Heboh!Menyaksikan tindakan Givon, semua orang di tempat tersebut langsung heboh.Memberi Ardika dua miliar, memintanya untuk bercerai dengan Luna.Tindakan Givon ini, daripada dikatakan sebagai permintaan agar pasangan itu bercerai, ini lebih cocok dikatakan sebagai tindakan mempermalukan orang lain secara terang-terangan!Orang-orang yang bisa menghadiri perjamuan malam ini adalah orang-orang kaya dan berkuasa, atau kaum elite dunia bisnis.Bagi yang kekayaannya di bawah dua ratus miliar, juga malu untuk menghadiri acara seperti ini.Jadi, tentu saja uang sebesar dua puluh miliar bukanlah apa-apa bagi orang-orang ini.Hanya orang yang tidak berkemampuan, seorang menantu yang hanya bisa mengandalkan istri seperti Ardika, baru kekurangan dua miliar ini, bukan?Untuk sesaat, tidak ada yang berbicara. Semua orang menatap kedua orang itu dengan tatapan penuh minat.Tentu saja, juga ada banyak orang yang ingin melihat Ardika sebagai bahan tertawaan.Ekspresi Luna langsung berubah menjadi m
Akibat tamparan itu, kepala Givon langsung miring ke satu arah, tubuhnya juga menabrak meja panjang yang tertata rapi dengan makanan dan minuman.Dengan kedua lengannya menopang pada meja panjang itu, dia baru tidak terjatuh ke lantai.Hening!Suasana di dalam aula itu hening seketika.Semua orang memelotot, menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Mereka tidak menyangka di acara kelas atas seperti ini, Ardika berani memukul orang.Tamparan ini sangat keras dan kejam, sama sekali tidak ada tanda-tanda berbelas kasihan.Apakah ini masih adalah menantu benalu yang senantiasa mengalah dan bersabar seperti sebelumnya?Apakah seorang yang pecundang yang diperintahkan untuk bercerai dengan istrinya dan menerima uang sebesar dua puluh miliar dengan patuh itu, bisa melakukan tindakan seperti ini?Semua orang sedikit tercengang.Mereka tidak mengerti mengapa perubahan Ardika sebesar ini."Sayang ...."Luna juga tertegun sejenak, dia tidak menyangka Ardika langsung main tangan tanpa mengucapkan s
Kalau berbicara sedikit tidak enak didengar, bagaimanapun juga Luna adalah seorang wanita kaya yang memiliki kekayaan bernilai triliunan.Biarpun Ardika benar-benar bercerai dengan Luna, dia juga bisa mendapatkan setengah dari aset itu.Hanya orang yang benar-benar bodoh, yang memercayai bisa membuat Ardika berinisiatif untuk bercerai dengan Luna tanpa membawa apa-apa hanya dengan uang sebesar dua puluh miliar.Apakah Givon bodoh?Tentu saja tidak.Orang-orang yang bisa menghadiri acara malam ini, tidak ada seorang pun yang bodoh.Tidak bodoh, berarti hanya ada satu kemungkinan, yaitu jahat.Jadi, sangat jelas Givon sengaja datang mencari masalah.Namun, Ardika tidak pernah bertemu dengan pria yang satu ini, tidak ada dendam di antara mereka.Kalau begitu, sangat mudah ditebak, ada yang menginstruksikan Givon untuk melakukan hal ini.Ardika menginjak dada Givon, sedikit membungkukkan tubuhnya dan menatap pria itu, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak peduli siapa yang memberim
"Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D
Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?""Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik.""Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih.""Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco."Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri."Ada satu hal yang perlu kamu lakukan.""Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli.""Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."Selama tiga tahun bergabung dengan milite
"Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid
Melihat Ardika yang percaya diri, Luna pun merasa ragu. Setelah memikirkan kondisi keluarganya sekarang, dia pun menggertakkan gigi, lalu berdiri dan berkata, "Kakek, aku akan pergi menagih utang.""Kamu! Kamu sudah gila, ya? Kalau sampai wajahmu rusak karena dipukul Kak Herkules, Tuan Muda Tony pasti akan meninggalkanmu."Desi langsung panik.Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga tidak menyangka Luna akan menyetujuinya.Wisnu dan yang lain hanya mendengkus dingin.Wisnu tiba-tiba mengeluarkan sepuluh ribu dari sakunya, lalu dilemparkan ke kaki Luna sambil berkata, "Melihat keberanianmu itu, aku kasih sepuluh ribu untuk naik transportasi umum."Wulan juga menyilangkan tangannya di dada, lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Kamu sendiri yang mau pergi, ya? Kalau dihajar sampai lumpuh, jangan bilang Keluarga Basagita yang memaksamu."Ardika melirik beberapa orang itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin memedulikan orang-orang tidak penting ini.Ardika langsung berd
Bernama Ardika?Sambil melirik Ardika, Herkules menjawab dengan bingung, "Ada seseorang yang bernama Ardika Mahasura, saya sedang bersiap untuk menghajarnya."Dari ujung telepon tiba-tiba terdengar suara keras.Herkules buru-buru bertanya, "Tuan John, Anda kenapa?"Detik selanjutnya, teriakan penuh amarah memasuki telinga Herkules."Kenapa denganku? Bajingan kamu! Kamu ingin aku mati, ya?""Aku kasih tahu! Kamu harus menuruti semua permintaannya, kamu harus melayaninya seperti seorang bos, mengerti?"Herkules tertegun. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melihat John kehilangan kontrol diri seperti sekarang.Herkules lalu bertanya, "Tuan John, sepertinya Anda salah. Dia hanyalah seorang menantu pecundang dari Keluarga Basagita.""Herkules, kamu ingin mati, ya? Di matanya, kamu dan aku hanyalah rumput liar yang tak berguna. Dia bisa membunuh kita dengan mudah.""Tuan John ... ini ...."Setelah mendengarnya, Herkules mulai berkeringat dingin."Aku ingatkan terakhir kali, dia adalah s
Kalau berbicara sedikit tidak enak didengar, bagaimanapun juga Luna adalah seorang wanita kaya yang memiliki kekayaan bernilai triliunan.Biarpun Ardika benar-benar bercerai dengan Luna, dia juga bisa mendapatkan setengah dari aset itu.Hanya orang yang benar-benar bodoh, yang memercayai bisa membuat Ardika berinisiatif untuk bercerai dengan Luna tanpa membawa apa-apa hanya dengan uang sebesar dua puluh miliar.Apakah Givon bodoh?Tentu saja tidak.Orang-orang yang bisa menghadiri acara malam ini, tidak ada seorang pun yang bodoh.Tidak bodoh, berarti hanya ada satu kemungkinan, yaitu jahat.Jadi, sangat jelas Givon sengaja datang mencari masalah.Namun, Ardika tidak pernah bertemu dengan pria yang satu ini, tidak ada dendam di antara mereka.Kalau begitu, sangat mudah ditebak, ada yang menginstruksikan Givon untuk melakukan hal ini.Ardika menginjak dada Givon, sedikit membungkukkan tubuhnya dan menatap pria itu, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak peduli siapa yang memberim
Akibat tamparan itu, kepala Givon langsung miring ke satu arah, tubuhnya juga menabrak meja panjang yang tertata rapi dengan makanan dan minuman.Dengan kedua lengannya menopang pada meja panjang itu, dia baru tidak terjatuh ke lantai.Hening!Suasana di dalam aula itu hening seketika.Semua orang memelotot, menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Mereka tidak menyangka di acara kelas atas seperti ini, Ardika berani memukul orang.Tamparan ini sangat keras dan kejam, sama sekali tidak ada tanda-tanda berbelas kasihan.Apakah ini masih adalah menantu benalu yang senantiasa mengalah dan bersabar seperti sebelumnya?Apakah seorang yang pecundang yang diperintahkan untuk bercerai dengan istrinya dan menerima uang sebesar dua puluh miliar dengan patuh itu, bisa melakukan tindakan seperti ini?Semua orang sedikit tercengang.Mereka tidak mengerti mengapa perubahan Ardika sebesar ini."Sayang ...."Luna juga tertegun sejenak, dia tidak menyangka Ardika langsung main tangan tanpa mengucapkan s
Heboh!Menyaksikan tindakan Givon, semua orang di tempat tersebut langsung heboh.Memberi Ardika dua miliar, memintanya untuk bercerai dengan Luna.Tindakan Givon ini, daripada dikatakan sebagai permintaan agar pasangan itu bercerai, ini lebih cocok dikatakan sebagai tindakan mempermalukan orang lain secara terang-terangan!Orang-orang yang bisa menghadiri perjamuan malam ini adalah orang-orang kaya dan berkuasa, atau kaum elite dunia bisnis.Bagi yang kekayaannya di bawah dua ratus miliar, juga malu untuk menghadiri acara seperti ini.Jadi, tentu saja uang sebesar dua puluh miliar bukanlah apa-apa bagi orang-orang ini.Hanya orang yang tidak berkemampuan, seorang menantu yang hanya bisa mengandalkan istri seperti Ardika, baru kekurangan dua miliar ini, bukan?Untuk sesaat, tidak ada yang berbicara. Semua orang menatap kedua orang itu dengan tatapan penuh minat.Tentu saja, juga ada banyak orang yang ingin melihat Ardika sebagai bahan tertawaan.Ekspresi Luna langsung berubah menjadi m
Sayangnya, baik Luna maupun Ardika, hanya menganggap ucapan mereka sebagai angin lalu.Apalagi Ardika, bagaimana mungkin dia menganggap serius ucapan sekelompok orang itu?Kalau bukan karena dia menemani Luna menghadiri perjamuan ini, lalat-lalat itu bahkan tidak berhak untuk muncul di hadapannya.Tak lama kemudian, mereka semua sudah tiba di aula di mana perjamuan malam diselenggarakan.Aula tersebut telah didekorasi bergaya barat.Sudah ada banyak orang yang berada di sana.Kebanyakan dari orang-orang ini adalah perwakilan-perwakilan dari pihak luar, orang lokal Kota Banyuli sangatlah sedikit, paling tidak orang-orang yang pernah berinteraksi dengan Ardika dan Luna hanya ada beberapa orang saja.Namun, kedatangan Luna langsung menarik perhatian semua orang di tempat itu.Karena baik paras maupun postur tubuh wanita ini, sangat luar biasa.Terlebih lagi, dia juga memiliki identitas sebagai presdir Grup Hatari.Biarpun orang-orang ini berasal dari kota-kota besar dan secara alami meras
"Ardika!"Sebelum Ardika menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja Luna menyelanya dengan suara dalam.Dia menarik lengan Ardika, mengisyaratkan suaminya untuk tidak berbicara lagi.Kemudian, Luna menarik napas dalam-dalam, lalu menoleh dan berkata, "Pak Piom, mungkin aku salah paham.""Kukira ini adalah perjamuan malam Grup Kamel, bersifat sangat resmi. Karena itulah, aku membawa suamiku kemari sebagai bentuk kehormatanku pada tuan rumah.""Kulihat bukankah orang-orang lainnya juga membawa pasangan masing-masing?""Kalau aku memang salah paham, aku minta maaf padamu. Karena ini adalah kelalaianku, jadi untuk saat ini aku nggak akan menghadiri perjamuan malam ini."Membiarkan Ardika pulang sendirian seperti ini, Luna tidak mungkin setuju.Dibandingkan dengan bisnisnya, dia lebih memedulikan perasaan Ardika.Namun, dia juga tidak ingin membuat hubungannya dengan Piom menegang.Karena itulah, walaupun dia tidak bermaksud untuk bermusuhan dengan Piom, tetapi kata-kata yang keluar dari mulu
"Ya, benar. Aku benar-benar nggak tahu dari mana keberanian menantu benalu ini. Berani-beraninya dia melawan Pak Piom, benar-benar cari mati!""Nggak hanya mengandalkan istri, dia bahkan sama sekali nggak bisa membaca situasi, hanya memaksakan diri saja. Bu Luna, aku benar-benar nggak mengerti bagaimana kamu bisa tertarik padanya. Menyuruh orang sepertinya untuk menuangkan air cuci kaki saja, aku merasa dia hanya merusak pemandanganku saja!"Satu per satu orang dari sekelompok orang pria dan wanita itu buka suara, melontarkan ejekan-ejekan dan sindiran-sindiran terhadap Ardika.Di satu sisi, seorang Wakil Kepala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi, memiliki status dan kedudukan yang tinggi.Di sisi lain, seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istri, status dan kedudukannya sangatlah rendah.Dihadapkan dengan dua pilihan seperti ini, orang bodoh pun tahu harus memihak pada siapa, membantu siapa berbicara sekarang.Terlebih lagi, mereka dikirim oleh perusahaan dan
Semua orang mengalihkan pandangan ke sumber suara. Saat itulah, mereka melihat seorang pria paruh baya berambut botak yang memasang ekspresi muram, melenggang ke arah mereka.Pria itu tidak lain adalah Piom, Wakil Kepala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi.Dia mendengar Luna sudah sampai, dia pun segera turun ke lantai bawah untuk menemui wanita cantik ini.Perjamuan malam ini seperti pesta minum-minum. Di tengah-tengah acara, ada sesi dansa.Piom merasa berdansa dengan memeluk Luna, bisa membuat dirinya sendiri merasa sangat bangga.Luna membawa suami benalunya ke sini, hanya akan membuat rencananya lebih sulit dijalankan."Bu Luna, kamu membawa suami benalumu menghadiri perjamuan malam ini, apakah kamu merasa nggak puas padaku?" tanya Piom dengan dingin.Sementara itu, begitu mendengar Ardika adalah seorang menantu benalu, ekspresi sekelompok orang pria dan wanita muda di tempat itu langsung berubah menjadi aneh.Beberapa orang pria tersebut menunjukkan ekspresi merendahka
Dalam berbisnis, sangatlah wajar menghadapi masalah seperti ini.Karena Luna punya rencana sendiri untuk menangani masalah itu, jadi Ardika tidak langsung turun tangan untuk membantunya menangani masalah tersebut."Oke, kamu istirahat dulu sejenak, nanti malam aku akan menemanimu ke sana."Ardika mendorong istrinya ke kamar tidur perlahan-lahan."Bergantilah pakaian yang formal, perjamuan malam kali ini cukup formal," kata Luna sebelum masuk ke dalam kamar tidur."Oke."...Menjelang malam harinya.Hotel Sherton.Perjamuan malam Grup Kamel diatur di tempat ini.Sebagai sebuah konsorsium global berskala besar, Grup Kamel juga memiliki hubungan dengan pemodal di balik Hotel Sherton.Skala perjamuan malam ini tidak besar, juga tidak kecil. Orang yang berpartisipasi juga tidak terlalu banyak.Bahkan Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax, yang kini memiliki pengaruh cukup besar di kalangan kelas atas Kota Banyuli, juga tidak menerima undangan.Orang-orang yang bisa diundang dan
"Apakah itu perjamuan malam pribadi? Bukankah nggak terlalu pantas kalau aku pergi ke sana?"Luna sedikit ragu.Dia tetap ingin berusaha untuk mengatur lokasi makan.Piom berkata, "Nggak termasuk perjamuan malam pribadi. Grup Kamel adalah salah satu dari sepuluh konsorsium besar di Negara Enggrim. Kali ini, mereka berniat untuk mengembangkan bisnis di Kota Banyuli. Jadi, mereka telah mengundang banyak asosiasi terkait dan perusahaan-perusahaan penting."Mendengar Piom berbicara demikian, Luna malah menghilangkan keraguan dalam hatinya.Karena bukan perjamuan malam bersifat pribadi, Piom pasti tidak berani macam-macam padanya, bukan?"Baiklah, Pak Piom. Aku pasti akan hadir tepat waktu."Luna mengangguk, menyetujui ajakan pria itu."Oke, kalau begitu sampai jumpa nanti malam."Piom mengalihkan pandangannya dari Luna dengan enggan, meninggalkan alamat dan waktu pada Luna, lalu berbalik dan masuk ke dalam lift.Setelah kembali ke kamar mewahnya di lantai atas, Piom mengeluarkan ponselnya