"Ah ...."Kepala Rehan langsung miring ke satu arah, darah segar juga langsung muncrat keluar dari hidungnya akibat tamparan itu.Bengkak di wajahnya yang baru sedikit mereda setelah diolesi obat, kini tampak membengkak kembali dengan cepat.Saat ini, selain suara teriakan menyedihkan Rehan, orang-orang lainnya di dalam ruangan itu tidak bersuara.Mereka menatap Wendo dengan tercengang, merasakan pemandangan yang mereka saksikan itu benar-benar di luar nalar.Wendo tidak menghajar Ardika, malah menghajar Rehan?Apa yang sedang terjadi? Situasi macam apa ini?Orang yang paling tidak bisa menerima hal ini adalah Rehan sendiri.Sambil menutupi wajahnya, dia menatap Wendo dengan tatapan tidak percaya dan berkata, "Wendo, apa kamu sudah gila ....""Plak!"Yang menanggapinya adalah sebuah tamparan keras lagi dari Wendo.Tidak ada yang tahu apakah Wendo sudah gila atau masih waras, tetapi Rehan merasakan dirinya sudah hampir menggila.Dia yang memanggil Wendo kemari. Namun, begitu melihat Ard
Bahkan Rehan sampai melupakan rasa sakit di wajahnya. Dia menatap kedua orang itu dengan tercengang.Dia benar-benar tidak bisa memahami hal ini.Saat ini, Tiara dan putranya juga sudah sepenuhnya tercengang.Seorang penanggung jawab kedua Departemen Kepolisian Kota, bisa melakukan aksi membiarkan diri sendiri ditampar hingga sedemikian rupanya?Mereka merasakan pandangan mereka sudah hancur."Plak!"Saat ini, kembali terdengar suara tamparan yang nyaring.Ardika kembali melayangkan satu tamparan ke wajah Wendo, sampai-sampai Wendo terpukul mundur tiga langkah. Setelah berusaha menyeimbangkan tubuhnya, Wendo kembali berjalan ke posisinya.Ardika menerima selembar tisu dari Jesika, menyeka jari-jarinya hingga bersih dengan saksama. Pada saat bersamaan, dia bertanya dengan santai, "Kamu masih belum menjawab pertanyaanku. Apa ada yang salah dengan kata-kataku?""Tuan Ardika benar!""Bisa menjadi manusia, aku malah memilih menjadi anjing, bahkan menjadi anjing penjilat!""Aku sudah bersala
Rehan memang sangat arogan, tetapi dia bukan orang bodoh.Baik melalui sikap merendah Wendo terhadap Ardika maupun sorot mata terkejut sekaligus gelisah yang ditujukan oleh para tokoh penting dari berbagai departemen itu terhadap Ardika, dia sudah bisa menangkap sesuatu.Kalau dia tetap dengan keras kepala beranggapan Ardika hanyalah presdir sebuah perusahaan yang hanya memiliki uang tidak seberapa, maka dia benar-benar sudah sangat bodoh.Sangat jelas, Ardika masih memiliki identitas lain yang tidak diketahui oleh orang lain.Identitas itulah yang bisa membuat orang-orang dari instansi pemerintahan ini ketakutan.Rehan mengalihkan pandangannya ke arah para tokoh penting itu, tetapi orang-orang ini juga tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Ardika. Karena itulah, mereka semua menghindari tatapannya dan tidak berani bersuara.Adapun mengenai Wendo, pria itu bahkan tidak meliriknya sama sekali.Ardika menyilangkan kakinya, lalu berkata sambil tersenyum, "Bukankah relasimu sangat luas? Baga
Tidak hanya Rehan yang tercengang, para pengikutnya yang dibawanya kemari juga tercengang.Karena mereka semua mengerti apa arti identitas Ardika ini bagi Rehan saat ini."Tuan Muda Rehan, bukankah dia hanya seorang wali kota terdahulu Kota Banyuli? Ibarat setelah seseorang berhenti menjabat, pengaruhnya sudah nggak ada lagi. Apa yang perlu Tuan Muda takutkan?!"Tepat pada saat semua orang tercengang, sambil memasang ekspresi menjilat, Dilan melangkah maju, ingin memapah Rehan."Bam!"Emosi Rehan tiba-tiba meledak. Dia langsung mengangkat kakinya dan menendang perut Dilan dengan keras."Ah ...."Sambil berteriak menyedihkan, Dilan terjatuh ke lantai. Dia menatap Rehan dengan tatapan sangat sedih. "Tuan Muda Rehan, kamu ....""Bam!"Rehan melangkah maju, lalu melayangkan tendangan keras padanya lagi."Kamu tahu apa?!""Memangnya kamu tahu ayahku menjabat sebagai wali kota juga membutuhkan persetujuan darinya?!""Apa maksudmu dengan orang yang sudah berhenti menjabat sudah nggak berpenga
Melihat Rehan memegang lengannya sambil berguling-guling kesakitan di lantai, semua orang di ruangan itu memahami satu hal.Ardika benar-benar tidak bisa diprovokasi!Di ruangan sebelah.Setelah Ardika berada di dalam ruangan sejenak, Jesika berjalan memasuki ruangan.Sambil meminum teh, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah asistennya itu dan berkata, "Jesika, bagaimana persiapan pemindahan bisnis Grup Susanto Raya ke ibu kota provinsi?""Pak Ardika, semuanya sedang berjalan dengan terstruktur. Perusahaan sudah memilih beberapa gedung perkantoran dan bersiap untuk menyewa salah satu di antaranya untuk dijadikan sebagai kantor pusat perusahaan di ibu kota provinsi."Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Kalau bisa dibeli, langsung beli saja. Menggunakan properti sendiri lebih tenang. Apalagi, gedung perkantoran di ibu kota provinsi, juga sudah termasuk aset yang menjanjikan.""Baik."Jesika menganggukkan kepalanya, lalu berkata, "Tapi, Pak Ardika, sebelum perusahaan pindah ke ib
Informasi ini juga sama mengejutkannya.Luna sudah menjadi pemimpin keluarga cabang.Kelak, identitas wanita ini benar-benar akan naik secara signifikan.Pada saat bersamaan, Keluarga Basagita mulai mengirimkan undangan. Berbagai keluarga besar di Kota Banyuli, serta tokoh-tokoh terkemuka diundang untuk menghadiri upacara Keluarga Basagita mengakui leluhur kembali. Orang-orang ini diundang untuk menyaksikan upacara secara langsung di lokasi.Dalam sekejap, menerima undangan dari Keluarga Basagita menjadi sebuah kehormatan bagi orang-orang Kota Banyuli....Bandara Banyuli.Sebuah pesawat dari Suraba baru mendarat.Tak lama kemudian, dengan ditemani oleh beberapa orang anak buahnya, seorang pria paruh baya berwibawa dengan aura tidak biasa, naik ke dalam sebuah mobil Audi yang berkilau.Audi tersebut langsung melaju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, pria paruh baya tersebut langsung mengunjungi sebuah bangsal mewah satu orang."Pak Mikues, kamu sudah datang."Pintu bangsal dib
Maksud Mikues sangat jelas.Tunduk, mengaku kalah, tidak membesar-besarkan masalah.Saran seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa diutarakan oleh orang seperti Wirhan.Wirhan berkata dengan jujur, "Aku pernah berinteraksi dengan Ardika dan mengalami kerugian di tangannya. Jujur saja, orang ini adalah tipe orang aneh yang nggak memandang serius hukum, serta nggak bisa dihadapi dengan kekerasan.""Kalau Pak Mikues berencana untuk menekan Ardika, agar dia setuju, mungkin ini bukanlah sesuatu hal yang mudah."Mikues mengerutkan keningnya, lalu melirik Wirhan sekilas dengan sorot mata dalam."Terima kasih atas peringatan dari Tuan Muda Wirhan. Tapi, sebagai seorang ayah, nggak pantas kalau aku berdiam diri saja setelah putraku ditindas oleh orang lain hingga seperti ini.""Apalagi, aku datang menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, juga bukan hanya sekadar nama saja.""Kalau membiarkan seorang wali kota terdahulu menginjak-injak aku dan mengatur-atur aku, kelak bagaimana aku bisa memimpin Kota B
Tadi Mikues hanya mengucapkan beberapa patah kata dengan Wirhan, tetapi ternyata ada begitu banyak pelajaran yang bisa dipetik.Saat itu juga, Rehan seketika merasa pelajaran yang dipelajarinya selama bertahun-tahun sebelumnya, hanyalah level pemula."Huh ...."Mikues mendengus dingin, kilatan tajam melintas di matanya.Biarpun Mikues tahu Wirhan sengaja merangsangnya, menjadikannya sebagai alat untuk melawan Ardika, dia tetap mempertahankan sikap sopan, tidak berani menyinggung pemuda itu.Siapa suruh pemuda itu adalah empat tuan muda Kota Gamiga?"Ayah, mengapa Ayah datang ke Kota Banyuli lebih awal?" tanya Rehan.Mikues berkata dengan dingin, "Tentu saja karena kamu, orang bodoh ini, aku baru datang ke Kota Banyuli lebih awal. Keluarga Basagita Kota Banyuli akan mengadakan upacara untuk mengakui leluhur, kali ini aku berperan sebagai Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.""Apa?"Rehan tertegun sejenak, lalu senang bukan main. "Kalau begitu, itu artinya Ardika dan istrinya harus memper
"Jesika, sudah pernah kubilang padamu, bagi wanita, air mata adalah sesuatu hal yang paling nggak bernilai.""Tapi, karena sekarang masih berada di Kota Banyuli, kamu bisa menunjukkan sisi lemah dan lembutmu itu untuk terakhir kalinya.""Setelah pulang ke rumah nanti, kamu harus menunjukkan sikap layaknya seorang wanita dewasa yang sempurna, harus membuat Keluarga Darma puas.""Kalau kamu masih saja lemah dan lembut seperti sekarang, aku hanya bisa bilang kamu nggak akan bisa menjalani kehidupan sesuai keinginanmu di Kediaman Keluarga Darma. Nggak akan ada orang yang merasa simpati padamu karena air matamu, malah hanya akan membuat orang mengira kamu lemah dan mudah ditindas."Tidak ada gejolak emosi dalam kata-kata yang diucapkan oleh Rivani.Apa yang dialami oleh Jesika, hanya seperti mengulang apa yang pernah dialaminya saja.Di saat seperti ini, daripada berperan sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang, sebaiknya dia bersikap kejam dan tegas, merangsang Jesika untuk kembali ber
Rivani menatap Ardika dengan ekspresi acuh tak acuh dan berkata, "Ratu Ular Vanya datang untuk menangani masalah keterlibatan anggota internal Organisasi Snakei dengan orang Negara Jepara, sedangkan Pak Jigo dari kabinet buka suara karena Keluarga Bangsawan Basagita Suraba menganggap ucapannya sebagai angin lalu.""Apa hubungannya semua ini denganmu?"Vanya tidak menghadiri perjamuan perayaan, melainkan langsung membawa Hanko pergi.Seperti yang dikatakan oleh Rivani, alasan yang kelihatan dari luar mengenai tujuan kedatangan Vanya ke Kota Banyuli kali ini adalah untuk menangkap "anggota tidak berguna" Organisasi Snakei.Tentu saja, tidak ada yang tahu sesungguhnya Vanya datang karena ingin memberi penjelasan secara pribadi pada Ardika mengenai hal yang berkaitan dengan Keluarga Halim. Itulah sebabnya dia mendatangi Kota Banyuli.Tentu saja juga tidak ada yang tahu, alasan Jigo selaku tetua kabinet memaksa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba untuk tunduk dan mengeluarkan uang bersama Ke
Bonus yang diberikan oleh Ardika kepada Jesika, kalau diberikan kepada orang biasa, sudah cukup untuk menaikkan status orang tersebut.Biarpun hanya berbaring tanpa melakukan apa pun, hanya belanja dan belanja saja, juga sangat sulit untuk menghabiskan uang sebanyak itu.Namun, bagaimanapun juga, Jesika bukanlah orang biasa.Dia berasal dari Keluarga Siantar, sebuah keluarga kaya yang menduduki posisi puncak.Bagi Keluarga Siantar, uang sebesar triliunan benar-benar belum cukup untuk membuat mereka lupa daratan.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bibi, aku nggak punya kebiasaan hanya sekadar omong saja. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa membagikan bonus kepada Jesika terlebih dulu dengan menggunakan uang pribadiku."Selesai berbicara, dia mengeluarkan Kartu Hitam Sentral, lalu meletakkannya di atas meja."Kartu Hitam Sentral!"Kelopak mata Rivani kembali melompat-lompat, sorot matanya terhadap Ardika, makin lama makin aneh.Sebenarnya bocah ini punya rahasia apa yang nggak d
Tentu saja Ardika tidak akan marah, dia berkata dengan sungkan, "Bibi, aku nggak memiliki niat apa pun terhadap putrimu.""Hanya saja, dia hanya menyerahkan surat pengunduran diri melalui orang lain tanpa memberitahuku, terburu-buru untuk meninggalkan Kota Banyuli.""Selama ini, Jesika terus membantuku mengurus Grup Susanto Raya, sudah bekerja sangat keras. Hal-hal ini aku bisa melihatnya dengan jelas. Karena itulah, sudah sewajarnya sebagai seorang bos, aku datang untuk melihatnya."Melihat Ardika tidak terlibat konflik dengan ibunya, Jesika menghela napas lega.Namun, kalimat pertama yang keluar dari mulut Ardika, samar-samar membuatnya merasa sedikit kecewa.Ekspresi Rivani tampak sedikit membaik, tetapi dia tetap berkata dengan dingin, "Sudahlah, karena kamu sudah melihatnya, maka kamu sudah boleh pergi."Sambil tersenyum, Ardika menggelengkan kepalanya."Apa maksudmu?" Rivani mengangkat alisnya, sorot matanya kembali berubah menjadi dingin dan tajam.Ardika berkata dengan tenang,
Ardika mengangguk.Situasi yang dialami oleh Jesika sekarang ini sama dengan yang dialami oleh Tina.Sama seperti Tina, Keluarga Siantar di mana keluarga Jesika berasal juga merupakan keluarga besar.Walaupun Keluarga Siantar masih bukan termasuk keluarga bangsawan, tetapi juga merupakan keluarga kaya yang menduduki posisi puncak, paling tidak masih lebih kuat dibandingkan keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste.Sangat jelas ini juga merupakan pernikahan politik yang menyedihkan.Ardika bertanya, "Kalau begitu, apa kamu sendiri bersedia?""Aku nggak bersedia."Jesika berkata tanpa ragu, "Tapi, keluargaku menghadapi sedikit masalah. Terlebih lagi, masalah ini hanya bisa diselesaikan oleh keluarga pria itu. Sebagai putri Keluarga Siantar, tentu saja aku harus sedikit berkorban."Berbeda dengan Tina yang saat menghadapi situasi serupa kala itu, memilih untuk menentang keputusan keluarga, sedikit banyak Jesika sudah menerima, seakan-akan sudah menerima takdirnya.Namun, A
Ardika menepuk-nepuk dahinya.Beberapa hari ini Jesika tampak sedikit gelisah, dia mengira wanita itu mengkhawatirkan Grup Susanto Raya ditekan oleh Keluarga Bangsawan Basagita dan Keluarga Rewind, itulah sebabnya wanita tersebut merasa cemas.Kalau dilihat sekarang, tidaklah demikian.Seharusnya dia sudah menyadari hal ini sejak awal."Levin, atur orang untuk mengantarku ke tempat tinggalnya."Tanpa banyak bicara, Ardika langsung menepuk pundak Levin.Melihat Ardika langsung berbalik dan pergi begitu saja tanpa banyak bicara, Tina yang duduk di meja sebelah mendengus, lalu menyenggol lengan Luna dan berkata, "Kulihat dia cukup perhatian pada sekretarisnya itu, lihatnya betapa paniknya dia. Seharusnya kamu lebih memperhatikan hal ini, jangan sampai kamu ditikung oleh orang lain."Walaupun kesan Tina terhadap Jesika lumayan baik, tetapi sangat jelas hubungannya dengan Luna jauh lebih baik.Luna mengerutkan keningnya sejenak, lalu terlihat rileks kembali. "Nggak apa-apa, aku percaya pada
Sambil tersenyum, Ardika menangkupkan tangannya dan berkata, "Semuanya berkat dukungan dari kalian semua. Siang ini akan diadakan perjamuan perayaan di Hotel Blazar, kalian semua harus datang, ya.""Tentu saja kami akan menghadiri perjamuan yang Tuan Ardika adakan!""Tapi, aneh, ya. Sekarang Hongkem sudah sangat populer, tapi mengapa Hadiman sekeluarga nggak ikut merayakan? Untuk apa mereka bersembunyi di dalam rumah?"Semua orang berdiskusi satu sama lain, merasa sangat iri pada Hadiman.Sama-sama berbisnis, tentu saja mereka juga berharap suatu hari nanti mereka juga bisa meraih pencapaian seperti yang diraih oleh Hadiman.Hongkem sudah meraih pencapaian yang begitu luar biasa, sebagai perintis perusahaan, nama Hadiman pasti akan dikenal di dunia bisnis seluruh Negara Nusantara."Memang aneh."Ardika juga mengangguk. Hingga sekarang, dia belum menerima satu panggilan telepon pun dari Keluarga Rewind."Brak ...."Tepat pada saat ini, sekelompok orang tiba-tiba mendekat dan langsung be
"Ardika, kamu sudah menang!""Tapi, aku bukan kalah darimu. Aku kalah beruntung, aku kalah dari Pak Jigo. Hahaha ...."Mikues terduduk lemas di lantai, dia tertawa dengan keras seolah-olah sudah menerima nasibnya.Dia bahkan tertawa hingga air matanya menetes.Banyak orang melemparkan sorot mata simpati ke arah Mikues.Alih-alih memperoleh keuntungan, malah dirugikan. Kalimat ini cocok untuk menggambarkan situasi Mikues sekarang ini.Datang dengan membawa wibawa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, awalnya dia mengira dia bisa menginjak mati Ardika, membangun pengaruhnya di Kota Banyuli terlebih dulu.Seharusnya hal seperti ini sudah bisa dipastikan.Biarpun ada seratus Ardika, menghadapi tekanan dari Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, juga akan hancur berkeping-keping.Tak disangka-sangka, kejadian tak terduga terjadi lagi dan lagi.Berawal dengan kedatangan Vanya, sang Ratu Ular secara pribadi, lalu pernyataan langsung dari Jigo, tetua kabinet.Dua tokoh luar biasa itu langsung membe
"Te ... terima kasih!"Wirhan langsung mengangguk, dia sudah ketakutan setengah mati.Saat telapak tangan Ardika menepuk-nepuk wajahnya, dia merasakan itu seperti bilah pedang dingin yang akan mematahkan kepalanya detik berikutnya."Nggak perlu terburu-buru berterima kasih padaku, aku masih belum selesai bicara."Ardika terkekeh pelan dan berkata, "Apa kamu masih ingat ucapanku sebelumnya?""Apa itu?"Wirhan menatapnya dengan tatapan kebingungan."Kamu, lalu kamu, kalian ...."Ardika menunjuk Wirhan, lalu menunjuk Mikues, Hanko dan yang lainnya. "Sudah kubilang, kalian harus menaikkan kembali saham sesuai dengan bagaimana cara kalian menjatuhkan saham.""Aku nggak peduli kalian menggunakan cara apa pun, kalau saat berakhir transaksi saham hari ini, saham Hongkem nggak mencapai 400 ribu, kalian tinggal saja di Kota Banyuli, nggak perlu kembali lagi.""Percayalah padaku, aku pasti bisa melakukannya.""Di dunia ini, masih ada banyak cara yang bisa membuat orang lebih menderita daripada ma