Kalau bukan karena Gijran adalah keponakan kandungnya, Jace bahkan ingin menghabisi pria itu.Setelah Gijran pergi, Ardika berkata pada Jace dengan acuh tak acuh, "Pak Jace, bukannya aku ingin mengatakan hal-hal buruk tentang Gijran, tapi bocah yang satu ini punya niat lain terhadap Nona Kasandra. Kamu harus hati-hati.""Intinya, jangan sampai Nona Kasandra menikah dengannya."Jace tertegun sejenak. Setelah memikirkan kembali hal-hal yang sudah lalu, dia juga sudah mengerti maksud Ardika. Dia langsung marah besar. "Dasar bajingan ini! Awas saja kalau dia berani!""Nggak perlu semarah ini. Selama sudah mengetahui hal ini, kelak jangan membiarkan Gijran berinteraksi dengan Nona Kasandra lagi saja," kata Ardika.Awalnya, orang luar sepertinya memang tidak pantas mengucapkan kata-kata seperti ini, mencampuri urusan keluarga orang lain.Namun, melihat gadis muda secantik Kasandra, dia sedikit menyukai gadis tersebut. Dia tidak ingin gadis muda itu jatuh ke tangan pria bajingan seperti Gijra
Grup Mitsun.Salah satu dari empat konsorsium besar Negara Jepara. Tosiban, Sonie, Toiyotan, semua perusahaan di bawah naungan Grup Mitsun ini adalah perusahaan yang terkenal di dunia.Grup Mistun bukanlah perusahaan yang dimonopoli oleh keluarga bangsawan Negara Jepara tertentu, melainkan merupakan perusahaan yang terbentuk dari kepentingan bersama dari banyak keluarga bangsawan Negara Jepara.Di antaranya, ada keluarga kekaisaran Negara Jepara, juga ada Keluarga Saki, sebuah keluarga sudah memiliki sejarah panjang di Yedo, serta Keluarga Gozuku yang baru mulai berkembang pada zaman modern.Demi mengendalikan banyak bisnis di bawah konsorsium tersebut, keluarga-keluarga ini membentuk Asosiasi Zumui sebagai organisasi dengan otoritas paling tinggi di Grup Mitsun.Berdasarkan saham yang dipegang oleh keluarga sendiri, keluarga-keluarga ini menentukan hak bicara masing-masing.Ya, sebenarnya boleh dibilang seperti dewan direksi.Sebuah konsorsium yang telah berusia ratusan tahun, memilik
Tidak perlu dipertanyakan lagi, Jace bukanlah tipe anggota instansi pemerintahan yang sekadar ingin menjabat saja. Sebagai penguasa Kediaman Wali Kota Ibu Kota Provinsi, tentu saja dia ingin memberi kontribusi, meraih pencapaian sendiri.Namun sekarang, ada bahaya yang mengancam keselamatan dirinya sendiri dan keluarganya.Kalau Jace memilih untuk menyerah dan tunduk pada Grup Mitsun, keputusan ini juga bisa dimengerti.Banyak orang yang ingin memberi kontribusi pada masyarakat, meraih pencapaian sendiri, terpaksa harus menyerah di bawah tekanan seperti itu. Apa daya, pada akhirnya, mereka hanya bisa mengikuti alur saja."Ardika, jujur saja, aku memang pernah berpikir untuk menyerah. Kalau hanya nyawaku sendiri, nggak masalah. Tapi, aku nggak ingin keluargaku celaka."Jace tersenyum getir. Kemudian, dia berkata, "Tapi, seperti kata orang-orang, jadi orang itu harus berjuang untuk menggapai impian. Lagi pula, mereka sudah menginjak-injak aku seperti ini. Kalau aku memilih untuk bersabar
Sambi menatap Jace, Ardika berkata, "Kalau aku nggak salah tebak, media ini adalah asrama Kediaman Wali Kota, bangunan yang kental dengan gaya Negara Jepara tempat kalian tinggal ini.""Asrama Kediaman Wali Kota ini ada masalah?"Ekspresi Jace berubah menjadi agak masam.Ardika bertanya, "Apa ada peta asrama Kediaman Wali Kota ini? Aku mau lihat-lihat dulu."Jace mengalihkan pandangannya ke arah Limdo. Dia adalah tipe orang yang selalu berhati-hati. Kala itu, sebelum pindah kemari, Limdo telah mengundang ahli untuk melakukan uji coba. Setelah memastikan tak ada masalah, baru pindah dan tinggal di sini.Limdo berkata, "Tuan Ardika, asrama Kediaman Wali Kota ini sudah memiliki sejarah ratusan tahun. Peta bangunan saat itu mungkin perlu dicari di ruangan arsip. Nanti aku akan segera meminta orang untuk mencarinya. Bagaimana menurutmu?""Baiklah, lagi pula juga nggak perlu terlalu terburu-buru. Setelah kamu menemukannya, aku baru bisa memastikan sebenarnya di mana letak permasalahannya."A
[Setelah aku mengambil alih kekuatan Giorgi, sekarang cabang Provinsi Denpapan sudah terbagi dengan sangat jelas. Selain kelompokku dan Cahdani ini, kelompok lainnya adalah kelompok Wilgo.][Selain itu, orang-orang yang tergabung dalam kelompok itu adalah anggota-anggota penting yang sudah berpengalaman. Jadi, dalam upaya pembersihan selanjutnya, membutuhkan sedikit waktu.]Melalui WhatsApp, Vita mengirimkan pesan untuk Ardika, kata-katanya sangat sopan dan penuh hormat.Dia tidak berubah menjadi arogan karena dia telah menguasai setengah dari kekuatan cabang Provinsi Denpapan, menjadi sosok tokoh besar yang terkenal di ibu kota provinsi.Vita tahu dengan sangat jelas, dia bisa membalikkan keadaan dan mengejutkan semua orang seperti ini, karena Ardika menginginkannya demikian.Begitu Ardika berubah pikiran, dia bisa saja kembali menjadi seperti dirinya sebelumnya kapan saja.[Bagaimana tanggapan Wilgo dan yang lainnya?]Ardika mengirim pesan balasan.[Wilgo mengumumkan pada publik, men
Saat ini, Sutandi sekeluarga menatap Ardika dengan agak terkejut. Mereka tidak menyangka bisa bertemu dengan Ardika di sini.Area Gunung Halfi ini adalah area khusus orang kaya ibu kota provinsi.Jangankan membeli rumah di sini, orang biasa bahkan tidak mampu membeli sebuah kamar kecil di sini.Ardika juga tidak menyangka bisa bertemu dengan Sutandi sekeluarga di sini. Dia menoleh, berjalan menghampiri mereka, lalu menyapa mereka sambil tersenyum, "Pak Sutandi, Bibi Leane, apa kalian sudah makan siang?""Sudah."Sutandi mengangguk."Apa mungkin kamu nggak tahu kami sudah makan atau belum?"Leane mendengus, tetap menunjukkan ekspresi jijik.Dia merasa Ardika pasti diam-diam mengikuti mereka sekeluarga ke sini, sekarang pria itu hanya berpura-pura seolah-olah bertemu mereka tanpa sengaja.Jelas-jelas dia sudah memperingatkan pria itu, tetapi pria itu masih saja berani menargetkan Jeslin.Dalam lubuk hatinya, Leane sedang memikirkan cara untuk mengusir Ardika pergi, agar pria itu tidak mu
"Apa dia bahkan bisa menghasilkan 20 miliar seumur hidupnya?""Kalian pamer seperti ini, bagaimana perasaan Ardika?""Bahkan pekerjaan saja, dia membutuhkan bantuan pengaturan dari Jeslin. Barang-barang seperti ini sangat jauh dari dunianya. Sebaiknya kita bicarakan saja hal-hal seperti ini di rumah, jangan di hadapannya."Kalau orang lain, contohnya saja tetangga mereka sebelumnya, Leane tidak keberatan untuk pamer, dia bahkan akan pamer besar-besaran.Namun, dia merasa tidak perlu melakukan itu di hadapan Ardika.Bocah itu seperti permen karet saja. Demi mendekati Jeslin, sampai-sampai membuntuti mereka sekeluarga.Kalau sampai bocah itu mengetahui keluarga mereka sangat kaya dan terus menempel pada keluarga mereka dengan tidak tahu malu, saat itu tiba, apa yang harus dia lakukan?Mengingat hari-hari Ardika menempel pada keluarganya, Leane benar-benar "merinding".Hal yang lebih penting lagi adalah, bocah ini adalah murid Sutandi. Dia bisa menggunakan alasan mengunjungi guru untuk me
"Tapi, Ardika, aku mendapati kemampuan membualmu sudah makin meningkat.""Apa kamu tahu siapa pemilik vila nomor satu ini? Berani-beraninya kamu membual dengan mengatakan itu milikmu?!"Bahkan raut wajah Sutandi juga sudah berubah menjadi muram. Dia berkata dengan suara dalam, "Ardika, kamu sudah sedikit mengecewakanku!""Tahukah kamu vila nomor satu ini adalah milik Pak Jace?""Saat itu, Pak Jace baru saja menjabat sebagai wali kota, dia menangani sebuah kasus yang besar. Ada orang yang menghadiahkan vila ini kepada Pak Jace untuk menyuapnya. Pak Jace langsung menyerahkan vila ini kepada publik, bahkan mengumumkan hal ini. Kasus ini menimbulkan kegemparan besar.""Setelahnya, untuk memperingatkan semua orang, juga untuk menunjukkan kepada orang luar bahwa dirinya nggak kekurangan uang, serta ingin menghentikan aksi orang-orang yang ingin menyuapnya, Pak Jace langsung mengeluarkan uang sendiri untuk membeli vila nomor satu ini. Sejak saat itu, vila ini selalu dalam keadaan kosong.""Se
Area vila mewah di Gunung Halfi ini, memang ada larangan pesan antar masuk.Jadi, sama seperti Sutandi sekeluarga, manajer yang satu ini juga secara naluriah merasakan Ardika pasti menyelinap masuk dengan tujuan jahat.Ini adalah area orang-orang kaya ibu kota provinsi, orang-orang yang bisa tinggal di sini adalah tokoh hebat.Kalau sampai Ardika membuat masalah dan membuat tokoh-tokoh hebat itu tidak puas, saat itu tiba, dia tidak hanya akan kehilangan pekerjaannya, tetapi juga akan kehilangan kesempatan untuk menjalin hubungan dengan tokoh hebat selamanya.Ardika mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku adalah pemilik vila nomor satu.""Kamu adalah pemilik vila?"Manajer pria itu tertegun sejenak, mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki berulang kali. Kemudian, dia meludah dan berkata, "Kamu? Apa kamu tahu berapa harga vila nomor satu ini?""Menurutku, mimpi pun kamu nggak akan bisa menghasilkan uang sebanyak itu!"Manajer ini sudah lama melayani
"Ardika, aku juga nggak ingin banyak bicara lagi.""Kalau kamu masih menganggapku sebagai gurumu, jangan bicara lagi.""Nanti, kamu ikut Jeslin pergi bekerja di Grup Goldis saja, jangan melakukan hal-hal seperti ini lagi.""Adapun mengenai vila ini ....""Suatu hari nanti setelah vila ini benar-benar menjadi milikmu, aku baru masuk dan duduk-duduk di dalam!"Setelah melontarkan kata-kata ini, Sutandi bahkan tidak berminat untuk melihat-lihat vila lagi. Dengan ekspresi masam, dia langsung pergi begitu saja."Sutandi, bagaimana kamu bisa seperti ini? Ardika sudah memberikan teh berkualitas baik yang dihadiahkan oleh Pak Jace untuknya sebagai bentuk bakti untukmu. Seharusnya kamu terima saja, lumayan masih bisa diracik."Leane melontarkan kata-kata itu dengan nada bicara menyindir. Dia langsung mengambil sekotak daun teh dalam genggaman Ardika itu, lalu segera mengejar suaminya."Sutandi, kamu juga sudah lihat sendiri, 'kan? Ardika si bocah itu bukan muridmu yang dulu itu lagi. Manusia bi
"Tapi, Ardika, aku mendapati kemampuan membualmu sudah makin meningkat.""Apa kamu tahu siapa pemilik vila nomor satu ini? Berani-beraninya kamu membual dengan mengatakan itu milikmu?!"Bahkan raut wajah Sutandi juga sudah berubah menjadi muram. Dia berkata dengan suara dalam, "Ardika, kamu sudah sedikit mengecewakanku!""Tahukah kamu vila nomor satu ini adalah milik Pak Jace?""Saat itu, Pak Jace baru saja menjabat sebagai wali kota, dia menangani sebuah kasus yang besar. Ada orang yang menghadiahkan vila ini kepada Pak Jace untuk menyuapnya. Pak Jace langsung menyerahkan vila ini kepada publik, bahkan mengumumkan hal ini. Kasus ini menimbulkan kegemparan besar.""Setelahnya, untuk memperingatkan semua orang, juga untuk menunjukkan kepada orang luar bahwa dirinya nggak kekurangan uang, serta ingin menghentikan aksi orang-orang yang ingin menyuapnya, Pak Jace langsung mengeluarkan uang sendiri untuk membeli vila nomor satu ini. Sejak saat itu, vila ini selalu dalam keadaan kosong.""Se
"Apa dia bahkan bisa menghasilkan 20 miliar seumur hidupnya?""Kalian pamer seperti ini, bagaimana perasaan Ardika?""Bahkan pekerjaan saja, dia membutuhkan bantuan pengaturan dari Jeslin. Barang-barang seperti ini sangat jauh dari dunianya. Sebaiknya kita bicarakan saja hal-hal seperti ini di rumah, jangan di hadapannya."Kalau orang lain, contohnya saja tetangga mereka sebelumnya, Leane tidak keberatan untuk pamer, dia bahkan akan pamer besar-besaran.Namun, dia merasa tidak perlu melakukan itu di hadapan Ardika.Bocah itu seperti permen karet saja. Demi mendekati Jeslin, sampai-sampai membuntuti mereka sekeluarga.Kalau sampai bocah itu mengetahui keluarga mereka sangat kaya dan terus menempel pada keluarga mereka dengan tidak tahu malu, saat itu tiba, apa yang harus dia lakukan?Mengingat hari-hari Ardika menempel pada keluarganya, Leane benar-benar "merinding".Hal yang lebih penting lagi adalah, bocah ini adalah murid Sutandi. Dia bisa menggunakan alasan mengunjungi guru untuk me
Saat ini, Sutandi sekeluarga menatap Ardika dengan agak terkejut. Mereka tidak menyangka bisa bertemu dengan Ardika di sini.Area Gunung Halfi ini adalah area khusus orang kaya ibu kota provinsi.Jangankan membeli rumah di sini, orang biasa bahkan tidak mampu membeli sebuah kamar kecil di sini.Ardika juga tidak menyangka bisa bertemu dengan Sutandi sekeluarga di sini. Dia menoleh, berjalan menghampiri mereka, lalu menyapa mereka sambil tersenyum, "Pak Sutandi, Bibi Leane, apa kalian sudah makan siang?""Sudah."Sutandi mengangguk."Apa mungkin kamu nggak tahu kami sudah makan atau belum?"Leane mendengus, tetap menunjukkan ekspresi jijik.Dia merasa Ardika pasti diam-diam mengikuti mereka sekeluarga ke sini, sekarang pria itu hanya berpura-pura seolah-olah bertemu mereka tanpa sengaja.Jelas-jelas dia sudah memperingatkan pria itu, tetapi pria itu masih saja berani menargetkan Jeslin.Dalam lubuk hatinya, Leane sedang memikirkan cara untuk mengusir Ardika pergi, agar pria itu tidak mu
[Setelah aku mengambil alih kekuatan Giorgi, sekarang cabang Provinsi Denpapan sudah terbagi dengan sangat jelas. Selain kelompokku dan Cahdani ini, kelompok lainnya adalah kelompok Wilgo.][Selain itu, orang-orang yang tergabung dalam kelompok itu adalah anggota-anggota penting yang sudah berpengalaman. Jadi, dalam upaya pembersihan selanjutnya, membutuhkan sedikit waktu.]Melalui WhatsApp, Vita mengirimkan pesan untuk Ardika, kata-katanya sangat sopan dan penuh hormat.Dia tidak berubah menjadi arogan karena dia telah menguasai setengah dari kekuatan cabang Provinsi Denpapan, menjadi sosok tokoh besar yang terkenal di ibu kota provinsi.Vita tahu dengan sangat jelas, dia bisa membalikkan keadaan dan mengejutkan semua orang seperti ini, karena Ardika menginginkannya demikian.Begitu Ardika berubah pikiran, dia bisa saja kembali menjadi seperti dirinya sebelumnya kapan saja.[Bagaimana tanggapan Wilgo dan yang lainnya?]Ardika mengirim pesan balasan.[Wilgo mengumumkan pada publik, men
Sambi menatap Jace, Ardika berkata, "Kalau aku nggak salah tebak, media ini adalah asrama Kediaman Wali Kota, bangunan yang kental dengan gaya Negara Jepara tempat kalian tinggal ini.""Asrama Kediaman Wali Kota ini ada masalah?"Ekspresi Jace berubah menjadi agak masam.Ardika bertanya, "Apa ada peta asrama Kediaman Wali Kota ini? Aku mau lihat-lihat dulu."Jace mengalihkan pandangannya ke arah Limdo. Dia adalah tipe orang yang selalu berhati-hati. Kala itu, sebelum pindah kemari, Limdo telah mengundang ahli untuk melakukan uji coba. Setelah memastikan tak ada masalah, baru pindah dan tinggal di sini.Limdo berkata, "Tuan Ardika, asrama Kediaman Wali Kota ini sudah memiliki sejarah ratusan tahun. Peta bangunan saat itu mungkin perlu dicari di ruangan arsip. Nanti aku akan segera meminta orang untuk mencarinya. Bagaimana menurutmu?""Baiklah, lagi pula juga nggak perlu terlalu terburu-buru. Setelah kamu menemukannya, aku baru bisa memastikan sebenarnya di mana letak permasalahannya."A
Tidak perlu dipertanyakan lagi, Jace bukanlah tipe anggota instansi pemerintahan yang sekadar ingin menjabat saja. Sebagai penguasa Kediaman Wali Kota Ibu Kota Provinsi, tentu saja dia ingin memberi kontribusi, meraih pencapaian sendiri.Namun sekarang, ada bahaya yang mengancam keselamatan dirinya sendiri dan keluarganya.Kalau Jace memilih untuk menyerah dan tunduk pada Grup Mitsun, keputusan ini juga bisa dimengerti.Banyak orang yang ingin memberi kontribusi pada masyarakat, meraih pencapaian sendiri, terpaksa harus menyerah di bawah tekanan seperti itu. Apa daya, pada akhirnya, mereka hanya bisa mengikuti alur saja."Ardika, jujur saja, aku memang pernah berpikir untuk menyerah. Kalau hanya nyawaku sendiri, nggak masalah. Tapi, aku nggak ingin keluargaku celaka."Jace tersenyum getir. Kemudian, dia berkata, "Tapi, seperti kata orang-orang, jadi orang itu harus berjuang untuk menggapai impian. Lagi pula, mereka sudah menginjak-injak aku seperti ini. Kalau aku memilih untuk bersabar
Grup Mitsun.Salah satu dari empat konsorsium besar Negara Jepara. Tosiban, Sonie, Toiyotan, semua perusahaan di bawah naungan Grup Mitsun ini adalah perusahaan yang terkenal di dunia.Grup Mistun bukanlah perusahaan yang dimonopoli oleh keluarga bangsawan Negara Jepara tertentu, melainkan merupakan perusahaan yang terbentuk dari kepentingan bersama dari banyak keluarga bangsawan Negara Jepara.Di antaranya, ada keluarga kekaisaran Negara Jepara, juga ada Keluarga Saki, sebuah keluarga sudah memiliki sejarah panjang di Yedo, serta Keluarga Gozuku yang baru mulai berkembang pada zaman modern.Demi mengendalikan banyak bisnis di bawah konsorsium tersebut, keluarga-keluarga ini membentuk Asosiasi Zumui sebagai organisasi dengan otoritas paling tinggi di Grup Mitsun.Berdasarkan saham yang dipegang oleh keluarga sendiri, keluarga-keluarga ini menentukan hak bicara masing-masing.Ya, sebenarnya boleh dibilang seperti dewan direksi.Sebuah konsorsium yang telah berusia ratusan tahun, memilik