"Orang-orang Negara Jepara menjebak Kasandra, kami malah sama sekali nggak menyadarinya. Mereka benar-benar sulit diwaspadai."Ekspresi Jace tampak sangat muram."Mereka ingin menanam mantra juga nggak semudah itu, di sekeliling objek, perlu adanya media fisik. Nanti aku akan membantumu memeriksanya."Ardika melambaikan tangannya. Sambil melihat Kasandra yang terjatuh dalam pelukan Jace dan Lolita dengan ekspresi pucat pasi itu, dia berkata, "Belakangan ini, Nona Kasandra sudah terkena mantra. Kondisi mentalnya terganggu, serta kondisi fisiknya melemah, nggak bisa dihindari.""Tapi kalian juga nggak perlu terlalu khawatir, carikan saja beberapa ahli pengobatan tradisional yang bisa diandalkan, minta mereka untuk meresepkan obat untuknya. Setelah menjalani masa pemulihan selama tiga bulan hingga setengah tahun, dia pasti akan sepenuhnya pulih kembali.""Baik, baik!"Akhirnya Jace sudah diliputi perasaan bahagia, dia segera menginstruksikan anak buahnya untuk mencarikan dokter.Sebagai s
Setelah meninggalkan kamar Kasandra, mendengar Biksu Karuna juga berada di sini, Tanko juga secara khusus turun untuk menemuinya.Dia kebetulan menyaksikan pemandangan ini, dia juga tidak bisa menahan diri dan melirik Ardika sejenak. Setelah mengingat paras pemuda tersebut dengan baik, dia baru pamit dan pergi.Biksu Karuna sudah lanjut usia. Dengan dipapah oleh para biksu, dia pun meninggalkan tempat tersebut.Hingga Kasandra selesai meminum obat dan tidur, Jace baru meluangkan waktu untuk menyampaikan rasa terima kasihnya pada Ardika."Ardika, Pak Tanko sudah memeriksa kondisi putriku. Seperti yang kamu katakan, putriku sudah bisa sepenuhnya pulih kembali dalam waktu tiga bulan hingga setengah tahun.""Aku benar-benar berterima kasih padamu. Kamu yang telah menyelamatkan nyawaku dan nyawa putriku.""Ardika, kamu nggak perlu khawatir. Aku nggak akan mengingkari janjiku!"Saat berbicara, Jace kembali membungkukkan badannya, memberi hormat pada Ardika.Ardika segera memapahnya dan berka
"Terima kasih, Tuan Ardika!""Kelak kamu adalah dewaku!"Akhirnya Wilfred sudah bisa menghela napas lega. Dia sangat berterima kasih pada Ardika.Bagaimanapun juga, Ardika telah menyelamatkan masa depannya. Jadi, baginya, tentu saja Ardika adalah dewanya.Wilfred diseret pergi sambil berteriak dengan menyedihkan, Jace melirik Gijran dengan sorot mata dingin.Gijran langsung mengerti maksud pamannya, pamannya mengisyaratkannya untuk meminta maaf pada Ardika.Kalau Ardika tidak memaafkannya, hidupnya pasti akan berakhir dengan menyedihkan.Tidak ada pilihan lain lagi, Gijran melangkah maju beberapa langkah, menghampiri Ardika, lalu menundukkan kepalanya."Kak Ardika, maaf. Aku minta maaf padamu. Sebelumnya aku buta, sudah meremehkanmu dan menyinggungmu!""Kejadian tadi malam juga salahku sendiri, bukan salahmu. Aku berjanji kelak aku nggak akan membalasmu!""Tolong maafkan aku!"Dengan wajah tanpa ekspresi, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Maksudmu, aku masih takut dibalas olehmu?"
Kalau bukan karena Gijran adalah keponakan kandungnya, Jace bahkan ingin menghabisi pria itu.Setelah Gijran pergi, Ardika berkata pada Jace dengan acuh tak acuh, "Pak Jace, bukannya aku ingin mengatakan hal-hal buruk tentang Gijran, tapi bocah yang satu ini punya niat lain terhadap Nona Kasandra. Kamu harus hati-hati.""Intinya, jangan sampai Nona Kasandra menikah dengannya."Jace tertegun sejenak. Setelah memikirkan kembali hal-hal yang sudah lalu, dia juga sudah mengerti maksud Ardika. Dia langsung marah besar. "Dasar bajingan ini! Awas saja kalau dia berani!""Nggak perlu semarah ini. Selama sudah mengetahui hal ini, kelak jangan membiarkan Gijran berinteraksi dengan Nona Kasandra lagi saja," kata Ardika.Awalnya, orang luar sepertinya memang tidak pantas mengucapkan kata-kata seperti ini, mencampuri urusan keluarga orang lain.Namun, melihat gadis muda secantik Kasandra, dia sedikit menyukai gadis tersebut. Dia tidak ingin gadis muda itu jatuh ke tangan pria bajingan seperti Gijra
Grup Mitsun.Salah satu dari empat konsorsium besar Negara Jepara. Tosiban, Sonie, Toiyotan, semua perusahaan di bawah naungan Grup Mitsun ini adalah perusahaan yang terkenal di dunia.Grup Mistun bukanlah perusahaan yang dimonopoli oleh keluarga bangsawan Negara Jepara tertentu, melainkan merupakan perusahaan yang terbentuk dari kepentingan bersama dari banyak keluarga bangsawan Negara Jepara.Di antaranya, ada keluarga kekaisaran Negara Jepara, juga ada Keluarga Saki, sebuah keluarga sudah memiliki sejarah panjang di Yedo, serta Keluarga Gozuku yang baru mulai berkembang pada zaman modern.Demi mengendalikan banyak bisnis di bawah konsorsium tersebut, keluarga-keluarga ini membentuk Asosiasi Zumui sebagai organisasi dengan otoritas paling tinggi di Grup Mitsun.Berdasarkan saham yang dipegang oleh keluarga sendiri, keluarga-keluarga ini menentukan hak bicara masing-masing.Ya, sebenarnya boleh dibilang seperti dewan direksi.Sebuah konsorsium yang telah berusia ratusan tahun, memilik
Tidak perlu dipertanyakan lagi, Jace bukanlah tipe anggota instansi pemerintahan yang sekadar ingin menjabat saja. Sebagai penguasa Kediaman Wali Kota Ibu Kota Provinsi, tentu saja dia ingin memberi kontribusi, meraih pencapaian sendiri.Namun sekarang, ada bahaya yang mengancam keselamatan dirinya sendiri dan keluarganya.Kalau Jace memilih untuk menyerah dan tunduk pada Grup Mitsun, keputusan ini juga bisa dimengerti.Banyak orang yang ingin memberi kontribusi pada masyarakat, meraih pencapaian sendiri, terpaksa harus menyerah di bawah tekanan seperti itu. Apa daya, pada akhirnya, mereka hanya bisa mengikuti alur saja."Ardika, jujur saja, aku memang pernah berpikir untuk menyerah. Kalau hanya nyawaku sendiri, nggak masalah. Tapi, aku nggak ingin keluargaku celaka."Jace tersenyum getir. Kemudian, dia berkata, "Tapi, seperti kata orang-orang, jadi orang itu harus berjuang untuk menggapai impian. Lagi pula, mereka sudah menginjak-injak aku seperti ini. Kalau aku memilih untuk bersabar
Sambi menatap Jace, Ardika berkata, "Kalau aku nggak salah tebak, media ini adalah asrama Kediaman Wali Kota, bangunan yang kental dengan gaya Negara Jepara tempat kalian tinggal ini.""Asrama Kediaman Wali Kota ini ada masalah?"Ekspresi Jace berubah menjadi agak masam.Ardika bertanya, "Apa ada peta asrama Kediaman Wali Kota ini? Aku mau lihat-lihat dulu."Jace mengalihkan pandangannya ke arah Limdo. Dia adalah tipe orang yang selalu berhati-hati. Kala itu, sebelum pindah kemari, Limdo telah mengundang ahli untuk melakukan uji coba. Setelah memastikan tak ada masalah, baru pindah dan tinggal di sini.Limdo berkata, "Tuan Ardika, asrama Kediaman Wali Kota ini sudah memiliki sejarah ratusan tahun. Peta bangunan saat itu mungkin perlu dicari di ruangan arsip. Nanti aku akan segera meminta orang untuk mencarinya. Bagaimana menurutmu?""Baiklah, lagi pula juga nggak perlu terlalu terburu-buru. Setelah kamu menemukannya, aku baru bisa memastikan sebenarnya di mana letak permasalahannya."A
[Setelah aku mengambil alih kekuatan Giorgi, sekarang cabang Provinsi Denpapan sudah terbagi dengan sangat jelas. Selain kelompokku dan Cahdani ini, kelompok lainnya adalah kelompok Wilgo.][Selain itu, orang-orang yang tergabung dalam kelompok itu adalah anggota-anggota penting yang sudah berpengalaman. Jadi, dalam upaya pembersihan selanjutnya, membutuhkan sedikit waktu.]Melalui WhatsApp, Vita mengirimkan pesan untuk Ardika, kata-katanya sangat sopan dan penuh hormat.Dia tidak berubah menjadi arogan karena dia telah menguasai setengah dari kekuatan cabang Provinsi Denpapan, menjadi sosok tokoh besar yang terkenal di ibu kota provinsi.Vita tahu dengan sangat jelas, dia bisa membalikkan keadaan dan mengejutkan semua orang seperti ini, karena Ardika menginginkannya demikian.Begitu Ardika berubah pikiran, dia bisa saja kembali menjadi seperti dirinya sebelumnya kapan saja.[Bagaimana tanggapan Wilgo dan yang lainnya?]Ardika mengirim pesan balasan.[Wilgo mengumumkan pada publik, men
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d