaran.Jadi, hanya dengan sekali lihat saja, Ardika sudah bisa menebak perencanaan menguntungkan yang tengah disusun oleh Vanya.Vanya tidak keberatan tujuannya diketahui oleh Ardika. Tidak menyetujui, juga tidak menyangkal, dia berkata, "Kalau begitu, tergantung pada pemikiranmu sendiri. Kamu sudah merusak pernikahan politik antara Keluarga Bangsawan Sinatri dengan Keluar