"Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D
Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?""Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik.""Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih.""Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco."Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri."Ada satu hal yang perlu kamu lakukan.""Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli.""Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."Selama tiga tahun bergabung dengan milite
"Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid
Melihat Ardika yang percaya diri, Luna pun merasa ragu. Setelah memikirkan kondisi keluarganya sekarang, dia pun menggertakkan gigi, lalu berdiri dan berkata, "Kakek, aku akan pergi menagih utang.""Kamu! Kamu sudah gila, ya? Kalau sampai wajahmu rusak karena dipukul Kak Herkules, Tuan Muda Tony pasti akan meninggalkanmu."Desi langsung panik.Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga tidak menyangka Luna akan menyetujuinya.Wisnu dan yang lain hanya mendengkus dingin.Wisnu tiba-tiba mengeluarkan sepuluh ribu dari sakunya, lalu dilemparkan ke kaki Luna sambil berkata, "Melihat keberanianmu itu, aku kasih sepuluh ribu untuk naik transportasi umum."Wulan juga menyilangkan tangannya di dada, lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Kamu sendiri yang mau pergi, ya? Kalau dihajar sampai lumpuh, jangan bilang Keluarga Basagita yang memaksamu."Ardika melirik beberapa orang itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin memedulikan orang-orang tidak penting ini.Ardika langsung berd
Bernama Ardika?Sambil melirik Ardika, Herkules menjawab dengan bingung, "Ada seseorang yang bernama Ardika Mahasura, saya sedang bersiap untuk menghajarnya."Dari ujung telepon tiba-tiba terdengar suara keras.Herkules buru-buru bertanya, "Tuan John, Anda kenapa?"Detik selanjutnya, teriakan penuh amarah memasuki telinga Herkules."Kenapa denganku? Bajingan kamu! Kamu ingin aku mati, ya?""Aku kasih tahu! Kamu harus menuruti semua permintaannya, kamu harus melayaninya seperti seorang bos, mengerti?"Herkules tertegun. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melihat John kehilangan kontrol diri seperti sekarang.Herkules lalu bertanya, "Tuan John, sepertinya Anda salah. Dia hanyalah seorang menantu pecundang dari Keluarga Basagita.""Herkules, kamu ingin mati, ya? Di matanya, kamu dan aku hanyalah rumput liar yang tak berguna. Dia bisa membunuh kita dengan mudah.""Tuan John ... ini ...."Setelah mendengarnya, Herkules mulai berkeringat dingin."Aku ingatkan terakhir kali, dia adalah s
"Ck." Saking marahnya, Tina pun tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, aku ingin melihatnya. Nggak perlu yang terlalu jauh, apakah kamu tahu hari ini Tuan Muda Tony mengajak mereka makan di mana?""Lantai tiga Restoran Gatotkaca! Tempat yang selamanya nggak mungkin dimasuki oleh pecundang sepertimu."Ketika mendengarnya, kedua mata Desi tampak berbinar. Dia lalu berkata, "Lantai tiga Restoran Gatotkaca? Tempat itu hanya bisa dipesan oleh anggota emas."Di Kota Banyuli, Restoran Gatotkaca termasuk restoran kelas atas. Orang yang menghabiskan puluhan miliar baru bisa mendapatkan kartu anggota emas. Di Keluarga Basagita, hanya Tuan Besar Basagita seorang yang memiliki kartu anggota emas.Adapun lantai tiga ke atas, biaya yang perlu dihabiskan oleh anggota bahkan lebih mengejutkan.Tina menoleh ke arah Ardika, lalu tersenyum sambil berkata, "Ardika, itulah perbedaan antara kamu dan Tuan Muda Tony. Aku nggak tahu kenapa kamu masih percaya diri untuk berada di sisi Luna.""Tina, nggak usah pe
"Bukankah bosnya Kak Herkules itu Tuan John?"Tina tidak bisa menahan tawanya, lalu berkata, "Ardika, apakah kamu tahu siapa Tuan John? Dia adalah orang penting yang sangat berkuasa. Seorang bos preman yang bahkan harus dihormati oleh Ayahku. Beraninya kamu bilang Tuan John datang meminta maaf? Kamu ingin mati, ya?""Tina, kalau kamu nggak percaya, kamu boleh ikut ke atas," jawab Ardika dengan santai. Namun, Tina malah memelototinya.Setelah sadar kembali dari keterkejutan, Tony pun berkata sambil tersenyum, "Aku rasa dia melihat mobil Tuan John di depan pintu, jadi sengaja berkata seperti itu. Untung saja nggak ada orang luar di sini. Kalau sampai Tuan John mendengar ucapannya, kita semua akan mati."Semua orang langsung terkejut."Aku benar-benar nggak tahan lagi!" bentak Desi dengan kesal sambil menepuk meja. "Tiap hari hanya bisa bersikap bodoh seperti itu, memalukan saja! Cepat pergi, kalau nggak, aku akan menghajarmu.""Ardika, kamu pergi dulu .... Aku akan pulang setelah makan."
Tina tampak berseri-seri, dia juga ingin melihat orang penting tersebut."Luna, ayo kita tunggu di depan pintu lift," ajak Tina sambil menarik baju Luna."Nggak usah, aku akan pulang bersama Ardika ...."Setelah minum satu gelas anggur, wajah Luna yang sedikit mabuk tampak kemerahan.Tina pun menasihatinya dengan kesal, "Aduh, kenapa kamu terus memikirkan Ardika si idiot itu? Kali ini adalah kesempatan yang sangat langka. Kalau kita bisa meninggalkan kesan baik untuk orang penting itu, utang keluarga kalian nggak perlu dikhawatirkan lagi, 'kan?""Hmm ... baiklah."Tak lama kemudian, Axel mengangkat panggilan telepon.Semua orang langsung menahan napas.Apakah orang penting tersebut akan turun?Setelah beberapa saat, Axel pun meletakkan ponselnya dengan ekspresi tak berdaya. Dia lalu berkata, "Ayahku baru saja meneleponku, dia bilang perjamuannya sudah selesai dan orang penting tersebut sudah pergi lebih awal.""Aduh, kita kurang beruntung, nggak bisa bertemu orang penting itu ...."Sem
"Jesika, sudah pernah kubilang padamu, bagi wanita, air mata adalah sesuatu hal yang paling nggak bernilai.""Tapi, karena sekarang masih berada di Kota Banyuli, kamu bisa menunjukkan sisi lemah dan lembutmu itu untuk terakhir kalinya.""Setelah pulang ke rumah nanti, kamu harus menunjukkan sikap layaknya seorang wanita dewasa yang sempurna, harus membuat Keluarga Darma puas.""Kalau kamu masih saja lemah dan lembut seperti sekarang, aku hanya bisa bilang kamu nggak akan bisa menjalani kehidupan sesuai keinginanmu di Kediaman Keluarga Darma. Nggak akan ada orang yang merasa simpati padamu karena air matamu, malah hanya akan membuat orang mengira kamu lemah dan mudah ditindas."Tidak ada gejolak emosi dalam kata-kata yang diucapkan oleh Rivani.Apa yang dialami oleh Jesika, hanya seperti mengulang apa yang pernah dialaminya saja.Di saat seperti ini, daripada berperan sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang, sebaiknya dia bersikap kejam dan tegas, merangsang Jesika untuk kembali ber
Rivani menatap Ardika dengan ekspresi acuh tak acuh dan berkata, "Ratu Ular Vanya datang untuk menangani masalah keterlibatan anggota internal Organisasi Snakei dengan orang Negara Jepara, sedangkan Pak Jigo dari kabinet buka suara karena Keluarga Bangsawan Basagita Suraba menganggap ucapannya sebagai angin lalu.""Apa hubungannya semua ini denganmu?"Vanya tidak menghadiri perjamuan perayaan, melainkan langsung membawa Hanko pergi.Seperti yang dikatakan oleh Rivani, alasan yang kelihatan dari luar mengenai tujuan kedatangan Vanya ke Kota Banyuli kali ini adalah untuk menangkap "anggota tidak berguna" Organisasi Snakei.Tentu saja, tidak ada yang tahu sesungguhnya Vanya datang karena ingin memberi penjelasan secara pribadi pada Ardika mengenai hal yang berkaitan dengan Keluarga Halim. Itulah sebabnya dia mendatangi Kota Banyuli.Tentu saja juga tidak ada yang tahu, alasan Jigo selaku tetua kabinet memaksa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba untuk tunduk dan mengeluarkan uang bersama Ke
Bonus yang diberikan oleh Ardika kepada Jesika, kalau diberikan kepada orang biasa, sudah cukup untuk menaikkan status orang tersebut.Biarpun hanya berbaring tanpa melakukan apa pun, hanya belanja dan belanja saja, juga sangat sulit untuk menghabiskan uang sebanyak itu.Namun, bagaimanapun juga, Jesika bukanlah orang biasa.Dia berasal dari Keluarga Siantar, sebuah keluarga kaya yang menduduki posisi puncak.Bagi Keluarga Siantar, uang sebesar triliunan benar-benar belum cukup untuk membuat mereka lupa daratan.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bibi, aku nggak punya kebiasaan hanya sekadar omong saja. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa membagikan bonus kepada Jesika terlebih dulu dengan menggunakan uang pribadiku."Selesai berbicara, dia mengeluarkan Kartu Hitam Sentral, lalu meletakkannya di atas meja."Kartu Hitam Sentral!"Kelopak mata Rivani kembali melompat-lompat, sorot matanya terhadap Ardika, makin lama makin aneh.Sebenarnya bocah ini punya rahasia apa yang nggak d
Tentu saja Ardika tidak akan marah, dia berkata dengan sungkan, "Bibi, aku nggak memiliki niat apa pun terhadap putrimu.""Hanya saja, dia hanya menyerahkan surat pengunduran diri melalui orang lain tanpa memberitahuku, terburu-buru untuk meninggalkan Kota Banyuli.""Selama ini, Jesika terus membantuku mengurus Grup Susanto Raya, sudah bekerja sangat keras. Hal-hal ini aku bisa melihatnya dengan jelas. Karena itulah, sudah sewajarnya sebagai seorang bos, aku datang untuk melihatnya."Melihat Ardika tidak terlibat konflik dengan ibunya, Jesika menghela napas lega.Namun, kalimat pertama yang keluar dari mulut Ardika, samar-samar membuatnya merasa sedikit kecewa.Ekspresi Rivani tampak sedikit membaik, tetapi dia tetap berkata dengan dingin, "Sudahlah, karena kamu sudah melihatnya, maka kamu sudah boleh pergi."Sambil tersenyum, Ardika menggelengkan kepalanya."Apa maksudmu?" Rivani mengangkat alisnya, sorot matanya kembali berubah menjadi dingin dan tajam.Ardika berkata dengan tenang,
Ardika mengangguk.Situasi yang dialami oleh Jesika sekarang ini sama dengan yang dialami oleh Tina.Sama seperti Tina, Keluarga Siantar di mana keluarga Jesika berasal juga merupakan keluarga besar.Walaupun Keluarga Siantar masih bukan termasuk keluarga bangsawan, tetapi juga merupakan keluarga kaya yang menduduki posisi puncak, paling tidak masih lebih kuat dibandingkan keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste.Sangat jelas ini juga merupakan pernikahan politik yang menyedihkan.Ardika bertanya, "Kalau begitu, apa kamu sendiri bersedia?""Aku nggak bersedia."Jesika berkata tanpa ragu, "Tapi, keluargaku menghadapi sedikit masalah. Terlebih lagi, masalah ini hanya bisa diselesaikan oleh keluarga pria itu. Sebagai putri Keluarga Siantar, tentu saja aku harus sedikit berkorban."Berbeda dengan Tina yang saat menghadapi situasi serupa kala itu, memilih untuk menentang keputusan keluarga, sedikit banyak Jesika sudah menerima, seakan-akan sudah menerima takdirnya.Namun, A
Ardika menepuk-nepuk dahinya.Beberapa hari ini Jesika tampak sedikit gelisah, dia mengira wanita itu mengkhawatirkan Grup Susanto Raya ditekan oleh Keluarga Bangsawan Basagita dan Keluarga Rewind, itulah sebabnya wanita tersebut merasa cemas.Kalau dilihat sekarang, tidaklah demikian.Seharusnya dia sudah menyadari hal ini sejak awal."Levin, atur orang untuk mengantarku ke tempat tinggalnya."Tanpa banyak bicara, Ardika langsung menepuk pundak Levin.Melihat Ardika langsung berbalik dan pergi begitu saja tanpa banyak bicara, Tina yang duduk di meja sebelah mendengus, lalu menyenggol lengan Luna dan berkata, "Kulihat dia cukup perhatian pada sekretarisnya itu, lihatnya betapa paniknya dia. Seharusnya kamu lebih memperhatikan hal ini, jangan sampai kamu ditikung oleh orang lain."Walaupun kesan Tina terhadap Jesika lumayan baik, tetapi sangat jelas hubungannya dengan Luna jauh lebih baik.Luna mengerutkan keningnya sejenak, lalu terlihat rileks kembali. "Nggak apa-apa, aku percaya pada
Sambil tersenyum, Ardika menangkupkan tangannya dan berkata, "Semuanya berkat dukungan dari kalian semua. Siang ini akan diadakan perjamuan perayaan di Hotel Blazar, kalian semua harus datang, ya.""Tentu saja kami akan menghadiri perjamuan yang Tuan Ardika adakan!""Tapi, aneh, ya. Sekarang Hongkem sudah sangat populer, tapi mengapa Hadiman sekeluarga nggak ikut merayakan? Untuk apa mereka bersembunyi di dalam rumah?"Semua orang berdiskusi satu sama lain, merasa sangat iri pada Hadiman.Sama-sama berbisnis, tentu saja mereka juga berharap suatu hari nanti mereka juga bisa meraih pencapaian seperti yang diraih oleh Hadiman.Hongkem sudah meraih pencapaian yang begitu luar biasa, sebagai perintis perusahaan, nama Hadiman pasti akan dikenal di dunia bisnis seluruh Negara Nusantara."Memang aneh."Ardika juga mengangguk. Hingga sekarang, dia belum menerima satu panggilan telepon pun dari Keluarga Rewind."Brak ...."Tepat pada saat ini, sekelompok orang tiba-tiba mendekat dan langsung be
"Ardika, kamu sudah menang!""Tapi, aku bukan kalah darimu. Aku kalah beruntung, aku kalah dari Pak Jigo. Hahaha ...."Mikues terduduk lemas di lantai, dia tertawa dengan keras seolah-olah sudah menerima nasibnya.Dia bahkan tertawa hingga air matanya menetes.Banyak orang melemparkan sorot mata simpati ke arah Mikues.Alih-alih memperoleh keuntungan, malah dirugikan. Kalimat ini cocok untuk menggambarkan situasi Mikues sekarang ini.Datang dengan membawa wibawa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, awalnya dia mengira dia bisa menginjak mati Ardika, membangun pengaruhnya di Kota Banyuli terlebih dulu.Seharusnya hal seperti ini sudah bisa dipastikan.Biarpun ada seratus Ardika, menghadapi tekanan dari Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, juga akan hancur berkeping-keping.Tak disangka-sangka, kejadian tak terduga terjadi lagi dan lagi.Berawal dengan kedatangan Vanya, sang Ratu Ular secara pribadi, lalu pernyataan langsung dari Jigo, tetua kabinet.Dua tokoh luar biasa itu langsung membe
"Te ... terima kasih!"Wirhan langsung mengangguk, dia sudah ketakutan setengah mati.Saat telapak tangan Ardika menepuk-nepuk wajahnya, dia merasakan itu seperti bilah pedang dingin yang akan mematahkan kepalanya detik berikutnya."Nggak perlu terburu-buru berterima kasih padaku, aku masih belum selesai bicara."Ardika terkekeh pelan dan berkata, "Apa kamu masih ingat ucapanku sebelumnya?""Apa itu?"Wirhan menatapnya dengan tatapan kebingungan."Kamu, lalu kamu, kalian ...."Ardika menunjuk Wirhan, lalu menunjuk Mikues, Hanko dan yang lainnya. "Sudah kubilang, kalian harus menaikkan kembali saham sesuai dengan bagaimana cara kalian menjatuhkan saham.""Aku nggak peduli kalian menggunakan cara apa pun, kalau saat berakhir transaksi saham hari ini, saham Hongkem nggak mencapai 400 ribu, kalian tinggal saja di Kota Banyuli, nggak perlu kembali lagi.""Percayalah padaku, aku pasti bisa melakukannya.""Di dunia ini, masih ada banyak cara yang bisa membuat orang lebih menderita daripada ma