Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1722 Perjamuan Malam

Share

Bab 1722 Perjamuan Malam

Author: Sarjana
"Apakah itu perjamuan malam pribadi? Bukankah nggak terlalu pantas kalau aku pergi ke sana?"

Luna sedikit ragu.

Dia tetap ingin berusaha untuk mengatur lokasi makan.

Piom berkata, "Nggak termasuk perjamuan malam pribadi. Grup Kamel adalah salah satu dari sepuluh konsorsium besar di Negara Enggrim. Kali ini, mereka berniat untuk mengembangkan bisnis di Kota Banyuli. Jadi, mereka telah mengundang banyak asosiasi terkait dan perusahaan-perusahaan penting."

Mendengar Piom berbicara demikian, Luna malah menghilangkan keraguan dalam hatinya.

Karena bukan perjamuan malam bersifat pribadi, Piom pasti tidak berani macam-macam padanya, bukan?

"Baiklah, Pak Piom. Aku pasti akan hadir tepat waktu."

Luna mengangguk, menyetujui ajakan pria itu.

"Oke, kalau begitu sampai jumpa nanti malam."

Piom mengalihkan pandangannya dari Luna dengan enggan, meninggalkan alamat dan waktu pada Luna, lalu berbalik dan masuk ke dalam lift.

Setelah kembali ke kamar mewahnya di lantai atas, Piom mengeluarkan ponselnya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Adi Mantõng
makin gak jelas aja ceritanya usahakan y bermutu sedikitlah ceritanya masa seorang dewa perang kayak pengecut terus y bisa bersembunyi dari fakta bahwa dia dewa perang. kalau bab selanjutnya masih gitu2 aja mending hpus aja cerita gak bermutu ini
goodnovel comment avatar
VY Omcoy
perpanjangan cerita yg gk berbobot...mslh ny itu² aj cuma ganti tokoh....taik lo
goodnovel comment avatar
Sandra Harnowo
masak seorang perwira utama perah goblok, apalagi Luna... merahasiakan identitas pengen aman, malah dapat masalah terus... wkwkwkwk... banyak perusuh yg di biarkan hidup, namun masih terus rusuh... kenapa gak sejak awal saja di bunuh... geblek
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1723 Kaum Elite

    Dalam berbisnis, sangatlah wajar menghadapi masalah seperti ini.Karena Luna punya rencana sendiri untuk menangani masalah itu, jadi Ardika tidak langsung turun tangan untuk membantunya menangani masalah tersebut."Oke, kamu istirahat dulu sejenak, nanti malam aku akan menemanimu ke sana."Ardika mendorong istrinya ke kamar tidur perlahan-lahan."Bergantilah pakaian yang formal, perjamuan malam kali ini cukup formal," kata Luna sebelum masuk ke dalam kamar tidur."Oke."...Menjelang malam harinya.Hotel Sherton.Perjamuan malam Grup Kamel diatur di tempat ini.Sebagai sebuah konsorsium global berskala besar, Grup Kamel juga memiliki hubungan dengan pemodal di balik Hotel Sherton.Skala perjamuan malam ini tidak besar, juga tidak kecil. Orang yang berpartisipasi juga tidak terlalu banyak.Bahkan Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax, yang kini memiliki pengaruh cukup besar di kalangan kelas atas Kota Banyuli, juga tidak menerima undangan.Orang-orang yang bisa diundang dan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1724 Konflik

    Semua orang mengalihkan pandangan ke sumber suara. Saat itulah, mereka melihat seorang pria paruh baya berambut botak yang memasang ekspresi muram, melenggang ke arah mereka.Pria itu tidak lain adalah Piom, Wakil Kepala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi.Dia mendengar Luna sudah sampai, dia pun segera turun ke lantai bawah untuk menemui wanita cantik ini.Perjamuan malam ini seperti pesta minum-minum. Di tengah-tengah acara, ada sesi dansa.Piom merasa berdansa dengan memeluk Luna, bisa membuat dirinya sendiri merasa sangat bangga.Luna membawa suami benalunya ke sini, hanya akan membuat rencananya lebih sulit dijalankan."Bu Luna, kamu membawa suami benalumu menghadiri perjamuan malam ini, apakah kamu merasa nggak puas padaku?" tanya Piom dengan dingin.Sementara itu, begitu mendengar Ardika adalah seorang menantu benalu, ekspresi sekelompok orang pria dan wanita muda di tempat itu langsung berubah menjadi aneh.Beberapa orang pria tersebut menunjukkan ekspresi merendahka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1725 Bagaimana Kalau Dibandingkan dengan Wali Kota

    "Ya, benar. Aku benar-benar nggak tahu dari mana keberanian menantu benalu ini. Berani-beraninya dia melawan Pak Piom, benar-benar cari mati!""Nggak hanya mengandalkan istri, dia bahkan sama sekali nggak bisa membaca situasi, hanya memaksakan diri saja. Bu Luna, aku benar-benar nggak mengerti bagaimana kamu bisa tertarik padanya. Menyuruh orang sepertinya untuk menuangkan air cuci kaki saja, aku merasa dia hanya merusak pemandanganku saja!"Satu per satu orang dari sekelompok orang pria dan wanita itu buka suara, melontarkan ejekan-ejekan dan sindiran-sindiran terhadap Ardika.Di satu sisi, seorang Wakil Kepala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi, memiliki status dan kedudukan yang tinggi.Di sisi lain, seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istri, status dan kedudukannya sangatlah rendah.Dihadapkan dengan dua pilihan seperti ini, orang bodoh pun tahu harus memihak pada siapa, membantu siapa berbicara sekarang.Terlebih lagi, mereka dikirim oleh perusahaan dan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1726 Menyebut Ingin Bertemu Denganmu

    "Ardika!"Sebelum Ardika menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja Luna menyelanya dengan suara dalam.Dia menarik lengan Ardika, mengisyaratkan suaminya untuk tidak berbicara lagi.Kemudian, Luna menarik napas dalam-dalam, lalu menoleh dan berkata, "Pak Piom, mungkin aku salah paham.""Kukira ini adalah perjamuan malam Grup Kamel, bersifat sangat resmi. Karena itulah, aku membawa suamiku kemari sebagai bentuk kehormatanku pada tuan rumah.""Kulihat bukankah orang-orang lainnya juga membawa pasangan masing-masing?""Kalau aku memang salah paham, aku minta maaf padamu. Karena ini adalah kelalaianku, jadi untuk saat ini aku nggak akan menghadiri perjamuan malam ini."Membiarkan Ardika pulang sendirian seperti ini, Luna tidak mungkin setuju.Dibandingkan dengan bisnisnya, dia lebih memedulikan perasaan Ardika.Namun, dia juga tidak ingin membuat hubungannya dengan Piom menegang.Karena itulah, walaupun dia tidak bermaksud untuk bermusuhan dengan Piom, tetapi kata-kata yang keluar dari mulu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1727 Pergi Tanpa Membawa Apa-Apa

    Sayangnya, baik Luna maupun Ardika, hanya menganggap ucapan mereka sebagai angin lalu.Apalagi Ardika, bagaimana mungkin dia menganggap serius ucapan sekelompok orang itu?Kalau bukan karena dia menemani Luna menghadiri perjamuan ini, lalat-lalat itu bahkan tidak berhak untuk muncul di hadapannya.Tak lama kemudian, mereka semua sudah tiba di aula di mana perjamuan malam diselenggarakan.Aula tersebut telah didekorasi bergaya barat.Sudah ada banyak orang yang berada di sana.Kebanyakan dari orang-orang ini adalah perwakilan-perwakilan dari pihak luar, orang lokal Kota Banyuli sangatlah sedikit, paling tidak orang-orang yang pernah berinteraksi dengan Ardika dan Luna hanya ada beberapa orang saja.Namun, kedatangan Luna langsung menarik perhatian semua orang di tempat itu.Karena baik paras maupun postur tubuh wanita ini, sangat luar biasa.Terlebih lagi, dia juga memiliki identitas sebagai presdir Grup Hatari.Biarpun orang-orang ini berasal dari kota-kota besar dan secara alami meras

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1728 Bagaimana Kalau Tambah Sedikit Bumbu Lagi

    Heboh!Menyaksikan tindakan Givon, semua orang di tempat tersebut langsung heboh.Memberi Ardika dua miliar, memintanya untuk bercerai dengan Luna.Tindakan Givon ini, daripada dikatakan sebagai permintaan agar pasangan itu bercerai, ini lebih cocok dikatakan sebagai tindakan mempermalukan orang lain secara terang-terangan!Orang-orang yang bisa menghadiri perjamuan malam ini adalah orang-orang kaya dan berkuasa, atau kaum elite dunia bisnis.Bagi yang kekayaannya di bawah dua ratus miliar, juga malu untuk menghadiri acara seperti ini.Jadi, tentu saja uang sebesar dua puluh miliar bukanlah apa-apa bagi orang-orang ini.Hanya orang yang tidak berkemampuan, seorang menantu yang hanya bisa mengandalkan istri seperti Ardika, baru kekurangan dua miliar ini, bukan?Untuk sesaat, tidak ada yang berbicara. Semua orang menatap kedua orang itu dengan tatapan penuh minat.Tentu saja, juga ada banyak orang yang ingin melihat Ardika sebagai bahan tertawaan.Ekspresi Luna langsung berubah menjadi m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1729 Sengaja Mencari Masalah

    Akibat tamparan itu, kepala Givon langsung miring ke satu arah, tubuhnya juga menabrak meja panjang yang tertata rapi dengan makanan dan minuman.Dengan kedua lengannya menopang pada meja panjang itu, dia baru tidak terjatuh ke lantai.Hening!Suasana di dalam aula itu hening seketika.Semua orang memelotot, menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Mereka tidak menyangka di acara kelas atas seperti ini, Ardika berani memukul orang.Tamparan ini sangat keras dan kejam, sama sekali tidak ada tanda-tanda berbelas kasihan.Apakah ini masih adalah menantu benalu yang senantiasa mengalah dan bersabar seperti sebelumnya?Apakah seorang yang pecundang yang diperintahkan untuk bercerai dengan istrinya dan menerima uang sebesar dua puluh miliar dengan patuh itu, bisa melakukan tindakan seperti ini?Semua orang sedikit tercengang.Mereka tidak mengerti mengapa perubahan Ardika sebesar ini."Sayang ...."Luna juga tertegun sejenak, dia tidak menyangka Ardika langsung main tangan tanpa mengucapkan s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1730 Aku Terima

    Kalau berbicara sedikit tidak enak didengar, bagaimanapun juga Luna adalah seorang wanita kaya yang memiliki kekayaan bernilai triliunan.Biarpun Ardika benar-benar bercerai dengan Luna, dia juga bisa mendapatkan setengah dari aset itu.Hanya orang yang benar-benar bodoh, yang memercayai bisa membuat Ardika berinisiatif untuk bercerai dengan Luna tanpa membawa apa-apa hanya dengan uang sebesar dua puluh miliar.Apakah Givon bodoh?Tentu saja tidak.Orang-orang yang bisa menghadiri acara malam ini, tidak ada seorang pun yang bodoh.Tidak bodoh, berarti hanya ada satu kemungkinan, yaitu jahat.Jadi, sangat jelas Givon sengaja datang mencari masalah.Namun, Ardika tidak pernah bertemu dengan pria yang satu ini, tidak ada dendam di antara mereka.Kalau begitu, sangat mudah ditebak, ada yang menginstruksikan Givon untuk melakukan hal ini.Ardika menginjak dada Givon, sedikit membungkukkan tubuhnya dan menatap pria itu, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak peduli siapa yang memberim

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2031 Judian Darma

    "Jesika, sudah pernah kubilang padamu, bagi wanita, air mata adalah sesuatu hal yang paling nggak bernilai.""Tapi, karena sekarang masih berada di Kota Banyuli, kamu bisa menunjukkan sisi lemah dan lembutmu itu untuk terakhir kalinya.""Setelah pulang ke rumah nanti, kamu harus menunjukkan sikap layaknya seorang wanita dewasa yang sempurna, harus membuat Keluarga Darma puas.""Kalau kamu masih saja lemah dan lembut seperti sekarang, aku hanya bisa bilang kamu nggak akan bisa menjalani kehidupan sesuai keinginanmu di Kediaman Keluarga Darma. Nggak akan ada orang yang merasa simpati padamu karena air matamu, malah hanya akan membuat orang mengira kamu lemah dan mudah ditindas."Tidak ada gejolak emosi dalam kata-kata yang diucapkan oleh Rivani.Apa yang dialami oleh Jesika, hanya seperti mengulang apa yang pernah dialaminya saja.Di saat seperti ini, daripada berperan sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang, sebaiknya dia bersikap kejam dan tegas, merangsang Jesika untuk kembali ber

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2030 Jesika yang Lemah dan Lembut

    Rivani menatap Ardika dengan ekspresi acuh tak acuh dan berkata, "Ratu Ular Vanya datang untuk menangani masalah keterlibatan anggota internal Organisasi Snakei dengan orang Negara Jepara, sedangkan Pak Jigo dari kabinet buka suara karena Keluarga Bangsawan Basagita Suraba menganggap ucapannya sebagai angin lalu.""Apa hubungannya semua ini denganmu?"Vanya tidak menghadiri perjamuan perayaan, melainkan langsung membawa Hanko pergi.Seperti yang dikatakan oleh Rivani, alasan yang kelihatan dari luar mengenai tujuan kedatangan Vanya ke Kota Banyuli kali ini adalah untuk menangkap "anggota tidak berguna" Organisasi Snakei.Tentu saja, tidak ada yang tahu sesungguhnya Vanya datang karena ingin memberi penjelasan secara pribadi pada Ardika mengenai hal yang berkaitan dengan Keluarga Halim. Itulah sebabnya dia mendatangi Kota Banyuli.Tentu saja juga tidak ada yang tahu, alasan Jigo selaku tetua kabinet memaksa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba untuk tunduk dan mengeluarkan uang bersama Ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2029 Aku Bisa Mengambil Keputusan di Kota Banyuli

    Bonus yang diberikan oleh Ardika kepada Jesika, kalau diberikan kepada orang biasa, sudah cukup untuk menaikkan status orang tersebut.Biarpun hanya berbaring tanpa melakukan apa pun, hanya belanja dan belanja saja, juga sangat sulit untuk menghabiskan uang sebanyak itu.Namun, bagaimanapun juga, Jesika bukanlah orang biasa.Dia berasal dari Keluarga Siantar, sebuah keluarga kaya yang menduduki posisi puncak.Bagi Keluarga Siantar, uang sebesar triliunan benar-benar belum cukup untuk membuat mereka lupa daratan.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bibi, aku nggak punya kebiasaan hanya sekadar omong saja. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa membagikan bonus kepada Jesika terlebih dulu dengan menggunakan uang pribadiku."Selesai berbicara, dia mengeluarkan Kartu Hitam Sentral, lalu meletakkannya di atas meja."Kartu Hitam Sentral!"Kelopak mata Rivani kembali melompat-lompat, sorot matanya terhadap Ardika, makin lama makin aneh.Sebenarnya bocah ini punya rahasia apa yang nggak d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2028 Membagi Bonus

    Tentu saja Ardika tidak akan marah, dia berkata dengan sungkan, "Bibi, aku nggak memiliki niat apa pun terhadap putrimu.""Hanya saja, dia hanya menyerahkan surat pengunduran diri melalui orang lain tanpa memberitahuku, terburu-buru untuk meninggalkan Kota Banyuli.""Selama ini, Jesika terus membantuku mengurus Grup Susanto Raya, sudah bekerja sangat keras. Hal-hal ini aku bisa melihatnya dengan jelas. Karena itulah, sudah sewajarnya sebagai seorang bos, aku datang untuk melihatnya."Melihat Ardika tidak terlibat konflik dengan ibunya, Jesika menghela napas lega.Namun, kalimat pertama yang keluar dari mulut Ardika, samar-samar membuatnya merasa sedikit kecewa.Ekspresi Rivani tampak sedikit membaik, tetapi dia tetap berkata dengan dingin, "Sudahlah, karena kamu sudah melihatnya, maka kamu sudah boleh pergi."Sambil tersenyum, Ardika menggelengkan kepalanya."Apa maksudmu?" Rivani mengangkat alisnya, sorot matanya kembali berubah menjadi dingin dan tajam.Ardika berkata dengan tenang,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2027 Rivani

    Ardika mengangguk.Situasi yang dialami oleh Jesika sekarang ini sama dengan yang dialami oleh Tina.Sama seperti Tina, Keluarga Siantar di mana keluarga Jesika berasal juga merupakan keluarga besar.Walaupun Keluarga Siantar masih bukan termasuk keluarga bangsawan, tetapi juga merupakan keluarga kaya yang menduduki posisi puncak, paling tidak masih lebih kuat dibandingkan keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste.Sangat jelas ini juga merupakan pernikahan politik yang menyedihkan.Ardika bertanya, "Kalau begitu, apa kamu sendiri bersedia?""Aku nggak bersedia."Jesika berkata tanpa ragu, "Tapi, keluargaku menghadapi sedikit masalah. Terlebih lagi, masalah ini hanya bisa diselesaikan oleh keluarga pria itu. Sebagai putri Keluarga Siantar, tentu saja aku harus sedikit berkorban."Berbeda dengan Tina yang saat menghadapi situasi serupa kala itu, memilih untuk menentang keputusan keluarga, sedikit banyak Jesika sudah menerima, seakan-akan sudah menerima takdirnya.Namun, A

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2026 Jesika Mengundurkan Diri

    Ardika menepuk-nepuk dahinya.Beberapa hari ini Jesika tampak sedikit gelisah, dia mengira wanita itu mengkhawatirkan Grup Susanto Raya ditekan oleh Keluarga Bangsawan Basagita dan Keluarga Rewind, itulah sebabnya wanita tersebut merasa cemas.Kalau dilihat sekarang, tidaklah demikian.Seharusnya dia sudah menyadari hal ini sejak awal."Levin, atur orang untuk mengantarku ke tempat tinggalnya."Tanpa banyak bicara, Ardika langsung menepuk pundak Levin.Melihat Ardika langsung berbalik dan pergi begitu saja tanpa banyak bicara, Tina yang duduk di meja sebelah mendengus, lalu menyenggol lengan Luna dan berkata, "Kulihat dia cukup perhatian pada sekretarisnya itu, lihatnya betapa paniknya dia. Seharusnya kamu lebih memperhatikan hal ini, jangan sampai kamu ditikung oleh orang lain."Walaupun kesan Tina terhadap Jesika lumayan baik, tetapi sangat jelas hubungannya dengan Luna jauh lebih baik.Luna mengerutkan keningnya sejenak, lalu terlihat rileks kembali. "Nggak apa-apa, aku percaya pada

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2025 Perjamuan Perayaan

    Sambil tersenyum, Ardika menangkupkan tangannya dan berkata, "Semuanya berkat dukungan dari kalian semua. Siang ini akan diadakan perjamuan perayaan di Hotel Blazar, kalian semua harus datang, ya.""Tentu saja kami akan menghadiri perjamuan yang Tuan Ardika adakan!""Tapi, aneh, ya. Sekarang Hongkem sudah sangat populer, tapi mengapa Hadiman sekeluarga nggak ikut merayakan? Untuk apa mereka bersembunyi di dalam rumah?"Semua orang berdiskusi satu sama lain, merasa sangat iri pada Hadiman.Sama-sama berbisnis, tentu saja mereka juga berharap suatu hari nanti mereka juga bisa meraih pencapaian seperti yang diraih oleh Hadiman.Hongkem sudah meraih pencapaian yang begitu luar biasa, sebagai perintis perusahaan, nama Hadiman pasti akan dikenal di dunia bisnis seluruh Negara Nusantara."Memang aneh."Ardika juga mengangguk. Hingga sekarang, dia belum menerima satu panggilan telepon pun dari Keluarga Rewind."Brak ...."Tepat pada saat ini, sekelompok orang tiba-tiba mendekat dan langsung be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2024 Empat Ratus Ribu

    "Ardika, kamu sudah menang!""Tapi, aku bukan kalah darimu. Aku kalah beruntung, aku kalah dari Pak Jigo. Hahaha ...."Mikues terduduk lemas di lantai, dia tertawa dengan keras seolah-olah sudah menerima nasibnya.Dia bahkan tertawa hingga air matanya menetes.Banyak orang melemparkan sorot mata simpati ke arah Mikues.Alih-alih memperoleh keuntungan, malah dirugikan. Kalimat ini cocok untuk menggambarkan situasi Mikues sekarang ini.Datang dengan membawa wibawa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, awalnya dia mengira dia bisa menginjak mati Ardika, membangun pengaruhnya di Kota Banyuli terlebih dulu.Seharusnya hal seperti ini sudah bisa dipastikan.Biarpun ada seratus Ardika, menghadapi tekanan dari Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, juga akan hancur berkeping-keping.Tak disangka-sangka, kejadian tak terduga terjadi lagi dan lagi.Berawal dengan kedatangan Vanya, sang Ratu Ular secara pribadi, lalu pernyataan langsung dari Jigo, tetua kabinet.Dua tokoh luar biasa itu langsung membe

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2023 Pernyataan Tetua

    "Te ... terima kasih!"Wirhan langsung mengangguk, dia sudah ketakutan setengah mati.Saat telapak tangan Ardika menepuk-nepuk wajahnya, dia merasakan itu seperti bilah pedang dingin yang akan mematahkan kepalanya detik berikutnya."Nggak perlu terburu-buru berterima kasih padaku, aku masih belum selesai bicara."Ardika terkekeh pelan dan berkata, "Apa kamu masih ingat ucapanku sebelumnya?""Apa itu?"Wirhan menatapnya dengan tatapan kebingungan."Kamu, lalu kamu, kalian ...."Ardika menunjuk Wirhan, lalu menunjuk Mikues, Hanko dan yang lainnya. "Sudah kubilang, kalian harus menaikkan kembali saham sesuai dengan bagaimana cara kalian menjatuhkan saham.""Aku nggak peduli kalian menggunakan cara apa pun, kalau saat berakhir transaksi saham hari ini, saham Hongkem nggak mencapai 400 ribu, kalian tinggal saja di Kota Banyuli, nggak perlu kembali lagi.""Percayalah padaku, aku pasti bisa melakukannya.""Di dunia ini, masih ada banyak cara yang bisa membuat orang lebih menderita daripada ma

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status