TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 62 – Precious MomentCuaca sore pada pukul empat ini sedikit berawan. Tidak terlalu panas, tidak bisa juga dibilang mendung. Bagi Helenina, ini cuaca yang sangat tepat untuk berjalan-jalan di luar. Tapi sayangnya, Helenina tidak bisa menikmati segalanya dengan puas karena kehadiran Arthur di belakangnya. Pria itu masih tidak mengatakan apa pun, hanya mengikuti Helenina. Langkahnya bisa Helenina dengar.Mereka berjalan memutari taman yang luas, melewati gazebo, kemudian kembali lagi ke sana.Helenina mencoba—benar-benar mencoba—untuk menikmati momen ini. Tapi semakin sadar dia dengan kehadiran Arthur di belakangnya, semakin cepat jantungnya berdetak.Ini harus segera dihentikan.Helenina berbalik tiba-tiba, langkah Arthur sontak terhenti.“Sudah, hentikan!” ucap Helenina dengan lirih.Arthur menaikkan sebelah alisnya bingung. “Apa?”“Kau tidak harus mengikutiku lagi. Aku tidak apa-apa. Aku tidak mungkin akan tiba-tiba pingsan hanya dengan berjalan-ja
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 63 – Strange ReasonKeesokan harinya, Helenina bangun dengan posisi yang sama seperti pagi-pagi sebelumnya, yaitu di pelukan Arthur. Walau sudah seminggu seperti ini, Helenina belum juga bisa terbiasa. Dan pagi ini, entah angin dari mana, Arthur tiba-tiba mengajaknya keluar. Dia bilang, dia akan mengajak Helenina ke sebuah tempat. Saat Helenina tanya di mana, Arthur tidak mau menjawab.Mereka berkendara menyusuri jalanan yang cukup padat pagi ini. Orang-orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing, terutama orang-orang yang harus pergi bekerja. Helenina menduga Arthur seharusnya sibuk dengan urusan pekerjaannya juga, tapi pria itu malah membawa Helenina keluar.Sekali lagi, Helenina bertanya, “Ke mana kita akan pergi, Arthur?”Arthur tersenyum tipis. “Apakah kau tidak lelah menanyakannya?”Helenina mengerucutkan bibir, merasa begitu penasaran sampai rasanya dia ingin memaksa Arthur untuk memberitahunya.“Kau akan tahu nanti. Bersabarlah!” Hanya it
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 64 – ConfessionHari kemudian berlalu dengan sangat cepat. Helenina berdiri di jendela, menatap ke luar, tepatnya ke arah taman yang kini tampak berbeda dari kemarin, ada begitu banyak tumbuhan baru yang masih hanya berupa batang dan daun kecil. Dalam beberapa minggu, tumbuhan-tumbuhan itu akan berubah menjadi semak hydrangea yang baru. Dan sekalipun Helenina tidak sabar untuk melihat saat hal tersebut terjadi, dia tetap tidak bisa mengenyahkan perasaan mengganjal yang saat ini ada di hatinya.Dan saat ini, Helenina masih terjaga saat dia seharusnya sudah tidur, karena dia berniat untuk menunggu Arthur dan meminta penjelasan padanya.Sebentar lagi pria yang masih menyandang status sebagai suaminya itu akan pulang.Suara ponsel terdengar. Helenina berbalik dan melangkah ke arah nakas, mengambil benda pipih itu dan menyalakannya.Ada sebuah pesan baru yang dia terima dari Henry.Perasaan Helenina jadi tidak enak. Dia membaca pesan itu. Isinya sangat s
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 65 – RequestBayangan akan berpisah dari Arthur membuat Helenina segera memejamkan mata dan berharap bahwa hal itu tidak akan terjadi. Dadanya semakin terasa sesak dan air matanya tidak berhenti mengalir.Mungkin keajaiban akan muncul dan menyatukan mereka kembali? Mendadak Helenina merasakan kemarahan yang begitu besar pada Henry. Kakaknya itu tidak pernah peduli padanya, bahkan sekarang pun masih tidak. Dia dibutakan dengan kebencian pada Arthur sehingga apa pun akan dia lakukan, termasuk membuat adiknya bercerai dengan pria yang dia cintai.Ini terasa tidak adil. Sangat tidak adil. Henry bebas melakukan apa pun yang dia mau, sementara Helenina sebaliknya. Sepanjang hidup, keputusan tidak pernah ada di tangan Helenina dan saat ini fakta tersebut membuatnya sakit.“Nina.”Sapuan tangan yang kasar menghapus air mata di wajah Helenina dengan lembut. Helenina mengerjap, tidak sadar bahwa pandangannya menjadi buram karena semua tangisan itu.Arthur m
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 66 – LyingUntuk sesaat, mereka tenggelam dalam keheningan karena pertanyaan Helenina itu. Sampai kemudian Arthur pun menjawabnya, “Aku membenci John. Dia seorang ayah yang buruk.”Lagi, ada jeda sebelum Arthur melanjutkan, “Jadi karena terbutakan oleh rasa benci itu, aku yang masih kecil dengan emosi yang tidak stabil, memutuskan untuk menyalakan api yang kemudian membakar rumah kami.”“Termasuk ... John?” tanya Helenina hati-hati.Arthur tersenyum lembut. Mengangguk. “Termasuk John,” ulangnya.Helenina tidak bisa membayangkan apa yang mungkin John telah lakukan sampai seorang anak kecil memiliki pemikiran seperti itu. Tapi dengan ketenangan yang Arthur tunjukkan sekarang dan bagaimana dia menjawab Helenina seolah kejadian itu bukanlah apa-apa, Helenina memberanikan diri lagi untuk bertanya, “Apa yang telah John lakukan?”“Kekerasan pada anak,” jawab Arthur singkat.Helenina langsung terdiam. Dan kenapa dia merasa seolah yang terjadi lebih dari itu
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 67 – The FeelingsKemudian sesaat setelah meluapkan semua itu, Helenina langsung mematikan sambungan telepon dan melempar ponselnya ke atas ranjang.Namun tidak lama kemudian, benda itu kembali berbunyi. Kali ini tanda bahwa ada pesan baru yang masuk.Helenina tidak ingin repot-repot mengeceknya, dia masih merasa kesal pada sikap kakaknya itu. Tapi didorong oleh rasa penasaran, Helenina pun mengambil ponselnya lagi dan membuka pesan yang baru masuk dari Henry.[Kau lupa dengan apa yang aku katakan sebelumnya?]Helenina tidak mau membalas.Sebuah pesan baru kembali masuk.[Haruskah aku ceritakan padamu tentang siapa suamimu sebenarnya?][Helene.]Henry memanggil ...Membaca kembali semua pesan itu, Helenina jadi tergoda untuk mengangkat telepon tersebut. Dan akhirnya, dia pun melakukannya.Sedetik setelah sambungan telepon itu kembali tersambung, Helenina berkata, “Arthur sudah menceritakan semuanya padaku. Aku tidak mau lagi mendengar apa pun darimu
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 68 – Rejection and AcceptancePenolakan yang lain, tapi rasa sakitnya terasa baru dan tidak tertahankan. Helenina menarik napas dalam-dalam dengan rakus, mengisi paru-parunya yang terasa mengecil sehingga membuatnya sesak.“Kubur rasa cintamu itu dalam-dalam, Helenina!”Kalimat itu sudah cukup memberi tahu Helenina bahwa perasaannya ini hanya sepihak.Arthur begitu kejam. Namun Helenina tidak akan menangis kali ini. Tangisan sudah tidak ada gunanya. Dan anehnya, air mata Helenina seolah benar-benar mengering.Setelah dalam keheningan yang begitu lama dan usaha untuk menenangkan diri yang terasa begitu singkat, Helenina pun berkata, “Aku mengerti.” Walau sudah mencoba untuk tegar, tapi suaranya tetap terdengar gemetar.Arthur masih berdiri di hadapannya, bergeming. “Aku tidak butuh perasaan sesaat semacam itu,” dia berkata.Satu tarikan napas panjang Helenina lakukan lagi. “Ini ... bukan perasaan sesaat,” gumamnya.Tapi tentu saja, Arthur memiliki pe
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 69 – Let It All OutAda beberapa hal di dunia ini yang Arthur harap bisa dia kontrol, salah satunya adalah hati manusia. Bagaimana itu bekerja sesuai dengan kehendaknya sendiri sangat menjengkelkan.Arthur menghela napas. Ketenangan yang saat ini ada di sekitarnya terasa begitu kontras dengan kecamuk yang melanda pikirannya.Sinar matahari sore yang berwarna oranye masuk melalui jendela, menerpa wajah Arthur. Rasa hangat membasuh kulitnya yang dingin. Dia menunduk, melihat Helenina yang masih tertidur pulas setelah percintaan mereka tadi. Sebuah percintaan yang rasanya lebih mengguncang dari yang Arthur pikir.Dia menatap wajah itu lebih lama. Bawah mata dan hidun Helenina lebih merah dari rona di pipinya, dan napasnya yang teratur sesekali terdengar gemetar. Walau demikian, terlihat damai—tidak ada lagi tangisan.Arthur mengernyit saat sinar matahari bergeser dan menerpa wajah Helenina. Mata wanita itu sedikit bergerak, tidurnya terusik dengan caha