Kalau sebelum Givon datang mencari masalah Luna sudah berbicara demikian, maka Ardika akan menemani istrinya meninggalkan tempat ini.Lagi pula, dia tidak peduli pada perjamuan malam ini.Namun, sekarang Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Untuk sementara waktu, kita tetap tinggal di sini saja. Kalau Givon itu masih nggak mau menyerah, sebaiknya masalah itu diselesaikan di sini saja.""Sayang, jangan khawatir, ada aku di sini. Aku nggak akan membiarkan terjadi sesuatu padamu."Ardika tahu Givon tidak akan menyerah begitu saja.Atau lebih tepatnya, orang di belakang Givon itu tidak akan menyerah begitu saja.Mereka sudah menyusun rencana dengan sedemikian rupanya untuk memainkan permainan ini. bagaimana mungkin bisa berakhir semudah itu?Ardika tidak ingin masalah datang padanya di kemudian hari. Kalau bisa, dia ingin langsung menyelesaikan masalah di sini."Baik ... lah."Setelah ragu sejenak, Luna tetap menganggukkan kepalanya.Selain urusan bisnis, dia lebih memilih untuk me
Hal yang lebih membuat orang tidak berani menganggap remeh wanita ini adalah, hingga sekarang tidak ada seorang pun yang tahu latar belakangnya.Boleh dibilang, dua orang wanita yang paling menarik perhatian di tempat ini adalah dia dan Luna.Selain mereka berdua, wanita-wanita lainnya hanya seperti bayang-bayang.Saat ini, wanita itu menolak ajakan dari pria-pria lainnya, berinisiatif menghampiri Ardika dan bertanya apakah dia boleh duduk di samping Ardika.Ardika adalah seorang pria yang sudah menikah. Tidak hanya ada Luna yang duduk di sampingnya, hal yang lebih penting lagi adalah, bocah itu adalah seorang menantu benalu.Apa kemampuan yang dia miliki, sampai-sampai bisa menarik perhatian wanita ini?Karena itulah, Ardika kembali menjadi pusat perhatian di tempat itu.Kalau sorot mata bisa membunuh orang, dia sudah dibunuh ratusan kali oleh sorot mata iri dan kagum dari para pria di tempat tersebut!Luna mendongak, melihat wanita cantik itu. Dalam sekejap, dia mengerutkan keningnya
Berbeda halnya dengan Andrew.Di lingkungan Negara Nusantara yang menghormati orang asing, pemodal-pemodal asing ini bisa menggunakan banyak cara untuk menghadapi seseorang.Ardika sama sekali tidak khawatir?"Kalau begitu, apakah Tuan Ardika tahu belakangan ini masih ada seorang tokoh hebat dari luar negeri yang juga akan menargetkanmu?"Mendapati Ardika tidak terpengaruh, Felda langsung mengajukan pertanyaan berikutnya."Oh? Aku benar-benar nggak tahu hal ini."Ardika berkata dengan datar, "Sepertinya kamu tahu siapa orangnya?""Tentu saja, sistem informasi Bank Sentral sangat maju."Akhirnya ada juga hal yang tidak diketahui oleh Ardika. Felda merasa sedikit senang. Dia tersenyum tipis dan berkata, "Orang ini adalah kakak seperguruan Haron. Kalau dibandingkan dengan Andrew, orang ini baru benar-benar kuat ....""Langsung beri tahu aku saja siapa orangnya."Tanpa menunggunya menyelesaikan kalimatnya, Ardika langsung menyelanya."Kamu benar-benar nggak bisa menyesuaikan diri dengan si
Ardika dan Luna melirik ke arah pintu masuk aula, mereka tidak melihat ada orang di sana.Dengan kata lain, Andrew belum tiba, hanya akan segera tiba. Namun, orang-orang ini sudah berdiri terlebih dahulu untuk menunjukkan rasa hormat mereka.Saat ini, bahkan Piom dan Lando yang merupakan petinggi departemen provinsi, juga berdiri di sana dan bersikap penuh hormat."Ternyata Andrew ini punya reputasi yang begitu tinggi!"Luna sedikit terkejut, dia melontarkan satu kalimat itu secara naluriah.Felda tersenyum dan berkata, "Sepertinya Bu Luna kurang memahami tentang Grup Kamel dan Tuan Andrew ini.""Berbicara tentang Grup Kamel, Grup Kamel sendiri adalah Konsorsium Tulipa, salah satu dari sepuluh perusahaan global Negara Enggrim. Boleh dibilang, mereka luar biasa kaya. Bahkan Bank Sentral juga terlibat dalam banyak bisnis dengan mereka.""Sementara itu, Tuan Andrew ini adalah keturunan langsung Keluarga Tulipa, pernah diundang secara pribadi oleh Ratu Enggrim dan menerima gelar bangsawan.
Andrew mengangguk, berkata dengan nada bicara biasa saja, "Maaf, sudah membuat kalian semua lama menunggu.""Nggak apa-apa! Nggak apa-apa!"Banyak orang buru-buru memberikan tanggapan.Terutama para wanita selain Luna dan Felda, mereka semua menatap Andrew dengan tatapan kagum.Hanya dengan identitasnya sebagai anggota Keluarga Tulipa saja, sudah cukup untuk membuat banyak wanita melemparkan diri ke dalam pelukan pria itu, apalagi Andrew sendiri adalah pria yang tampan dan memiliki postur tubuh bagus.Namun, Andrew malah membawa seorang wanita bersamanya.Dalam sekejap, wanita-wanita itu langsung merasa kecewa.Piom bertanya dengan sopan, "Tuan Andrew, maaf, siapa nona ini?"Walaupun wanita ini biasa-biasa saja, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan wanita seperti Felda, tetapi karena wanita ini memiliki hubungan dekat dengan Andrew, maka layak dia hormati."Oh, ini adalah seorang teman yang baru kukenal dua hari yang lalu."Andrew mengucapkan satu kalimat itu dengan santai, dia s
Kemudian, ada beberapa orang yang mendekati Andrew lagi.Identitas Andrew ini, tentu saja layak untuk mereka jilat.Dengan kekayaan Grup Kamel, hanya mendapatkan sedikit keuntungan dari perusahaan besar itu saja, sudah lebih dari cukup untuk mereka.Selain itu, beberapa orang di tempat ini bahkan sudah lama bermimpi untuk pindah ke Negara Enggrim.Bagi orang-orang kaya, bagaimana caranya untuk mempertahankan kekayaan sendiri setelah pindah ke negara lain adalah sebuah masalah besar.Mereka tidak bisa menjadi warga negara dunia sesuka hati mereka.Tanpa adanya pendukung yang kuat, begitu pindah ke sana, mereka hanya bisa menjadi sasaran banyak pihak.Bahkan orang yang luar biasa kaya saja, asetnya dibekukan begitu saja hanya karena masalah kewarganegaraannya.Karena itulah, orang-orang ini berusaha keras menjilat Andrew.Namun, hanya segelintir orang di antara banyaknya orang di tempat ini yang bisa mendekati Andrew dan berbicara beberapa patah kata padanya.Banyak orang bahkan tidak me
Karena itulah, setelah ragu sejenak, Luna tetap memaksakan diri untuk melangkah.Baru saja melangkah satu langkah, Ardika tiba-tiba mengulurkan lengannya dan menarik lengan Luna.Luna mengangkat kepalanya dan menatap suaminya dengan kebingungan.Piom tertegun sejenak, lalu memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Ardika, apa maksudmu menghentikannya?!""Karena dia yang ingin berkenalan dengan istriku, bukankah seharusnya dia sendiri yang datang untuk menyapa istriku? Apa anggota keluarga bangsawan Negara Enggrim bahkan nggak mengerti etika sosial sederhana seperti ini?" kata Ardika dengan nada bicara biasa-biasa saja.Apa?Begitu Ardika berbicara, semua orang tertegun sejenak.Apakah otak menantu benalu yang satu ini sudah bermasalah?Bisa-bisanya dia meminta Andrew untuk berinisiatif menyapa istrinya.Ardika benar.Ini memang etika sosial.Namun, sebelum dia mengucapkan kata-kata ini, seharusnya dia lihat dulu siapa lawan bicaranya.Andrew adalah penanggung jawab Grup Kamel, sekal
Grup Kamel sudah lama menargetkan Hongkem.Bermula dari Yaori hingga Weigus, mereka semua diinstruksikan untuk membeli Hongkem.Sebelumnya, saat Hongkem menjalankan proses investasi melalui lelang saham, Grup Kamel juga sudah menyusun banyak rencana.Bukan hanya menginvestasikan modal besar, juga menggerakkan relasi seperti Keluarga Rewind Kota Gamiga, meminta Wirhan, salah satu dari empat tuan muda Kota Gamiga mendatangi Kota Banyuli secara pribadi untuk menguasai Hongkem.Dengan pengaruh Grup Kamel di dunia investasi dan perencanaan mereka yang matang, hampir tidak mungkin terjadi kejadian tak terduga.Boleh dibilang mereka sudah pasti bisa membeli Hongkem.Namun, di saat-saat genting terakhir, Ardika malah memanfaatkan Yayasan Investasi Staris untuk "memanen buah".Grup Kamel sudah berdiri selama ratusan tahun, belum pernah mengalami kegagalan dan kerugian seperti itu.Hal ini adalah sesuatu hal yang tidak bisa diterima, baik bagi para petinggi Grup Kamel lainnya maupun Andrew sendi
"Jesika, sudah pernah kubilang padamu, bagi wanita, air mata adalah sesuatu hal yang paling nggak bernilai.""Tapi, karena sekarang masih berada di Kota Banyuli, kamu bisa menunjukkan sisi lemah dan lembutmu itu untuk terakhir kalinya.""Setelah pulang ke rumah nanti, kamu harus menunjukkan sikap layaknya seorang wanita dewasa yang sempurna, harus membuat Keluarga Darma puas.""Kalau kamu masih saja lemah dan lembut seperti sekarang, aku hanya bisa bilang kamu nggak akan bisa menjalani kehidupan sesuai keinginanmu di Kediaman Keluarga Darma. Nggak akan ada orang yang merasa simpati padamu karena air matamu, malah hanya akan membuat orang mengira kamu lemah dan mudah ditindas."Tidak ada gejolak emosi dalam kata-kata yang diucapkan oleh Rivani.Apa yang dialami oleh Jesika, hanya seperti mengulang apa yang pernah dialaminya saja.Di saat seperti ini, daripada berperan sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang, sebaiknya dia bersikap kejam dan tegas, merangsang Jesika untuk kembali ber
Rivani menatap Ardika dengan ekspresi acuh tak acuh dan berkata, "Ratu Ular Vanya datang untuk menangani masalah keterlibatan anggota internal Organisasi Snakei dengan orang Negara Jepara, sedangkan Pak Jigo dari kabinet buka suara karena Keluarga Bangsawan Basagita Suraba menganggap ucapannya sebagai angin lalu.""Apa hubungannya semua ini denganmu?"Vanya tidak menghadiri perjamuan perayaan, melainkan langsung membawa Hanko pergi.Seperti yang dikatakan oleh Rivani, alasan yang kelihatan dari luar mengenai tujuan kedatangan Vanya ke Kota Banyuli kali ini adalah untuk menangkap "anggota tidak berguna" Organisasi Snakei.Tentu saja, tidak ada yang tahu sesungguhnya Vanya datang karena ingin memberi penjelasan secara pribadi pada Ardika mengenai hal yang berkaitan dengan Keluarga Halim. Itulah sebabnya dia mendatangi Kota Banyuli.Tentu saja juga tidak ada yang tahu, alasan Jigo selaku tetua kabinet memaksa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba untuk tunduk dan mengeluarkan uang bersama Ke
Bonus yang diberikan oleh Ardika kepada Jesika, kalau diberikan kepada orang biasa, sudah cukup untuk menaikkan status orang tersebut.Biarpun hanya berbaring tanpa melakukan apa pun, hanya belanja dan belanja saja, juga sangat sulit untuk menghabiskan uang sebanyak itu.Namun, bagaimanapun juga, Jesika bukanlah orang biasa.Dia berasal dari Keluarga Siantar, sebuah keluarga kaya yang menduduki posisi puncak.Bagi Keluarga Siantar, uang sebesar triliunan benar-benar belum cukup untuk membuat mereka lupa daratan.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bibi, aku nggak punya kebiasaan hanya sekadar omong saja. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa membagikan bonus kepada Jesika terlebih dulu dengan menggunakan uang pribadiku."Selesai berbicara, dia mengeluarkan Kartu Hitam Sentral, lalu meletakkannya di atas meja."Kartu Hitam Sentral!"Kelopak mata Rivani kembali melompat-lompat, sorot matanya terhadap Ardika, makin lama makin aneh.Sebenarnya bocah ini punya rahasia apa yang nggak d
Tentu saja Ardika tidak akan marah, dia berkata dengan sungkan, "Bibi, aku nggak memiliki niat apa pun terhadap putrimu.""Hanya saja, dia hanya menyerahkan surat pengunduran diri melalui orang lain tanpa memberitahuku, terburu-buru untuk meninggalkan Kota Banyuli.""Selama ini, Jesika terus membantuku mengurus Grup Susanto Raya, sudah bekerja sangat keras. Hal-hal ini aku bisa melihatnya dengan jelas. Karena itulah, sudah sewajarnya sebagai seorang bos, aku datang untuk melihatnya."Melihat Ardika tidak terlibat konflik dengan ibunya, Jesika menghela napas lega.Namun, kalimat pertama yang keluar dari mulut Ardika, samar-samar membuatnya merasa sedikit kecewa.Ekspresi Rivani tampak sedikit membaik, tetapi dia tetap berkata dengan dingin, "Sudahlah, karena kamu sudah melihatnya, maka kamu sudah boleh pergi."Sambil tersenyum, Ardika menggelengkan kepalanya."Apa maksudmu?" Rivani mengangkat alisnya, sorot matanya kembali berubah menjadi dingin dan tajam.Ardika berkata dengan tenang,
Ardika mengangguk.Situasi yang dialami oleh Jesika sekarang ini sama dengan yang dialami oleh Tina.Sama seperti Tina, Keluarga Siantar di mana keluarga Jesika berasal juga merupakan keluarga besar.Walaupun Keluarga Siantar masih bukan termasuk keluarga bangsawan, tetapi juga merupakan keluarga kaya yang menduduki posisi puncak, paling tidak masih lebih kuat dibandingkan keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste.Sangat jelas ini juga merupakan pernikahan politik yang menyedihkan.Ardika bertanya, "Kalau begitu, apa kamu sendiri bersedia?""Aku nggak bersedia."Jesika berkata tanpa ragu, "Tapi, keluargaku menghadapi sedikit masalah. Terlebih lagi, masalah ini hanya bisa diselesaikan oleh keluarga pria itu. Sebagai putri Keluarga Siantar, tentu saja aku harus sedikit berkorban."Berbeda dengan Tina yang saat menghadapi situasi serupa kala itu, memilih untuk menentang keputusan keluarga, sedikit banyak Jesika sudah menerima, seakan-akan sudah menerima takdirnya.Namun, A
Ardika menepuk-nepuk dahinya.Beberapa hari ini Jesika tampak sedikit gelisah, dia mengira wanita itu mengkhawatirkan Grup Susanto Raya ditekan oleh Keluarga Bangsawan Basagita dan Keluarga Rewind, itulah sebabnya wanita tersebut merasa cemas.Kalau dilihat sekarang, tidaklah demikian.Seharusnya dia sudah menyadari hal ini sejak awal."Levin, atur orang untuk mengantarku ke tempat tinggalnya."Tanpa banyak bicara, Ardika langsung menepuk pundak Levin.Melihat Ardika langsung berbalik dan pergi begitu saja tanpa banyak bicara, Tina yang duduk di meja sebelah mendengus, lalu menyenggol lengan Luna dan berkata, "Kulihat dia cukup perhatian pada sekretarisnya itu, lihatnya betapa paniknya dia. Seharusnya kamu lebih memperhatikan hal ini, jangan sampai kamu ditikung oleh orang lain."Walaupun kesan Tina terhadap Jesika lumayan baik, tetapi sangat jelas hubungannya dengan Luna jauh lebih baik.Luna mengerutkan keningnya sejenak, lalu terlihat rileks kembali. "Nggak apa-apa, aku percaya pada
Sambil tersenyum, Ardika menangkupkan tangannya dan berkata, "Semuanya berkat dukungan dari kalian semua. Siang ini akan diadakan perjamuan perayaan di Hotel Blazar, kalian semua harus datang, ya.""Tentu saja kami akan menghadiri perjamuan yang Tuan Ardika adakan!""Tapi, aneh, ya. Sekarang Hongkem sudah sangat populer, tapi mengapa Hadiman sekeluarga nggak ikut merayakan? Untuk apa mereka bersembunyi di dalam rumah?"Semua orang berdiskusi satu sama lain, merasa sangat iri pada Hadiman.Sama-sama berbisnis, tentu saja mereka juga berharap suatu hari nanti mereka juga bisa meraih pencapaian seperti yang diraih oleh Hadiman.Hongkem sudah meraih pencapaian yang begitu luar biasa, sebagai perintis perusahaan, nama Hadiman pasti akan dikenal di dunia bisnis seluruh Negara Nusantara."Memang aneh."Ardika juga mengangguk. Hingga sekarang, dia belum menerima satu panggilan telepon pun dari Keluarga Rewind."Brak ...."Tepat pada saat ini, sekelompok orang tiba-tiba mendekat dan langsung be
"Ardika, kamu sudah menang!""Tapi, aku bukan kalah darimu. Aku kalah beruntung, aku kalah dari Pak Jigo. Hahaha ...."Mikues terduduk lemas di lantai, dia tertawa dengan keras seolah-olah sudah menerima nasibnya.Dia bahkan tertawa hingga air matanya menetes.Banyak orang melemparkan sorot mata simpati ke arah Mikues.Alih-alih memperoleh keuntungan, malah dirugikan. Kalimat ini cocok untuk menggambarkan situasi Mikues sekarang ini.Datang dengan membawa wibawa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, awalnya dia mengira dia bisa menginjak mati Ardika, membangun pengaruhnya di Kota Banyuli terlebih dulu.Seharusnya hal seperti ini sudah bisa dipastikan.Biarpun ada seratus Ardika, menghadapi tekanan dari Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, juga akan hancur berkeping-keping.Tak disangka-sangka, kejadian tak terduga terjadi lagi dan lagi.Berawal dengan kedatangan Vanya, sang Ratu Ular secara pribadi, lalu pernyataan langsung dari Jigo, tetua kabinet.Dua tokoh luar biasa itu langsung membe
"Te ... terima kasih!"Wirhan langsung mengangguk, dia sudah ketakutan setengah mati.Saat telapak tangan Ardika menepuk-nepuk wajahnya, dia merasakan itu seperti bilah pedang dingin yang akan mematahkan kepalanya detik berikutnya."Nggak perlu terburu-buru berterima kasih padaku, aku masih belum selesai bicara."Ardika terkekeh pelan dan berkata, "Apa kamu masih ingat ucapanku sebelumnya?""Apa itu?"Wirhan menatapnya dengan tatapan kebingungan."Kamu, lalu kamu, kalian ...."Ardika menunjuk Wirhan, lalu menunjuk Mikues, Hanko dan yang lainnya. "Sudah kubilang, kalian harus menaikkan kembali saham sesuai dengan bagaimana cara kalian menjatuhkan saham.""Aku nggak peduli kalian menggunakan cara apa pun, kalau saat berakhir transaksi saham hari ini, saham Hongkem nggak mencapai 400 ribu, kalian tinggal saja di Kota Banyuli, nggak perlu kembali lagi.""Percayalah padaku, aku pasti bisa melakukannya.""Di dunia ini, masih ada banyak cara yang bisa membuat orang lebih menderita daripada ma