Share

Bab 95. Kapan-kapan kita pergi kesana.

“Jual apa hah? Suaminya Dinda itu ninggalin apa memangnya? Ninggalin istri sama aib saja adanya! Aku nggak mau pusing. Lagian mau usaha kemana? Pinjam uang nggak bakal ada yang ngasih kalau sudah berjuta-juta. Kalau enggak, suruh Dinda hubungi keluarganya saja. Katanya keluarganya kan bos. Semua ini gara-gara keluarganya juga! Suami Dinda di penjara, Dinda jadi beban di sini! Semua gara-gara keluarga Dinda!”

Ibu hanya bisa beristighfar ketika bapak menutup panggilan tanpa permisi. Dia menoleh pada Fiah.

“Bapak nggak bakal mau bantuin ibu, kan?” Tanya Fiah.

Ibu hanya mengangguk, sambil mengembalikan ponsel. Fiah bisa melihat air mata ibu yang kembali mengalir.

“Mbak Dinda sudah pernah berkorban demi adik kamu. Sekarang saat Mbak Dinda kena musibah, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Padahal selama kita belum bisa membayar rumah sakit, maka bayi Mbak Dinda akan ditahan di sini, sampai kita bisa membayarnya.”

Fiah terkejut , “Masa iya begitu sih, Bu?”

“Biasanya memang begitu. Sudah ban
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Agus Hutagalung
makin asyik aja nih crita nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status