Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1945 Memasukkanmu ke Penjara

Share

Bab 1945 Memasukkanmu ke Penjara

Author: Sarjana
"Karena nggak bisa bertahan lagi di Suraba, dia baru mendatangi Provinsi Denpapan. Dia kembali menggunakan trik lamanya, berperan layaknya seorang dokter genius."

"Aku akan segera mengirimkan data-datanya padamu!"

Di ujung telepon, Levin melaporkan hasil penyelidikannya.

Ardika meletakkan ponselnya, menatap Hafa sambil tersenyum tipis, lalu menanyakan hal yang sama sekali lagi. "Pak Hafa, 'kan? Apa kamu benar-benar adalah seorang dokter genius?"

"Bocah, apa maksudmu? Apa mungkin aku adalah seorang dokter genius palsu? Bisa-bisanya kamu mempertanyakan identitasku?!"

Hafa tidak tahu Ardika menerima panggilan telepon dari siapa. Ekspresinya berubah, tetapi dia tetap melontarkan kata-kata itu dengan tajam.

Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak bertobat juga. Kalau begitu, jangan salahkan aku. Mungkin aku nggak bisa memastikan apakah kamu adalah seorang dokter palsu atau nggak, kalau begitu aku akan menyerahkanmu ke polisi saja untuk melakukan verifikasi identitas."

Selesai ber
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1946 Menyebutkan Ingin Bertemu Denganmu

    "Oh? Kalau begitu, kamu minta saja pelanggan-pelanggan terhormatmu itu untuk membebaskanmu."Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika tidak banyak bicara lagi."Nging ... ngung ...."Apartemen Sundain adalah apartemen kelas atas, banyak elite dunia bisnis seperti Jesika yang tinggal di sini. Pergerakan anggota kepolisian sangatlah cepat.Tanpa perlu menunggu lama, sudah terdengar bunyi sirene mobil polisi di lantai bawah."Halo ... oh, Pak Ardika!"Saat muncul di depan pintu, begitu melihat Ardika, beberapa anggota kepolisian itu langsung tercengang, lalu menyapanya dengan penuh hormat.Ardika menunjuk Hafa dan berkata, "Orang ini adalah penipu. Bawalah dia ke kantor polisi, lalu lakukan pemeriksaan terhadapnya.""Eh, eh, kalian nggak bisa begini. Aku adalah Hafa, seorang dokter genius. Ada banyak orang kaya dan terpandang adalah pasienku ....""Berhentilah beromong kosong lagi! Ayo pergi!"Hafa langsung dibawa keluar."Eh, dia sudah memukuli dua orang pengawalku, bukankah seharusn

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1 Mandi

    "Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2 Kue Seharga Seratus Ribu

    Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?""Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik.""Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih.""Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco."Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri."Ada satu hal yang perlu kamu lakukan.""Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli.""Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."Selama tiga tahun bergabung dengan milite

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 3 Calon Pewaris

    "Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 4 Herkules

    Melihat Ardika yang percaya diri, Luna pun merasa ragu. Setelah memikirkan kondisi keluarganya sekarang, dia pun menggertakkan gigi, lalu berdiri dan berkata, "Kakek, aku akan pergi menagih utang.""Kamu! Kamu sudah gila, ya? Kalau sampai wajahmu rusak karena dipukul Kak Herkules, Tuan Muda Tony pasti akan meninggalkanmu."Desi langsung panik.Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga tidak menyangka Luna akan menyetujuinya.Wisnu dan yang lain hanya mendengkus dingin.Wisnu tiba-tiba mengeluarkan sepuluh ribu dari sakunya, lalu dilemparkan ke kaki Luna sambil berkata, "Melihat keberanianmu itu, aku kasih sepuluh ribu untuk naik transportasi umum."Wulan juga menyilangkan tangannya di dada, lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Kamu sendiri yang mau pergi, ya? Kalau dihajar sampai lumpuh, jangan bilang Keluarga Basagita yang memaksamu."Ardika melirik beberapa orang itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin memedulikan orang-orang tidak penting ini.Ardika langsung berd

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 5 Ketakutan

    Bernama Ardika?Sambil melirik Ardika, Herkules menjawab dengan bingung, "Ada seseorang yang bernama Ardika Mahasura, saya sedang bersiap untuk menghajarnya."Dari ujung telepon tiba-tiba terdengar suara keras.Herkules buru-buru bertanya, "Tuan John, Anda kenapa?"Detik selanjutnya, teriakan penuh amarah memasuki telinga Herkules."Kenapa denganku? Bajingan kamu! Kamu ingin aku mati, ya?""Aku kasih tahu! Kamu harus menuruti semua permintaannya, kamu harus melayaninya seperti seorang bos, mengerti?"Herkules tertegun. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melihat John kehilangan kontrol diri seperti sekarang.Herkules lalu bertanya, "Tuan John, sepertinya Anda salah. Dia hanyalah seorang menantu pecundang dari Keluarga Basagita.""Herkules, kamu ingin mati, ya? Di matanya, kamu dan aku hanyalah rumput liar yang tak berguna. Dia bisa membunuh kita dengan mudah.""Tuan John ... ini ...."Setelah mendengarnya, Herkules mulai berkeringat dingin."Aku ingatkan terakhir kali, dia adalah s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 6 Restoran Gatotkaca

    "Ck." Saking marahnya, Tina pun tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, aku ingin melihatnya. Nggak perlu yang terlalu jauh, apakah kamu tahu hari ini Tuan Muda Tony mengajak mereka makan di mana?""Lantai tiga Restoran Gatotkaca! Tempat yang selamanya nggak mungkin dimasuki oleh pecundang sepertimu."Ketika mendengarnya, kedua mata Desi tampak berbinar. Dia lalu berkata, "Lantai tiga Restoran Gatotkaca? Tempat itu hanya bisa dipesan oleh anggota emas."Di Kota Banyuli, Restoran Gatotkaca termasuk restoran kelas atas. Orang yang menghabiskan puluhan miliar baru bisa mendapatkan kartu anggota emas. Di Keluarga Basagita, hanya Tuan Besar Basagita seorang yang memiliki kartu anggota emas.Adapun lantai tiga ke atas, biaya yang perlu dihabiskan oleh anggota bahkan lebih mengejutkan.Tina menoleh ke arah Ardika, lalu tersenyum sambil berkata, "Ardika, itulah perbedaan antara kamu dan Tuan Muda Tony. Aku nggak tahu kenapa kamu masih percaya diri untuk berada di sisi Luna.""Tina, nggak usah pe

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 7 Ingin Bertemu Orang Penting

    "Bukankah bosnya Kak Herkules itu Tuan John?"Tina tidak bisa menahan tawanya, lalu berkata, "Ardika, apakah kamu tahu siapa Tuan John? Dia adalah orang penting yang sangat berkuasa. Seorang bos preman yang bahkan harus dihormati oleh Ayahku. Beraninya kamu bilang Tuan John datang meminta maaf? Kamu ingin mati, ya?""Tina, kalau kamu nggak percaya, kamu boleh ikut ke atas," jawab Ardika dengan santai. Namun, Tina malah memelototinya.Setelah sadar kembali dari keterkejutan, Tony pun berkata sambil tersenyum, "Aku rasa dia melihat mobil Tuan John di depan pintu, jadi sengaja berkata seperti itu. Untung saja nggak ada orang luar di sini. Kalau sampai Tuan John mendengar ucapannya, kita semua akan mati."Semua orang langsung terkejut."Aku benar-benar nggak tahan lagi!" bentak Desi dengan kesal sambil menepuk meja. "Tiap hari hanya bisa bersikap bodoh seperti itu, memalukan saja! Cepat pergi, kalau nggak, aku akan menghajarmu.""Ardika, kamu pergi dulu .... Aku akan pulang setelah makan."

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1946 Menyebutkan Ingin Bertemu Denganmu

    "Oh? Kalau begitu, kamu minta saja pelanggan-pelanggan terhormatmu itu untuk membebaskanmu."Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika tidak banyak bicara lagi."Nging ... ngung ...."Apartemen Sundain adalah apartemen kelas atas, banyak elite dunia bisnis seperti Jesika yang tinggal di sini. Pergerakan anggota kepolisian sangatlah cepat.Tanpa perlu menunggu lama, sudah terdengar bunyi sirene mobil polisi di lantai bawah."Halo ... oh, Pak Ardika!"Saat muncul di depan pintu, begitu melihat Ardika, beberapa anggota kepolisian itu langsung tercengang, lalu menyapanya dengan penuh hormat.Ardika menunjuk Hafa dan berkata, "Orang ini adalah penipu. Bawalah dia ke kantor polisi, lalu lakukan pemeriksaan terhadapnya.""Eh, eh, kalian nggak bisa begini. Aku adalah Hafa, seorang dokter genius. Ada banyak orang kaya dan terpandang adalah pasienku ....""Berhentilah beromong kosong lagi! Ayo pergi!"Hafa langsung dibawa keluar."Eh, dia sudah memukuli dua orang pengawalku, bukankah seharusn

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1945 Memasukkanmu ke Penjara

    "Karena nggak bisa bertahan lagi di Suraba, dia baru mendatangi Provinsi Denpapan. Dia kembali menggunakan trik lamanya, berperan layaknya seorang dokter genius.""Aku akan segera mengirimkan data-datanya padamu!"Di ujung telepon, Levin melaporkan hasil penyelidikannya.Ardika meletakkan ponselnya, menatap Hafa sambil tersenyum tipis, lalu menanyakan hal yang sama sekali lagi. "Pak Hafa, 'kan? Apa kamu benar-benar adalah seorang dokter genius?""Bocah, apa maksudmu? Apa mungkin aku adalah seorang dokter genius palsu? Bisa-bisanya kamu mempertanyakan identitasku?!"Hafa tidak tahu Ardika menerima panggilan telepon dari siapa. Ekspresinya berubah, tetapi dia tetap melontarkan kata-kata itu dengan tajam.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak bertobat juga. Kalau begitu, jangan salahkan aku. Mungkin aku nggak bisa memastikan apakah kamu adalah seorang dokter palsu atau nggak, kalau begitu aku akan menyerahkanmu ke polisi saja untuk melakukan verifikasi identitas."Selesai ber

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1944 Penipu

    Tiara mencibir dan berkata dengan nada bicara mengejek, "Anak Muda, apa kamu sudah dengar ucapan Pak Hafa? Memangnya kamu pikir kamu siapa? Berani-beraninya kamu mempertanyakan keterampilan medis Pak Hafa? Benar-benar konyol!""Nggak perlu terburu-buru seperti itu, aku belum selesai bicara."Tanpa melirik wanita itu sama sekali, Ardika menatap Hafa dengan lekat dan berkata dengan tenang, "Resep rahasia ini memang nggak ada masalah. Tapi, resep ini digunakan oleh orang yang tubuhnya bermasalah dan sangat lemah.""Kalau digunakan pada seseorang yang tubuhnya sehat, obat seperti ini akan menyebabkan keseimbangan tubuhnya terganggu, itu sama saja dengan ingin orang tersebut segera mati!""Pak Hafa, kamu sendiri yang bilang orang yang lemah nggak bisa mengonsumsi tonik yang berlebihan!"Nada bicara Ardika tiba-tiba berubah menjadi dingin dan tajam.Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi Hafa langsung berubah."Bocah, omong kosong apa yang kamu bicarakan!""Walau kamu paham sedikit ilmu me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1943 Perawatan Kesehatan Atau Membantu Kehamilan

    Perawatan kesehatan atau membantu kehamilan?"Empat miliar!"Setelah melirik Tiara, Dilan kembali menaikkan penawarannya.Hafa juga tetap bersikeras. "Yah, sudah kubilang bukan masalah uang. Tapi, dengan mempertimbangkan Tuan Muda Dilan, aku akan berusaha semampuku untuk menyembuhkan Nona Jesika!""Aku nggak berani omong besar, paling nggak selama aku turun tangan, nyawa Nona Jesika pasti akan terselamatkan. Aku nggak akan melakukan sesuatu yang menjatuhkan reputasiku sendiri."Dilan dan Tiara tampak sangat senang."Terima kasih Pak Hafa!"Ardika mengangkat alisnya.Awalnya, dia mengira Dilan demi menunjukkan kehebatan diri sendiri di hadapan Jesika, pria itu bersekongkol dengan Hafa untuk membuat pertunjukan.Namun, kalau dilihat sekarang, tidak begitu juga.Sepertinya Hafa benar-benar memanfaatkan kesempatan ini untuk memeras.Akting memang akting, tapi bukan sepenuhnya akting.'Kalau begitu, ini menjadi sedikit menarik ....'Saat itu juga, Dilan langsung mengeluarkan selembar kartu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1942 Mengabaikan Nyawa Manusia

    "Tubuh Nona Jesika sangat lemah, kalian malah membiarkannya mengonsumsi bahan makanan berupa tonik seperti sarang burung berkualitas bagus?""Kondisi tubuh lemahnya nggak bisa menerima tonik seperti itu. Apa kalian nggak tahu hal ini bisa membahayakan nyawanya?!"Saat ini, Hafa yang tadinya bersikap hangat dan sopan itu, menunjukkan ekspresi marah dan berteriak dengan marah, "Mengabaikan nyawa manusia!""Apa kalian tahu ini dinamakan mengabaikan nyawa manusia?!"Ekspresi Tiara juga langsung berubah. Dia mengulurkan tangannya dan menunjuk Ardika. "Pak Hafa, hal ini nggak ada hubungannya dengan kami! Si Ardika ini! Dialah yang mengantarkan sarang burung berkualitas bagus itu!""Eh, Ardika, kamu benar-benar licik dan nggak tahu malu! Demi memenangkan hati orang, kamu nggak memedulikan hidup dan mati Jesika!""Kalau sampai terjadi sesuatu pada Jesika, aku nggak akan melepaskanmu!"Sambil mengentakkan kakinya, Tiara memarahi Ardika.Dilan juga menerjang ke arah Ardika dan menarik kerah baju

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1941 Gawat

    Jesika tertegun sejenak, lalu mengangguk dan berkata, "Ya, benar.""Pak Hafa, kalau begitu lingkungan Kota Banyuli nggak bagus, Jesika datang bekerja di sini, baru mengidap penyakit sekarang."Dilan bertanya, "Itu artinya Jesika seharusnya meninggalkan Kota Banyuli, lalu pindah untuk tinggal dan bekerja di kota besar seperti ibu kota provinsi?""Boleh dibilang begitu."Hafa mengangguk, tidak mengiakan, juga tidak menyangkal.Ardika yang berdiri di samping, mengangkat alisnya.Ckck, bisa-bisanya dia bilang lingkungan Kota Banyuli nggak bagus, Jesika nggak terbiasa dengan lingkungan kota ini?'Sebenarnya Pak Hafa ini seorang dokter, atau dukun dan semacamnya?'"Jesika, kamu sudah dengar sendiri ucapan Pak Hafa, 'kan? Tempat miskin dan terpencil seperti Kota Banyuli ini, nggak hanya kecil dan nggak berkembang, fengsuinya juga nggak bagus."Tiara berbalik. Sambil menggenggam tangan Jesika, dia berkata dengan nada bicara serius, "Kamu nggak bisa tinggal di Kota Banyuli lagi, sebaiknya kamu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1940 Kemungkinan Akan Menyebabkan Kematian

    Sorot mata pria itu berbinar, raut wajahnya juga tampak bugar, tubuhnya kelihatan sangat sehat.Kesan yang diberikannya pada orang lain adalah, dia adalah seorang genius yang memiliki penampilan layaknya dokter genius dan keterampilan medisnya pantas dipercaya.Kalau bahkan kondisi tubuh sendiri saja tidak bisa dijaga dengan baik, bagaimana mungkin layak disebut sebagai dokter genius.Namun, setelah melihat Hafa, Ardika malah sedikit mengerutkan keningnya.Raut wajah Hafa tampak sedikit terlalu bugar.Dengan seulas senyum hangat menghiasi wajah Hafa, dia mengikuti Dilan memasuki ruang tamu.Tiara segera menyambutnya sambil tersenyum. "Halo, Pak Hafa, benar-benar sudah merepotkanmu datang jauh-jauh dari ibu kota provinsi ke Kota Banyuli.""Zaman sekarang ini, sudah jarang ada sosok dokter genius yang masih menjaga etika kedokteran sepertimu!"Sebenarnya, naik kereta api dari ibu kota provinsi ke Kota Banyuli hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam, benar-benar tidak terbilang jauh.Nam

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1939 Pak Hafa

    Tiara menarik napas dalam-dalam, memaksakan seulas senyum, lalu berkata kepada manajer restoran, "Terima kasih, nggak perlu, aku sudah sering makan makanan Restoran Siam, sudah sedikit bosan."Ardika tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. 'Ckck, orang ini, masih saja mempertahankan harga diri di saat seperti ini, cari derita sendiri saja.'"Jesika, mereka nggak mau makan, ya sudah, kita makan saja.""Karena kamu sedang nggak enak badan, nggak perlu makan terlalu banyak, minumlah sedikit sup sarang burung dulu."Sambil mengajak Jesika untuk makan, Ardika sendiri juga sudah mulai mengambil alat makannya dan makan.Dia juga memang sudah lapar, apalagi hidangan-hidangan Restoran Siam ini memang sesuai dengan reputasinya.Sepanjang proses ini berlangsung, ibu dan anak Keluarga Gunardi itu memperhatikan mereka dari samping, juga tidak mengatakan ingin pergi.Perut ibu dan anak itu sampai sudah mengeluarkan bunyi keroncongan, Ardika merasa canggung untuk mereka.Hingga Ardika dan Jesika se

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1938 Makan Bersama

    "Kamu? Kalau kamu benar-benar bisa meminta Restoran Siam mengantar makanan, aku akan memakan alas sepatuku!"Pengawal itu memelototi Ardika dengan acuh tak acuh sekaligus marah, lalu berbalik dan langsung pergi.Kalau bukan karena sedikit takut pada kekuatan Ardika, tadi dia dan rekannya sudah menghajar Ardika hingga babak belur."Kret ...."Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya yang mengenakan seragam bertuliskan Restoran Siam membawa dua orang pelayan memasuki apartemen Jesika dengan mendorong kereta dorong."Halo, Nona Jesika, aku adalah manajer Restoran Siam.""Ini adalah makan malam yang Tuan Ardika minta Restoran Siam siapkan untuk Nona.""Di antaranya, ada sup sarang burung, adalah sarang burung berkualitas bagus bernilai miliaran yang Tuan Ardika minta seseorang untuk antarkan ke restoran kami, bahkan secara khusus menginstruksikan juru masak kami untuk mengolahnya menjadi hidangan yang bergizi untuk Nona.""Sekarang kami mengantarkannya secara pribadi kepada Nona, semog

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status