Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2189 Malafalkan Sutra

Share

Bab 2189 Malafalkan Sutra

Penulis: Sarjana
Tanpa memedulikan Gijran, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Biksu Karuna, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Biksu tua, bagaimana kalau kita bertanding saja? Mari kita lihat apakah aura Buddha dalam dirimu yang bisa menyelamatkan Nona Kasandra, atau aura membunuh dalam diriku yang bisa menyelamatkannya dari ajal."

Kalau orang lain yang mengatainya seperti ini, Ardika juga malas untuk memedulikannya.

Namun, begitu membuka mulut, Biksu Karuna ini malah mengatakan seharusnya dia berada di Neraka Avici.

Dalam sutra ajaran Buddha, Neraka Avici adalah tempat yang paling kejam dan penuh dengan penderitaan.

Kalimat itu menunjukkan bahwa Biksu Karuna bukan hanya sekadar beromong kosong untuk menargetkan Ardika, melainkan benar-benar bisa melihat ada aura membunuh yang kuat dalam dirinya.

Tentu saja Ardika tahu dari mana asal aura membunuh yang kuat dalam dirinya itu.

Membunuh satu orang dianggap sebagai kejahatan, membunuh satu juta orang dianggap sebagai pahlawan.

Membunuh sembilan juta
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2190 Seperti Penjahat yang Sudah Bertobat

    Saat ini, bahkan seorang tuan muda yang suka bertindak semena-mena seperti Gijran juga merasakan sosok bayangan punggung Biksu Karuna luar biasa besar. Dia bahkan sampai tidak bisa menahan diri dan ingin berlutut, memberi penghormatan.Harus diakui, Biksu Karuna memang sudah mendalami ajaran Buddha.Dalam sekejap, suara lantunan sutra menyelimuti seluruh ruang tamu."Teknik hipnotis yang luar biasa! Apa ini adalah teknik pencerahan legendaris negara timur dalam ajaran Buddha itu?!"Wilfred yang sebelumnya dilukai oleh Kasandra, kini muncul di belakang kerumunan semua orang dan tengah menatap Biksu Karuna dengan tercengang.Walaupun tidak mengerti arti sutra itu, tetapi bahkan dia yang sudah menganggap dirinya sendiri sebagai seorang ahli psikologi pun, saat ini hatinya sudah tergerak. Dia juga ingin menyatukan kedua tangannya dan ikut melafalkan sutra bersama biksu tua itu.Tidak perlu diragukan lagi, yang paling ahli dalam menggunakan teknik hipnotis adalah agama-agama besar.Bagaiman

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2191 Kembali Mengangkat Pisau

    Begitu mendengar ucapan ini, ekspresi Limdo sedikit berubah.Saat ini, Jace yang tadinya masih diliputi ekspresi bahagia itu, senyumannya juga tampak memudar. Dia sedikit mengerutkan keningnya."Hehe ...."Gijran baru saja membuka mulutnya, ingin melontarkan kata-kata sindiran. Tepat pada saat ini, tiba-tiba suara sedingin es seseorang menyelanya."Eh, pria tua bangka, kamu cari mati!"Di bawah tatapan terkejut semua orang, Kasandra yang tadinya tampak tenang tiba-tiba saja melontarkan kata-kata itu dengan dingin.Tidak ada yang menyangka akhirnya Kasandra buka suara. Akan tetapi, kalimat yang diucapkannya tidak sesuai dengan identitasnya.Bahkan, orang-orang sempat merasakan seolah-olah di dalam tubuh gadis polos di hadapan mereka ini, sesungguhnya ada sesosok aura yang sangat jahat!"Kasandra, kamu ...."Jace dan istrinya juga membuka mulut mereka dengan tidak percaya. Saat ini, mereka benar-benar merasa asing pada putri mereka itu.Saat itu juga, di bawah tatapan terkejut banyak ora

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2192 Jangan Kasandra

    "Jangan, Kasandra!"Jace dan istrinya berteriak dengan sedih pada saat bersamaan.Mereka hanya tahu kalau Biksu Karuna mati, Kasandra juga tidak punya harapan hidup lagi."Hei, biksu tua, kamu berempati pada orang lain juga nggak perlu cari mati sendiri seperti ini."Dalam sekejap mata, sebuah tangan besar muncul dari arah belakang Biksu Karuna, menarik jubah biksu tua tersebut, lalu melemparkan biksu tua tersebut ke arah sofa di belakang seperti yang dilakukannya pada Jace sebelumnya.Orang ini tidak lain adalah Ardika!"Bocah, kamu ...."Para biksu lainnya langsung marah besar. Namun, detik berikutnya, mereka langsung mengerti Ardika melakukan itu untuk menyelamatkan Biksu Karuna.Namun, memperlakukan Biksu Karuna dengan cara kasar seperti itu, bocah ini benar-benar menyebalkan.Tidak memedulikan tatapan terkejut semua orang, Ardika menatap ke arah Kasandra yang tengah mengayunkan pisau ke arahnya itu, lalu berteriak dengan tegas."Enyah sana!"Semua orang langsung tercengang.Apa ya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2193 Apa Dia Adalah Dewa

    "Eh ... ini ....""Apa si Ardika itu begitu menakutkan?""Nggak, ini nggak mungkin. Orang kampungan ini adalah seorang penipu, bagaimana mungkin dia lebih hebat dibandingkan Biksu Karuna?"Gijran terduduk di lantai, berteriak dengan volume suara keras seakan-akan jiwanya sudah meninggalkan raganya.Dia tidak menyangka Kasandra yang bahkan hampir membunuh Biksu Karuna itu, begitu ketakutan saat menghadapi Ardika.Hal ini benar-benar tidak masuk akal!Jace juga menunjukkan ekspresi tidak mengerti.Biarpun dia tahu ada kemungkinan Ardika bisa menangani masalah ini. Bagaimanapun juga, sebelumnya saat di kereta api cepat, Ardika juga yang telah menyelamatkan nyawanya.Namun, melihat Ardika bisa membuat Kasandra ketakutan semudah itu, tentu saja adalah sebuah pemandangan yang di luar nalar."Sial, apa bocah ini ... adalah dewa?!"Wilfred membelalak kaget.Sebelumnya dia masih menganggap remeh Ardika, merasa Ardika adalah seorang penipu, yang sengaja melawan seorang ahli seperti dirinya. Itul

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2194 Pemicu

    Hamparan bunga-bunga yang tadinya tidak menunjukkan pergerakan apa pun, kini bergoyang dengan kencang. Sosok bayangan seseorang yang mengenakan setelan pakaian hitam ketat melompat keluar, lalu menerjang ke arah tembok. Kecepatannya luar biasa cepat.Walaupun kecepatan sosok bayangan hitam itu cepat, tetap saja Ardika lebih cepat.Dia melompat dengan mengerahkan sedikit kekuatan pada ujung jari kakinya. Kemudian, dia langsung muncul di belakang sosok bayangan hitam itu seperti hantu, lalu langsung melayangkan sebuah pukulan ke targetnya itu."Bam ...."Sosok bayangan hitam yang awalnya sudah menggapai bagian atas tembok, langsung terjatuh ke tanah dan mulai memuntahkan darah."Sial!""Berani-beraninya kamu mengacaukan rencana shinobi! Terlepas dari siapa pun kamu, kamu pasti akan mati!"Sosok bayangan hitam itu merangkak bangkit dengan terhuyung-huyung. Dia melontarkan kata-kata itu dengan tajam, sepasang mata di atas maskernya itu memancarkan sorot mata yang dingin."Ternyata memang b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2195 Biksu Meminta Maaf

    "Orang-orang Negara Jepara menjebak Kasandra, kami malah sama sekali nggak menyadarinya. Mereka benar-benar sulit diwaspadai."Ekspresi Jace tampak sangat muram."Mereka ingin menanam mantra juga nggak semudah itu, di sekeliling objek, perlu adanya media fisik. Nanti aku akan membantumu memeriksanya."Ardika melambaikan tangannya. Sambil melihat Kasandra yang terjatuh dalam pelukan Jace dan Lolita dengan ekspresi pucat pasi itu, dia berkata, "Belakangan ini, Nona Kasandra sudah terkena mantra. Kondisi mentalnya terganggu, serta kondisi fisiknya melemah, nggak bisa dihindari.""Tapi kalian juga nggak perlu terlalu khawatir, carikan saja beberapa ahli pengobatan tradisional yang bisa diandalkan, minta mereka untuk meresepkan obat untuknya. Setelah menjalani masa pemulihan selama tiga bulan hingga setengah tahun, dia pasti akan sepenuhnya pulih kembali.""Baik, baik!"Akhirnya Jace sudah diliputi perasaan bahagia, dia segera menginstruksikan anak buahnya untuk mencarikan dokter.Sebagai s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2196 Dideportasi

    Setelah meninggalkan kamar Kasandra, mendengar Biksu Karuna juga berada di sini, Tanko juga secara khusus turun untuk menemuinya.Dia kebetulan menyaksikan pemandangan ini, dia juga tidak bisa menahan diri dan melirik Ardika sejenak. Setelah mengingat paras pemuda tersebut dengan baik, dia baru pamit dan pergi.Biksu Karuna sudah lanjut usia. Dengan dipapah oleh para biksu, dia pun meninggalkan tempat tersebut.Hingga Kasandra selesai meminum obat dan tidur, Jace baru meluangkan waktu untuk menyampaikan rasa terima kasihnya pada Ardika."Ardika, Pak Tanko sudah memeriksa kondisi putriku. Seperti yang kamu katakan, putriku sudah bisa sepenuhnya pulih kembali dalam waktu tiga bulan hingga setengah tahun.""Aku benar-benar berterima kasih padamu. Kamu yang telah menyelamatkan nyawaku dan nyawa putriku.""Ardika, kamu nggak perlu khawatir. Aku nggak akan mengingkari janjiku!"Saat berbicara, Jace kembali membungkukkan badannya, memberi hormat pada Ardika.Ardika segera memapahnya dan berka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2197 Gijran Sudah Tunduk

    "Terima kasih, Tuan Ardika!""Kelak kamu adalah dewaku!"Akhirnya Wilfred sudah bisa menghela napas lega. Dia sangat berterima kasih pada Ardika.Bagaimanapun juga, Ardika telah menyelamatkan masa depannya. Jadi, baginya, tentu saja Ardika adalah dewanya.Wilfred diseret pergi sambil berteriak dengan menyedihkan, Jace melirik Gijran dengan sorot mata dingin.Gijran langsung mengerti maksud pamannya, pamannya mengisyaratkannya untuk meminta maaf pada Ardika.Kalau Ardika tidak memaafkannya, hidupnya pasti akan berakhir dengan menyedihkan.Tidak ada pilihan lain lagi, Gijran melangkah maju beberapa langkah, menghampiri Ardika, lalu menundukkan kepalanya."Kak Ardika, maaf. Aku minta maaf padamu. Sebelumnya aku buta, sudah meremehkanmu dan menyinggungmu!""Kejadian tadi malam juga salahku sendiri, bukan salahmu. Aku berjanji kelak aku nggak akan membalasmu!""Tolong maafkan aku!"Dengan wajah tanpa ekspresi, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Maksudmu, aku masih takut dibalas olehmu?"

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status