Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 150 Lemparkan ke Stasiun Kereta Api untuk Mengemis

Share

Bab 150 Lemparkan ke Stasiun Kereta Api untuk Mengemis

"Bibi, aku bukan raja preman."

Ardika tidak tahu bagaimana caranya menanggapi perhatian dari ibu sahabatnya ini.

Pemandangan yang terpampang nyata di hadapan dua lansia ini memang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata.

Otak Jinto berputar dengan cepat. Dia segera berkata dengan penuh hormat, "Bibi, orang yang menangkap ribuan preman itu adalah Tuan Ardika!"

Romi buru-buru menimpali, "Ya, komandan dari misi penangkapan pelaku kriminal itu adalah Tuan Ardika!"

Setelah mendengar pernyataan Jinto dan Romi, Robin dan istrinya baru paham. Pantas saja mereka sangat takut pada Ardika.

Ternyata preman-preman yang tidak melaksanakan instruksi dengan baik akan ditangkap.

Setelah mendengar ucapan itu, Jordi dan anak buahnya makin ketakutan dan hampir jatuh pingsan.

Saat ini, informasi tentang lima belas kepala preman yang tertangkap itu pasti akan dijatuhi hukuman mati sudah tersebar luas. Tidak ada seorang pun yang akan lolos!

Saat ini, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Jordi dan berkata,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status