TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 70 – TrustInsting pertama Arthur saat itu adalah mendorong Helenina menjauh. Dia menarik tangannya dan berdiri di atas permadani dengan kaku, melesakkan jari-jari kakinya ke dalam permukaan yang lembut dan hangat di bawah sana, mencoba mencari pijakan yang lebih solid untuk menopang dirinya yang terguncang.Arthur menatap Helenina. Istrinya itu terduduk di atas tengah ranjang dengan rambut merah berantakan yang kini tampak seolah dijilati api karena sisa cahaya oranye yang masuk melalui jendela. Selain itu, ruangan ini gelap.Dan tidak satu pun dari mereka berdua yang berniat untuk menyalakan lampu, setidaknya bukan Arthur. Karena saat ini, dia lebih senang berada di kegelapan di mana semuanya tampak samar-samar, termasuk senyum yang saat ini dia pikir ada di bibir Helenina.Wanita itu tidak mungkin tersenyum padanya sekarang!Arthur membayangkan ekspresi jijik. Tatapan terkejut yang nyaris mendekati syok. Apa lagi? Mungkin sedikit tatapan kasihan—
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 71 – Next PlanTidak seperti hari sebelumnya, tubuh Helenina terasa begitu ringan pagi ini dan dadanya penuh oleh perasaan bahagia. Semalam, Arthur tidak membiarkannya turun dari ranjang. Makan malam bahkan sampai mandi saja menjadi urusan pria itu. Di satu sisi Helenina merasa senang, tapi di sisi lain dia merasa tidak enak karena terlalu dimanjakan.Dan pagi ini, Helenina siap untuk kembali bekerja. Dia menulis beberapa hal yang rencananya akan dia lakukan. Dan dalam daftarnya itu, dia juga menulis bahwa dia harus menelepon Henry, meminta bertemu dengannya, lalu mengobrol. Sekarang, perceraian sudah tidak ada dalam benak Helenina, dan dia tidak menginginkannya juga sekalipun kakaknya itu memaksa.Ini mungkin akan beresiko, pikir Helenina, karena sebelumnya dia tidak pernah mendebat Henry atau bahkan mengemukakan pendapatnya sekali pun. Oleh karena itu Helenina merasa gugup akan respon Henry nanti, tapi mengingat bagaimana semalam Arthur begitu lir
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 72 – ApprovalHelenina tidak punya pilihan lain. Pada akhirnya, dia datang menemui Henry ditemani oleh Arthur. Tadinya, Arthur lebih suka untuk mengundang Henry ke rumah, tapi seperti dugaan Helenina, kakaknya itu tentu saja menolak undangan tersebut. Akhirnya, di sinilah Helenina sekarang, duduk berhadapan dengan putra sulung Baron yang terkenal dengan sikapnya yang dingin, di kantor pria itu yang luas dan bernuansa gelap juga maskulin.Khas laki-laki, pikir Helenina.Kecanggungan melingkupi suasana di antara mereka. Tapi mungkin hanya Helenina yang merasakannya, karena Arthur dengan tenang menuang teh ke dalam cangkir Helenina—benar-benar hanya cangkir milik Helenina saja. Dia menyesap isinya pelan, menyecapnya di lidah, sebelum menyodorkannya kepada Helenina.Dengan khawatir Helenina melirik ke arah Henry yang menatap Arthur penuh ekspresi tersinggung.“Kau pikir aku meracuni adikku sendiri?” cercanya.“Ini tidak apa-apa. Minumlah!” kata Arthur d
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 73 – What If“Arthur, terima kasih sudah membicarakan hal ini dengan Henry,” kata Helenina. Dia dan Arthur sekarang tengah berada di dalam mobil yang melaju menuju rumah. Helenina duduk di samping Arthur. Lengan pria itu melingkari pinggangnya sementara tatapan Arthur tertuju ke arah ponsel.“Hm,” jawab Arthur singkat.Helenina mendongak menatap wajah serius suaminya itu. Apa pun yang sedang Arthur lihat di ponselnya, pasti tidak jauh-jauh dari hal-hal yang menyangkut pekerjaannya. Alis Arthur tampak sedikit mengerut, tulang pipinya lebih menonjol karena rahangnya yang tegang. Helenina menduga bahwa Arthur pasti habis bercukur, kulit wajahnya tampak mulus. Dan hal tersebut membuat Helenina ingin menyapukan tangannya ke sana dan mengecupnya.Tapi tentu saja Helenina tidak melakukannya karena perasaan malu lebih dulu membuatnya mengalihkan pandang. Dia menatap ke luar, melihat berbagai objek seperti bangunan tinggi, toko-toko, kendaraan lain, lampu ja
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 74 – CrimsonSesaat setelah mobil berhenti di depan teras mansion Rutherford yang sudah tua tapi masih tampak megah dan kokoh itu, Arthur keluar dari mobil dan menarik Helenina bersamanya. Dia mengabaikan Emma dan juga beberapa pelayan yang tidak sengaja berpapasan dan menunduk pada mereka.“A-Arthur, pelan-pelan!” lirih Helenina dengan wajah memerah padam. Tapi Arthur seolah tidak mendengarkan. Saat sampai di dekat tangga, tubuh Helenina tiba-tiba saja diangkat dan sudah berada di dalam gendongan pria itu.Helenina memekik, menoleh dengan panik ke arah seorang pelayan—Aria—yang baru saja berpapasan dengannya. Namun gadis pelayan Helenina itu tengah menunduk dan begitu pun juga dengan yang lain.Tapi bukan berarti mereka tidak tahu!“Arthur! Aku bisa jalan sendiri,” pinta Helenina lagi dengan suara panik sekaligus menahan malu.Arthur menaiki dua gundakan anak tangga sekaligus. Tidak memberikan respon apa pun pada rontaan yang Helenina berikan. Dan
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 75 – Pumpkin or TeaSaat siang menjelang sore tiba, Arthur kembali ke rumah, menemukan istrinya masih tertidur nyenyak di atas ranjang setelah kegiatan panas yang mereka lakukan beberapa jam lalu. Helenina pastinya sangat kelelahan, dan Arthur memiliki dorongan yang begitu kuat untuk bergabung dengannya di sana dan merasakan tubuhnya yang lembut di dalam pelukan. Tapi Arthur tahu lebih baik bahwa dia tidak hanya akan berhenti di sana, dan dia juga memiliki urusan mendadak yang harus dia selesaikan sesegera mungkin.Namun Arthur sengaja pulang lebih dulu, hanya untuk sekadar melihat wajah istrinya.Dia duduk di pinggir ranjang, mengusap rambut Helenina yang tersebar di atas bantal dan seprai berwarna putih, bagai jilatan api yang tampak begitu cantik. Tangan Arthur kemudian teralih pada wajah yang terlihat pulas dan damai itu.Dahi Arthur mengernyit saat kembali memikirkan ucapan Helenina di mobil tadi. Bibirnya lalu menyunggingkan senyum.“Kamu meng
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 76 – Poison“Jadi, selama ini dia ada di sana.”“Ya, saya menduga sepupu Anda ikut andil dalam hal ini.”Arthur terkekeh, duduk di sofa berwarna merah mencolok di dalam sebuah ruangan dengan pencahayaan yang temaram. “Tentu saja Asher terlibat. Dan rumah tempat John Delmon saat ini berada adalah rumah warisan milik Madeline Pansley.”Sebuah cerutu yang Arthur apit di kedua jari tangan kanannya dia tekan ke asbak sehingga ujungnya yang menyala pun mati dan menjadi abu, meninggalkan noda menghitam di permukaan asbak yang putih. Arthur bukanlah seorang pecandu rokok, namun terkadang dia merasa membutuhkan nikotin itu dalam dirinya. Dia lalu bersandar di sofa seraya menghela napas panjang. Tatapannya yang dingin sesaat tampak kosong.“Sudah saatnya aku menemui sepupuku kalau begitu. Dia selalu menjadi duri, tapi kali ini lebih tajam.”Francis Bronwen, yang berdiri di hadapannya dengan gestur tegak pun tidak mengatakan apa pun.Arthur bangkit, seraya ber
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 77 – Beyond BeliefDi mobil yang melaju kencang di jalan raya, Francis memberi tahu Arthur bahwa dia sudah mendapatkan kabar dari Emma mengenai kondisi Helenina di rumah.Helenina ditemukan tidak sadarkan diri di lantai kamar mandinya. Francis sengaja tidak memberi tahu secara detail bahwa sang nyonya juga mengalami pendarahan, dia tidak ingin membuat Arthur kehilangan kendalinya lebih buruk dari ini.Mereka tengah menuju rumah sakit tempat Helenina dibawa. Letaknya cukup jauh, mengikis setiap kesabaran yang Arthur punya. Mobil yang dikendarainya melesat semakin kencang dan bergerak lincah di jalan raya yang cukup ramai oleh kendaraan lain. Francis bahkan sampai harus berpegangan di kursinya untuk menahan guncangan.Sesampainya di rumah sakit, Arthur tidak membuang banyak waktu, dia langsung pergi ke ruangan tempat Helenina berada dengan langkah tergesa. Francis tidak sempat menyusul karena dia harus memarkir mobil yang Arthur tinggalkan begitu saja