TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 60 – The Last Moments“Nyonya, ini sudah satu jam lewat dari waktu Anda seharusnya minum obat.” Aria meremas tangannya dengan cemas, menatap ke arah ranjang di mana sang nyonya berbaring tanpa bergerak sedikit pun atau bahkan berganti posisi. Aria tahu bahwa dia tidak sedang tidur, matanya terbuka lebar menatap ke arah dahan pohon di luar jendela yang bergerak-gerak ditiup angin.Biasanya, pada jam ini sang nyonya akan berada di perpustakan, mengerjakan tugas kesehariannya. Atau kalau tidak, dia di dapur membantu Duncan menyiapkan makan siang, termasuk juga mencicipi masakannya yang lezat. Tapi sudah beberapa hari ini, Aria dan para pelayan lainnya menyadari bahwa Tuan dan Nyonya mereka sedang dalam keadaan yang tidak baik. Namun ini adalah yang terburuk.Sang nyonya jatuh sakit. Dia sering sekali sakit, tapi kali ini berbeda. Tidak ada semangat atau senyum ramah yang Aria lihat sejak pertama kali dia memasuki ruangan. Aria merasa khawatir di detik
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 61 – Unusual BehaviorMomen-momen yang Helenina pikir akan menjadi terakhir kali, entah bagaimana berubah menjadi sebuah rutinitas yang terjadi selama satu minggu ini. Sekali lagi, Helenina tidak tahu bagaimana semuanya menjadi seperti itu. Bukan Aria, Sarah, atau Molly yang membantunya mempersiapkan semua yang dia butuhkan saat dirinya dalam keadaan tidak sehat, melainkan Arthur.Pria itu seolah tidak memiliki kerjaan lain untuk dikerjakan. Well, dia memang menghilang pada sebagian besar waktu, tapi selalu muncul saat waktu makan dan minum obat tiba. Dia menyuapi Helenina, menatapnya dengan ketidakpuasan saat Helenina menolak. Atau terkadang, dia bahkan tidak memberikan Helenina waktu untuk mengatakan penolakannya sebelum sendok makanan itu disuapi ke mulutnya.Pada waktu pagi dan sore, Arthur juga muncul untuk menyiapkannya pakaian, membawakannya handuk bersih dan perlengkapan mandi yang kebetulan habis. Helenina bahkan baru sadar bahwa selama sat
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 62 – Precious MomentCuaca sore pada pukul empat ini sedikit berawan. Tidak terlalu panas, tidak bisa juga dibilang mendung. Bagi Helenina, ini cuaca yang sangat tepat untuk berjalan-jalan di luar. Tapi sayangnya, Helenina tidak bisa menikmati segalanya dengan puas karena kehadiran Arthur di belakangnya. Pria itu masih tidak mengatakan apa pun, hanya mengikuti Helenina. Langkahnya bisa Helenina dengar.Mereka berjalan memutari taman yang luas, melewati gazebo, kemudian kembali lagi ke sana.Helenina mencoba—benar-benar mencoba—untuk menikmati momen ini. Tapi semakin sadar dia dengan kehadiran Arthur di belakangnya, semakin cepat jantungnya berdetak.Ini harus segera dihentikan.Helenina berbalik tiba-tiba, langkah Arthur sontak terhenti.“Sudah, hentikan!” ucap Helenina dengan lirih.Arthur menaikkan sebelah alisnya bingung. “Apa?”“Kau tidak harus mengikutiku lagi. Aku tidak apa-apa. Aku tidak mungkin akan tiba-tiba pingsan hanya dengan berjalan-ja
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 63 – Strange ReasonKeesokan harinya, Helenina bangun dengan posisi yang sama seperti pagi-pagi sebelumnya, yaitu di pelukan Arthur. Walau sudah seminggu seperti ini, Helenina belum juga bisa terbiasa. Dan pagi ini, entah angin dari mana, Arthur tiba-tiba mengajaknya keluar. Dia bilang, dia akan mengajak Helenina ke sebuah tempat. Saat Helenina tanya di mana, Arthur tidak mau menjawab.Mereka berkendara menyusuri jalanan yang cukup padat pagi ini. Orang-orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing, terutama orang-orang yang harus pergi bekerja. Helenina menduga Arthur seharusnya sibuk dengan urusan pekerjaannya juga, tapi pria itu malah membawa Helenina keluar.Sekali lagi, Helenina bertanya, “Ke mana kita akan pergi, Arthur?”Arthur tersenyum tipis. “Apakah kau tidak lelah menanyakannya?”Helenina mengerucutkan bibir, merasa begitu penasaran sampai rasanya dia ingin memaksa Arthur untuk memberitahunya.“Kau akan tahu nanti. Bersabarlah!” Hanya it
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 64 – ConfessionHari kemudian berlalu dengan sangat cepat. Helenina berdiri di jendela, menatap ke luar, tepatnya ke arah taman yang kini tampak berbeda dari kemarin, ada begitu banyak tumbuhan baru yang masih hanya berupa batang dan daun kecil. Dalam beberapa minggu, tumbuhan-tumbuhan itu akan berubah menjadi semak hydrangea yang baru. Dan sekalipun Helenina tidak sabar untuk melihat saat hal tersebut terjadi, dia tetap tidak bisa mengenyahkan perasaan mengganjal yang saat ini ada di hatinya.Dan saat ini, Helenina masih terjaga saat dia seharusnya sudah tidur, karena dia berniat untuk menunggu Arthur dan meminta penjelasan padanya.Sebentar lagi pria yang masih menyandang status sebagai suaminya itu akan pulang.Suara ponsel terdengar. Helenina berbalik dan melangkah ke arah nakas, mengambil benda pipih itu dan menyalakannya.Ada sebuah pesan baru yang dia terima dari Henry.Perasaan Helenina jadi tidak enak. Dia membaca pesan itu. Isinya sangat s
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 65 – RequestBayangan akan berpisah dari Arthur membuat Helenina segera memejamkan mata dan berharap bahwa hal itu tidak akan terjadi. Dadanya semakin terasa sesak dan air matanya tidak berhenti mengalir.Mungkin keajaiban akan muncul dan menyatukan mereka kembali? Mendadak Helenina merasakan kemarahan yang begitu besar pada Henry. Kakaknya itu tidak pernah peduli padanya, bahkan sekarang pun masih tidak. Dia dibutakan dengan kebencian pada Arthur sehingga apa pun akan dia lakukan, termasuk membuat adiknya bercerai dengan pria yang dia cintai.Ini terasa tidak adil. Sangat tidak adil. Henry bebas melakukan apa pun yang dia mau, sementara Helenina sebaliknya. Sepanjang hidup, keputusan tidak pernah ada di tangan Helenina dan saat ini fakta tersebut membuatnya sakit.“Nina.”Sapuan tangan yang kasar menghapus air mata di wajah Helenina dengan lembut. Helenina mengerjap, tidak sadar bahwa pandangannya menjadi buram karena semua tangisan itu.Arthur m
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 66 – LyingUntuk sesaat, mereka tenggelam dalam keheningan karena pertanyaan Helenina itu. Sampai kemudian Arthur pun menjawabnya, “Aku membenci John. Dia seorang ayah yang buruk.”Lagi, ada jeda sebelum Arthur melanjutkan, “Jadi karena terbutakan oleh rasa benci itu, aku yang masih kecil dengan emosi yang tidak stabil, memutuskan untuk menyalakan api yang kemudian membakar rumah kami.”“Termasuk ... John?” tanya Helenina hati-hati.Arthur tersenyum lembut. Mengangguk. “Termasuk John,” ulangnya.Helenina tidak bisa membayangkan apa yang mungkin John telah lakukan sampai seorang anak kecil memiliki pemikiran seperti itu. Tapi dengan ketenangan yang Arthur tunjukkan sekarang dan bagaimana dia menjawab Helenina seolah kejadian itu bukanlah apa-apa, Helenina memberanikan diri lagi untuk bertanya, “Apa yang telah John lakukan?”“Kekerasan pada anak,” jawab Arthur singkat.Helenina langsung terdiam. Dan kenapa dia merasa seolah yang terjadi lebih dari itu
TAMING THE DEVILISH HUSBAND chapter 67 – The FeelingsKemudian sesaat setelah meluapkan semua itu, Helenina langsung mematikan sambungan telepon dan melempar ponselnya ke atas ranjang.Namun tidak lama kemudian, benda itu kembali berbunyi. Kali ini tanda bahwa ada pesan baru yang masuk.Helenina tidak ingin repot-repot mengeceknya, dia masih merasa kesal pada sikap kakaknya itu. Tapi didorong oleh rasa penasaran, Helenina pun mengambil ponselnya lagi dan membuka pesan yang baru masuk dari Henry.[Kau lupa dengan apa yang aku katakan sebelumnya?]Helenina tidak mau membalas.Sebuah pesan baru kembali masuk.[Haruskah aku ceritakan padamu tentang siapa suamimu sebenarnya?][Helene.]Henry memanggil ...Membaca kembali semua pesan itu, Helenina jadi tergoda untuk mengangkat telepon tersebut. Dan akhirnya, dia pun melakukannya.Sedetik setelah sambungan telepon itu kembali tersambung, Helenina berkata, “Arthur sudah menceritakan semuanya padaku. Aku tidak mau lagi mendengar apa pun darimu