Di samping mereka.Melihat suaminya langsung memberikan selembar kartu bank pada Ardika begitu bertemu dengan Ardika, ekspresi Leane langsung berubah menjadi sangat muram.Seorang pria dewasa sepertinya masih perlu dihibur oleh Sutandi.Bukan hanya tidak berguna lagi, murid Sutandi yang satu ini benar-benar payah.Sangat jelas pria itu datang untuk bergantung pada keluarga mereka."Pak Sutandi, simpan saja kartu ini, aku punya uang. Kalau suatu hari nanti aku benar-benar mencapai titik terendah dalam hidupku, aku pasti akan memberi tahu Pak Sutandi."Sambil tersenyum, Ardika memasukkan kembali kartu bank itu ke dalam genggaman Sutandi. Tentu saja dia tidak akan menerima uang ini."Baiklah kalau begitu."Sutandi juga menyadari ekspresi muram istrinya. Mengira Ardika memedulikan harga diri sendiri, dia juga tidak memaksa lebih jauh lagi."Ayo, ikut aku masuk ke dalam!"Sambil menarik Ardika menuju ke dalam, dia berkata, "Kebetulan kamu datang. Kemarin sudah aku sudah bilang padamu, hari
"Lagi pula, aku memilih menantu nggak melihat latar belakangnya, hanya melihat karakternya. Aku nggak akan setuju Kalris menjadi menantuku."Sambil berbicara, Sutandi mengangkat tangannya dan menepuk bahu Ardika. "Menurutku Ardika cukup baik. Dia berkemampuan dan berkarakter baik. Selain itu, dia dan Jeslin sudah saling mengenal sejak kecil, boleh dibilang mereka tumbuh bersama.""Saat itu, setiap hari Jeslin merengek ingin menikah dengannya!"Mendengar ucapan sang guru, Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya.Kala itu Jeslin memang sangat menempel padanya, mengatakan setelah tumbuh dewasa nanti akan menikah dengannya. Namun, itu hanyalah ucapan anak kecil. Bagaimana bisa dianggap serius?Namun, ada satu kalimat Sutandi memang benar.Memang belum pasti siapa yang akan menduduki posisi sebagai ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Pada akhirnya, siapa yang bisa menduduki posisi itu tergantung keputusannya yang kini sudah merupakan Organisasi Snakei cabang Gotawa
Banyak orang yang berkemampuan, tetapi hanya segelintir orang yang bisa menjadi presdir sebuah perusahaan sebesar itu.Sorot mata yang ditujukan Leane terhadap Ardika juga sudah berubah. Dia menatap Ardika dengan tatapan penuh semangat, seperti ibu mertua yang sedang menatap sang menantu.Tepat pada saat ini, anak mitra tersebut berkata, "Tapi aku dengar-dengar, Pak Ardika ini sudah disingkirkan oleh orang lain. Sekarang presdir Grup Susanto Raya sudah ganti orang menjadi seorang wanita yang bernama Jesika. Dia adalah sekretaris mantan presdir, luar biasa cantik.""Oh, omong-omong, ada rumor yang bilang Kak Ardika adalah seorang menantu benalu. Biasanya nggak hanya menuangkan air cuci kaki di rumah, kali ini setelah dia disingkirkan dari Grup Susanto Raya, ibu mertuanya terus mendesaknya untuk bercerai dengan istrinya ...."Anak mitra itu baru berusia sepuluh tahun. Saat ini, dia membicarakan rumor-rumor itu tanpa henti, seperti sedang membicarakan sesuatu hal yang menarik.Rumor menge
"Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D
Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?""Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik.""Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih.""Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco."Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri."Ada satu hal yang perlu kamu lakukan.""Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli.""Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."Selama tiga tahun bergabung dengan milite
"Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid
Melihat Ardika yang percaya diri, Luna pun merasa ragu. Setelah memikirkan kondisi keluarganya sekarang, dia pun menggertakkan gigi, lalu berdiri dan berkata, "Kakek, aku akan pergi menagih utang.""Kamu! Kamu sudah gila, ya? Kalau sampai wajahmu rusak karena dipukul Kak Herkules, Tuan Muda Tony pasti akan meninggalkanmu."Desi langsung panik.Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga tidak menyangka Luna akan menyetujuinya.Wisnu dan yang lain hanya mendengkus dingin.Wisnu tiba-tiba mengeluarkan sepuluh ribu dari sakunya, lalu dilemparkan ke kaki Luna sambil berkata, "Melihat keberanianmu itu, aku kasih sepuluh ribu untuk naik transportasi umum."Wulan juga menyilangkan tangannya di dada, lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Kamu sendiri yang mau pergi, ya? Kalau dihajar sampai lumpuh, jangan bilang Keluarga Basagita yang memaksamu."Ardika melirik beberapa orang itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin memedulikan orang-orang tidak penting ini.Ardika langsung berd
Bernama Ardika?Sambil melirik Ardika, Herkules menjawab dengan bingung, "Ada seseorang yang bernama Ardika Mahasura, saya sedang bersiap untuk menghajarnya."Dari ujung telepon tiba-tiba terdengar suara keras.Herkules buru-buru bertanya, "Tuan John, Anda kenapa?"Detik selanjutnya, teriakan penuh amarah memasuki telinga Herkules."Kenapa denganku? Bajingan kamu! Kamu ingin aku mati, ya?""Aku kasih tahu! Kamu harus menuruti semua permintaannya, kamu harus melayaninya seperti seorang bos, mengerti?"Herkules tertegun. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melihat John kehilangan kontrol diri seperti sekarang.Herkules lalu bertanya, "Tuan John, sepertinya Anda salah. Dia hanyalah seorang menantu pecundang dari Keluarga Basagita.""Herkules, kamu ingin mati, ya? Di matanya, kamu dan aku hanyalah rumput liar yang tak berguna. Dia bisa membunuh kita dengan mudah.""Tuan John ... ini ...."Setelah mendengarnya, Herkules mulai berkeringat dingin."Aku ingatkan terakhir kali, dia adalah s
Banyak orang yang berkemampuan, tetapi hanya segelintir orang yang bisa menjadi presdir sebuah perusahaan sebesar itu.Sorot mata yang ditujukan Leane terhadap Ardika juga sudah berubah. Dia menatap Ardika dengan tatapan penuh semangat, seperti ibu mertua yang sedang menatap sang menantu.Tepat pada saat ini, anak mitra tersebut berkata, "Tapi aku dengar-dengar, Pak Ardika ini sudah disingkirkan oleh orang lain. Sekarang presdir Grup Susanto Raya sudah ganti orang menjadi seorang wanita yang bernama Jesika. Dia adalah sekretaris mantan presdir, luar biasa cantik.""Oh, omong-omong, ada rumor yang bilang Kak Ardika adalah seorang menantu benalu. Biasanya nggak hanya menuangkan air cuci kaki di rumah, kali ini setelah dia disingkirkan dari Grup Susanto Raya, ibu mertuanya terus mendesaknya untuk bercerai dengan istrinya ...."Anak mitra itu baru berusia sepuluh tahun. Saat ini, dia membicarakan rumor-rumor itu tanpa henti, seperti sedang membicarakan sesuatu hal yang menarik.Rumor menge
"Lagi pula, aku memilih menantu nggak melihat latar belakangnya, hanya melihat karakternya. Aku nggak akan setuju Kalris menjadi menantuku."Sambil berbicara, Sutandi mengangkat tangannya dan menepuk bahu Ardika. "Menurutku Ardika cukup baik. Dia berkemampuan dan berkarakter baik. Selain itu, dia dan Jeslin sudah saling mengenal sejak kecil, boleh dibilang mereka tumbuh bersama.""Saat itu, setiap hari Jeslin merengek ingin menikah dengannya!"Mendengar ucapan sang guru, Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya.Kala itu Jeslin memang sangat menempel padanya, mengatakan setelah tumbuh dewasa nanti akan menikah dengannya. Namun, itu hanyalah ucapan anak kecil. Bagaimana bisa dianggap serius?Namun, ada satu kalimat Sutandi memang benar.Memang belum pasti siapa yang akan menduduki posisi sebagai ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Pada akhirnya, siapa yang bisa menduduki posisi itu tergantung keputusannya yang kini sudah merupakan Organisasi Snakei cabang Gotawa
Di samping mereka.Melihat suaminya langsung memberikan selembar kartu bank pada Ardika begitu bertemu dengan Ardika, ekspresi Leane langsung berubah menjadi sangat muram.Seorang pria dewasa sepertinya masih perlu dihibur oleh Sutandi.Bukan hanya tidak berguna lagi, murid Sutandi yang satu ini benar-benar payah.Sangat jelas pria itu datang untuk bergantung pada keluarga mereka."Pak Sutandi, simpan saja kartu ini, aku punya uang. Kalau suatu hari nanti aku benar-benar mencapai titik terendah dalam hidupku, aku pasti akan memberi tahu Pak Sutandi."Sambil tersenyum, Ardika memasukkan kembali kartu bank itu ke dalam genggaman Sutandi. Tentu saja dia tidak akan menerima uang ini."Baiklah kalau begitu."Sutandi juga menyadari ekspresi muram istrinya. Mengira Ardika memedulikan harga diri sendiri, dia juga tidak memaksa lebih jauh lagi."Ayo, ikut aku masuk ke dalam!"Sambil menarik Ardika menuju ke dalam, dia berkata, "Kebetulan kamu datang. Kemarin sudah aku sudah bilang padamu, hari
Ekspresi dan pergerakan Leane, menunjukkan bahwa wanita itu jijik padanya. Ya, tentu saja Ardika menyadari hal ini.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Pak Sutandi yang menyuruh sopir kalian untuk membawaku ke sini, katanya kebetulan makan bersama di sini terlebih dulu baru pulang ke rumah.""Dasar Sutandi ini! Apa dia nggak lihat acara apa ini?! Bisa-bisanya dia langsung memanggilnya kemari!"Leane melontarkan kata-kata itu dengan agak kesal. Kemudian, dia menarik Ardika ke luar ruang pribadi, di mana orang-orang di dalam ruangan tidak bisa melihat mereka lagi, lalu berkata dengan suara rendah, "Ardika, acara hari ini sangat penting bagi keluarga kami. Orang-orang yang kami undang adalah orang-orang kaya dan berkuasa. Kamu nggak cocok berkunjung ke tempat seperti ini."Saat berbicara, Leane membuka tasnya, mengeluarkan semua uang tunai di dalam tasnya. Kemudian, dia langsung memasukkan uang sekitar sebesar empat juta itu dalam genggaman Ardika tanpa banyak bicara."Kamu ambil saja u
"Tuan, silakan."Pelayan tersebut membimbing Ardika ke ruang pribadi yang telah dipesan oleh Sutandi. Untuk menjaga privasi pelanggan setiap meja, Restoran Siam menyediakan sebuah ruang pribadi untuk pelanggan setiap meja."Eh? Pemuda itu ...."Manajer Restoran Siam kebetulan lewat. Dia tiba-tiba menoleh dan melihat punggung Ardika. Saat itu juga, keningnya langsung berkerut.Setelah ragu sejenak, dia mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan telepon."Halo, Tuan Muda Levin, aku adalah manajer Restoran Siam cabang ibu kota provinsi. Sebelumnya, Tuan Muda sudah menginstruksikan pada kami, kalau ada seorang tuan bernama Ardika datang berkunjung ke restoran, kami harus melayaninya dengan sepenuh hati.""Barusan sepertinya aku melihat Tuan Ardika itu ...."..."Tok ... tok ...."Ardika yang tengah membawa bungkusan herba itu berjalan mengikuti pelayan Restoran Siam. Dia melihat pelayan tersebut tengah mengetuk pintu sebuah ruang pribadi."Eh, sepertinya Jeslin dan Tuan Muda Kalris sud
Ya, contohnya saja Ardika tahu, hanya Chamir seorang saja sudah memegang tiga puluh persen saham.Selain itu, tiga wakil ketua cabang Gotawa, seperti Jiglo, suami Ruth, wanita yang mati di tangan Ardika, juga memegang saham sebesar sepuluh persen.Selain Jiglo, sebagai ketua cabang Provinsi Denpapan, juga karena cabang Provinsi Denpapan menduduki posisi yang istimewa di cabang Gotawa, Sirilus memegang saham sebesar dua puluh persen.Hanya dua puluh persen sisanya yang merupakan aset bersama Organisasi Snakei cabang Gotawa.Berbisnis dengan meminjam kekuasaan dan sumber daya Organisasi Snakei, tetapi keuntungan malah dibagikan oleh para tokoh besar internal organisasi. Yah, pantas saja ada begitu orang yang bermimpi pun ingin bergabung dengan Organisasi Snakei.Kini, Chamir sudah mati. Sirilus dan putranya juga sudah mati di tangan Ardika.Jangankan perebutan posisi ketua cabang Gotawa dan ketua cabang Provinsi Denpapan, hanya saham Grup Goldis yang mereka tinggalkan saja, sudah cukup m
Mercedes-Benz itu sudah melaju, tetapi Ardika tidak menanyakan lokasi yang ditujunya.Lagi pula, dia juga tidak takut Miro bermain trik dengannya.Menghadapi orang seperti Miro yang suka memandang rendah orang lain, takut pada yang kuat serta suka menindas yang lemah, dia memang harus langsung turun tangan untuk mengintimidasi orang tersebut. Kalau tidak, Miro hanya akan makin menjadi-jadi.Dia yakin setelah dihajar olehnya tadi, pemuda yang satu ini sudah mengerti dia bukanlah orang yang mudah diprovokasi.Kalau Miro masih tak kunjung tahu diri, Ardika tidak keberatan untuk memberinya pelajaran yang tak terlupakan seumur hidupnya.Mercedes-Benz itu melaju di jalanan utama ibu kota provinsi.Gedung-gedung pencakar langit melintasi indra penglihatan Ardika.Walaupun kedudukannya tidak bisa dibandingkan dengan Kota Sewo yang merupakan ibu kota Gotawa, tetapi tidak perlu diragukan lagi ibu kota provinsi adalah pusat perekonomian di sini.Pengaruhnya tersebar luas ke seluruh Gotawa, bahkan
Ardika melangkah maju dan berkata, "Kak Miro, 'kan? Aku Ardika, murid Pak Sutandi ...."Miro mengalihkan pandangannya dari seorang wanita muda. Dia mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki sejenak. Melihat penampilan Ardika biasa-biasa saja, bahkan membawa sebuah bungkusan yang terkesan kampungan, tampak seperti orang kampung yang baru masuk kota, ekspresi meremehkan pun menghiasi wajahnya."Kenapa kamu membiarkanku menunggu begitu lama?!""Pertama kali naik kereta api cepat, jadi tersesat?"Miro memang merupakan keponakan jauh Leane. Beberapa tahun yang lalu, saat Sutandi baru mulai merintis kariernya dan membutuhkan seorang sopir untuk menunjukkan martabat sendiri, sudah mulai mempekerjakan pemuda ini sebagai sopir.Selama bertahun-tahun ini, dia sudah mengikuti Sutandi sekeluarga dan melihat banyak orang kaya. Miro sendiri menganggap dirinya sudah menjadi orang kaya.Dia sudah lupa dia sendiri juga anak kampung. Walaupun sekarang dia sudah masuk kota, tetapi dia tetap
Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Sepertinya Ratu Ular juga nggak seperti yang kamu katakan sendiri, nggak memperhatikan hal-hal kecil. Kamu bahkan tahu Tina sudah datang ke ibu kota provinsi.""Kamu ingin meminjam tanganku lagi untuk membersihkan pengaruh Keluarga Bangsawan Sinatri di Organisasi Snakei?"Sebelumnya, untuk mencari masalah dengan Ardika, Pangeran Sego langsung memanggil orang-orang Organisasi Snakei.Melalui hal itu saja sudah terlihat jelas, pengaruh Keluarga Bangsawan Sinatri dalam Organisasi Snakei cabang Gotawa sudah sangat dalam. Tidak berlebihan kalau mengatakan sudah seperti pasir yang bertebaran.Jadi, hanya dengan sekali lihat saja, Ardika sudah bisa menebak perencanaan menguntungkan yang tengah disusun oleh Vanya.Vanya tidak keberatan tujuannya diketahui oleh Ardika. Tidak menyetujui, juga tidak menyangkal, dia berkata, "Kalau begitu, tergantung pada pemikiranmu sendiri. Kamu sudah merusak pernikahan politik antara Keluarga Bangsawan Sinatri dengan Keluar