“Kenapa kau tidak memberi tahuku dari kemarin Naomi?” seorang lelaki berambut blonde keemasan berjalan mondar-mandir di hadapan dua wanita yang tengah terduduk di atas sofa, seraya menatap lelah ke arah sang pria itu.
“Aku sudah memberitahumu, bahwa nona Jane tidak setuju untuk menjual tanah itu padamu sebulan yang lalu, tapi kau terlalu asyik bercumbu dengan si pirang salah satu wanita tadi hingga kau mengabaikanku, Takako, Misako, Masako, Roiko entah siapalah nama gadis itu.” gerutu wanita berambut coklat sanggul dengan kaca mata yang bertengger dihidungnya bernama Naomi itu.
“Aku tidak perduli dengan setuju atau tidaknya gadis kecil di sampingmu itu. Yang jelas kakaknya telah menjual tanah itu, dan semua uangnya sudah kuberikan pada kakaknya.” ungkap Darren menjelaskan.
“Dengar tuan Darren yang terhormat, tanah itu adalah milikku dan di surat keterangan kepemilikan surat tanah itu jelas pemilik tanah itu adalah aku.” gadis yang di panggilnya kecil itu membantah tak terima.
“Tapi kakakmu sudah menjualnya padaku!”
“Tapi aku tidak menjual dan tidak memakan sepeser pun uang darimu itu, dan asal kau tahu bahwa yang Christ berikan padamu adalah surat tanah palsu. Surat tanah asli ada padaku!”
“A-apa? Jangan bermain-main denganku.”
“Kau pikir aku bermain-main huh? Jabatan sekelas CEO tapi bodoh, hei kau mungkin bisa memalsukan laporan keuanganmu karena bosmu ini bodoh.” ucap wanita itu menunjuk Naomi lalu menatap Darren dengan tatapan merendahkan membuat alis Darren berkedut kesal.
“Jadi aku minta angkat semua alat konstruksi dan pekerjamu di atas tanahku, jika kau tidak mengangkatnya, akan kupastikan kau menyesal.” Jane mengancam.
“Kau mengancamku? Kau ingin bermain-main denganku hum?” tanya Darren terkekeh.
“Di mana letak dari ucapanku yang terdengar ‘hai! Ayo bermain ancam-ancaman denganku’?” tanya Jane menatap tajam Darren. Darren tersenyum sinis seraya memalingkan wajahnya, siapa gadis bernyali besar ini? Tak tahu kah dia bahwa ia sedang berhadapan dengan Darren William Sirius, penerus Sirius Hotel’s Group?
“Jadi kau serius mengancamku?” tanya Darren dengan nada geli bahkan ia terkekeh-kekeh. Ah sebenarnya Darren tak tega melakukan ini apalagi pada gadis kekurangan kalsium menyedihkan, namun gadis itu menyebalkan sehingga ia rasa ia harus membuat gadis itu malu, sedikit pelajaran harus diberikan pada gadis tak sadar diri sepertinya itu.
“Kau itu tampan tapi sungguh bodoh, tuli atau apa sih? Lambat sekali mencerna ucapanku.” ungkap Jane sebal, tidak ia tidak bermaksud membuat Darren Sebal, itu sungguh apa yang ingin ia katakan. Berapa kali ia harus menekankan bahwa ia benar-benar mengancam lelaki bertubuh jangkung dengan rambut emas di depannya ini?
Darren membolakan matanya mendengar ucapan gadis di depannya itu. Serius, gadis itu benar-benar mengancamnya? Wow itu benar-benar menarik.
“Oke, jadi apa ancamanmu hum?” tanya Darren penasaran dengan apa yang akan dilakukan gadis di depannya itu.
“Intinya aku minta kau telepon kepala konstruksi bangunanmu, dan suruh mereka untuk menarik alat-alat perusak tamanku itu sekarang juga, aku beri waktu lima menit untuk menelepon.” ungkap Jane mengangkat tangannya, melirik dan menunjuk jam berwarna coklat yang melingkar manis di pergelangan tangannya.
“Jika aku tidak mau?” Darren meledek. Ia sebenarnya tak ingin membuang waktunya meladeni gadis bocah ini, tapi ternyata mengerjai gadis bocah ini cukup menyenangkan.
“Kau akan mendapatkan kejutan dariku. Well sebaiknya kau cepat tuan Darren, dua menitmu sudah berlalu.” ungkap Jane mengetuk-ngetuk jamnya. Darren memalingkan wajahnya sambil terkekeh.
“Memangnya ancaman apa yang akan kau berikan? Menyeretku ke penjara? Aku punya uang untuk menyewa pengacara dan menyumpal, membunuhku? Aku punya banyak body guard yang akan melindungiku dua puluh empat jam. Jadi sekarang coba kau katakan padaku bagaimana caramu melancarkan ancamanmu?” tanya Darren menutup bibirnya dengan sebelah tangan menahan tawa. Oh Tuhan, ia yakin selanjutnya ia tak akan bisa menahan tawanya.
“Hmm, waktu lima menitmu sudah habis Darren William Sirius. Selamat menikmati hadiahmu.” ujar gadis berambut hitam itu lalu ia merogoh smart phone berwarna gold nya terlihat mengetikkan sesuatu di sana lalu tersenyum mencurigakan.
“Jika kau berubah pikiran, aku meninggalkan kartu namaku di sini” ucapnya seraya menaruh card kecil berisi namanya dan nama sebuah perusahaan sebelum detik selanjutnya ia berjalan pergi ke arah pintu.
Darren menatap geli ke arah gadis bertubuh mungil itu. Ternyata gadis itu hanya menggertak? Bagaimana bisa ia mempunyai keberanian sebesar itu untuk menggertaknya tanpa senjata?
“Ahh ya, aku harap kau bisa meluangkan waktu melihat berita melalui telepon pintarmu itu. Kadang sebuah berita bisa merubah status kehidupan seseorang dalam hitungan jam saja lho!” nasihat Jane sebelum tubuhnya menghilang dibalik pintu. Dan saat itulah Darren mengernyitkan alisnya tak mengerti maksud ucapan Jane namun anehnya kali ini ia merasakan ada ancaman di nada santai Jane.
“Naomi coba cari informasi gadis-“
“Astaga Darren, kau harus membaca ini!” pekik Naomi tiba-tiba dengan wajah panik.
‘Orion Star media
‘Darren William Sirius atau putra dari pengusaha William Sirius sekaligus penerus Sirius Hotel’s, diduga melakukan tindakan pelecehan pada banyak wanita di antaranya dari kalangan model, berinisial N Y dan M C. Berikut video panas saat N Y dan M C yang meminta pertanggung jawaban pada Darren William Sirius.
*klik untuk melihat video
Menurut saksi terkait, masih ada beberapa wanita yang diduga merupakan korban pelecehan Darren yang masih enggan untuk melapor. Tapi saksi mengatakan akan membuka semua kasus Darren William Sirius. Jika Anda merupakan salah satu korban dan membutuhkan pertolongan, mohon untuk menghubungi kepala redaksi kami Jane Ainsley.
Read More..
Darren terdiam setelah membuka video itu. Di video itu jelas terlihat video rekaman tadi, saat Yuri dan satu wanita lain datang ke meetingnya tadi dan menamparnya di depan para relasi perusahaan dan ayahnya.
“Sialan!” umpat Darren membanting benda yang tadi menampilkan artikel yang menyinggung nama kebesarannya, dan nama sang ayah. Kini ia mengerti ancaman gadis bertubuh pendek itu. Jadi ini hadiah yang dia maksud? Licik sekali gadis itu!
Darren tak bisa berdiam diri, ia harus segera melakukan sesuatu sebelum statusnya di perusahaan terancam. Ia melirik Naomi yang tengah menggeleng-geleng dan berduka, karena baru saja salah satu benda kesayangannya dihancurkan seenaknya oleh Darren.
“Jane Ainsley, pemilik Orion Star media. Pengamat perkembangan business, life style, dan sport. Salah satu media berita yang baru saja dirilis dan ratingnya selalu berada dipuncak selama setengah tahun ini karena beritanya selalu up to date, dan terpercaya. Aku rasa kau baru saja bertemu dengan Athena, Darren.” seakan bisa membaca suasana hati dan pikiran Darren, Naomi berceloteh memberitahu biodata singkat gadis itu.
“Cari tahu semua tentang gadis pendek itu. Semuanya. Karena aku juga harus memberi hadiah padanya bukan?” berusaha meredam luapan emosi yang sudah di ubun, Darren tersenyum mengeluarkan seringai.
“Athena hum?” gumamnya dengan seringai seribu makna. Ia akan membuat Athena itu bertekuk lutut memohon ampun padanya, lihat saja.
“Jane!“Jane menolehkan kepalanya mencari asal suara yang memanggil namanya. Setelah menoleh kanan kiri, akhirnya ia melihat seorang wanita cantik berlekung pipit tengah berdiri sekitar sebelas langkah darinya seraya tersenyum manis kepadanya.“Astaga Nana!“ pekik Jane seraya menghambur memeluk wanita bernama Nana itu.“Aaa Jane!” balas wanita itu ikut berteriak histeris. Lalu keduanya berpelukan erat layaknya saudara yang lama terpisah.“Lama sekali kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu? Kau pasti mempunyai banyak pengalaman saat kau terus dinas dan berkeliling dunia. Hebat sekali!” puji Jane menatap kagum Nana yang berprofesi sebagai seorang dokter dan membaktikan hidupnya untuk membantu masyarakat dunia, ia melakukan banyak sumbang jasa untuk membantu kesehatan masyarakat yang membutuhkan.“Kau berlebihan! Oh iya Jane, Aku membawakanmu oleh-oleh. Kau harus melihatnya!” ucap Nana merogoh sesuatu d
Sebenarnya jika nama Narcissus disandingkan dengan seorang Darren William Sirius itu tidaklah cocok.Karena dalam cerita, Narcissus digambarkan sebagai orang orang yang mencintai dirinya sendiri, bahkan ia tak sempat mencintai orang lain apalagi wanita. Begitupun jika Darren di samakan dengan Zeus juga tidak cocok, satu-satunya hal yang mungkin bisa di samakan adalah kegenitan dan ketidakmampuan mengontrol cacing dibalik celana mereka. Lagipula di setarakan dengan Zeus itu terlalu berlebihan bukan?Tak ada istilah yang cocok dengannya selain playboy. Lalu bagaimana bisa ia disebut Narcissus? Karena ketampanannya? Well, beberapa orang yang sakit hati terhadapnya di mana mayoritas adalah perempuan susah mengakui sifat narsis dari seorang yang bernama Darren William ini. Dan sepertinya memang tidak bisa dipungkiri satu-satunya yang menyelamatkannya adalah ketampanan oh ya juga hartanya, meskipun itu warisan--sih. Darren berwajah tampan bak dewa, tapi Jane akan leb
Jane mengetuk-ngetukkan sepatu heels merahnya seraya menatap Darren yang sudah memilih untuk duduk di salah satu kursi VIP rooms restoran Sirius. Tepat ini amat sangat privasi dan terpisah dari ruangan lainnya.Darren menyisir rambut abunya dengan jari tangan, lalu ia menarik kerah bajunya yang terasa mencekik. Jika kalian ingin tahu, Darren berusaha berpenampilan rapi hanya agar mendapatkan kesan baik di mata tuan Albern, bahkan ia rela mengancingkan kemejanya hingga ujung kancing paling atas dan itu adalah hal yang paling dibencinya karena membuatnya tercekik. Darren yang sibuk melonggarkan kemejanya melirik Jane yang berdiri kesal melipat tangan di perut.“Tarik perkataanmu pada ayahku, atau kau menyesal.” ancam Jane tanpa berbasa-basi. Untuk sesaat Darren tergelak lalu menatap Jane dengan sebelah mata yang terteduhi rambut blondenya.“Baik jika-“ ucapan Darren tergantung "Kau menyerahkan tanahmu dan hilangkan semua ber
Jane tak tahu bahwa hari ini kesialan beruntun akan membuntutinya. Sungguh Ia hanya berniat menghabiskan jam makan siangnya dengan Nana, sahabatnya yang bertahun-tahun tak ditemuinya hanya untuk sekadar mengobrol dan bertukar cerita.Secara kebetulan restoran yang dipilih adalah restoran Darren William sebagai restoran yang paling ingin di kunjungi Nana, Jane berpikir takdir tidak mungkin semudah itu mempertemukannya dengan Darren bukan? Tapi ternyata ia malah melihat ayahnya duduk di salah satu meja restoran ini, dengan seseorang yang baru ia sadari adalah Tuan Williams pendiri Sirius Hotel’s group ayah dari Darren William Sirius.Seketika rasa panik muncul dibenak Jane . Jangan-jangan tuan William hendak memberi tahu bahwa Christ sudah menjual tanah peninggalan ibunya pada Darren William tanpa seizin ayahnya, sementara Christ kakaknya membawa semua uang itu dan entah kabur kemana. Dia memang sungguh kakak yang tidak bertanggung jawab.Jane terperanjat dari tempat
“Naomi sekretaris terbaikku, aku ingin kau menyewa media pemberitaan.”Naomi yang tengah menatap layar laptopnya memiringkan kepalanya untuk melihat atasan sekaligus sahabat yang sudah ia anggap adik ini.“Untuk apa? Dan tumben sekali kau memanggilku sekretaris terbaik.” lirik Naomi curiga“Mempublikasikan pertunanganku” jawab lelaki itu dengan seringai“Pertunangan? Oh jangan bercanda! Kau masih suka keluyuran untuk mencicipi sembarang wanita! Kuberi tahu nak, Kau belum siap untuk sebuah komitmen. Dan kau bilang ingin bertunangan? Sebaiknya kau berusaha membersihkan namamu dulu di perusahaan agar saat rapat direksi kau dipertimbangkan” jawab Naomi sibuk dengan keyboarddan setumpuk berkas yang berada di meja bagian kanan dan kirinya.“Lagi pula tipe gadis apa yang berhasil membuatmu sadar akan pentingnya komitmen? Jika ia tidak sekuatWonder woman untuk membuat cacing alaskamu yang gatal itu lumpuh dicelana mu. Aku
Jane terperanjat dari lamunannya saat ia merasa ada tepukan halus diatas pundaknya."Kau tidak bertemu hantu bukan?" Tanya Nana konyol. Jane menggeleng, ia sudah menduga sih bahwa mustahil gadis secantik dan berkelas seperti itu merupakan mantan kekasih Darren, terlalu cantik dan elegan. Jelas mustahil.Tapi itu justru membuatnya semakin penasaran karena gadis itu mengenalnya. Dari mana ia mendapatkan informasi tentang Jane? Oh mungkinkah itu mata-mata Darren? Jane menggeleng, ia terlalu berlebihan."Lupakan tadi, mungkin aku memang berkhayal. Um, mari langsung pada inti pembicaraan kita hari ini. Jadi kau mantan kekasih Darren? Aku sedang mengumpulkan sebuah informasi untuk tugas penting-- aku harap kau mau membantuku dengan menjawab pertanyaanku." ungkap Jane berusaha seramah dan selembut mungkin lalu mempersilahkan gadis itu untuk duduk."Oh ya aku akan membantu, sebelumnya perkenalkan namaku Jessica Sawaki. Aku pacar Darren saat kami semester 3 di univers
"Mau kabur, Eh?"Darren William tengah berdiri seraya menahan tubuh Jane, menatap Jane seakan ia mengatakan ‘peek a boo' tentu dengan seringai khas nya yang semakin menunjukkan status menyebalkannya."Oops terlalu terpesona dengan ketampananku sampai kau tak Menyadari aku berhasil melepas kaitan bramu. Emm.. 36D? Tidak perlu malu aku penyenang segala tipe meskipun itu mini.""Sialan kau!" umpat Jane segera melepaskan diri dari Darren yang berdecak lalu tersenyum seraya menaruh tangannya di dagu, Seakan ia menunggu apa yang akan Jane lakukan selanjutnya.Dan benar saja bra Jane turun hingga sebelah dari bukit kembarnya itu tumpah.Betapa bajingannya Darren brengsek itu. Bahkan ia tidak hanya berhasil melepas kaitan belakang branya. Ia Juga melepas sebelah talinya! Kapan ia melakukannya? Bagaimana ia bisa?"SIALAN! KEMESUMAN YANG MENGERIKAN! DASAR PENJAHAT WANITA!" umpat Jane cukup nyaring."Whoah, lihat Wanita yang terperangkap pada
“Whoah,”“Suit.. Suit!”“Wow mereka berciuman!”Riuh teriakan dan suitan membuat Jane tak bisa berkutik. Sebenarnya ia sudah memegang erat laptopnya siap melemparkannya pada bajingan di depannya ini. Namun ia mengurungkannya karena ia kini memahami pola permainan Darren. Ia tak boleh terus mengikuti alur permainan Darren atau ia akan tersudutkan. Ia harus segera memutar balikkan keadaan.Dua bibir yang saling terpaut itu akhirnya terlepas, Jane menatap Darren sesaat sementara Darren tersenyum puas menatap Jane yang hanya bisa terdiam dengan tatapan terkejut, bahkan sangat terkejut.Gotcha, Apakah baru saja kau terpana dengan pesonaku, Jane Ainsley?’ Batin Darren. Meyakini seratus persen gadis di depannya ini terkejut dan terpesona secara bersamaan dengan ciumannya.Nah apakah sekarang semua orang menyetujui bahwa ketampanan Darren adalah hiptonis humanoik?Darren menyentuhkan tangannya ke arah pundak sempit Jane. Ia puas atas reaksi Jane. Tu
Darren merendahkan kepalanya lalu ia memagut bibir Jane. Sebelah tangannya menari di luar kemeja chiffon Jane yang tipis. Dengan seduksi ia membuat gerakan memutar dan menekan ujung bukit di bagian depan tubuh Jane. Jane hanya bisa bergerak tak nyaman di bawah kungkungan pria itu karena kalah kekuatan.Jane ingin berteriak tapi bibirnya disumpali bibir Darren. Namun bukan Jane namanya jika ia tak memiliki ide untuk menghadapi lawannya, apalagi lawannya adalah Darren William yang sudah Jane antisipasi sebelumnya.Jane menatap Darren tajam, dan mengunci tatapan Darren padanya sebelum detik selanjutnya ia menggigit bibir Darren dengan keras.“AARRGGHHH!!”Darren mengangkat wajahnya dari Jane dan ditemukannya bibir bawahnya yang berdarah akibat gigitan maut Jane. Sementara Jane? Ia tersenyum puas dengan hasil yang ia dapatkan. Ia tak ingin bermain kasar, tapi Darren yang lebih dulu memulainya. Ia tak memiliki pilihan la
“Itu benar-benar berita yang mengejutkan melihat konferensi persmu” Nana menatap Jane horror.Nana memaksa bertemu Jane untuk memastikan kebenaran siaran pers yang ia lakukan beberapa hari lalu bersama Darren. Jane terdiam lalu menyeruput hot long black.“Itu satu-satunya cara agar aku bisa mengurai perlahan drama konyol itu. Berbahaya jika drama konyol itu berlanjut. Dunia digital itu kejam, jejaknya tak mudah di hapus sembarangan.” ujar Jane seraya membayangkan jika ia tak menyelesaikan konferensi pers itu, mungkin sekarang ia sedang kerepotan.“Aku harap kau tidak melihat kolom komentar,” sesal Nana.“Aku sudah tahu mereka menghujatku.” jawab Jane tak ada sedikit pun rasa kecewa, menyesal atau marah membuat Nana kagum dengannya. Jane memang berasal dari dunia media, ia pernah menjadi jurnalis semua hal tentang dunia jurnalistik sudah dilakoni hingga ia bisa sejauh ini sekarang.“Yeah tapi ada sebagian yang menghujat Darren juga, bahkan beberapa orang
Keadaan hening saat dua orang itu akhirnya berhasil menyelesaikan konferensi pers dengan hasil memuaskan bagi Jane, dan setidaknya cukup baik bagi Darren karena pengakuan Jane membuat para wartawan itu berhenti menuduhnya meskipun namanya belum bersih sepenuhnya.Setelah acara konferensi pers, Darren mengundang Jane untuk datang ke kantornya untuk membahas bagaimana rencana mereka kedepannya. Jane menerima tawaran itu karena kantor Darren berada tidak jauh dari tempat di adakannya konferensi pers.“Jadi sekarang kau sudah menggunakan logikamu untuk berpikir? Keputusan yang sangat bagus untuk mengatakan bahwa kita bertunangan.” puji Darren melirik Jane yang masih terduduk di sampingnya dengan ekspresi asam.“Katakanlah begitu” jawab Jane dingin.“Menyadari bahwa betapa banyak keuntungan jika kau menikah denganku? Kau mendapatkan pria tampan, jenius dengan kekayaan yang melimpah?”“ya ya jenius yang membuat berita palsu tentangku dan bukannya memperoleh k
“Aku mendengar dari Tatsuya Mars Media, kau tetap meminta mereka membuat berita palsu itu? Oh Tuhan kau gila, segila-gilanya Darren! Aku kira kau mengerti sudut pandangku dan mempertimbangkannya.” desis Naomi seraya menaruh rekap lembaran yang di kirim Mars media infotainment di atas meja dan tepat di depan wajah Darren.“Astaga, tak bisakah kau berhenti berceloteh dan cepat selesaikan pekerjaanmu saja?” kesal Darren“Aku menasehatimu karena aku khawatir padamu. Hanya karena seorang gadis kau menjadi segegabah ini, itu tidak masuk akal Darren.”“Ada apa denganmu? Ini soal tanah bukan soal gadis itu, aku berusaha mendapatkan tanah itu. Kau khawatir? Takut Jane Ainsley benar-benar terpesona padaku? Dan kau akan cemburu?” tuding Darren.“Darren! Kau benar-benar minta dipukul ya? Aku mengkhawatirkan posisi mu diperusahaan! Ah aku sungguh tidak menyangka kau sekeras kepala ini. Kepalamu terbuat dari jenis batu apa?” Naomi menepuk-nepuk pipinya dengan kedua tan
“Katakan untuk menyebarkan berita bahwa Jane tidak nasionalis, ia gadis Jepang tapi membuang nama Jepangnya-““Karena dia half Asian sepertimu. Bedanya ia memiliki dominan Asia dari ibunya. Oh ngomong-ngomong soal ibunya Jane, kau tahu ibunya adalah seorang penyanyi terkenal? Tentang nama Jepang yang jarang ia gunakan secara profesi ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkeliling ke berbagai negara untuk keperluan jurnalistiknya jadi sepertinya ia lebih nyaman dengan nama Jane Ainsley dari tuan Albern.”Darren terdiam mendengar jawaban Naomi seraya mengetukkan jari di dashboard. Darren teringat Jane Ainsley yang di lindungi pria rambut emas tadi yang ia rasa pernah melihatnya.“Lalu pria tadi, siapa dia? Pria Asia rambut emas bukankah katamu Jane tidak memiliki pasangan?”“Pria? Oh aku melihatnya sekilas. Akihito Shibata, dia juga salah satu anak seorang pengusaha. Seharusnya ayahmu mengenalnya, Takuya Shibata. Ah Jane dan Aki dikabarkan pernah dekat, ta
“Whoah,”“Suit.. Suit!”“Wow mereka berciuman!”Riuh teriakan dan suitan membuat Jane tak bisa berkutik. Sebenarnya ia sudah memegang erat laptopnya siap melemparkannya pada bajingan di depannya ini. Namun ia mengurungkannya karena ia kini memahami pola permainan Darren. Ia tak boleh terus mengikuti alur permainan Darren atau ia akan tersudutkan. Ia harus segera memutar balikkan keadaan.Dua bibir yang saling terpaut itu akhirnya terlepas, Jane menatap Darren sesaat sementara Darren tersenyum puas menatap Jane yang hanya bisa terdiam dengan tatapan terkejut, bahkan sangat terkejut.Gotcha, Apakah baru saja kau terpana dengan pesonaku, Jane Ainsley?’ Batin Darren. Meyakini seratus persen gadis di depannya ini terkejut dan terpesona secara bersamaan dengan ciumannya.Nah apakah sekarang semua orang menyetujui bahwa ketampanan Darren adalah hiptonis humanoik?Darren menyentuhkan tangannya ke arah pundak sempit Jane. Ia puas atas reaksi Jane. Tu
"Mau kabur, Eh?"Darren William tengah berdiri seraya menahan tubuh Jane, menatap Jane seakan ia mengatakan ‘peek a boo' tentu dengan seringai khas nya yang semakin menunjukkan status menyebalkannya."Oops terlalu terpesona dengan ketampananku sampai kau tak Menyadari aku berhasil melepas kaitan bramu. Emm.. 36D? Tidak perlu malu aku penyenang segala tipe meskipun itu mini.""Sialan kau!" umpat Jane segera melepaskan diri dari Darren yang berdecak lalu tersenyum seraya menaruh tangannya di dagu, Seakan ia menunggu apa yang akan Jane lakukan selanjutnya.Dan benar saja bra Jane turun hingga sebelah dari bukit kembarnya itu tumpah.Betapa bajingannya Darren brengsek itu. Bahkan ia tidak hanya berhasil melepas kaitan belakang branya. Ia Juga melepas sebelah talinya! Kapan ia melakukannya? Bagaimana ia bisa?"SIALAN! KEMESUMAN YANG MENGERIKAN! DASAR PENJAHAT WANITA!" umpat Jane cukup nyaring."Whoah, lihat Wanita yang terperangkap pada
Jane terperanjat dari lamunannya saat ia merasa ada tepukan halus diatas pundaknya."Kau tidak bertemu hantu bukan?" Tanya Nana konyol. Jane menggeleng, ia sudah menduga sih bahwa mustahil gadis secantik dan berkelas seperti itu merupakan mantan kekasih Darren, terlalu cantik dan elegan. Jelas mustahil.Tapi itu justru membuatnya semakin penasaran karena gadis itu mengenalnya. Dari mana ia mendapatkan informasi tentang Jane? Oh mungkinkah itu mata-mata Darren? Jane menggeleng, ia terlalu berlebihan."Lupakan tadi, mungkin aku memang berkhayal. Um, mari langsung pada inti pembicaraan kita hari ini. Jadi kau mantan kekasih Darren? Aku sedang mengumpulkan sebuah informasi untuk tugas penting-- aku harap kau mau membantuku dengan menjawab pertanyaanku." ungkap Jane berusaha seramah dan selembut mungkin lalu mempersilahkan gadis itu untuk duduk."Oh ya aku akan membantu, sebelumnya perkenalkan namaku Jessica Sawaki. Aku pacar Darren saat kami semester 3 di univers
“Naomi sekretaris terbaikku, aku ingin kau menyewa media pemberitaan.”Naomi yang tengah menatap layar laptopnya memiringkan kepalanya untuk melihat atasan sekaligus sahabat yang sudah ia anggap adik ini.“Untuk apa? Dan tumben sekali kau memanggilku sekretaris terbaik.” lirik Naomi curiga“Mempublikasikan pertunanganku” jawab lelaki itu dengan seringai“Pertunangan? Oh jangan bercanda! Kau masih suka keluyuran untuk mencicipi sembarang wanita! Kuberi tahu nak, Kau belum siap untuk sebuah komitmen. Dan kau bilang ingin bertunangan? Sebaiknya kau berusaha membersihkan namamu dulu di perusahaan agar saat rapat direksi kau dipertimbangkan” jawab Naomi sibuk dengan keyboarddan setumpuk berkas yang berada di meja bagian kanan dan kirinya.“Lagi pula tipe gadis apa yang berhasil membuatmu sadar akan pentingnya komitmen? Jika ia tidak sekuatWonder woman untuk membuat cacing alaskamu yang gatal itu lumpuh dicelana mu. Aku