Ekspresi Rohan langsung berubah drastisDia menatap Ardika tanpa ekspresi dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Dalam sekejap, suhu di dalam ruangan itu seolah menurun drastis."Ardika, dasar lancang!"Tarno langsung berjalan menghampiri Ardika, menunjuk pria itu dan berkata dengan marah, "Tuan Rohan memintamu menjadi anak buahnya karena beliau memandang tinggi dirimu. Jangan nggak tahu diri!"Ardika melirik Tarno sejenak.Tadi, saat di dalam toko Ferrari, dia sudah merasakan sikap pria itu padanya ada yang aneh.Benar saja, sebelumnya Tarno hanya berpura-pura bersikap hormat padanya."Tarno, sepertinya kamu sudah mulai lupa diri. Apa karena lukamu sudah sembuh, kamu sudah lupa rasa sakitnya dihajar?"Ekspresi Ardika langsung berubah menjadi muram. Dia berkata, "Semalam saat kamu berlutut dan menampar wajahmu di hadapanku, aku nggak melihatmu begitu pemberani!"Ekspresi Tarno langsung berubah, dia teringat kejadian memalukan kemarin."Ardika, semalam aku tunduk padamu hanya karena ak
Pergerakan Ardika benar-benar terlalu cepat.Hanya dalam sekejap mata, semuanya sudah berakhir.Saking cepatnya, Rohan sama sekali tidak bereaksi.Saat dia tersadar kembali, dia mendapati dirinya sudah dalam posisi berlutut dengan tegak di lantai.Kalau dibandingkan dengan rasa sakit yang menjalar di wajahnya, penghinaan besar yang dirasakannya ini jauh lebih menyakitkan baginya.Namanya adalah Rohan. Dia adalah teman Billy. Baik di dunia pemerintahan maupun di dunia preman Kota Banyuli, selain kepala keluarga tiga keluarga besar dan segelintir tokoh hebat, siapa pun yang bertemu dengannya harus memanggilnya Tuan Rohan dengan hormat.Namun, saat ini dia malah ditampar hingga terpental dalam posisi berlutut di lantai oleh Ardika.Kalau sampai kejadian hari ini tersebar luas, harga dirinya pasti akan hancur!"Ardika, beraninya kamu memukul wajahku, beraninya kamu memukul wajahku!"Saking kesalnya, Rohan berteriak pada Ardika dengan marah. Nada bicaranya dipenuhi dengan kebencian yang men
Ardika sama sekali tidak menganggap serius orang-orang di hadapannya ini.Biarpun semua orang di Showroom Mobil Neptus ini menyerangnya secara bersamaan, dia sama sekali tidak takut.Namun, alasan yang digunakan oleh Rohan untuk menyerangnya menyulut emosinya.Alasan yang digunakan oleh pria tua itu untuk menyerangnya adalah mencuri mobil.Apa orang sepertinya perlu mencuri mobil?Tarno tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Ardika, oh Ardika, kenapa kamu begitu bodoh? Nggak sulit bagi Tuan Rohan untuk membunuhmu. Tapi, bagaimanapun juga, kamu adalah manusia. Jadi, diperlukan sebuah alasan yang masuk akal.""Karena kamu mencuri mobil, emosi para staf showroom tersulut, bahkan ingin memukulmu sampai mati. Alasan seperti ini cukup masuk akal."Dia memelototi Ardika dan berkata dengan ekspresi bangga, "Hari ini, semua staf Showroom Mobil Neptus datang untuk mencabut nyawamu. Jangan harap idiot sepertimu bisa keluar dari showroom ini hidup-hidup!""Oh? Sekelompok orang nggak berguna?"Ardika
Begitu mendengar suara itu, Ardika melihat wanita itu sambil mengerutkan keningnya.Dia merasa wanita itu sangat familier.Sesaat kemudian, dia teringat bahwa wanita itu adalah wanita yang diselamatkan olehnya dari tangan komplotan kriminal saat menangkap Claudia.Sebelum dia datang ke showroom ini, kalau dia tidak salah ingat, kata Sigit nama wanita itu adalah Rachel Septio?Pemuda di samping Rachel mengamati Ardika sejenak.Tepat pada saat ini pula, Tarno menghampirinya dan bertanya dengan sopan, "Halo, apa kamu datang ke Showroom Mobil Neptus untuk melihat-lihat mobil?""Bukan."Pemuda itu menggelengkan kepalanya dan menunjuk Ardika, lalu berkata, "Aku sedang mencari seseorang. Dia orangnya."Tarno menatap Ardika dengan tatapan terkejut, lalu bertanya dengan hati-hati, "Apa kamu ada urusan mencarinya?""Kamu nggak perlu ikut campur."Pemuda itu berkata dengan ekspresi arogan, "Sepertinya dia sudah membuat masalah di sini?"Melihat sikap arogan lawan bicaranya, Tarno merasa agak kesa
"Eh? Ada apa ini? Bukankah mereka datang untuk mencari perhitungan dengan Ardika? Kenapa malah menjadi berterima kasih padanya?!""Kapan idiot itu menyelamatkan Nona Keluarga Septio Provinsi Aste?""Aku benar-benar kesal setengah mati. Kalau tahu begitu, aku nggak akan menunjukkan jalan kepada mereka!"Begitu mendengar ucapan Rachel, Wisnu dan dua orang lainnya yang berdiri tidak jauh dari mereka hampir memuntahkan darah.Mereka benar-benar kelelahan menunjukkan jalan kepada dua saudara dari Keluarga Septio Provinsi Aste itu.Namun, ternyata mereka malah membawa dewa penyelamat bagi Ardika!Hal yang lebih membuat mereka iri adalah Ardika telah menjalin hubungan dengan Keluarga Septio Provinsi Aste.Idiot itu sangat ahli dalam membuat sensasi dengan mengandalkan kekuatan dan kekuasaan orang lain.Setelah menjalin hubungan dengan Keluarga Septio Provinsi Aste, dia pasti akan makin menjadi-jadi!Di sisi lain, menatap wajah polos dan mata cerah Rachel, selain merasa senang sudah menyelamat
Selesai berbicara, Liander langsung melambaikan tangannya kepada pengawalnya.Melihat lambaian tangan majikannya, pengawal itu segera mengeluarkan buku cek dan menuliskan 200 miliar.Setelah menandatangani dan menulis namanya, Liander merobek selembar cek, lalu menyodorkannya ke jendela mobil. "Nah, ini untukmu. Mulai sekarang uang 200 miliar ini menjadi milikmu. Kamu bisa pergi ke Bank Sejahtera dan mentransfer uang ini ke rekeningmu. Nanti aku akan memberi tahu penanggung jawab rekening ini."Khawatir Ardika tidak mengerti cara pemakaian cek tersebut, dia memberi sedikit penjelasan dengan sabar."Kenapa idiot itu bisa begitu beruntung? Apa dia layak mendapatkan uang sebesar 200 miliar sebagai ungkapan terima kasih? Kenapa bukan kita yang menyelamatkan Nona Rachel?!"Pandangan Wisnu dan Wulan yang berdiri tidak jauh dari sana tercengang melihat pemandangan itu. Mereka hampir saja meneteskan air liur.Saat ini, mereka ingin sekali menjadi Ardika dan langsung mengulurkan tangan mereka u
"Kenapa? Kali ini sudah cukup?"Liander mengira akhirnya Ardika sudah puas. Dia mencibir dan berkata, "Tapi, kamu harus berjanji padaku terlebih dahulu. Kelak, kita nggak punya hubungan apa-apa lagi dan jangan memberi tahu orang lain bahwa kamu sudah menyelamatkan anggota Keluarga Septio Provinsi Aste."Dia tidak ingin Ardika memanfaatkan nama Keluarga Septio Provinsi Aste untuk melakukan hal buruk dan merusak reputasi keluarga mereka.Ardika tersenyum dan berkata, "Tadi kamu bilang namamu Liander, 'kan? Aku hanya ingin mengingatkanmu satu hal.""Sepertinya kamu perlu mengingat-ingat kembali batas nominal penggunaan selembar cek."Selesai berbicara, dia menatap Liander seperti menatap idiot.Liander tertegun sejenak, lalu menoleh dan menatap pengawalnya, "Apa aku benar-benar sudah melupakan batas nominal penggunaan selembar cek?""Ya, Tuan Muda."Kemudian, pengawal itu bertanya, "Kalau begitu, apa ceknya jadi ditulis lagi?""Untuk apa ditulis lagi?!" teriak Liander dengan marah. Wajahn
"Ah ...."Saking terkejutnya, Liander berteriak dengan keras dan melompat ke samping.Dengan ekspresi pucat, dia menoleh dan mendapati mobil Ardika masih berada di tempat semula.'Dasar sialan! Dia hanya menggertakku, bukan benar-benar melajukan mobilnya ke arahku!' umpatnya dalam hati."Pertahanan mentalmu cukup lemah."Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika menaikkan kaca mobilnya.Kemudian, Maserati Quattroporte berwarna perak itu seperti berubah menjadi seekor serigala putih dan melesat pergi."Dasar sialan, dasar sialan!"Liander mengentakkan kakinya dengan kesal.Namun, dia tidak bisa melakukan apa-apa terhadap Ardika. Setelah memaki beberapa patah kata di tempat, dia langsung masuk ke dalam mobilnya dengan marah.Sesaat kemudian, rombongan mobil dua bersaudara Keluarga Septio pun meninggalkan Showroom Mobil Neptus."Menurut kalian, apa penyakit idiot itu kumat lagi? Dia nggak hanya menolak penawaran uang dari Tuan Muda Liander dan berlagak suci, dia juga sudah menyinggung