Share

BAB 118

Author: Nuraselina
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Siapa yang datang?!" teriak Kenny dari dalam kamar mandi.

"Kau tetaplah di sana, jangan keluar!" balas Austin dengan berteriak, lalu melanjutkan langkah mendekati pintu.

Ia melihat dari layar pengintai yang ada di samping pintu, tapi tak menemukan orang di luar sana. Keningnya mengerut, ia pikir suara itu berasal dari orang yang iseng membunyikan bel kamarnya.

Suara itu terdengar lagi saat Austin membalikkan tubuhnya, ia kembali melihat layar pengintai. Masih sama, tak ada orang di depan kamarnya.

"Siapa yang bermain-main di hotel mewah ini?!" kesal Austin.

Dengan cepat ia membuka pintu, begitu pintu terbuka wajahnya dibekap dengan sapu tangan yang sudah diberikan obat bius. Austin kehilangan kesadarannya, tubuhnya dibawa paksa oleh beberapa orang bertubuh besar.

Sedangkan Kenny, wanita itu baru saja keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk. Ia terkejut saat melihat beberapa orang bertubuh besar menyeret Austin dengan kasar.

Beruntung para pria jahat itu tak melihat kehad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Bab 119

    "Aku hanya menginginkan kesengsaraanmu, apakah kau lupa jika kau telah membunuh seluruh keluargaku dan juga membuat anakku cacat?" tanya Robert dengan mata penuh kebencian. "Itu semua bukan salahku, tapi salah istrimu sendiri yang terus menghina ibuku. Kau akan menyesal sudah menahanku di sini!" Austin kembali mengamati ruang penjara yang ia tempati, ia menemukan celah untuk membakar kamera pengintai dan juga speker yang sedari tadi membuatnya muak. Pergerakan kamera ia amati, terus menatap hingga membuat Robert bingung. "Apa yang kau lakukan?" tanya Robert melihat wajah serius Austin yang menatap kamera dengan wajah serius. 'Satu, dua, tiga,' batinnya menghitung, tepat angka tiga ia langsung menyemburkan api ke arah kamera dan juga speker secara bersamaan. Ia juga mengendalikan kekuatan anginya untuk mengempaskan air yang otomatis menyembur saat api keluar. Austin memokuskan gerakannya. Hingga kamera dan speaker berhasil dibakar olehnya. Gerakan tangan kirinya mengarah pada api

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 120

    "Tidak! Jangan membunuhku, aku mohon," mohon Robet sambil menggelengkan kepalanya pada Tuan Jacob. Tuan Jacob melihat ketakutan di mata Robert, ia tak langsung menjawabnya. Pandangannya teralihkan pada Austin yang sudah dikabuti kemarahan. Austin masih menunggu jawaban sang Kakek, ia tak akan membunuh Robert begitu saja di hadapan Taun Jacob tanpa izin darinya. Mau bagaimanapun Robert tetaplah anak Tuan Jacob, darah dagingnya sendiri. Terlihat Tuan Jacob menghela napa kasar, tatapannya pun tak setajam sebelumnya. Tuan Jacob menggelengkan kepalanya, ia masih menaruh kasih pada Robert, terlepas dari kekejaman yang anaknya lakukan. "Aku akan memaafkanmu, tapi kau tak diizinkan menyandang nama Jacob pada namamu. Mulai saat ini kau bukan anakku, dan kau dikeluarkan dari kartu keluarga," ucap Tuan Jacob sambil menatap keterkejutan Robert.Robert tak mampu lagi berkata, lebih baik ia kehilangan seorang Ayah daripada ia kehilangan nyawanya. "Minggu depan akan aku umumkan pergantian kepemi

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 121

    "Mereka hanya salah tangkap saja, Kek. Mereka langsung melepaskanku saat menyadari kesalahannya," balas Austin tanpa memberitahu kebenarannya. "Syukurlah, kami sudah sangat khawatir, apakah kau bertemu Arthur? Kenny memberitahunya dan meminta pertolongan darinya," tanya Tuan Thomson. "Ya, kami sudah bertemu tepat saat mereka melepaskanku. Tuan Arthur pria yang luar biasa, dia dengan cepat mengetahui keberadaanku," balas Austin sambil memuji kemampuan kakekmya sendiri. "Terima kasih," sambung Austin dengan berbisik di telinga Kenny. Wanita itu tersenyum, ia merangkul pinggang Austin dari samping, lalu menyandarkan kepala di pundak suaminya. Apa yang dilakukan Kenny membuat Tuan dan Nyonya Thomson terkekeh, ia tak melihat lagi Kenny yang kaku saat bersama dengan suaminya. "Sepertinya kalian sudah berbaikan, apakah kalian akan memberikan cicit untukku?" tanya Nyonya Thomson dengan kekehan kecilnya. "Tentu saja, Nek. Aku akan memberikan cicit yang banyak untukmu," balas Austin yang l

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 122

    "Sudah," balas Austin sambil tersenyum.Austin memutuskan akan mengenalkan Kenny pada kedua kakeknya, dengan antusias Kenny menerima ajakan Austin. Wanita itu juga sangat penasaran dengan keluarga sang suami. "Mau ke mana kalian?" tanya Julie saat melihat Austin dan Kenny sudah berpakaian rapi. Kenny tersenyum. "Aku akan menemui keluarga Austin, Mom." "Tidak! Hari ini aku sudah berjanji dengan seseorang untuk mengajakmu bertemu dengannya. Aku tak ingin menggagalkan rencanaku. Kau ikut denganku," ucap Julie sambil menarik tangan Kenny. "Lain kali saja, Mom. Aku sudah tak sabar ingin bertemu dengan keluarga suamiku," tolak Kenny. "Kau tak boleh bertemu dengan mereka, aku tak ingin para gembel itu menjadi kerabatku." Julie menarik paksa tangan anaknya, hingga Kenny terus memberontak dan meraih tangan Austin. Tatapannya memohon pada Austin agar menarik tangannya, menjauhkannya dari sang Ibu. "Kau tak bisa membawanya, Mom. Aku sudah berjanji pada keluargaku untuk mempertemukannya,"

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 123

    "Hei... gembel sepertimu mana mungkin sanggup membayarnya," timpal Kenny sambil mengeratkan rangkulan di lengan suaminya. "Lagi pula Tuan Hery lebih dari mampu membayarnya bukan?" sambungnya lagi. Orangtua Hery merasa anaknya direndahkan, Nath merebut bill yang ada di tangan Hery dan melihat nominal yang harus dibayarkan. Betapa tercengangnya Nath saat melihat tagihan dengan nominal fantastis, hingga ia memegangi dadanya. "B-bagaimana mungkin harganya bisa sampai 3 milyar dollar? Pasti kau salah menghitungnya," ucap Nath pada pelayan restoran. "Maaf, Nyonya. Kami tak salah menghitung, wine yang kalian pesan seharga 600juta dollar per botolnya, dan steak yang Tuan ini pesan adalah steak terbaik yang kami miliki," balas pelayan sambil menunjuk Austin dengan Ibu jarinya. Julie membolakan mata saat mendengar harga wine yang ia teguk langsung dari botolnya memiliki harga fantastis, ia melirik Austin yang kini tengah tersenyum."Kenapa harganya mahal? Padahal itu hanya sebuah wine?" tan

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 124

    "Kenapa berhenti?" tanya Kenny saat Austin menghentikan mobil tak jauh dari gerbang utama kediaman Jacob. "Apakah rumah kakekmu masih jauh?" sambungnya lagi. Austin terdiam sejenak sambil mengamati gerbang depan yang tak jauh dari pemberhentiannya. Banyak pengawal bersiaga dengan senjata laras panjang, bahkan terlihat pula dari luar jika di dalam ada begitu banyak penjagaan. "Sebentar lagi," balas Austin melanjutkan perjalannya. Kenny mengamati sekitarnya, tak ada rumah penduduk di sekitarannya. Hanya ada halaman luas dan pepohonan yang memenuhi penglihatannya. Dan juga sebuah gerbang berukuran besar dengan banyak penjaga."Mengapa banyak penjagaan di gerbang itu?" tanya Kenny lagi yang masih tak menyadari lokasi. Austin tersenyum, lalu mengelus puncak kepala istrinya. "Nanti kau tahu," balas Austin. Mobil yang mereka tumpangi berhenti tepat di depan gerbang, Austin menyadari jika penjagaan itu dilakukan oleh Tuan Arthur. Terlihat dari lambang Arthur pada jas yang dikenakan para

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 125

    "Kau memiliki anak?!" Tanya Kenny terkejut dengan jawaban Austin. Kenny memundurkan tubuhnya, bahkan kini matanya telah mengembun, siap menurunkan air mata kesedihan. Rasanya sesak saat mengetahui pria yang telah dicintainya memiliki anak. Kesedihan itu tertangkap penglihat Austin, namun pria itu justru tersenyum ke arah istrinya. "Hei... Maksudku bukan anak seperti yang kau bayangkan. Maksudku, aku memiliki anak perusahaan yang akan aku berikan padamu. Kau tahu AK Company?" tanya Austin yang dibalas anggukan oleh istrinya. "Perusahaan itu adalah milikku, dan akan aku berikan kepadamu. Itu adalah anak yang aku maksud, dan itu juga kebohonganku yang lainnya," sambungnya lagi sambil memeluk tubuh istrinya. Kenny merasa kesal, ia terisak sambil memukuli dada suamimya, ia pikir Austin memiliki anak dari wanita lain sebelum menikahinya. Penjelasan Austin membuat hatinya semakin tenang, Kenny pun membalas pelukan Austin tak kalah erat. "Kau menakutiku saja, aku pikir kau memiliki anak

  • Menantu Hina Yang Dihormati   BAB 126

    "Aaa!...." teriak Kenny saat tubuhnya hampir terjatuh ke dalam danau. Beruntung Austin cepat sampai dan menangkap tubuh istrinya, pria itu masih mengeluarkan api dari tangannya untuk memukul mundur pergerakan buaya yang mendekati Kenny. Naasnya tak hanya satu buaya, terdapat belasan buaya besar di dalam danau itu. Austin mengerenyitkan keningnya heran, ia tak pernah memelihara binatang buas seperti buaya di danaunya. Kenny yang berada di dalam dekapan Austin bergetar hebat, ia takut dengan para buaya yang berjalan ke arah mereka. "Kau larilah ke dalam, panggil para pengawal," pinta Austin sambil menghalangi jalan para buaya dengan api dan angin dari tangannya. Kenny menggelengkan kepalanya, kakinya seperti terpaku di tempat dan tak bisa digerakkan. "A-aku takut," balas Kenny tanpa mau melihat para sekumpulan buaya. "Berengsek! Siapa yang menaruh buaya ini di sini? Pasti ini perbuatan paman," maki Hugo mengingat sikap buruk pamannya. "Cepatlah!... aku tak bisa menahan mereka jika

Latest chapter

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 58 (Tamat)

    "Semoga dia sudah tiada, aku ingin hidup dengan damai bersamamu dan juga putra kita," ucap Kenny penuh harap. Kenny membiarkan suaminya untuk beristirahat, sedangkan ia menunggu dengan tenang di dalam ruangan itu. Edward mulai membantu para pengawal untuk merapikan kota. Begitu juga dengan Tuan Arthur dan Peter. Meski kerusakan terlalu parah di Madripoor city, tapi mereka bisa mengendalikannya. Belum lagi kekayaan Nick yang sudah terendus oleh Tuan Arthur dan juga Peter. Keduanya mengambil alih semua perusahaan juga aset, lalu menjualnya atas persetujuan pemerintah setempat. Selama ini Nick dan juga putranya bersembunyi di perbatasan kota dengan penyamaran. Bahkan perusahaan besar atas nama Palmer bisa berdiri dengan megah tanpa terendus oleh Tuan Arthur dan pengawalnya. Keduanya menjadikan kekayaan Nick untuk memperbaiki kota, memberikan santunan pada para keluarga yang terluka juga berduka. Membangun kembali tata kota yang telah dihancurkan oleh Nick Perneco. "Pantas saja dia bi

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 57

    "Tenanglah sayang, suamimu pasti akan selamat. Tuhan pasti akan membantunya," ucap Julie. Julie meraih tubuh anaknya dan menuntunnya ke bangku panjang di depan ruang tindakan. Kenny masih saja menangis dan terisak di dalam dekapan sang Ibu. Membuat Tuan Edward pun merasakan kesedihannya. Hingga tak berselang waktu lama Nyonya Aldrik keluar dengan tersenyum. Ia menghampiri Kenny dan memeluknya. "Tenanglah sayang, suamimu baik-baik saja. Dia hanya pingsan karena energinya terkuras habis. Lebih baik kita bawa suamimu ke ruang rawat sekarang," ucap Nyonya Aldrik menenangkan Kenny. "Benarkah Nyonya?" tanya Kenny sambil menghapus air matanya. "Untuk apa aku berbohong, sekarang para perawat sedang bersiap untuk membawa suamimu ke ruang rawat. Mintalah para pengawalmu untuk mengambil pakaian ganti," balas Nyonya Aldrik yang membuat hati Kenny, Julie juga Tuan Edward merasa lega. "Syukurlah, tidak ada yang harus kita cemaskan. Aku sudah panik saat melihatnya mengeluarkan banyak darah. Ak

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 56

    "Sudah saatnya kau menyusul putramu," ucap Austin. "Kau membunuh putraku?! Berengsek!" maki Nick dengan tatapan penuh amarah. "Mungkin sekarang dia sudah merengang nyawa karena kekejaman pasukanku," ucap Austin sambil menyeringai. "Berengsek! Kau yang harus mati lebih dulu!" Nick langsung berdiri, memusatkan perhatiannya pada Austin lalu mengeluarkan tembakan api yang sangat luar biasa. Austin yang sudah memokuskan kekuatan juga pikirannya melompat tinggi ke udara untuk menghindari serangan Nick. Tanpa menunggu lama Austin langsung menggerakkan tongkat naga di tangannya. Serangannya tepat sasaran, kekuatan yang ia keluarkan membuat Nick tak berkutik. Belenggu darah yang ia keluarkan sama deperti Palmer saat ia menangkapnya. "Berengsek! Kekuatan apa ini?" tanya Nick terkejut dan terus berusaha melepas belenggu benang darah yang melilit tubuhnya. "Bergeraklah terus dan kau akan menyusul kematian putramu," balas Austin terkekeh. "Tapi tenang saja, aku tak akan memberimu kematian y

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 55

    "Bersiaga!" perintah Austin saat melihat rombongan Perneco mulai memasuki hutan. Tuan Edwar memberikan keamanan CCTV di dekat markasnya. Semua itu untuk berjaga jika ada penyusup datang, bahkan alarm pendeteksi pun telah ia pasang untuk memberikan peringatan pada pasaukannya untuk bersiap. "Terima kasih karena kau telah mengantar nyawamu sendiri ke sini," gumam Austin sambil melihat layar yang ada di hadapannya. Pria tampan nan gagah itu turun dan menunggu Nick di gerbang markas. Ia tak akan membiarkan Nick dan pasukannya memasuki markas, apalagi menghancurkannya. Niatnya hanya menggiring Nick ke padang gersang dan membunuhnya tanpa menumbulkan kekacauan lebih. "Dad, lebih baik siagakan pasukan di depan markas. Sisakan untuk berjaga di dalam. Aku akan memastikan untuk menggiring Nick ke padang gersang," pinta Austin. "Kau tenang saja, pasukanku akan menahan mereka di sini. Kau fokus saja dengan misimu, habisi pria berengsek itu agar tak menjadi racun di kehidupan Max nanti," bala

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 54

    "Apa maksudmu?" tanya Palmer takut.Ia menatap ngeri pada Austin yang kini sudah ada di hadapannya. Austin menyeringai puas melihat ketakutan Palmer, ia menjulurkan tangannya hendak meraih wajah Palmer. Tapi pria itu lebih dulu meludahi wajah Austin, hingga tanpa sadar Austin mencekik dan membuat kekuatannya keluar begitu saja."Aaa!...." erangan kesakitan terdengar di pendengaran yang lain. Hingga Austin melepaskan tangannya, karena kekesalannya itu leher Palmer terbakar. Pria itu tak kuasa menahan rasa sakitnya, bahkan tangan tak sanggup bergerak untuk menyentuh area leher."Berengsek!" maki Palmer di tengah erangannya.Austin menatap Palmer dengan penuh kebencian, ia keluar dan membasuh wajahnya yang terkena air liur pria di dalam sana. "Siksa dia semau kalian! Bersenang-senanglah dengan tubuhnya," perintah Austin pada anak buah Tuan Edward. "Baik Tuan," balas mereka."Ingat, jangan berikan kematian yang mudah padanya. Buat dia memohon kehidupannya," ucap Austin lagi memperingati

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 53

    "Cepat masuk! Jangan banyak bicara!" bentak penjaga penjara. Pria bertubuh kekar itu mendorong tubuh Plamer dengan senjata laras panjang di tangannya. Austin menyeringai saat tubuh Palmer dipenjarakan di penjara khusus. "Sejak kapan Daddy memiliki penjara khusus seperti itu?" tanya Austin melihat oenjara yang hampir sama seperti penjara buatan Robert dulu. "Sudah lama, biasanya penjara itu dipakai untuk penjahat kelas tinggi. Semua itu untuk menghalaunya mencapatkan signal dan meminta bantuan dari kerabatnya," balas Tuan Edward. "Apakah penjara itu juga tahan api?" tanya Austin lagi. "Sepertinya begitu, aku membuatnya khusus menggunakan besi tebal. Agar mereka tak bisa menghancurkannya. Bahkan lantainya pun terbuat dari besi yang sama agar mereka tak bisa mengelabui kami," balas Tuan Edward. "Kau sungguh luar biasa Dad," puji Austin."Ayo kita ke lantai atas. Lebih baik kita bersantai di sana sejenak sebelum kembali ke kota," ajak Tuan Edward. Austin dan Tuan Arthur menganggukk

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 52

    "Dad, kau punya markas?" tanya Kenny terkejut. Tuan Edward menganggukkan kepalanya pada Kenny. Ia tak ingin menutupi apa pun dari sang putri. "Benar, Daddy punya pasukan sendiri di sini yang dikhususkan untuk menjaga kekuarga kita. Semua itu Daddy buat untuk melindungi kalian. Tak bisa dipungkiri jika perusahaan Thomson mengundang banyak orang untuk melakukan kejahatan. Bahkan dulu ada banyak orang yang mengincarmu," balas Tuan Edward. Julie yang berada di sana pun tercengang, ia tak menyangka jika suami yang selama ini ia hinakan juga memiliki kekuatan di belakangnya. Rasa bersalah itu menyelimuti hatinya, Julie tertunduk malu dengan sikap yang ia berikan dulu pada suaminya. "Aku masih tak menyangka, kalian para pria terlalu banyak rahasia," gumam Kenny sambil menggelengkan kepalanya. "Semua itu untuk melindungi keluarga yang dikasihi. Sekarang kalian masuklah ke dalam, kami ingin ke markas daddymu," perintah Tuan Arthur pada Kenny dan Julie. Keduanya mengangagguk, Kenny membaw

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 51

    "Tunggulah kehancuranmu," gumam Austin saat mengendarai mobilnya. Ia memilih untuk mengendarai mobilnya sendiri, melesat dengan para mengawalnya di belakang. Bahkan tak ada satu kendaraan pun yang bisa menghalau perjalanannya menuju kediaman Dora. Perumahan mewah dengan pengaman ketat bahkan tak mampu menghentikan rombongan Austin. Mereka tunduk saat tahu siapa yang memasuki kawasannya. "Bodoh sekali, bersembunyi di tempat seperti ini," maki Austin begitu melihat banyak penjagaan di depan rumah Dora. "Lumpuhkan mereka semua dalam diam," perintah Austin karena tak ingin membuat kegaduhan di lingukungan itu. Tapi sayang, kedatangan rombongannya sudah terendus oleh pengawal Palmer. Mereka sudah bersiaga di depan rumah dengan senjata di tangannya. Berbeda dengan Palmer yang saat ini sedang bermain gila dengan Dora. Mereka masih memacu kenikmatan sampai suara tembakan mengalihkan kegiatan mereka. "Berengsek! Apa yang terjadi?" maki Plamer tanpa menghentikan kenikmatannya. Gerakanny

  • Menantu Hina Yang Dihormati   Season 2 Bab 50

    "Benarkah mereka mengikuti kita sampai ke sini?" tanya Kenny cemas ambil membekap Max yang masih menatap ke arah jendela. Austin mengangguk, tak menutupi apa yang baru saja ia lihat. Pria itu langsung keluar melompati jendela dan melihat penyusup yang baru saja meregang nyawa. Austin melihat pergelangan tangan mereka, dan benar saja, inisial P ada di sana. "Perneco tidak main-main dengan dendamnya," gumam Austin. "Pengawal!" teriak Austin memanggil pengawalnya yang berjaga. Paraengawal berlarian ke arahnya, lalu tercengang melihat dua musuh yang sudah tak memiliki nyawa. Mereka menunduk, meminta maaf pada sang Tuan karena kelalaian yang mereka lakukan. "Maafkan kami Tuan, kami sangat ceroboh," ucapnya memohon ampunan. Mereka masih menundukkan wajah sebelum Austin memberikan pengampunanya. "Berjagalah, Perneco pasti akan datang lagi, bereskan mayat ini. Beruntung anakku menyadari kedatangannya," balas Austin lalu pergi dari hadapan mereka. "Baik, Tuan," balas mereka bersamaan.

DMCA.com Protection Status