Share

Bab 151

Penulis: Salad Kentang Lada Hitam
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Hannah tidak membantah, melainkan mengangguk dengan perlahan.

Brandon mengulurkan tangannya menggenggam tangan Hannah, lalu berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, suamimu akan menghadiahkannya untukmu!”

Hannah terbengong sejenak. Dia tidak mengerti bagaimana untuk merespons. Bahkan, Dessy menatap Brandon sekilas, lalu spontan menghela napas.

Lelaki itu bodoh sekali! Padahal cincin Bintang Keabadian berada di tangan Grup Sinjaya, siapa juga yang bisa mengambilnya? Apa mungkin seorang menantu pecundang akan bisa mengambilnya?

“Selanjutnya adalah benda lelang keenam. Mengenai benda yang satu ini, juru taksir kami bahkan tidak bisa memastikan asli palsunya benda ini. Hanya saja, konon katanya asal usul benda ini tidaklah sederhana. Semua orang diperbolehkan untuk mengamati dalam jarak dekat, baru memutuskan ingin melelang atau tidak ….”

Saat ini, mata juru lelang yang berada di atas pentas menepuk tangan. Seseorang berjalan keluar dengan mendorong sebuah rak kayu besar ke atas pentas.

Ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Dewa   Bab 152

    “Benar, lukisan ini terlihat tidak berbeda dengan yang asli. Aku rasa lukisan ini seharusnya adalah hasil replika, dan sepertinya besar kemungkinan kalau lukisan ini dilukis pada zaman sekarang. Bisa jadi, hanya sebuah karya replika yang dibeli dari internet saja. Harganya bahkan tidak sampai 200 ribu …,” Mike menjelaskan dengan panjang lebar.Kemudian tatapan Mike beralih ke sisi juru lelang. “Nona, aku berkata seperti ini bukan bermaksud untuk menjelekkan acara lelang kalian. Aku hanya sedang mengatakan apa yang aku ketahui. Aku harap Nona tidak tersinggung.”Juru lelang berkata dengan tersenyum, “Bahkan juru taksir kami juga tidak bisa memastikan keaslian lukisan ini. Kalau bukan karena penjelasan Tuan, aku juga tidak mengetahui cerita di balik lukisan ini. Ternyata lukisan aslinya sudah terbagi menjadi dua bagian.”“Sebelumnya aku kira lukisan ini ditiru dengan sangat mirip. Bahkan juru taksir juga tidak berani mengatakan lukisan ini adalah karya palsu. Sekarang lukisan ini tidak p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 153

    Brandon juga tidak omong kosong lagi, dan langsung mengorek kantongnya. Setelah mencari beberapa saat, akhirnya dia berhasil mengeluarkan sisa dua lembar uang 100 ribu. Kemudian, Brandon dengan tidak rela menyerahkan uang itu kepada juru lelang.Apa daya? Uang tunai Brandon hanya tersisa 200 ribu saja.“Pftz ….”“Hahaha, lucu sekali! Ternyata dia benar-benar ingin membeli ‘Lukisan Gunung Fujiwa’ dengan uang 200 ribu?”“Coba kalian lihat, sepertinya dia nggak rela keluarin uang 200 ribu.”“Wajar saja, sepertinya dia cuma punya uang 200 ribu?”“Brandon, kamu harus jaga lukisan ini dengan baik. Kalau ada waktu luang, aku akan cari kamu untuk mengamati lukisan terkenal di dunia yang seharga 200 ribu itu! Hahaha ….”William dan Mike terus tertawa terbahak-bahak. Brandon sungguh lucu. Kenapa dia tidak beralih profesi menjadi komedian saja?Sebenarnya Brandon tidak ingin meladeni mereka, hanya saja dia menyadari ekspresi wajah Hannah sangatlah muram. Brandon menghela napas, lalu berkata, “Zam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 154

    Selesai berbicara, Mike menunjukkan ekspresi bangga. Asalkan Brandon dipermalukan lagi, dia pun akan memiliki kesempatan.Brandon tersenyum, lalu lanjut berkata, “Kalian semua harusnya tahu, Paulus Timothy adalah salah satu dari empat pelukis terkenal di abad ke-13. Paulus mahir dalam melukis pemandangan terutama melukis pegunungan.”“Paulus suka melapisi cat dengan sangat tebal sehingga arah goresan terlihat sangat jelas. Inilah teknik impasto yang legendaris. Teknik impasto akan menghasilkan tekstur yang jelas, sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa. Singkat kata, teknik impasto membuat gambar terasa lebih hidup …. Coba kalian lihat gambar ini, apa persis seperti yang aku katakan?”Semua orang merasa ucapan Brandon sangat masuk akal. Saat ini, mereka spontan mengamati lukisan yang ditunjuk Brandon. Emm … memang sama seperti yang dikatakan Brandon. Hanya saja, Mike malah terkekeh.Si pecundang sok hebat sekali! Jangan-jangan dia tidak tahu zaman sekarang ini lukisan bisa dicetak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 155

    Teknik zhemei adalah teknik khusus juru taksir di era kuno. Konon katanya, teknik itu bisa memverifikasi asli palsunya sebuah lukisan kuno.Namun pada zaman sekarang ini, juru taksir yang menguasai teknik zhemei sudah tidak banyak lagi. Dessy bisa mengetahui teknik zhemei karena kakeknya menguasai teknik tersebut. Hanya saja, kakeknya sudah berjanji pada pewaris teknik zhemei, dia tidak akan mewarisi teknik ini kepada siapa pun. Jadi, hanya kakeknya Dessy yang menguasai teknik zhemei.Sekarang, seorang menantu pecundang malah menguasai teknik zhemei. Dessy bahkan merasa dirinya sedang bermimpi.“Apa? Teknik zhemei?”Setelah mendengar ucapan Dessy, orang-orang di tempat pada terbengong. Jangan-jangan menantu pecundang tidak sedang membual, dia memang tahu cara memverifikasi barang antik?William dan Mike saling bertukar pandang, dan terdiam di tempat.Mereka berdua juga pernah mendengar teknik zhemei, dan mereka juga tahu hanya seorang senior dari Keluarga Marlon menguasai teknik itu. B

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 156

    Saat ini ekspresi Mike terlihat berubah. Dia berjalan maju beberapa langkah, lalu berkata dengan ketus, “Aku tetap merasa lukisan ini palsu. Paling-paling lukisan ini hanyalah replika berkualitas tinggi saja. Nona Dessy, bukankah kakekmu adalah juru taksir terkemuka di dunia barang antik? Bisakah kami meminta bantuan kakekmu untuk memastikannya?”Setelah Dessy mendengar ucapan ini, dia pun baru kepikiran. Benar! Saat ini, bahkan Dessy sendiri juga tidak bisa memastikan keaslian dari “Lukisan Gunung Fujiwa”. Mungkin hanya kakeknya saja yang bisa menentukan asli palsunya lukisan ini. Pada situasi kalut, Mike masih bisa bersikap dengan kepala dingin. Hal itu membuktikan bahwa Mike adalah seorang lelaki yang sangat unggul! Dia semakin mengagumi Mike saja. Saat ini, Dessy menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, “Kalau begitu, aku akan meminta bantuan Kakek untuk melihat asli palsunya lukisan ini!”Setelah ucapan selesai dilontarkan, Dessy mengeluarkan ponselnya untuk melakukan panggilan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 157

    “Hei pecundang, kembalikan ponsel Nona Dessy!”“Kamu malah berani menentang Nona Dessy! Kamu nggak waras lagi, ya?!”“Kita juga bodoh, malah percaya sama omonganmu!”Saat ini, semua orang terus menyalahkan Brandon.Pada saat ini, Lucas yang berada di ujung telepon tiba-tiba terlihat syok. “Ini teknik impasto, ya? Ini adalah teknik melukis khas Paulus. Lukisan replika tidak mungkin bisa memiliki efek seperti ini? Tidak mungkin, tidak mungkin ….”Lucas kembali merenung.“Maksudmu, lukisan ini asli? Jadi, bagaimana kamu menjelaskan masalah dua lukisan di museum? Aku pernah melihat langsung kedua lukisan itu. Hanya saja, lukisan ini juga tidak seperti lukisan palsu. Aneh sekali ….”Apa? Dua lukisan di museum bukanlah karya palsu, dan lukisan ini juga bukan lukisan palsu? Apa yang terjadi?Setelah mendengar ucapan ini, orang-orang mulai bertukar pandang, lalu menatap Brandon dan juga Lucas yang berada di dalam ponsel. Semuanya merasa bingung.Mike yang berada di samping mengerutkan keningny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 158

    Dessy bisa meragukan penilaian Brandon, tapi dia 100% percaya dengan penilaian Kakek Lucas. Sebab, Lucas adalah master di dunia juru taksir barang antik. Di dunia ini, orang yang memiliki kemampuan setinggi Kakek Lucas sepertinya dapat dihitung dengan jari.“Kalau kamu ada waktu, kamu bisa datang mengunjungi Kediaman Marlon. Aku menyambut kedatanganmu setiap saat.” Tak lama kemudian, Lucas pun mengakhiri panggilan video.Brandon mengembalikan ponsel kepada Dessy, lalu berkata dengan tersenyum, “Nona Dessy, apa kamu masih ingat dengan taruhan kita?”“Aku ….” Dessy terbata-bata. Jangan-jangan Dessy harus memanggilnya dengan sebutan “Ayah”?Saat ini, Mike langsung berjalan maju dengan emosi menggebu-gebu. “Brandon, kamu itu cowok bukan? Nona Dessy hanya lagi bercanda, kenapa kamu malah anggap serius? Kamu malah cari masalah sama cewek. Kamu memang nggak ada duanya!”“Diam!” Tiba-tiba Dessy bersuara. Dia menatap Brandon dengan tatapan galau. Beberapa saat kemudian, dia baru bersuara, “Bran

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Menantu Dewa   Bab 159

    Hannah juga merasa gugup. Dia berkata dengan merasa bersalah, “Nona Dessy, maaf, ya. Brandon hanya sedang bercanda. Semoga Nona Dessy tidak masukin ke hati. Jangan perhitungan sama dia.”Mike berkata dengan serius, “Hannah, dia memang suamimu, tapi kamu nggak boleh belain dia terus. Nggak boleh seperti itu.”Dessy mengerutkan keningnya dan ekspresinya terlihat semakin muram lagi. Awalnya masalah sudah hampir berakhir. Sekarang masalah malah dibesar-besarkan Mike. Dessy pun merasa semakin malu lagi.Ketika kepikiran akan hal ini, nada bicara Dessy pun sudah berubah dingin, “Brandon, reputasi Keluarga Marlon bukan bahan candaan. Aku harap kamu bisa jelaskan masalah ini. Kalau nggak, masalah ini belum berakhir.”“Sebelumnya kamu bilang ‘Lukisan Gunung Fujiwa’ di museum itu asli, dan aku bilang ‘Lukisan Gunung Fujiwa’ di sini barulah lukisan asli. Kenyataannya, kedua lukisan itu adalah lukisan asli. Itu berarti tidak ada yang menang maupun yang kalah dalam taruhan ini.”“Swoosh ….”Ucapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Menantu Dewa   Bab 333

    “Kenapa aku harus sukses sebagai juru taksir?” Brandon mengangkat bahunya dan bertanya, “Memangnya dia pantas membuatku takut?”Bagi Brandon, menilai barang-barang antik benar-benar hanyalah sebuah hobi. Dia toh bukan mengandalkan profesi ini untuk hidup. Jadi, apa dia perlu takut untuk menyinggung orang yang berkuasa dalam bidang ini?Lucas terlihat sedikit bingung. Sebelumnya, karena Brandon menolak tawarannya, dia sudah secara khusus menyelidiki latar belakang Brandon. Namun, dia tidak menemukan sesuatu yang spesial. Alasannya hanya dua. Pertama, Brandon benar-benar adalah orang biasa. Kedua, latar belakang Brandon sangat luar biasa sehingga Keluarga Marlon juga tidak bisa menyelidiki apa-apa tentangnya.Lucas sama sekali tidak merasa Brandon benar-benar hanyalah orang biasa. Oleh karena itu, hanya ada kemungkinan kedua. ‘Dia bermarga Sinjaya. Apa mungkin dia berasal dari Keluarga Sinjaya dari Jembara? Tapi, aku tidak pernah dengar ada tokoh sepertinya di Keluarga Sinjaya,’ batin Lu

  • Menantu Dewa   Bab 332

    “Ini ....” Erwan juga terkejut karena bahkan dia juga merasa jam tangan itu asli. Tak disangka, jam tangan palsu sudah bisa ditiru sampai semirip ini. Dalam sekejap, raut wajahnya pun menjadi sangat suram. Saat ini, Erwan mau tak mau harus mengakui bahwa dirinya dan Tyler memang sudah terlalu sombong. Mereka tidak menilai dari hal yang paling mendasar. Jika tidak, mereka mungkin tidak akan salah.“Aku salah karena nggak boleh menyentuhnya. Kalau boleh menyentuhnya, aku pasti bisa langsung membedakan keaslian barang ini dalam sekejap!” ujar Tyler dengan kesal. Dia sama sekali tidak ingin mengakui dirinya sudah kalah.Menurut Tyler, kekalahannya kali ini dikarenakan syarat yang ditetapkan Lucas sebelumnya. Jika tidak, mana mungkin dia bisa salah mengenali barang palsu ini? Brandon bisa menang hanya karena beruntung. Bahkan Lucas juga membela Brandon karena ingin mempermalukan dirinya.“Ayo kita tanding sekali lagi! Aku nggak percaya aku bisa kalah darimu!” ujar Tyler sambil mendengus din

  • Menantu Dewa   Bab 331

    “Kalau begitu, semoga seleramu benar-benar sebagus itu.” Brandon berkata dengan ekspresi dingin, “Jam tangan ini palsu. Lagian, tingkatannya juga sangat rendah. Orang yang punya sedikit pengetahuan saja sudah bisa menyadarinya. Jam ini sama sekali nggak perlu diidentifikasi.”“Kamu benar-benar keterlaluan bodohnya!” maki Tyler sambil menunjuk Brandon. Penipu ini sudah keterlaluan! Beraninya dia mengatakan hal seperti itu!Dessy memandang Brandon dengan sedikit kecewa. Dalam masalah ini, Brandon tidak perlu malu karena kalah dari juru taksir profesional seperti Tyler. Sikap Brandon ini sudah membuatnya terlihat terlalu tidak berkelas. Dessy bahkan sedikit curiga kenapa saat ini Brandon terkesan sangat berbeda dengan sebelumnya? Apa dirinya sudah salah menilai Brandon sebelumnya?Erwan hanya melirik Brandon sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, “Memang bagus kalau anak muda bersikap kompetitif. Tapi kadang, kalau sudah kalah ya harus terima. Tidak ada gunanya keras kepala.” Jelas saja,

  • Menantu Dewa   Bab 330

    Di dalam kotak kayu, ada sebuah jam tangan stainless antik yang tak lain adalah jam tangan Rolex yang terkenal. Jam tangan ini jelas sudah berumur panjang. Penampilan jamnya sudah mulai menguning dengan indah. Meskipun permukaannya sudah dihiasi beberapa jejak waktu, keseluruhan jam tangan ini masih termasuk baru.Tyler memang terlihat sombong. Namun, begitu penilaian dimulai, dia juga tidak sungkan dan langsung mengeluarkan sebuah kaca pembesar. Dia pun mulai meneliti jam tangan itu dengan serius. Di sisi lain, Brandon hanya melirik jam itu dari kejauhan beberapa kali. Ekspresinya juga tidak banyak berubah. Jika mereka berdua dibandingkan, Brandon terlihat jelas lebih mirip seorang ahli.Saat melihat situasi ini, Lucas tidak berhenti mengangguk. Mata Dessy juga terlihat berbinar. Secara umum, performa Brandon terlihat jauh lebih hebat daripada performa Tyler. Tyler hanya terlihat bagaikan seorang tukang reparasi jam tangan.Namun, Erwan malah hanya tersenyum tipis saat melihat situas

  • Menantu Dewa   Bab 329

    Setelah mendengar ucapan Tyler, Brandon pun sedikit terkejut. Sepertinya, permusuhan yang dirasakan Tyler terhadap dirinya sangat besar. Setelah memikirkan hal ini, Brandon pun melirik Dessy. Wanita ini benar-benar adalah pembawa bencana baginya.Saat melihat Brandon yang menatapnya, Dessy pun tersenyum. Kemudian, dia mengedipkan mata pada Brandon dan menunjukkan ekspresi ‘mampus kamu’. Setelah melihatnya, Brandon hanya tersenyum masam tanpa tahu harus bagaimana menanggapinya.Tyler yang melihat situasi ini pun mengepalkan tangannya erat-erat. Bajingan yang entah siapa itu malah berani bermain mata dengan wanita pujaannya. Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Erwan juga melihat tindakan anak-anak muda ini melalui sudut matanya. Dia pun diam-diam berdesah. Dari hal ini, muridnya memang tidak bisa dibandingkan dengan Brandon. Namun, ada banyak hal di dunia yang harus ditanggapi secara rasional. Pada saat ini, Erwan pun melirik Tyler dan menegurnya, “Tyler, apa kamu sudah melupa

  • Menantu Dewa   Bab 328

    Nama pria tua ini adalah Erwan Tionada. Dia adalah ketua dari Asosiasi Barang Antik Manthana. Wanita yang mengikutinya adalah Dessy, sedangkan pemuda itu adalah Tyler Tionada, murid Erwan.Saat melihat orang ini, Brandon tidak terlalu terkejut. Bagaimanapun juga, Erwan sangat terkenal di dunia barang antik Manthana. Jadi, sudah sewajarnya dia menghadiri acara penilaian barang antik ini. Lagi pula, hubungannya dengan Lucas juga jelas sangat baik.Di sisi lain, muridnya yang bernama Tyler itu jelas saja menyukai Dessy. Dari mereka masuk sampai sekarang, perhatiannya hanya tertuju pada Dessy. Namun, ekspresi Dessy yang sedikit berubah setelah melihat Brandon membuat Tyler sedikit terkejut. Tyler pun mengalihkan pandangannya ke Brandon dan menjadi sedikit waspada.Dessy adalah definisi wanita cantik bertampang dingin yang selalu bersikap tegas dan terus terang. Namun, tatapannya malah melembut setelah melihat pemuda yang entah muncul dari mana itu. Saat ini, Tyler langsung tahu bahwa Brand

  • Menantu Dewa   Bab 327

    “Hannah, gimanapun, dia itu suamimu. Kamu harus mengingatkannya untuk berlutut asal melihat Martin kelak. Kalau nggak, gimana kalau kamu juga terlibat dan kalian berdua diusir dari rumah? Bisa gawat, lho!” Gabriel ‘berbaik hati’ memperingati Hannah.Hannah berkata dengan ekspresi dingin, “Dia datang atau nggak, berlutut atau nggak, apa hubungannya denganku?”“Eh? Sudah langsung jaga jarak nih? Hannah, sebelum jadi manajer, kamu nggak begitu, lho. Ternyata habis statusmu beda, kamu juga sudah mulai takut dipermalukan ya? Atau kamu masih belum terbiasa punya suamimu yang nggak berguna meski sudah lewat tiga tahun?”“Tapi jangan harap kamu bisa bercerai dengannya, pernikahan kalian ditentukan oleh Nenek sebelum Nenek meninggal. Siapa yang berani melanggar keinginan terakhir Nenek bakal jadi musuh seluruh Keluarga Limantara!” ejek Martin.Setelah berpikir baik-baik selama beberapa hari terakhir, Martin tidak akan membiarkan Brandon bercerai dengan Hannah. Asalkan pecundang itu tetap ada, d

  • Menantu Dewa   Bab 326

    Beberapa hari kemudian, di Grand Hotel Manthana.Hari ini dapat disebut sebagai hari besar di Manthana. Sebab, hari ini merupakan hari di mana Keluarga Marlon, keluarga kalangan atas dari provinsi mengadakan acara penilaian barang antik di Manthana. Acara ini merupakan acara besar bagi seluruh masyarakat kalangan atas Manthana.Keluarga Marlon tidak akan menyelenggarakan acara penilaian barang antik dengan seenaknya. Setiap kali mereka menyelenggarakan acara ini, pasti muncul harta karun yang langka dan eksotis. Hal yang paling penting adalah, standar acara penilaian barang antik ini sangat tinggi dan tidak bisa dihadiri orang biasa.Ambil saja acara kali ini sebagai contoh. Demi acara penilaian barang antik ini, Grand Hotel Manthana sudah mulai berhenti menerima tamu dari tiga hari yang lalu untuk mempersiapkan acara ini. Sementara hari ini, selain keluarga dan pebisnis yang diundang, orang tidak berkepentingan lainnya tidak diizinkan untuk datang ke Grand Hotel Manthana.Bahkan pela

  • Menantu Dewa   Bab 325

    Kerja sama dengan Grup Investasi Sinjaya? Proyek kawasan pusat bisnis? Mungkin Keluarga Limantara merasa semua ini sangat hebat. Namun, bagi Keluarga Marlon yang begitu luar biasa, itu semua bukan apa-apa. Jika Keluarga Marlon harus menghormati Keluarga Limantara karena hal-hal sepele itu, bukankah itu terlalu merendahkan Keluarga Marlon?Alasan kenapa Keluarga Marlon menghormati Keluarga Limantara adalah karena ingin menghormati Brandon. Meskipun Brandon mengatakan tidak memerlukan undangan, keluarga sebesar Keluarga Marlon tentu saja tetap harus menunjukkan etiket yang bagus.Jika bukan karena begitu, tidak peduli berapa banyak orang yang diutus Keluarga Limantara untuk menemui Lucas, hasilnya hanya satu yaitu diabaikan. Keluarga Limantara yang merupakan keluarga kalangan menengah di tempat kecil ini bahkan tidak berkualifikasi untuk menjadi pesuruh Keluarga Marlon.“Kakek, berhubung hanya ada kuota untuk 10 orang, siapa saja yang boleh hadir ke acara penilaian barang antik itu? Kita

DMCA.com Protection Status