Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2146 Tidak Ada yang Percaya

Share

Bab 2146 Tidak Ada yang Percaya

Author: Sarjana
"Mantra apaan? Apa kamu benar-benar mengira kami nggak berpendidikan?"

"Kami sudah sering melihat trik penipu semacam ini."

"Aku beri tahu kamu, kalau kamu nggak ingin mati, jangan coba-coba untuk menipu kami di sini! Cepat pergi dari sini sekarang juga!"

"Kalau kamu sampai menunda-nunda pengobatan Kasandra, aku akan memerintahkan orang untuk mematahkan kedua lengan dan kedua kakimu, membuatmu pergi ke rumah sakit dengan menggeliat seperti belatung!"

"Selain itu, kalau karena gangguan darimu terjadi sesuatu pada Kasandra, nggak hanya kamu, seluruh keluargamu juga akan tertimpa musibah!"

Gijran melontarkan kata-kata ancaman itu terhadap Ardika dengan nada bicara dingin.

Ardika hanya meliriknya sekilas dengan santai.

Bagi orang yang cukup mengenal Ardika, pasti tahu saat ini Ardika menatap Gijran dengan sorot mata acuh tak acuh, seakan-akan pria itu adalah rumput liar di pinggir jalan.

Sementara itu, bagi orang-orang, rumput liar di jalanan bisa diinjak mati dengan mudah.

Hanya saja, Gij
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2147 Pergi

    "Memohon padamu?""Eh, orang kampungan, apa kamu nggak sadar kamu terlalu menganggap serius dirimu sendiri?"Mendengar ucapan Ardika, Gijran merasa sangat terhibur, sampai-sampai tertawa dingin tanpa henti. Dia belum pernah melihat bocah yang begitu tidak tahu diri seperti Ardika.Sudut bibir Rosa juga terangkat ke atas, dia menatap Ardika dengan tatapan mengejek.Melihat Ardika terus menerus mempertanyakan kemampuannya, Wilfred juga tidak bisa menahan diri lagi.Dia menatap Jace dengan tatapan penuh amarah dan berkata, "Tuan Jace, apa kamu akan membiarkan penipu itu mempertanyakan kemampuanku begitu saja?""Sudah kubilang aku bisa menyembuhkan putrimu, aku seratus persen yakin aku bisa!""Tapi, aku nggak ingin saat aku sedang mengobati pasien, aku malah diganggu oleh seorang bocah yang bukan siapa-siapa!""Kalau kamu nggak mengusirnya, aku akan beranggapan, kamu juga sama saja dengannya, mempertanyakan kemampuanku.""Aku akan pergi sekarang juga!"Selesai berbicara, Wilfred berpura-pu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2148 Permintaan Pertemanan

    Namun, dalam lubuk hati Gijran, secara naluriah dia tetap mewaspadai Ardika.Selain itu, hal yang paling tidak bisa diterima oleh Gijran adalah, tadi Ardika langsung melakukan kontak fisik dengan Kasandra.Kasandra, adik sepupunya ini, sudah lama menjadi wanita incaran Gijran.Pertama, Kasandra bukan anak kandung Jace dan Lolita, tidak ada hubungan darah dengannya.Jadi, Gijran sudah lama terpikat dengan adik sepupunya yang secantik bidadari ini, bahkan memendam perasaan yang tidak bisa terhadap wanita itu.Bahkan saat berada di ranjang dengan wanita lain, Gijran selalu membayangkan wanita-wanita itu adalah Kasandra.Hal yang paling penting adalah, kalau Gijran bisa menikahi Kasandra, dia bisa mendapatkan seluruh relasi dan sumber daya Jace. Dengan begitu, dia bisa pensiun di usia yang lebih muda.Jadi, Ardika berani menargetkan Kasandra, tentu saja Gijran tidak akan membiarkan hal ini terjadi.'Sepertinya, aku harus mencari cara untuk menyingkirkan bocah itu, agar nggak ada masalah la

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2149 Yang Penting Kamu Senang

    Seharusnya ponsel sudah diambil alih oleh Leane.Karena rekaman suara selanjutnya sudah berubah menjadi suara Leane."Kenapa? Sakit hati?""Aku beri tahu kamu, Ardika. Aku nggak akan mendengarkanmu! Aku akan menggunakan semuanya untuk sekali pakai! Biar kamu kesal setengah mati!""Ckckck, sekali merendam kaki saja puluhan miliar, keluarga-keluarga kaya itu bahkan nggak sehebat keluarga kami ...."Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Leane, Ardika membalas pesan tersebut. [Yang penting kamu senang saja.]Kemudian, Leane mengirimkan beberapa pesan suara lagi untuk mengejek dan merangsang Ardika, ingin membuat Ardika marah.Akan tetapi, Ardika langsung mengabaikan wanita gila itu."Sutandi, lihatlah, ini adalah murid baikmu itu! Dia bahkan nggak membalas pesanku, sama sekali nggak menghormati guru!"Merasa membosankan, Leane langsung melemparkan ponsel itu, lalu mengeluh pada Sutandi.Intinya, dalam setiap ucapannya, dia tidak ingin membiarkan keluarganya menerima Ardika, bahkan le

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2150 Membandingkan

    "Jeslin, lihatlah Winona. Kali ini dia berpacaran dengan seorang pria yang baru pulang ke tanah air setelah lulus dari universitas ternama di luar negeri. Keluarganya langsung memberinya 100 miliar sebagai modal awal untuk membangun karier. Sekarang, perusahaannya bukan hanya berkembang dengan signifikan, dia bahkan langsung menghadiahkan sebuah perusahaan untuk Winona.""Menantuku itu bilang biarkan saja Winona yang menangani perusahaan itu. Biarpun bangkrut, juga nggak masalah!""Intinya, bertemu dengan menantu sebaik itu, sebagai orang tuanya, kami nggak perlu mengkhawatirkan masa depan Winona lagi!"Ekspresi arogan tampak jelas di wajah Alita.Mendengar ucapan Alita, Jeslin merasa agak kagum. "Oh, dua hari yang lalu Kak Winona sudah menceritakan tentang pacarnya memberinya perusahaan di sosial medianya. Kak Winona adalah seorang selebritis internet, pengikutnya sangat banyak."Walaupun Kalris juga sedang mengejarnya, tetapi biasanya pria itu juga hanya akan membelikan hadiah-hadiah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2151 Anggur Ginseng Tua

    Kario agak gemuk. Sambil terkekeh, dia menatap Sutandi dan berkata, "Sutandi, beberapa waktu yang lalu menantuku itu pergi ke Dongan untuk menginspeksi sebuah proyek investasi besar bernilai ratusan miliar. Dia membawakan sedikit ginseng tua dari Gunung Kamma untukku.""Ini adalah yang terbaik di antara yang terbaik, dengar-dengar nilainya mencapai miliaran.""Aku mengambil beberapa untuk merendam anggur. Ya, kebetulan hari ini aku sedang senggang, jadi aku bisa membawakannya untuk mentraktirmu minum beberapa gelas."Mendengar ucapan Kario, kelopak mata Leane kembali melompat-lompat.Awalnya dia ingin mengatakan ginseng tua tidak ada apa-apanya, hari ini Kalris baru menghadiahkan sarang burung berkualitas bagus senilai 400 juta per paket untuk mereka.Namun, begitu mendengar harga ginseng tua itu, dia langsung dilanda perasaan malu, tidak berani membuka mulut untuk mempermalukan diri sendiri lagi.Sutandi langsung mengerti, Kario juga datang untuk pamer di hadapannya.Dia menanggapi de

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2152 Menyia-Nyiakan Barang Berharga

    ”Su ... Sutandi ... kamu ... bisa-bisanya kamu menggunakan herba-herba berharga ini untuk merendam kakimu! Dasar sialan! Tindakanmu ini sama saja dengan menyia-nyiakan barang berharga!"Tiba-tiba saja, Kario melontarkan kata-kata makian terhadap Sutandi.Api amarah di matanya tampak seperti sudah hampir menyembur keluar, dia seakan-akan ingin mencabik-cabik lawan bicaranya hingga hancur berkeping-keping.Semua orang tercengang, Sutandi juga agak tercengang. "Herba ... herba-herba ini sangat mahal?"Leane juga tidak bodoh. Melihat reaksi Kario, dia sudah menyadari sesuatu hal. Saat ini, dia menatap pria itu dengan lekat.Napas Jeslin juga berubah menjadi cepat."Sangat mahal?"Kario tertawa dengan menyedihkan, lalu berteriak dengan marah, "Begini, herba-herba dalam ember rendamanmu ini saja paling nggak bernilai puluhan miliar!""Sutandi, dasar sialan! Kamu benar-benar sialan! Kamu merampok bank yang mana? Bahkan keluarga-keluarga itu saja nggak akan berani menghambur-hamburkan herba-he

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2153 Tidak Ada Lagi

    "Sutandi, coba kamu telepon bocah itu, tanyakan padanya apa dia masih ada herba-herba berkualitas bagus seperti itu?""Kalau masih ada, langsung suruh dia berikan padamu sebagai bentuk rasa hormat terhadapmu selaku gurunya!""Apa kamu nggak lihat reaksi Kario tadi? Kalau herba-herba itu digunakan sebagai hadiah, keluarga kita bisa mendapatkan banyak relasi dan sumber daya," kata Leane sambil menatap Sutandi dengan lekat.Sutandi memasang ekspresi muram dan berkata, "Omong kosong! Sebagai seorang guru, aku nggak bisa bersikap begitu nggak tahu malu!""Hei ... apa yang kamu lakukan?!"Sebelum Sutandi sempat bereaksi, Leane sudah merampas ponsel Sutandi.Kemudian, wanita itu langsung menghubungi Ardika."Pak Sutandi, ada urusan apa kamu mencariku malam-malam begini?"Tanpa menunggu lama, terdengar suara Ardika dari ujung telepon.Saat ini, Ardika masih berada di dalam mobil Levin. Kalau Leane yang meneleponnya, tentu saja dia tidak akan peduli.Namun, melihat itu adalah panggilan telepon

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2154 Gijran Mencari Masalah

    Seorang pelaku tindak kriminal yang membawa tongkat bisbol di bajunya, menunjuk Levin dengan mengancam."Simpan saja," kata Ardika dengan santai. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah pelaku tindak kriminal itu, lalu bertanya dengan penuh minat, "Kalian adalah orang-orangnya siapa?"Tanpa banyak berkomentar lagi, Levin segera menyimpan ponselnya.Para pelaku tindak kriminal di hadapan mereka saat ini, anak buahnya saja bahkan bisa menangani semua orang ini seorang diri, tentu saja sama sekali bukan ancaman bagi Ardika."Sebentar lagi kamu juga akan tahu sendiri."Orang tersebut melirik Ardika sekilas, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon. "Tuan Muda Gijran, kami sudah mengepung bocah itu di sebuah hotel bintang lima.""Bagus, kerja bagus.""Lanjutkan, aku akan segera datang!""Malam ini aku akan memberinya pelajaran, agar dia tahu diri.""Orang-orang tertentu, nggak bisa dia provokasi!""Wanita-wanita tertentu, juga nggak bisa dia sentuh!""Setelah malam ini berlalu, aku

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2293 Lubang di Dasar Kolam

    Zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang yang tenang dan damai.Persaingan antara ahli fengsui juga sangat sengit, disertai dengan pertumpahan darah.Jadi, kebanyakan formasi yang diatur oleh ahli fengsui sangat berbahaya, sama sekali tidak akan memberikan kesempatan bagi lawan untuk bertahan hidup.Karena orang-orang yang bisa mematahkan formasi dengan kekerasan, juga merupakan ahli bela diri, tetapi bukan berasal dari keluarga atau kalangan sendiri.Bagaimanapun juga, kalau berasal dari kalangan sendiri, akar warisan yang diperoleh sama. Mereka memiliki cara untuk mematahkan formasi tanpa perlu menggunakan pemaksaan.Karena tidak berasal dari kalangan sendiri, maka itu artinya adalah musuh.Tentu saja, makin banyak yang mati, makin baik.Mendengar ucapan Windono, beberapa orang murid Windono langsung memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Eh, bocah, kamu sudah mencelakai adik seperguruan kami! Aku akan menghabisimu!""Kamu pasti sengaja, 'kan?!"Ardika terkekeh pelan dan berkat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2292 Lapisan Pasir Hisap

    "Orang yang nggak jelas asal usulnya sepertimu malah berani nggak menghormati ahli fengsui seratus tahun yang lalu! Memangnya kamu pikir kamu siapa?!""Biksu Karuna memujimu karena berniat untuk memotivasi generasi muda, jangan terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!""Ardika, 'kan? Cepat berlutut di pinggir kolam, minta maaf pada leluhur kami!"Semua murid Windono langsung menunjuk Ardika dan menegurnya dengan marah.Mereka bahkan memintanya untuk berlutut di pinggir kolam dan meminta maaf.Karena fengsui di tempat ini memang diatur oleh leluhur Keluarga Sudrajat, maka dengan seperti ini juga sudah termasuk meminta maaf terhadap leluhur mereka.Ardika menanggapi dengan santai. "Jangankan leluhur kalian itu sudah mati, biarpun dia hidup kembali sekarang dan berdiri tepat di hadapanku, dia juga nggak pantas menerima penghormatan seperti itu dariku.""Guru, bocah ini benar-benar nggak menyesali perbuatannya, berani-beraninya dia bersikap nggak hormat pada leluhur kita! Kita harus member

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2291 Kolam Tidak Boleh Disentuh

    Jace tidak menanggapi ucapan Windono, tetapi ekspresinya sudah memberi tahu Windono jawabannya.Windono berkata, "Pak Jace, aku jujur saja, kakek buyutku pernah meninggalkan pesan bahwa pusat dari fengsui yang diaturnya itu adalah kolam ini.""Dia secara khusus berpesan bahwa apa pun yang terjadi, kolam ini nggak boleh disentuh. Kalau nggak, situasi fengsui akan berbalik, akan menimbulkan konsekuensi yang besar!"Windono berbicara dengan memasang ekspresi serius.Jace melirik Ardika sekilas, lalu berkata sambil mengerutkan keningnya, "Pak Windono, bukankah kakek buyutmu sudah terlalu berlebihan?""Sudah sekitar seratus tahun berlalu, apa konsekuensi yang bisa ditimbulkan oleh sebuah fengsui?"Walaupun dia juga memercayai hal-hal seperti ini, tetapi dia meragukan fengsui yang diatur sekitar seratus tahun yang lalu ini masih bisa menimbulkan konsekuensi setelah seratus tahun berlalu.Dibandingkan dengan Windono, dia lebih memercayai ucapan Ardika bahwa ada yang aneh dengan kolam ini.Kal

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2290 Berasal dari Keluarga Ahli Fengsui

    "Pak Windono berasal dari keluarga ahli fengsui. Pak Windono nggak hanya merupakan pimpinan Harven, tapi juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Fengsui Ibu Kota Provinsi!""Beliau sedang bicara dengan Pak Jace, apa hakmu menyelanya?""Apalagi mempertanyakan Pak Windono seperti ini!""Cepat tampar wajahmu sendiri dan minta maaf pada Pak Windono!"Murid wanita itu menegur Ardika dengan ekspresi tegas. Sementara itu, Windono sendiri bahkan tidak melirik Ardika sama sekali."Kamu yang lancang!"Begitu murid wanita itu selesai berbicara, Jace sudah berteriak dengan marah, "Ardika adalah tamu kehormatan yang kuundang kemari, kamu menegurnya seperti ini, aku malah ingin menanyakan padamu memangnya kamu siapa?! Siapa yang memberimu keberanian ini?!""Pak Jace, aku ...."Murid wanita itu malu setengah mati, raut wajahnya tampak memerah.Sangat jelas dia tidak menyangka seorang wali kota seperti Jace akan melindungi orang yang tidak penting itu dengan sedemikian rupanya.Dia menatap Ardika dengan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2289 Pak Windono

    Ardika mendongak, melihat matahari yang sudah bersinar cerah di luar sana. Dia pun berkata, "Cuaca hari ini cukup bagus. Begini saja, Pak Jace, sekarang kamu kerahkan pompa untuk menguras air di kolam hingga kering terlebih dahulu.""Lalu, kerahkan eskavator untuk membersihkan lumpur. Sekitar pukul dua sore, saat energi positif mencapai titik puncaknya, aku akan turun tangan langsung.""Hantu atau roh apa pun yang ada di dalam air itu, kali ini harus dihancurkan sepenuhnya!"Melihat Ardika begitu percaya diri, Jace juga sudah mulai tenang."Baik, aku akan meminta Limdo untuk mengaturnya sekarang!"Tak lama kemudian, Limdo sudah mengerahkan beberapa buah pompa berkekuatan besar kemari dan mulai menguras air.Walaupun sangat bising, tetapi Jace sekeluarga malah merasa suara itu sangat enak didengar.Dalam kurun waktu kurang dari dua jam, air sudah terkuras hingga kering. Dasar kolam dipenuhi dengan lumpur, tidak kelihatan ada keanehan apa pun.Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2288 Angin Menyatukan Air, Air Menimbulkan Angin

    "Dia sudah mati, nggak mungkin bisa berulah lagi.""Kalau ada rohnya, juga pasti sudah kuhabisi sejak awal."Ardika menanggapi ucapan Lolita sambil menggelengkan kepalanya.Setelah merenung sejenak, dia berkata dengan nada bicara agak dingin, "Menurutku, ada orang yang masih nggak terima, jadi sengaja berulah.""Ada yang berulah?"Jace dan Lolita menunjukkan ekspresi serius, sorot mata mereka tampak sedikit panik.Selama beberapa waktu ini, mereka sekeluarga sudah lelah baik secara fisik maupun mental. Siapa sangka, Kasandra baru saja diselamatkan, tetapi sudah terjadi hal seperti ini lagi."Nggak perlu khawatir."Ardika melambaikan tangannya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Karena hari ini aku sudah datang, aku akan membantu kalian mengatasi kekhawatiran kalian ini sepenuhnya.""Di mana gambarnya? Coba kulihat."Jace segera memanggil Limdo untuk membawakan setumpuk kertas itu kemari."Tuan Ardika, aku sudah meminta Limdo untuk mencarikan keseluruhan gambar kompleks asrama Kediaman

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2287 Kejadian Aneh di Kediaman Keluarga Sinantri

    Namun, begitu bertemu Ardika, Kasandra malah langsung seakrab itu dengan Ardika. Hal ini benar-benar di luar bayangan Jace dan Lolita.Terlebih lagi, boleh dibilang ini adalah pertama kalinya Kasandra bertemu dengan Ardika.Walaupun sebelumnya dia sudah sempat bertemu dengan Ardika sebanyak dua kali di rumah, tetapi saat itu Kasandra dikendalikan oleh orang lain. Dia dalam kondisi tidak sadar.Pasangan suami istri ini benar-benar tidak bisa memahami hal ini. Pada akhirnya, mereka hanya beranggapan bahwa karena Ardika telah menyelamatkan Kasandra, itulah sebabnya Kasandra bisa merasa akrab terhadap Ardika secara naluriah."Baiklah, kalau begitu aku panggil kamu Kasandra saja."Ardika menyunggingkan seulas senyum tak berdaya, dia juga cukup menyukai gadis manis yang satu ini.Setelah mendengar ucapan Ardika, Kasandra baru puas. Dia menarik Ardika masuk ke dalam rumah dengan antusias, lalu menyeduhkan teh untuk Ardika dengan antusias pula."Hei, sekarang putriku sudah dewasa. Biasanya gad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2286 Pertama Kali Bertemu Judian

    Setengah jam kemudian.Ardika langsung melajukan mobilnya memasuki kompleks asrama Kediaman Wali Kota.Baru saja memarkir mobilnya di depan rumah Jace, Ardika sudah melihat sosok bayangan Jace sekeluarga muncul di depan halaman rumah.Sosok Kasandra yang cantik dan elegan juga berdiri di belakang Jace dan Lolita, kelihatannya kondisi mental juga jauh membaik.Selain Jace sekeluarga, juga ada seorang pemuda dengan postur tubuh tegap dan paras tampan berada di sana.Saat ini, pemuda itu berbalik dan berkata, "Paman Jace nggak perlu mengantarku lagi, aku pamit dulu.""Ke depannya aku akan tetap berada di ibu kota provinsi. Aku sudah punya lebih banyak waktu untuk datang mengunjungi Paman dan Bibi Lolita, tentu saja juga Kasandra."Kemudian, Jace sekeluarga berbasa-basi beberapa patah kata lagi sebelum pemuda itu berjalan keluar.Tak lama kemudian, sebuah mobil dengan pelat tim tempur Provinsi Denpapan melaju perlahan-lahan ke sisi pemuda tersebut.Saat ini, kebetulan Ardika berjalan masuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2285 Manajer Departemen Bisnis

    "Memintaku untuk menjadi presdir? Apa kamu takut identitasku terungkap terlalu lambat?"Ardika melirik Cahdani sekilas dengan sorot mata acuh tak acuh.Dilirik oleh Ardika seperti itu, jantung Cahdani langsung berdegap dengan kencang. Dia buru-buru berkata, "Nggak, nggak, nggak, bukan begitu. Aku nggak bermaksud seperti itu. Kak Ardika, kamu seperti ini juga cukup baik. Tapi, menjadi seorang karyawan biasa sama sekali nggak cocok untuk identitasmu. Bagaimana kalau kamu menjabat sebagai seorang petinggi level menengah?""Kak Ardika, dengan begini kamu nggak perlu khawatir identitasmu terekspos, juga bisa mencampuri urusan perusahaan secara terang-terangan."Ardika mengangguk perlahan dan berkata, "Benar juga. Kalau begitu, begini saja. Jabatan Kalris sebelumnya untukku saja.""Manajer departemen?"Cahdani mengangguk dan berkata, "Hmm, boleh dibilang juga sudah termasuk petinggi level menengah. Kalau begitu, ditetapkan seperti ini saja.""Kalian sudah dengar apa yang kukatakan, 'kan? Ngg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status