Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1630 Dua Puluh Triliun

Share

Bab 1630 Dua Puluh Triliun

Penulis: Sarjana
Penjual yang disebut oleh Felda tidak lain adalah Ardika.

Hanko melirik Ardika, lalu tertawa dingin dan berkata, "Nona Felda nggak perlu khawatir, hanya 10 triliun saja, Keluarga Sudibya nggak mungkin nggak bisa mengeluarkan uang sebanyak itu."

"Lagi pula, hanya pengalihan uang sesaat saja. Uang yang kukeluarkan, pada akhirnya akan kuambil kembali sepuluh kali, bahkan seratus kali lipat!"

Hanko melontarkan kata-kata itu dengan niat membunuh yang kuat.

Menurut Hanko, Pedang Ular Gelap sudah pasti akan menjadi miliknya.

Biarpun Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie memiliki kekayaan yang berlimpah, mereka juga tidak mungkin akan mengeluarkan uang di atas 10 triliun untuk membeli Pedang Ular Gelap.

Hari ini, tujuan kedatangan mereka hanya untuk menyaksikan pertunjukan, mentertawakan Organisasi Snakei. Mereka tidak benar-benar bermaksud untuk membeli Pedang Ular Gelap.

Kalau tidak, mereka akan benar-benar menyinggung Organisasi Snakei.

Jadi, biarpun sekarang Keluarga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1631 Kartu Hitam Sentral

    Dua puluh triliun. Walaupun ke depannya dia bisa merampas uang sebanyak ini bahkan lebih dari Ardika.Namun, kalau Hanko harus mengeluarkan uang tunai sebesar 20 triliun untuk membeli Pedang Ular Gelap, dia sama sekali tidak bisa melakukannya.Hanko duduk kembali dengan tidak berdaya. Dia menatap wanita itu dengan menyipitkan matanya dan berkata dengan dingin, "Dua puluh triliun, 'kan? Kalau begitu, Pedang Ular Gelap untukmu saja. Tapi, apakah kamu bisa mengeluarkan uang sebanyak itu?"Awalnya wanita itu sama sekali tidak memedulikan Hanko. Saat ini, dia menoleh dan melirik pria itu, lalu berkata dengan dingin, "Dasar pecundang! Nggak punya uang, diam saja!""Pedang Ular Gelap adalah senjata suci Organisasi Snakei, memangnya 20 triliun sangat banyak?""Pfffttt ...."Begitu mendengar ucapan wanita itu, Rhino, Lila dan yang lainnya langsung tidak bisa menahan diri dan tertawa.Sementara itu, wajah Hanko juga tampak memerah.Dia adalah Tuan Muda Keluarga Sudibya, tetapi sekarang dia malah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1632 Wanita Misterius

    "Tuan mengatakan setelah kamu menyelesaikan urusanmu sekarang, dia akan menemuimu secara pribadi."Wanita itu tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia langsung menerima Pedang Ular Gelap, lalu berbalik dan pergi."Berhenti!"Sebelum wanita itu sempat melangkahkan kakinya keluar dari pintu utama, tiba-tiba saja dua orang di antara orang-orang Keluarga Sudibya yang Hanko bawa kemari, menghalangi jalan wanita itu.Salah seorang di antara dua orang itu langsung mengulurkan lengannya dan berkata dengan dingin, "Dasar penipu! Cepat serahkan Pedang Ular Gelap!"Menyaksikan pemandangan itu, banyak orang melemparkan sorot mata meremehkan ke arah Hanko.Gagal bersaing dengan mengandalkan kekayaan, tuan muda yang satu itu sudah berencana untuk merampas.Benar-benar tidak tahu malu.Namun, Hanko melihat ke arah pintu dengan ekspresi datar, seolah-olah hal itu tidak ada hubungannya dengannya.Kemunculan Kartu Hitam Sentral hanya membuatnya terkejut sejenak.Namun, siapa yang tahu apakah ini han

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1633 Aku Menertawakanmu Terlalu Bodoh

    Wanita misterius itu menyimpan Pedang Ular Gelap, lalu berkata dengan datar, "Dasar bodoh! Dalam jarak dekat, senjata api nggak serbabisa! Di hadapan seorang ahli bela diri yang sesungguhnya, tindakanmu itu sama sekali nggak ada artinya!"Setelah selesai menegur Hanko, wanita misterius itu menatap Ardika dengan tatapan dalam, lalu berbalik dan pergi.Hanko menatap ke arah pintu yang sudah kosong itu dengan lekat dan terdiam cukup lama.Sementara itu, Ardika menunjukkan ekspresi penuh arti.Menarik.Daripada mengatakan wanita itu sedang mengejek Hanko tadi, lebih baik mengatakan dia sedang memperingatkan dan memberi pelajaran pada pria itu.Melihat ekspresi muram Hanko, Ardika tidak tahu apakah pria itu bisa memahami hal tersebut atau tidak.Setelah wanita misterius itu pergi cukup lama.Perlahan-lahan, orang-orang di tempat itu baru tersadar kembali.Adegan barusan benar-benar menggemparkan.Sementara itu, saat ini, Hanko juga tersadar kembali setelah terkejut sejenak.Dia menyeka tete

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1634 Pengecut

    Thomas mengerutkan keningnya.Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara seseorang mendengus dingin dari arah pintu.Jelas-jelas suara itu tidak keras, tetapi seperti palu yang menghantam hati semua orang, membuat banyak orang bergidik ngeri.Semua orang menoleh ke sumber suara secara refleks.Seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan tradisional berwarna abu-abu gelap tampak berada di depan pintu.Walaupun tidak menunjukkan ekspresi marah, aura wibawanya sudah terpancar. Selain itu, aura seseorang yang telah menduduki kedudukan tinggi cukup lama juga terpancar dari tubuhnya. Dia berdiri dengan kedua tangan di belakang punggung, memberi kesan kokoh dan tak tergoyahkan pada orang lain.Sosok seperti ini membuat orang lain tidak berani menganggap remeh dirinya.Pria paruh baya itu mengamati sekeliling. Pada akhirnya, sorot mata dinginnya tertuju pada Thomas. Dia berkata dengan datar, "Komandan Thomas dari tim tempur Provinsi Denpapan, kamu benar-benar arogan. Saat nggak mengena

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1635 Pak Fandhi

    "Thomas, setelah kamu melepas seragam militermu, kamu hanyalah rakyat biasa.""Organisasi Snakei berwenang untuk menjalankan hukum. Kami bahkan nggak membutuhkan perintah penangkapan untuk menangkap pelaku kejahatan.""Thomas, kamu melukai orang lain tepat di hadapan banyak orang, mengapa aku nggak bisa menangkapmu?"Thomas tertawa meremehkan. "Biarpun aku melepas seragam militerku dan nggak punya jabatan militer, juga nggak bisa ditangkap oleh Organisasi Snakei sesuka hati.""Anak muda, jangan berbicara terlalu percaya diri."Chamir meletakkan kedua tangannya di punggungnya, dia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan seulas senyum tipis, "Aku tahu kamu berasal dari Keluarga Bangsawan Dienga Supham, sebuah keluarga bangsawan yang sudah memiliki sejarah ribuan tahun.""Ckckck, latar belakang yang benar-benar terhormat. Sejak lahir sudah terhormat, itu adalah orang-orang sepertimu.""Bahkan tuan muda keluarga kaya, juga hanya dianggap sebagai keturunan kaya olehmu.""Organisasi peneg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1636 Maksud Nyonya

    Setelah mengetahui pria tua itu adalah orangnya Keluarga Bangsawan Dienga Supham, suasana di tempat itu langsung berubah menjadi hening.Banyak orang yang diam-diam mengamati pria tua yang sudah berusia lebih dari setengah abad itu, tetapi tidak ada yang berani menatapnya secara langsung.Di tempat kecil seperti Kota Banyuli, bahkan tidak ada satu keluarga besar yang setara dengan Keluarga Sudibya dan yang lainnya, apalagi keluarga bangsawan seperti Keluarga Bangsawan Dienga Supham.Bagi banyak orang Kota Banyuli, keluarga bangsawan hanya ada di legenda.Kalau tidak terjadi kejadian tak terduga, mereka bahkan tidak akan pernah bisa berinteraksi dengan orang-orang di level itu seumur hidup mereka.Mereka memang hidup di dunia yang sama dan menghirup udara yang sama dengan orang-orang tersebut.Namun, kesenjangan mereka dengan orang-orang itu luar biasa besar.Ibarat ada tembok pembatas antara orang-orang di dua level yang berbeda ini, sehingga memberikan kesan asing bagi mereka terhadap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1637 Mendesak Thomas Pergi

    Api amarah tampak jelas di mata Thomas. "Masalah sepele?"Baginya, melindungi Ardika bukan hanya hal yang wajar, melainkan hal yang sangat penting.Bagaimanapun juga, kalau bukan atas bantuan Ardika yang membimbingnya untuk meraih prestasi gemilang dalam kemiliteran, hanya dengan mengandalkan Keluarga Bangsawan Dienga Supham, dia juga tidak akan bisa menduduki posisi sebagai Komandan tim tempur Provinsi Denpapan di usia muda.Sekarang, Fandhi malah menyebutkan hal yang sangat penting baginya itu sebagai masalah yang sepele.Namun, dia tahu Fandhi adalah orang kepercayaan Nyonya.Jadi, ucapan Fandhi mewakili sosok pendukungnya itu."Memangnya bukan?" tanya Fandhi balik dengan percaya diri.Thomas tidak bisa menahan diri lagi, dia melangkah maju satu langkah dan berkata, "Kamu kembali, beri tahu Nyonya ....""Thomas."Tepat pada saat ini, Ardika buka suara, segera menghentikannya."Kamu nggak perlu memedulikan hal ini lagi, kembalilah ke markas tim tempur Provinsi Denpapan."Ardika bisa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1638 Tetap Meminta Berlutut dan Memohon Pengampunan

    Sekarang tanpa adanya bantuan Thomas, dengan mengandalkan kemampuannya sendiri, bagaimana mungkin Ardika bisa melawan tokoh hebat seperti Chamir?Sepertinya hari ini Ardika benar-benar sulit untuk lolos.Hanko juga merangkak bangkit, lalu berkata dengan ekspresi ganas, "Eh, Ardika, sebelumnya ada Thomas yang mendukungmu, kamu merasa kamu sangat hebat dan nggak menganggap serius siapa pun, 'kan?""Sekarang lanjutkan saja!""Cepat manfaatkan waktu yang tersisa! Kalau nggak, kamu nggak akan punya kesempatan lagi, karena kamu sudah mau mati!"Satu lengannya sudah dipatahkan, tulangnya juga sudah remuk, sehingga lengannya tidak bisa disambung lagi.Kebencian Hanko terhadap Ardika sudah mendarah daging.Biarpun hari ini Chamir memintanya untuk datang duluan, memancing Thomas untuk menyerangnya, paling baik kalau bisa membuat Thomas turun tangan untuk melukainya sehingga melakukan kesalahan besar, memberi Organisasi Snakei alasan untuk menangkap Thomas.Dia sama sekali tidak ragu untuk datang

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status