Share

91. Nekat

Penulis: Angdan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-26 09:02:46

“Kita coba saja dulu.” Hans berkata optimis.

“Coba dengan cara membujuk?” tanya Alan menekan.

Hans berdebat dengan Alan sebelum berangkat menuju hotel yang menjadi peristiwa tragis yang terjadi pada keluarga konglomerat dan dikenal sebagai Raja bisnis.

Hans bersikeras untuk harus datang dan memeriksa sesuatu yang aneh pada kamar hotel itu di kaca. Namun, Alan tidak ingin keberadaannya diketahui oleh siapa pun karena menjadi buronan bagi siapa pun yang memiliki kepentingan untuk menghapus bukti yang ada padanya.

“Tidak.”

“Lalu?”

Hans berpikir sejenak sambil menggerakkan jari telunjuk di meja selama lima belas detik.

“Saya datang bersama teman wanita untuk cek in. Setelah itu, kamu masuk setelah lima menit saya masuk ke kamar hotel itu.”

“Wah, idemu luar biasa gila. Aku tidak pernah terpikirkan soal itu.”

“Itu cara yang harus dilakukan agar bisa mendapat informasi.” Hans membeberkan cara yang harus dilakukan olehnya demi mendapatkan informasi.

“Lalu? Apa yang akan menjadikan itu sebaga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   92. Benda Bulat yang Aneh dan Mencurigakan

    Karyawan resepsionis itu mengangguk cepat dengan urat leher yang menonjol disertai dengan keringat bercucuran dengan deras.“Bi-bisa, Pak.”“Bagaimana kalau sampai informasi ini bocor ke orang lain sampai ada yang mengetahuinya? Apa yang harus saya lakukan kepadamu?” tanya Hans dengan nada mengancam.“Tidak akan sampai bocor, Pak karena saya masih harus memberi makan dan menafkahi keluarga saya.”Hans tersenyum miring saat mendengar alasan klise yang dilontarkan oleh karyawan resepsionis hotel. Alasan yang sering didengar olehnya ketika dia sedang terdesak dalam situasi yang tidak bisa membuatnya mengelak atau menghindar dari siapa pun.“Yakin?”“Tentu, Pak. Jika ada seseorang yang tahu maka itu menjadi tanggung jawab saya dan ... menerima atas risiko yang akan saya dapatkan.”“Oke. Saya pegang janjimu.”“Ba-baik, Pak.”Hans merogoh sejumlah uang dari kantong celana yang sudah disiapkan olehnya lalu diberikan kepada karyawan resepsionis dan diminta untuk dimasukkan ke kantong pakaian

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   93. Lubang Kecil yang Tersembunyi

    Lima detik kemudian, benda berwarna silver mekanik terlepas dari kaca hotel yang besar hingga terlihat bentukan dan lubang berukuran tujuh sentimeter. Hans dan Alan saling bertatapan dengan membulat dan mulut terbuka lebar. Hasil pengamatan dan analisisnya menunjukkan kebenaran tentang sesuatu yang dilihat olehnya.“Kamu benar, Lee.”“Dia atau penembak itu pasti mengarahkan pistolnya ke arah sini dan posisi Pak Cody bisa jadi berada di depan lubang ini dengan mengesamping atau membelakanginya.” Hans berkata sambil membayangkan posisi kejadian ayahnya. “Bisa jadi.”Hans berbalik badan ke arah kaca hotel yang terbentang lebar dengan pemandangan bangunan tinggi yang berada di dekat dan jauh dari posisinya saat ini.Satu menit berlalu, ia menemukan bangunan yang lebih tinggi dari hotel mewah itu dengan jarak ratusan meter. Hans meletakkan mata di lubang kecil dengan menyipitkan mata untuk bisa melihat jarak gedung yang lebih tinggi dari hotel dan ternyata terdapat rooftop kosong yang b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   94. Misternot is Sandria?

    Alexandra hanya terdiam dengan mengalihkan pandangan sembari mengangguk pelan. Anggukan kepalanya yang pelan membuat Hans tersenyum miring, tetapi ia menghargai kekhawatirannya itu.“Tenang saja, uang itu hasil dari pemilik yang mengutusku untuk bekerja.”Alexandra mengelus dada sambil memejamkan matanya sekilas.Hans melirik dia yang ternyata diluar perkiraannya. Dia tidak terlihat agresif malah terlihat penakut dan tidak ingin dekat dengannya.“Terima kasih, Pak Lee.”“Panggil nama saja, jangan Pak Lee,” protes Hans dengan tatapan yang fokus pada jalanan.“Ba-baik.”“Berapa usiamu?”“Kenapa kamu tanya usiaku?”“Jika pekerjaanmu tidak baik untukmu maka keluarlah dari sana dan cari pekerjaan yang jauh lebih baik.”“Bagaimana kamu tahu?”“Temanku yang bekerja sebagai pengawal keluarga Pak Cody yang mengatakan kepadaku.”“Ah, Ari.”“Bukalah usaha dengan uang itu.”“Iya, aku usahakan.”Beberapa menit berlalu, Hans tiba di depan sebuah gang rumah yang sangat sempit dan tampak padat pendud

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   95. Nomor Identitas Tak Sama

    Hans membuka kartu identitas Sandria dari handphone lalu memperhatikan nomor identitas yang tertera di website itu.“Nomor identitas itu bukanlah milik Sandria. Nomor identitas Sandria berakhir triple nol dua depan nomor empat pada baris keempat.”“Sungguh? Kamu punya data dia?”“Aku punya data dia karena ... aku pernah bekerja sebagai pelayanan di bagian loket di kereta api.”“Jika itu bukan punya dia artinya ada seseorang yang bisa mengendalikan ini. Dia juga merupakan seorang yang mungkin mahir dan memahami bahasa pemrograman sehingga bisa diganti kode bahasa pemrograman itu.”Hans membisu kembali dengan memutar otak untuk mencari tahu sosok yang bisa mengendalikan ini. Hitungan detik, sebuah nama muncul di kepalanya, nama Ryan yang menjadi sasaran utama di balik pengendalian website. Namun, praduga itu membuatnya sedikit menyingkirkan nama Ryan karena dia hanya bisa melacak IP.“Apakah kamu tidak bisa melacak seseorang yang mengendalikan website ini?” tanya Hans dengan intonasi p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   96. Pesan Teror

    Jam tangan yang berbahan stainless steel dengan lingkar emas di sekitar kaca sebagai hiasan tampak tak asing baginya. Ia pernah melihat jam tangan yang dikenakan oleh pria itu.“Aku tak ingat siapa yang memakai jam tangan itu.”Pria yang berdiri di depan rumah dengan mengenakan topi dan jaket yang memiliki satu brand ternama adalah Adnan. Pengawal ibunya tidak mengetahui sosok pria yang berdiri di depan rumahnya. Dia berdiri di sana untuk memastikan bahwa CEO perusahaan pangan terkenal, ternama dan terbesar di negeri ini sedang berada di luar negeri atau berada dalam negeri. Hans mematikan handphone lalu merebahkan badan dan mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya yang seharian tidak ada istirahat sama sekali.Beberapa jam berlalu, hari telah berganti. Tepat pukul enam pagi, Hans terbangun lalu bersiap untuk berangkat ke kantor. Ia hendak memasuki mobil sekitar pukul tujuh pagi untuk berangkat ke kantor, tiba-tiba nada dering panjang berbunyi keras dan berulang kali. Nama Pak Tono

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   97. Dia Berbahaya!

    “Dua hal yang masuk akal,” kata Komar sambil menjetikkan kedua jarinya.“Apakah Ibu Abigail memiliki musuh atau pernah memaki karyawan yang sangat keterlaluan sampai uang perusahaan digelapkan?”“Kita fokus ke pelaku sekarang,” kata Hans tegas sembari menatap kedua layar handphone berisi pesan teror.“Baik, Pak Lee.”“Aku heran sama Pak Lee,” ucap Komar.“Kenapa?” tanya Hans bingung.“Pak Lee merupakan karyawan baru, tetapi keahlian yang dimiliki bukan seperti karyawan baru, melainkan karyawan yang sudah memiliki pengalaman dua puluh tahun bekerja di bidang keuangan atau bisa dikatakan sebagai detektif.”“Ada-ada saja, Pak. Saya belum memiliki pengalaman apa pun dan masih belajar dari kalian semua.” Hans membalas dengan rendah sambil tersenyum.Salah satu rekan Hans mengagumi keahlian yang dimilikinya karena ia merupakan karyawan baru, tetapi seperti memiliki pengalaman kerja selama puluhan tahun. Kerja keras, analisis dan pemikiran yang jarang bisa dilakukan oleh orang lain, tetapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   98. Abigail Diculik

    “Manajer Keuangan!” teriak Naufal sambil menoleh ke arahnya dan mencengkeram kerah bajunya.Hans membisu dengan menatap yang tidak percaya bahwa Naufal memiliki trauma yang besar kepada Adnan. Dia sampai mengatakan berbahaya berulang kali.Jika seseorang yang dekat dengan orang lain dalam kurun waktu yang lama maka perkataannya bisa dipercaya bahwa dia sangat berbahaya. Bahkan, dia pernah bekerja sama dengan Adnan sampai dipercaya untuk mengelola keuangan dan laporan bahan baku masuk dan keluar sampai produksi.Hans melepas cengkeraman tangan Naufal yang erat secara perlahan sambil mendudukkannya kembali dan menggenggam tangannya.“Pak, jika Bapak takut dengannya maka ceritakanlah kepada saya maka saya akan membantu dan menjamin hidup Bapak dan keluarga aman dari mereka yang ingin berbuat jahat kepadanya.”“Sungguh?”Hans mengangguk pelan. “Iya, tapi Bapak harus bekerja sama dengan saya dan tim untuk menangkap pelaku. Bisa bekerja sama dengan saya?”Naufal mengangguk cepat sambil sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   99. Penyelamatan Abigail

    Hans memposisikan tubuh Ryan dengan berdiri sembari mencengkeram kerah bajunya dan melayangkan kepalan tangan kepadanya. Sontak, Ryan menghindari pukulan di wajahnya dengan mengernyitkan dahi dan menggerakan sisi siku tangan kanannya.“Ampun.” Ryan merengek untuk menyerah dan tidak dipukul wajahnya.“Kenapa kamu menculik istri dari Pak Cody Ruth?” tanya Hans dengan intonasi penekanan sembari menguatkan cengkeram tangannya di kerah baju.Ryan sedikit mengerang karena kuku jemari Hans mengenai lehernya. “A-aku hanya mendapat perintah saja.” Ryan menjawab terbata-bata.“Siapa yang memerintahmu untuk menculik Ibu Abigail? Hah?” tanya Hans menekan dengan tangan yang masih berada di dekat wajahnya.“Ja-jangan memukulku. Aku mohon.” Ryan memohon sambil mengusap kedua tangan dan sedikit membungkukkan badan kepadanya. “Cepat katakan!”“Di-dia adalah ....”“Siapa? Jika kamu tidak mengatakan yang sebenarnya maka tamat riwayatmu!” Hans mengancam Ryan dengan menekan.“Di-dia adalah Misternot!” Ry

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02

Bab terbaru

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   157. Kontribusi yang Meresahkan

    “Pak Cody membantu ayahku untuk memberantas pengedaran dan konsumsi obat terlarang dengan bantuan Pak Haedar.”Hans membisu dengan mengingat semua kejadian padanya mulai dari masih muda menempuh pendidikan di luar negeri dan melihat ibu mendua, pengakuan ibu, hubungan pernikahan yang kandas di tengah jalan dan keserakahan Rashid dan Ayah Adnan yang diketahui olehnya. Hans mendesis sembari menyeka rambut hitam yang lurus secara perlahan sambil memejamkan mata dan menghentakkan kepalan tangan erat ke meja kayu. Tidak ada yang namanya kebetulan dalam dunia ini. Semua telah ditunjukkan oleh sang maha kuasa bahwa ada sesuatu yang diberantas dan dibersihkan. “Unggah dan sebar rekaman Rashid ke media sosial, buat kalimat yang mengajak masyarakat menganalisis,” kata Hans dengan kepala tertunduk dan tangan masih mengepal erat.“Kamu yakin mau menyebar itu sekarang?” tanya Carlos nada ragu.Hans menoleh ke arah Carlos dengan menatap tajam. “Aku sangat yakin dan tidak ada ampun untuknya.”“Ba

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   156. Halaman demi Halaman Terbuka

    “Dia adalah mantan kekasih Adnan yang ditinggal demi Nyonya Sandria karena harta yang berlimpah dan mendengar akan dijadikan sebagai Raja saat orang tuanya bekerja sama dengan Pak Rashid Omar Nadim.” Pengawal pribadi Hans menjelaskan dengan lembut. Hans mengernyitkan dahi sambil menatap lamat. “Seorang wanita yang kukencani demi menipu adalah wanita yang ahli dalam hal begituan dan berpura-pura polos?”Pengawal pribadinya mengangguk pelan dengan menundukkan kepala.“Apakah dia tidak pernah berhubungan lagi dengannya?”“Tidak pernah, sejak ditinggalkan oleh Adnan dalam kondisi mengandung, ibu sakit dan dia lebih memilih menggugurkan kandungannya.”“Bagaimana bisa kamu berhubungan dengannya sampai mengetahui informasi tentang kehidupannya secara detail?” tanya Hans penasaran.Bola mata dia terbelalak saat diberi pertanyaan mudah dengan bibir mengatup. Bola mata bergerak ke arah mana pun dan mengeluarkan keringat dingin di dahi.Tatapan dan pergerakan tangan yang saling mengusap sambil

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   155. Terekam yang Menegangkan

    “Benda berwarna hijau yang kamu lihat di atas mesin bergerak menuju mesin besar adalah buah hijau yang berbentuk seperti rambutan,” jelas Hans pelan.“Lalu?”“Buah itu mengandung zat adiktif yang bisa membuat pengguna atau siapa pun yang pernah memakannya menjadi ketergantungan. Buah itu dimanfaatkan oleh mereka dan dimanfaatkan sebagai sumber cuan dengan dalil obat penyembuh setres.” Hans menerangkan kepada Carlos secara perlahan.Hans melangkah dengan penglihatan waspada di sekitarnya untuk melindungi diri dari serangan berbagai arah dan memastikan bahwa identitasnya aman.Ia tidak luput mengambil cara kerja di sebuah laboratorium milik Rashid dan Ayah Adnan dari awal hingga proses produksi. “Siapa kalian?!” sentak nada bariton di belakang Hans.Hans belum selesai merekam semua aktivitas di dalam laboratorium telah kedatangan seorang pria bernada bariton keras dan berat. Sontak, ia mematikan dan menyimpan rekaman itu lalu handphone dimasukkan ke bagian kantong jaket. Hans dan Car

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   154. Petunjuk Titik Terang

    Semua menoleh ke arah Alan sambil menunggu jawabannya. Hans berharap semua yang dikatakan mereka adalah benar.“Mereka adalah salah satu orang yang menghampiriku dengan meminta bukti yang kumiliki. Perkataan Adnan benar, Ajudan dia hendak membunuhku, tetapi niat itu diurungkan dan memilih melanggar perintah dari atasannya dengan membuat perjanjian di antara mereka.”“Perjanjian apa itu?” tanya Hans menekan.“Aku juga tidak tahu perjanjian apa yang mereka bicarakan karena bicara di luar rumahku.”Hans mengalihkan pandangannya ke arah lantai dengan mengingat rekaman yang dijeda olehnya. Adnan berkata bahwa Ajudannya yang menghentikan pembunuhan terhadap Alan, apakah dia memiliki sisi sadar dalam membunuh seseorang atau ada sesuatu di balik itu semua?Semua berkaitan dengan kematian Cody Ruth dan adiknya. Ajudan dan Adnan menemui Alan dengan meminta bukti dimiliki oleh Alan. Hans mendapat titik terang berupa petunjuk dari rekaman video. Ia memutar rekaman itu kembali dan mendengarkan

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   153. Kode dari Sebuah Rekaman

    Abigail terdiam saat ditembak pertanyaan tentang Rashid dirawat di rumah sakit. Hans tersenyum miring sambil menghela napas dan menggeleng pelan. “Ibu tahu.”Hans hendak membuka pintu ruangan Abigail terhenti dengan tangan mungil yang sudah tidak muda lagi dan jemari dipenuhi oleh perhiasan yang melingkar di sana.Bola mata Hans merayap perlahan ke arah ibunya. Ia menatap lamat dengan mulut tertutup lalu menyingkirkan tangan ibunya perlahan. “Aku tidak ingin membahas dia lagi.” Hans menolak secara halus.Tatapan Abigail menunjukkan ada sebuah rahasia yang harus diberitahu kepadanya. Namun, jika itu membahas Rashid maka tidak ingin lagi mendengar dan memperhatikannya.Kedua kali hendak membuka pintu, lagi dan lagi pandangannya teralihkan dengan perkataan ibunya.“Penyakit ibu tidak sembuh.”Hans menyingkirkan tangan dari pegangan pintu. “Apa maksudnya?”“Operasi kemarin berjalan lancar, tapi tidak bisa mengangkat akarnya karena sudah menyebar di beberapa anggota tubuh ibu. Ibu memin

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   152. Ancaman Hans Pada Rashid

    “Kenapa terkejut seperti itu, Pak? Apakah bapak mengenal saya?” tanya Hans meledek dengan senyuman iblisnya yang memperhatikan tubuh Rashid yang tampak sehat bugar.“Tidak. Saya tidak mengenalmu.” Rashid terbata-bata dan berusaha menghindar kontak mata darinya. Lagi dan lagi, kebiasaan keluarga Rashid ketika berbuat salah atau menyembunyikan sesuatu maka berpaling dari lawan bicaranya dan berusaha menutupi apa pun yang diketahui olehnya. Ciri khas itu sudah dipelajari olehnya, sama halnya ketika dia menyuntikkan benda cair ke dalam tubuhnya lalu kolaps hingga dipanggil oleh Dokter yang menanganinya. Dokter yang menangani Rashid adalah dokter yang bekerja di rumah sakit Internasional dan telah berbicara yang sesungguhnya bahwa dia kecanduan obat terlarang sehingga membuka bisnis demi melancarkan pengedaran obat terlarang.“Sungguh? Bukankah Anda mengenal saya, Pak Rashid Omar Nadim?” tanya Hans santai sambil melangkah mendekatinya. Rashid menjauh perlahan dengan kedua tangan yang m

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   151. Kenyataan yang Berbeda di Balik Layar

    Hans duduk di depan kamar VIP yang jaraknya dua dari kamar Rashid Omar Nadim. Ia bersandar di dinding sambil bermain handphone dan mendengarkan pembicaraan mereka. Sandria tertawa dengan seorang pria yang terlihat seperti Ryan. Ia berusaha fokus terhadap pembicaraan mereka yang terdengar samar.“Ayah sungguh luar biasa.”“Saat mengetahui liputan dari Alan seorang Jurnalis handal yang terpercaya di negara ini, langsung bertindak,” kata Sandria sambil menepuk pundak pria itu. Hans terus menundukkan kepala dengan sibuk di layar handphone sembari berpura-pura menghubungi keluarga yang berada di dalam kamar itu. Mata Hans tidak luput dari pandangan ke arah Sandria dan pria itu. Senyuman Sandria masih terlihat sumringah dan tidak menunjukkan kesedihan sama sekali. Hans perlahan mengarahkan handphone ke Sandria dan pria itu untuk merekam kegiatan dan pembicaraannya. Namun, Sandria menyadari aktivitas Hans yang sengaja merekam perkataan dan aktivitasnya. Ia menggerakkan handphone ke sega

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   150. Liputan dan Berita yang Menggemparkan

    “Saya masih berpegang teguh dengan pendirian apa pun itu. Walaupun pernah memiliki hubungan dengan saya.”“Lalu, apa penilaian bapak terkait hal ini? apakah semuanya akan berhubungan secara kebetulan atau sudah direncanakan oleh mereka hingga tidak menyelidiki kasus kematian Pak Cody, Raja bisnis. Semua dunia akan membicarakan berita ini.” Agustinus menekan.Hans membisu lalu meminum minum kopi dingin sambil menghela napas panjang.Ia tidak bisa menilai sebelum mengamati, mengetahui dan menganalisis hasil yang didapatkan dari usahanya bersama rekan tim. Musuh yang dihadapi oleh Hans bukanlah musuh kelas bawah, melainkan mereka adalah musuh kelas kakap. Musuh yang memiliki banyak orang yang digunakan untuk menghabisi nyawa seseorang.Semua yang didapat olehnya seperti kebetulan dan atau bisa dikatakan dengan satu kata, yaitu takdir. Takdir yang mempertemukan Hans dengan keluarga Rashid dan Adnan yang memiliki niat buruk kepada keluarganya saat bertemu dengan seorang pria di London y

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   149. Beraksi Dengan Strategi

    Tono mengangguk sambil tersenyum lebar. Semua menatap khawatir ke Tono yang berkorban untuk mencari tahu informasi penembak jitu ke dalam kandang yang berbahaya.“Maaf, Pak, Pak Tono lebih baik datang ke rumah Adnan saat saya melakukan liputan dengan alat yang dipasang karena ingin tahu ekspresi mereka ketika membahas malam tragis dan menyebut nama mereka.” Alan memberi saran kepada Pak Tono. Tono menoleh ke arah Hans dengan menatap lamat lalu Hans mengangguk. “Baiklah. Semangat,” kata Tono sambil mengepalkan tangan erat dan menggerakkannya dari atas ke bawah dengan senyuman lebar.Semua rekan tim mengikuti gerakan dia dengan senyuman lebar. “Aku sela,” potong Carlos.“Ada apa?” tanya Hans santai.“Kamu tadi bilang kalau ibu Abigail dan Pak Haedar mengawasi Alan yang meliput di depan hotel mewah, kan?” tanya Carlos menekan sambil mengusap dagu.“Iya. Kenapa?”“Sebaiknya, jangan. Jangan membawa ibumu ke hotel mewah karena mereka akan tahu keberadaannya.”“Lalu?” tanya Hans dengan in

DMCA.com Protection Status