Selesai berbicara, Mike menunjukkan ekspresi bangga. Asalkan Brandon dipermalukan lagi, dia pun akan memiliki kesempatan.Brandon tersenyum, lalu lanjut berkata, “Kalian semua harusnya tahu, Paulus Timothy adalah salah satu dari empat pelukis terkenal di abad ke-13. Paulus mahir dalam melukis pemandangan terutama melukis pegunungan.”“Paulus suka melapisi cat dengan sangat tebal sehingga arah goresan terlihat sangat jelas. Inilah teknik impasto yang legendaris. Teknik impasto akan menghasilkan tekstur yang jelas, sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa. Singkat kata, teknik impasto membuat gambar terasa lebih hidup …. Coba kalian lihat gambar ini, apa persis seperti yang aku katakan?”Semua orang merasa ucapan Brandon sangat masuk akal. Saat ini, mereka spontan mengamati lukisan yang ditunjuk Brandon. Emm … memang sama seperti yang dikatakan Brandon. Hanya saja, Mike malah terkekeh.Si pecundang sok hebat sekali! Jangan-jangan dia tidak tahu zaman sekarang ini lukisan bisa dicetak
Teknik zhemei adalah teknik khusus juru taksir di era kuno. Konon katanya, teknik itu bisa memverifikasi asli palsunya sebuah lukisan kuno.Namun pada zaman sekarang ini, juru taksir yang menguasai teknik zhemei sudah tidak banyak lagi. Dessy bisa mengetahui teknik zhemei karena kakeknya menguasai teknik tersebut. Hanya saja, kakeknya sudah berjanji pada pewaris teknik zhemei, dia tidak akan mewarisi teknik ini kepada siapa pun. Jadi, hanya kakeknya Dessy yang menguasai teknik zhemei.Sekarang, seorang menantu pecundang malah menguasai teknik zhemei. Dessy bahkan merasa dirinya sedang bermimpi.“Apa? Teknik zhemei?”Setelah mendengar ucapan Dessy, orang-orang di tempat pada terbengong. Jangan-jangan menantu pecundang tidak sedang membual, dia memang tahu cara memverifikasi barang antik?William dan Mike saling bertukar pandang, dan terdiam di tempat.Mereka berdua juga pernah mendengar teknik zhemei, dan mereka juga tahu hanya seorang senior dari Keluarga Marlon menguasai teknik itu. B
Saat ini ekspresi Mike terlihat berubah. Dia berjalan maju beberapa langkah, lalu berkata dengan ketus, “Aku tetap merasa lukisan ini palsu. Paling-paling lukisan ini hanyalah replika berkualitas tinggi saja. Nona Dessy, bukankah kakekmu adalah juru taksir terkemuka di dunia barang antik? Bisakah kami meminta bantuan kakekmu untuk memastikannya?”Setelah Dessy mendengar ucapan ini, dia pun baru kepikiran. Benar! Saat ini, bahkan Dessy sendiri juga tidak bisa memastikan keaslian dari “Lukisan Gunung Fujiwa”. Mungkin hanya kakeknya saja yang bisa menentukan asli palsunya lukisan ini. Pada situasi kalut, Mike masih bisa bersikap dengan kepala dingin. Hal itu membuktikan bahwa Mike adalah seorang lelaki yang sangat unggul! Dia semakin mengagumi Mike saja. Saat ini, Dessy menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, “Kalau begitu, aku akan meminta bantuan Kakek untuk melihat asli palsunya lukisan ini!”Setelah ucapan selesai dilontarkan, Dessy mengeluarkan ponselnya untuk melakukan panggilan
“Hei pecundang, kembalikan ponsel Nona Dessy!”“Kamu malah berani menentang Nona Dessy! Kamu nggak waras lagi, ya?!”“Kita juga bodoh, malah percaya sama omonganmu!”Saat ini, semua orang terus menyalahkan Brandon.Pada saat ini, Lucas yang berada di ujung telepon tiba-tiba terlihat syok. “Ini teknik impasto, ya? Ini adalah teknik melukis khas Paulus. Lukisan replika tidak mungkin bisa memiliki efek seperti ini? Tidak mungkin, tidak mungkin ….”Lucas kembali merenung.“Maksudmu, lukisan ini asli? Jadi, bagaimana kamu menjelaskan masalah dua lukisan di museum? Aku pernah melihat langsung kedua lukisan itu. Hanya saja, lukisan ini juga tidak seperti lukisan palsu. Aneh sekali ….”Apa? Dua lukisan di museum bukanlah karya palsu, dan lukisan ini juga bukan lukisan palsu? Apa yang terjadi?Setelah mendengar ucapan ini, orang-orang mulai bertukar pandang, lalu menatap Brandon dan juga Lucas yang berada di dalam ponsel. Semuanya merasa bingung.Mike yang berada di samping mengerutkan keningny
Dessy bisa meragukan penilaian Brandon, tapi dia 100% percaya dengan penilaian Kakek Lucas. Sebab, Lucas adalah master di dunia juru taksir barang antik. Di dunia ini, orang yang memiliki kemampuan setinggi Kakek Lucas sepertinya dapat dihitung dengan jari.“Kalau kamu ada waktu, kamu bisa datang mengunjungi Kediaman Marlon. Aku menyambut kedatanganmu setiap saat.” Tak lama kemudian, Lucas pun mengakhiri panggilan video.Brandon mengembalikan ponsel kepada Dessy, lalu berkata dengan tersenyum, “Nona Dessy, apa kamu masih ingat dengan taruhan kita?”“Aku ….” Dessy terbata-bata. Jangan-jangan Dessy harus memanggilnya dengan sebutan “Ayah”?Saat ini, Mike langsung berjalan maju dengan emosi menggebu-gebu. “Brandon, kamu itu cowok bukan? Nona Dessy hanya lagi bercanda, kenapa kamu malah anggap serius? Kamu malah cari masalah sama cewek. Kamu memang nggak ada duanya!”“Diam!” Tiba-tiba Dessy bersuara. Dia menatap Brandon dengan tatapan galau. Beberapa saat kemudian, dia baru bersuara, “Bran
Hannah juga merasa gugup. Dia berkata dengan merasa bersalah, “Nona Dessy, maaf, ya. Brandon hanya sedang bercanda. Semoga Nona Dessy tidak masukin ke hati. Jangan perhitungan sama dia.”Mike berkata dengan serius, “Hannah, dia memang suamimu, tapi kamu nggak boleh belain dia terus. Nggak boleh seperti itu.”Dessy mengerutkan keningnya dan ekspresinya terlihat semakin muram lagi. Awalnya masalah sudah hampir berakhir. Sekarang masalah malah dibesar-besarkan Mike. Dessy pun merasa semakin malu lagi.Ketika kepikiran akan hal ini, nada bicara Dessy pun sudah berubah dingin, “Brandon, reputasi Keluarga Marlon bukan bahan candaan. Aku harap kamu bisa jelaskan masalah ini. Kalau nggak, masalah ini belum berakhir.”“Sebelumnya kamu bilang ‘Lukisan Gunung Fujiwa’ di museum itu asli, dan aku bilang ‘Lukisan Gunung Fujiwa’ di sini barulah lukisan asli. Kenyataannya, kedua lukisan itu adalah lukisan asli. Itu berarti tidak ada yang menang maupun yang kalah dalam taruhan ini.”“Swoosh ….”Ucapan
Mengenai Mike, William, dan Jocey, tidak perlu diungkit lagi. Mereka semua sangat membenci Brandon. Mana mungkin mereka akan membela Brandon?Sementara mengenai yang lain, mereka semua tentu berharap lelang bisa diulang. Sebab, “Lukisan Gunung Fujiwa” sangatlah terkenal. banyak orang yang menginginkannya.Saat ini, seorang pemuda berjas rapi dikawal beberapa pengawal, berjalan keluar dari belakang pentas.“Tuan Edward ….” Ketika melihat pemuda itu, juru lelang refleks menghela napas lega. Pemuda tersebut adalah Edward Cendana, penanggung jawab dari Acara Lelang Germin. Dia sudah mengetahui masalah yang terjadi.Saat ini, tatapan Edward terlihat sangat dingin. Dia melirik sekeliling, lalu pada akhirnya tatapannya berhenti pada diri Brandon. Dia berkata dengan tersenyum, “Tuan, dengar-dengar Tuan sudah membantu kami untuk memverifikasikan ‘Lukisan Gunung Fujiwa’? Sebagai tanda permintaan maaf kami, Acara Lelang Germin akan memberi biaya verifikasi sebesar 2 miliar. Aku harap Tuan tidak m
Entah apa yang dipikirkan Dessy, dia malah berkata, “Edward, kamu keterlaluan sekali.”“Dessy ….” Edward mengerutkan keningnya.Mengenai Hannah, Edward juga tidak berencana menghiraukannya. Sebab, Keluarga Limantara bukanlah apa-apa baginya. Hanya saja, berbeda dengan Dessy. Keluarga Marlon adalah keluarga yang cukup berkuasa di provinsi. Sekarang berhubung Dessy sudah bersuara, Edward tidak mungkin tidak menghiraukannya.Ketika berbicara sampai di sini, Edward tersenyum, dan berkata, “Berhubung Nona Dessy sudah buka suara, aku juga tidak akan omong kosong lagi. Aku harap kamu bisa tahu diri, tahu barang apa yang seharusnya kamu ambil, dan apa yang tidak seharusnya kamu ambil. Jangan tidak tahu batasan, oke?”Selesai berbicara, Edward melirik Brandon sekilas, lalu membalikkan tubuhnya. Lagi pula, sekarang dia tahu “Lukisan Gunung Fujiwa” berada di tangan Brandon. Bukankah gampang bagi Edward untuk mendapatkannya?Melihat tatapan Edward, Brandon spontan mengerutkan keningnya. Dia tentu