Melihat Rehan memegang lengannya sambil berguling-guling kesakitan di lantai, semua orang di ruangan itu memahami satu hal.Ardika benar-benar tidak bisa diprovokasi!Di ruangan sebelah.Setelah Ardika berada di dalam ruangan sejenak, Jesika berjalan memasuki ruangan.Sambil meminum teh, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah asistennya itu dan berkata, "Jesika, bagaimana persiapan pemindahan bisnis Grup Susanto Raya ke ibu kota provinsi?""Pak Ardika, semuanya sedang berjalan dengan terstruktur. Perusahaan sudah memilih beberapa gedung perkantoran dan bersiap untuk menyewa salah satu di antaranya untuk dijadikan sebagai kantor pusat perusahaan di ibu kota provinsi."Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Kalau bisa dibeli, langsung beli saja. Menggunakan properti sendiri lebih tenang. Apalagi, gedung perkantoran di ibu kota provinsi, juga sudah termasuk aset yang menjanjikan.""Baik."Jesika menganggukkan kepalanya, lalu berkata, "Tapi, Pak Ardika, sebelum perusahaan pindah ke ib
Informasi ini juga sama mengejutkannya.Luna sudah menjadi pemimpin keluarga cabang.Kelak, identitas wanita ini benar-benar akan naik secara signifikan.Pada saat bersamaan, Keluarga Basagita mulai mengirimkan undangan. Berbagai keluarga besar di Kota Banyuli, serta tokoh-tokoh terkemuka diundang untuk menghadiri upacara Keluarga Basagita mengakui leluhur kembali. Orang-orang ini diundang untuk menyaksikan upacara secara langsung di lokasi.Dalam sekejap, menerima undangan dari Keluarga Basagita menjadi sebuah kehormatan bagi orang-orang Kota Banyuli....Bandara Banyuli.Sebuah pesawat dari Suraba baru mendarat.Tak lama kemudian, dengan ditemani oleh beberapa orang anak buahnya, seorang pria paruh baya berwibawa dengan aura tidak biasa, naik ke dalam sebuah mobil Audi yang berkilau.Audi tersebut langsung melaju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, pria paruh baya tersebut langsung mengunjungi sebuah bangsal mewah satu orang."Pak Mikues, kamu sudah datang."Pintu bangsal dib
Maksud Mikues sangat jelas.Tunduk, mengaku kalah, tidak membesar-besarkan masalah.Saran seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa diutarakan oleh orang seperti Wirhan.Wirhan berkata dengan jujur, "Aku pernah berinteraksi dengan Ardika dan mengalami kerugian di tangannya. Jujur saja, orang ini adalah tipe orang aneh yang nggak memandang serius hukum, serta nggak bisa dihadapi dengan kekerasan.""Kalau Pak Mikues berencana untuk menekan Ardika, agar dia setuju, mungkin ini bukanlah sesuatu hal yang mudah."Mikues mengerutkan keningnya, lalu melirik Wirhan sekilas dengan sorot mata dalam."Terima kasih atas peringatan dari Tuan Muda Wirhan. Tapi, sebagai seorang ayah, nggak pantas kalau aku berdiam diri saja setelah putraku ditindas oleh orang lain hingga seperti ini.""Apalagi, aku datang menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, juga bukan hanya sekadar nama saja.""Kalau membiarkan seorang wali kota terdahulu menginjak-injak aku dan mengatur-atur aku, kelak bagaimana aku bisa memimpin Kota B
Tadi Mikues hanya mengucapkan beberapa patah kata dengan Wirhan, tetapi ternyata ada begitu banyak pelajaran yang bisa dipetik.Saat itu juga, Rehan seketika merasa pelajaran yang dipelajarinya selama bertahun-tahun sebelumnya, hanyalah level pemula."Huh ...."Mikues mendengus dingin, kilatan tajam melintas di matanya.Biarpun Mikues tahu Wirhan sengaja merangsangnya, menjadikannya sebagai alat untuk melawan Ardika, dia tetap mempertahankan sikap sopan, tidak berani menyinggung pemuda itu.Siapa suruh pemuda itu adalah empat tuan muda Kota Gamiga?"Ayah, mengapa Ayah datang ke Kota Banyuli lebih awal?" tanya Rehan.Mikues berkata dengan dingin, "Tentu saja karena kamu, orang bodoh ini, aku baru datang ke Kota Banyuli lebih awal. Keluarga Basagita Kota Banyuli akan mengadakan upacara untuk mengakui leluhur, kali ini aku berperan sebagai Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.""Apa?"Rehan tertegun sejenak, lalu senang bukan main. "Kalau begitu, itu artinya Ardika dan istrinya harus memper
Luna mendengus, lalu memutar matanya lagi.Sejak kapan bocah yang satu ini menjadi begitu pandai gombal?'"Menantuku, sebenarnya ada hal apa lagi yang kamu sembunyikan dari kami?"Desi juga berbicara dengan nada bicara setengah mengeluh setengah senang.Awalnya, dua hari yang lalu, Luna tiba-tiba menjadi pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba Kota Banyuli, dia sudah sedikit memandang rendah Ardika. Dia merasa Ardika tidak pantas untuk putrinya.Namun, sekarang, seiring dengan satu lagi identitas Ardika yang terungkap, pemikiran-pemikirannya itu pun lenyap seketika.Presdir Grup Susanto Raya, ini bukanlah identitas sembarang.Menantunya ini selalu saja bisa memberi mereka kejutan yang luar biasa."Ibu, sebenarnya aku ...."Ardika membuka mulutnya, ingin mengungkap identitasnya yang paling penting itu.Namun, saat ini, Desi malah melambaikan tangannya dan berkata, "Lupakan saja, aku juga nggak menyalahkanmu. Selama kamu bisa menjalani kehidupan rumah tangga dengan baik bersam
Luna sekeluarga sangat kebingungan.Mereka tidak mengerti mengapa tetua dari keluarga Tina ingin datang berkunjung.Bagaimanapun juga, tidak ada hubungan antara kedua belah pihak.Ardika juga terkejut sejenak, lalu melirik Desi sekilas dan berkata sambil tersenyum, "Mungkin mereka datang untuk berterima kasih pada kita karena kita sudah menjaga Tina selama ini. Bagaimanapun juga, Tina hanya seorang diri di Kota Banyuli, nggak punya kerabat."Violet dan Jorgo tidak hanya mengantarkan poligonum multiflorum, tetapi juga berinisiatif untuk datang berkunjung.Hmm, sepertinya bibi Tina yang sangat arogan ini, akhirnya sadar juga.'...Keesokan harinya.Kediaman lama Keluarga Basagita didekorasi dengan warna merah, berhiaskan bunga-bunga yang indah.Satu per satu mobil mewah berhenti di jalanan di luar kediaman lama tersebut.Mobil bernilai di bawah miliaran, malu untuk melaju memasuki area dalam kediaman tersebut.Semua tokoh hebat Kota Banyuli telah hadir.Tidak hanya Kota Banyuli, beberapa
Terutama orang-orang lokal Kota Banyuli ini. Saat ini, sudah mulai tebersit pemikiran dalam benak mereka. Mereka tengah memikirkan bagaimana caranya untuk menyenangkan hati Mikues. Dengan begitu, begitu Mikues naik jabatan, mereka bisa langsung mengandalkan pria tersebut.Bagaimana nasib mereka beberapa tahun ke depan, bisakah mereka memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, semuanya tergantung pada kesempatan ini."Hormat kepada Pak Mikues!""Selamat datang Pak Mikues untuk menjabat sebagai Wali Kota Banyuli! Kota Banyuli pasti akan berkembang makin baik!""Dengan Pak Mikues memimpin Kota Banyuli, kami lebih tenang!"Satu per satu dari para tamu undangan itu mulai menyapa Mikues.Walaupun Mikues masih belum resmi menjabat, tetapi mereka sudah terlebih dulu menganggap Mikues sebagai wali kota.Biarpun Ardika selaku wali kota terdahulu masih berada di sana, tetapi mereka sudah mulai menjilat dan menyanjung Mikues.Begitu seseorang tidak menjabat lagi, maka pengaruhnya akan pudar. Inilah
"Mulai hari ini, Luna, Jacky, Desi ... serta anggota cabang Kota Banyuli berjumlah 123 orang, telah kembali pada Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, menjadi bagian dari Keluarga Bangsawan Basagita!""Kelak, semua anggota Keluarga Bangsawan Basagita harus saling menghormati dan membantu ....""Dilarang menyakiti sesama ...."Selesai mencatat, pria tua itu berdiri. Usai menyebut nama Luna dan yang lainnya, dia menyampaikan beberapa aturan Keluarga Bangsawan Basagita, serta larangan-larangannya dan yang lainnya.Setelah prosesi ini selesai, boleh dibilang upacara pengakuan leluhur ini sudah sepenuhnya selesai.Saat ini, bahkan Jacky dan Desi juga menyunggingkan seulas senyum, wajah mereka tampak berseri-seri.Mereka sudah menjadi bagian dari Keluarga Bangsawan Basagita Suraba. Kelak tidak ada yang berani menindas keluarga mereka sesuka hati lagi."Paman Mikues dan para tetua, serta yang lainnya dipersilakan duduk ...."Luna juga menghela napas lega. Dia melangkah maju untuk mempersilakan
Ardika mengangguk.Situasi yang dialami oleh Jesika sekarang ini sama dengan yang dialami oleh Tina.Sama seperti Tina, Keluarga Siantar di mana keluarga Jesika berasal juga merupakan keluarga besar.Walaupun Keluarga Siantar masih bukan termasuk keluarga bangsawan, tetapi juga merupakan keluarga kaya yang menduduki posisi puncak, paling tidak masih lebih kuat dibandingkan keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste.Sangat jelas ini juga merupakan pernikahan politik yang menyedihkan.Ardika bertanya, "Kalau begitu, apa kamu sendiri bersedia?""Aku nggak bersedia."Jesika berkata tanpa ragu, "Tapi, keluargaku menghadapi sedikit masalah. Terlebih lagi, masalah ini hanya bisa diselesaikan oleh keluarga pria itu. Sebagai putri Keluarga Siantar, tentu saja aku harus sedikit berkorban."Berbeda dengan Tina yang saat menghadapi situasi serupa kala itu, memilih untuk menentang keputusan keluarga, sedikit banyak Jesika sudah menerima, seakan-akan sudah menerima takdirnya.Namun, A
Ardika menepuk-nepuk dahinya.Beberapa hari ini Jesika tampak sedikit gelisah, dia mengira wanita itu mengkhawatirkan Grup Susanto Raya ditekan oleh Keluarga Bangsawan Basagita dan Keluarga Rewind, itulah sebabnya wanita tersebut merasa cemas.Kalau dilihat sekarang, tidaklah demikian.Seharusnya dia sudah menyadari hal ini sejak awal."Levin, atur orang untuk mengantarku ke tempat tinggalnya."Tanpa banyak bicara, Ardika langsung menepuk pundak Levin.Melihat Ardika langsung berbalik dan pergi begitu saja tanpa banyak bicara, Tina yang duduk di meja sebelah mendengus, lalu menyenggol lengan Luna dan berkata, "Kulihat dia cukup perhatian pada sekretarisnya itu, lihatnya betapa paniknya dia. Seharusnya kamu lebih memperhatikan hal ini, jangan sampai kamu ditikung oleh orang lain."Walaupun kesan Tina terhadap Jesika lumayan baik, tetapi sangat jelas hubungannya dengan Luna jauh lebih baik.Luna mengerutkan keningnya sejenak, lalu terlihat rileks kembali. "Nggak apa-apa, aku percaya pada
Sambil tersenyum, Ardika menangkupkan tangannya dan berkata, "Semuanya berkat dukungan dari kalian semua. Siang ini akan diadakan perjamuan perayaan di Hotel Blazar, kalian semua harus datang, ya.""Tentu saja kami akan menghadiri perjamuan yang Tuan Ardika adakan!""Tapi, aneh, ya. Sekarang Hongkem sudah sangat populer, tapi mengapa Hadiman sekeluarga nggak ikut merayakan? Untuk apa mereka bersembunyi di dalam rumah?"Semua orang berdiskusi satu sama lain, merasa sangat iri pada Hadiman.Sama-sama berbisnis, tentu saja mereka juga berharap suatu hari nanti mereka juga bisa meraih pencapaian seperti yang diraih oleh Hadiman.Hongkem sudah meraih pencapaian yang begitu luar biasa, sebagai perintis perusahaan, nama Hadiman pasti akan dikenal di dunia bisnis seluruh Negara Nusantara."Memang aneh."Ardika juga mengangguk. Hingga sekarang, dia belum menerima satu panggilan telepon pun dari Keluarga Rewind."Brak ...."Tepat pada saat ini, sekelompok orang tiba-tiba mendekat dan langsung be
"Ardika, kamu sudah menang!""Tapi, aku bukan kalah darimu. Aku kalah beruntung, aku kalah dari Pak Jigo. Hahaha ...."Mikues terduduk lemas di lantai, dia tertawa dengan keras seolah-olah sudah menerima nasibnya.Dia bahkan tertawa hingga air matanya menetes.Banyak orang melemparkan sorot mata simpati ke arah Mikues.Alih-alih memperoleh keuntungan, malah dirugikan. Kalimat ini cocok untuk menggambarkan situasi Mikues sekarang ini.Datang dengan membawa wibawa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, awalnya dia mengira dia bisa menginjak mati Ardika, membangun pengaruhnya di Kota Banyuli terlebih dulu.Seharusnya hal seperti ini sudah bisa dipastikan.Biarpun ada seratus Ardika, menghadapi tekanan dari Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, juga akan hancur berkeping-keping.Tak disangka-sangka, kejadian tak terduga terjadi lagi dan lagi.Berawal dengan kedatangan Vanya, sang Ratu Ular secara pribadi, lalu pernyataan langsung dari Jigo, tetua kabinet.Dua tokoh luar biasa itu langsung membe
"Te ... terima kasih!"Wirhan langsung mengangguk, dia sudah ketakutan setengah mati.Saat telapak tangan Ardika menepuk-nepuk wajahnya, dia merasakan itu seperti bilah pedang dingin yang akan mematahkan kepalanya detik berikutnya."Nggak perlu terburu-buru berterima kasih padaku, aku masih belum selesai bicara."Ardika terkekeh pelan dan berkata, "Apa kamu masih ingat ucapanku sebelumnya?""Apa itu?"Wirhan menatapnya dengan tatapan kebingungan."Kamu, lalu kamu, kalian ...."Ardika menunjuk Wirhan, lalu menunjuk Mikues, Hanko dan yang lainnya. "Sudah kubilang, kalian harus menaikkan kembali saham sesuai dengan bagaimana cara kalian menjatuhkan saham.""Aku nggak peduli kalian menggunakan cara apa pun, kalau saat berakhir transaksi saham hari ini, saham Hongkem nggak mencapai 400 ribu, kalian tinggal saja di Kota Banyuli, nggak perlu kembali lagi.""Percayalah padaku, aku pasti bisa melakukannya.""Di dunia ini, masih ada banyak cara yang bisa membuat orang lebih menderita daripada ma
"Syuu!"Pedang panjang tersebut melesat membentuk kilatan cahaya berwarna perak di udara.Saat itu, niat membunuh yang tajam terpancar ke segala arah, membuat orang-orang merasakan seperti kembali ke medan perang zaman dahulu. Saking ketakutannya, ekspresi mereka mulai memucat. Mereka bahkan melangkah mundur beberapa langkah.Tepat pada saat pedang panjang tersebut mengarah ke Ardika, pedang pendek lainnya yang juga terselip di pinggang Kakoi, juga diam-diam telah keluar dari sarung. Sambil menggenggam pedang tersebut dengan erat, dia mengarahkan pedang ke arah dada dan perut Ardika melalui sudut yang aneh."Jurus Mematahkan Dada Yamano adalah jurus paling kuat dan mematikan Sekolah Bela Diri Yamano! Tuan Kakoi menggunakan jurus ini dengan sempurna!""Tuan Kakoi, bunuh orang Negara Nusantara itu!"Menyaksikan pemandangan itu, beberapa orang murid Kakoi itu berteriak dengan penuh semangat.Walaupun mereka tidak tahu mengapa sebelumnya Kakoi berlutut di hadapan Ardika, tetapi mereka tahu
"Kakoi, 'kan? Kamu masih belum menjawab pertanyaanku."Ardika melangkah maju satu langkah, menatap lawan bicaranya sambil tersenyum tipis.Di tengah tatapan tercengang semua orang, Kakoi bersujud. Sekujur tubuhnya tampak gemetaran. "Tuan salah paham, aku nggak ....""Salah paham?"Ardika menyelanya dengan dingin, "Kalau begitu, ninja Negara Jepara yang menargetkanku sebelumnya adalah murid kalian, 'kan?""Sekarang kamu mendatangi Negara Nusantara secara terang-terangan dengan membawa murid-muridmu.""Kalau bukan datang untuk membunuhku, mungkinkah kalian datang untuk berlibur? Atau semacam mengakui keluarga di sini, begitu?""Ah ... benar, benar, benar!"Kakoi bersujud lagi, lalu berkata tanpa memilah-milah kata-kata lagi, "Tuan, aku memang datang untuk mengakui keluarga. Aku mengakui Tuan sebagai Ayah.""Ayah yang terhormat, harap terima penghormatan dari putramu ini!"Melihat Kakoi yang kini bersikap sangat merendah seperti seekor anjing penjilat, memanggil Ardika dengan panggilan Ay
"Ngung!!!"Begitu melihat paras Ardika dengan jelas, Kakoi langsung terguncang, pikirannya berubah menjadi kosong.Dewa Perang?Ternyata dia adalah Dewa Perang?!Dewa Perang yang menyebabkan pertumpahan darah di medan perang dan memukul mundur Aliansi Panca?Hingga sekarang, pertempuran di medan perang kala itu, masih menjadi sesuatu yang menghantui Kakoi.Kalau Kakoi ditanya siapa orang yang paling ditakutinya di Negara Nusantara.Tidak perlu diragukan lagi, jawabannya adalah Dewa Perang!"De ... De ... De ...."Lidah Kakoi seperti terkilir. Saking ketakutannya, dia sampai tidak bisa berbicara dengan jelas."Apa? Apa?"Ekspresi Ardika tampak tenang. Sambil tersenyum tipis, dia berkata, "Wirhan bilang kamu datang ke Negara Nusantara khusus untuk membunuhku?""Aku ...."Hanya satu kalimat saja, sudah membuat ekspresi Kakoi berubah menjadi pucat pasi. Bulir-bulir keringat dingin bercucuran dan membasahi punggungnya.Astaga!Dasar Jiglo sialan! Ternyata pria itu memintanya untuk membunuh
Ekspresi Wirhan berubah lagi dan lagi. Dia tidak bisa tidak menganggap serius Ardika, tetapi dia tidak bisa mengabaikan keberadaan sosok Yang Mulia yang satu ini."Ratu Ular, bukan aku yang memanggil Tuan Kakoi datang. Biarpun nggak ada aku, dia tetap akan datang untuk membunuh Ardika. Aku hanya memberitahunya lokasi Ardika.""Intinya, hari ini aku hanya ingin menginjak mati Ardika. Setelah hari ini, aku siap untuk menerima hukuman dari Ratu Ular!"Sambil menahan rasa sakit, Wirhan membungkukkan badannya. Dia bersikap sangat merendah.Walaupun demikian, dia tetap enggan mengalah, dia ingin melawan Ardika hingga tetes darah penghabisan.Sorot mata Vanya berubah menjadi dingin. Dia mendengus, lalu tidak berbicara lagi.Karena Wirhan yang cari mati sendiri, dia juga sudah malas untuk mengurus pria itu lagi."Setelah menunggu sekian lama, kenapa si rakun itu nggak datang juga?" tanya Ardika dengan malas. Dia sudah sedikit tidak sabar."Bajingan!""Berani-beraninya kamu menghina Guru! Kamu