“Jane!“
Jane menolehkan kepalanya mencari asal suara yang memanggil namanya. Setelah menoleh kanan kiri, akhirnya ia melihat seorang wanita cantik berlekung pipit tengah berdiri sekitar sebelas langkah darinya seraya tersenyum manis kepadanya.
“Astaga Nana!“ pekik Jane seraya menghambur memeluk wanita bernama Nana itu.
“Aaa Jane!” balas wanita itu ikut berteriak histeris. Lalu keduanya berpelukan erat layaknya saudara yang lama terpisah.
“Lama sekali kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu? Kau pasti mempunyai banyak pengalaman saat kau terus dinas dan berkeliling dunia. Hebat sekali!” puji Jane menatap kagum Nana yang berprofesi sebagai seorang dokter dan membaktikan hidupnya untuk membantu masyarakat dunia, ia melakukan banyak sumbang jasa untuk membantu kesehatan masyarakat yang membutuhkan.
“Kau berlebihan! Oh iya Jane, Aku membawakanmu oleh-oleh. Kau harus melihatnya!” ucap Nana merogoh sesuatu dari dalam tasnya bersemangat.
“Whoaahh kau membawakanku oleh-oleh? So sweet! Aku harap itu adalah sebuah makanan!” ungkap Jane antusias.
“Sayangnya, bukan. Ini adalah cenderamata dari salah satu anak di kamp pengungsian.” ucapnya mengeluarkan kalung berbandul kristal bening dari dalam tasnya.
“Whoah, kalung ini cantik sekali.” Puji Jane.
“Nah aku sudah tahu kau akan menyukainya. Kemari biar ku pakaikan.” Nana memutar paksa tubuh Jane lalu mengaitkan ujung kalung itu dengan ujung lainnya.
“Ngomong-ngomong ini adalah kalung jodoh.” ungkap Nana setelah selesai mengaitkan ujung kalung Jane. Jane terdiam seraya menatap Nana dengan tatapan aneh lalu sedetik kemudian ia tertawa nyaring terbahak.
“Hahaha kalung jodoh? Oh ayolah kau bukan anak kecil berumur sepuluh tahun yang percaya dengan cerita konyol seperti itu dan lagi pula kau tahu aku tidak percaya dengan cerita seperti itu. Tapi jujur kalung ini sangat bagus, aku menyukainya.” ungkap Jane menepuk-nepuk pundak Nana masih sambil tertawa.
“Kau harus tahu dulu cara kerja kalung itu. Jadi kalung itu akan berubah mengikuti warna yang kita suka. Lihat kalungmu warnanya berubah jadi biru kan? Karena kau suka warna biru! Nah nanti saat kau bertemu orang yang akan menjadi jodohmu ia akan berubah warna mengikuti warna yang jodohmu sukai. Menakjubkan bukan?” Nana bercerita dengan wajah semringah penuh takjub layaknya anak taman kanak-kanak yang percaya dengan barang ajaib yang diberikan ibunya. Dan itu terlihat sangat lucu bagi Jane.
“Oke..oke.. Aku mempercayainya. Jadi mari kita cari jodohku, mana di mana calon jodoh saya-” ungkap Jane terdengar mengejek.
“Ahh kau meledekku ya? Aku sengaja membawakan benda ini karena aku tahu bahwa kau dibenci oleh cupid” Nana menepuk punggung Jane.
“Sialan kau!” umpat Jane bercanda.
“Kau lebih sialan, bitche!” keduanya terdiam sesaat sebelum detik selanjutnya mereka sama-sama tertawa.
“Ahh sudah lama kita tidak saling mengumpat.”
“Kau benar. Aku benar-benar merindukan mu. Tapi aku juga lelah, bisakah kita brunch saja di sana?” tunjuk Nana pada sebuah restoran bernuansa Eropa di persimpangan jalan.
“Hei tapi aku tidak lapar,” elak Jane.
“Tapi aku lapar, dan kau harus mentraktir ku!” pinta Nana bergelayut di tangan Jane dengan puppy eyes.
“Pintar sekali kau memilih restoran huh. Aku rasa kau ingin membuat dompetku menjerit.”
“Kau memang berintuisi tajam. Tapi aku tahu ini restoran terbaik.” ucap Nana menyipitkan matanya lalu menarik Jane ke restoran berlogo Sirius Hotel’s group itu. Dan di situ perasaan Jane menjadi tak enak. Tak mungkin di sini ia menemukan kesialan bukan? Semoga saja ini hanya perasaannya.
***
“Jadi informasi apa saja yang sudah kau dapatkan?” tanya Darren seraya berjalan mondar-mandir tak tenang, rupanya berita yang di posting gadis itu benar-benar memberi dampak padanya. Hujatan, tatapan sinis sang ayah dan bisik-bisik para dewan direksi sudah menyambutnya sekarang.
Naomi mengerti bahwa Darren menghadapi situasi tidak menguntungkan setelah si pemilik Orion Star media itu menyebarkan skandal dan menggoreng skandal itu sebagai berita paling panas hingga berada di puncak headline berita. Kini dewan komite perusahaan jadi meragukan etika Darren karena Orion Star Media membuat seakan-akan Darren adalah penjahat seksual.
“Soal pemimpin Orion media ya?“ tanya Naomi dengan tatapan sok polos.
“Bukan Naomi, ini soal liburanmu ke Eropa! Wow sangat menyenangkan hingga aku ingin mengirimmu ke antartika!” jawab Darren tanpa ekspresi, bermaksud sarkas.
“Benarkah? Kau yang terbaik Dar-“ Naomi tersenyum senang hendak memeluk bos yang merangkap sebagai sahabatnya itu namun Darren menoyor jidatnya.
“Tentu soal gadis pendek Jepang bernama Jane itu!” Bentak Darren gemas karena Naomi benar-benar berpikir bahwa ia tengah membahas rencana Darren untuk meliburkannya atas pencapaian target investor resort nya. Lebih tepatnya kesuksesan resort yang berada di atas tanah gadis pendek Jepang itu.
“Uhh -uhuh Maaf. Tapi bukankah aku sudah memberitahumu? Haruskah aku mengulangnya? Ia adalah lulusan law and business dari Oxford—“
“Demi Tuhan Naomi! Bisakah kau memberikan ku informasi yang membahas keburukan gadis Kurcaci ini agar aku juga bisa menyebarkannya pada media? Aku tak butuh informasi ia lulusan terbaik atau apalah itu” potong Darren dengan amarah yang meluap-luap. Astaga, ia rasa kepalanya akan meledak dalam kurun waktu beberapa hari ini.
“Sejauh ini prestasi terburuknya adalahnya selalu gagal dalam masalah percintaan. Kasusnya yang terakhir adalah ia melaporkan seorang anak pengusaha yang akan dijodohkan padanya atas alasan pelecehan.” lanjut Naomi tercicit, sebenarnya ia bukannya suka melihat Darren frustasi. Tapi melihat wajah kesal Darren yang langka menumbuhkan rasa kepuasan dalam diri Darren. Biasanya Darrenlah yang selalu membuatnya kesal dengan cekikikan tanpa berdosanya saat Naomi harus mengulang rekapan laporan akhir tahun.
“Hanya itu? Hanya gagal dalam masalah percintaan? Bagaimana aku bisa menyerang balik? Apakah tisak ada sesuatu seperti skandal?” gerutu Darren.
Urgh Naomi sungguh tidak membantunya dan malah membuatnya semakin kesal saja, apakah gadis Jepang memang seperti ini? Bukankah seharusnya mereka terlihat cerdas atau setidaknya imut? Darren menghela napas berat mungkin ia harus merekrut sekretaris baru lulusan akademi Intelijen.
“Jadi menurutmu aku tidak membantumu sama sekali?” tanya Naomi dengan wajah datar khasnya.
“Kau tahu jawabannya” jawab Darren menarik jas abunya hendak keluar dari ruangan kerjanya untuk mencari angin. Orang-orang begitu sungguh menyebalkan hari ini membuatnya ingin meminum segelas kopi pahit dengan lagu Norah Jones Tragedy. Yeah seperti banyaknya tragedi yang menimpanya belakangan ini.
“Padahal aku baru saja ingin mengusulkan untuk menggunakan kelemahan tentang masalah percintaannya ini, dan mengikatnya padamu” ucap Naomi juga hendak berjalan ke arah mejanya.
“Apa maksudmu?” Darren membalikkan badannya terlihat tertarik apa yang baru saja diusulkan Naomi.
“Aku pikir kau beranggapan bahwa aku bodoh dan tidak membantumu sama sekali” ungkap Naomi terdengar menyindir Darren.
“Oke aku tarik kata-kataku,” ucap Darren segera.
“Dan bagaimana dengan liburan ke Eropa?” Naomi bersemangat.
“Bahkan kau minta liburan ke antartika pun akan aku kabulkan.” jawab Darren tak sabar, penasaran dengan rencana yang Naomi usulkan.
“Kau bisa menggunakan kekuasaan ayahmu untuk minta dijodohkan dengan gadis itu, aku yakin ayahnya tak akan menolak. Kau bisa mendekati orang tuanya karena kalian memiliki latar belakang yang hampir sama ibu Jane adalah orang Jepang—“ Naomi menghentikan pembicaraannya sejenak.
“Maksudku, siapa juga yang bisa menolak pesona seorang Darren William Sirius?” ungkap Naomi merasa tak enak lalu berusaha membakar semangat Darren dengan memujinya.
“Kau benar . Lalu apa keuntunganku untuk di jodohkan dengannya?” Tanya Darren tak mengerti.
Plak
Naomi menepuk jidatnya. Bukankah Darren William Sirius itu seseorang yang ahli tentang wanita?
“Urgh ternyata Darren William Sirius sungguh bodoh soal wanita” ungkap Naomi memutar bola matanya.
“Jane Ainsley adalah pejuang wanita atau istilahnya ia adalah feminis dan ia tak menginginkan pernikahan, ia seorang pencari kebebasan! Bayangkan jika kau bisa membuatnya terikat perjodohan dan memutus mimpinya.” Naomi menatap Darren yang terlihat berpikir.
“Tapi aku tak ingin terikat perjodohan, aku juga seseorang yang bebas seharusnya kau paling tahu itu Naomi. Akan sangat menyiksa jika terikat dengan gadis merepotkan seperti itu, itu sama saja bunuh diri.” Darren menggaruk hidungnya “Sepertinya aku tarik janjiku Naomi—“
“Justru karena kalian berdua sama-sama orang yang mencari kebebasan! Jane Ainsley jelas akan menolakmu tapi kau bisa mengatur sebuah pertukaran! Jadi, katakan padanya kau akan membatalkan perjodohan itu jika Jane mau menjual tanahnya secara sah padamu“ potong Naomi gemas.
“Memangnya kau pikir gadis itu mau menerima perjodohan itu begitu saja? Kau tak bisa mencari cara lain?“ tanya Darren lagi, membuat Naomi menepuk jidat untuk yang kedua kalinya.
“Dengan bantuan ayahmu dan kau yang mau sedikit menyamar menjadi good boy kau bisa” Saran Naomi
“Ah ya tentu saja dengan bantuan asistenmu yang cerdas ini!” Dada Naomi membusung bangga.
“Bagaimana bisa kau seyakin itu?”
“Bukankah aku sudah menjelaskan dari awal? Jane Ainsley itu seperti Athena, ia cantik, pintar dan bersikap kritis. Tapi satu hal yang aku lihat sebagai kelemahan, semua orang mempunyai kelemahan, benar? Setelah meneliti aku melihat bagaimana cara ia memperlakukan ayahnya, dan aku mendapat kesimpulan! Aku yakin ia tak akan menolak perjodohan jika itu permintaan ayahnya. Apalagi usianya yang sudah dua puluh sembilan tahun. Ini saat yang tepat untuknya menikah, intinya jalanmu akan lancar jika bisa mencuri hati ayahnya dulu.” jelas Naomi dalam satu napas yang bahkan membuat Darren sesak juga salut atas bakatnya yang satu ini.
“Kau benar! Aku akan memberikanmu cuti satu bulan penuh di Eropa!” ungkap Darren lalu berjalan dengan cepat ke arah ruangan presdir utama yang merupakan ayahnya.
“Tapi tunggu, kau bilang dua puluh sembilan? Ia lebih tua dariku dua tahun? Padahal wajahnya masih terlihat imut. Tunggu, kau tidak memberi tahuku fakta ini.“ pekik Darren kaget dan tak percaya.
“Kau memotong ucapanku. Daaan.. Ahh Kau sangat beruntung karena berkat hasil investigasiku ternyata tuan Albern Ainsley mempunyai pertemuan dengan ayahmu sekarang di restoran Sirius Tokyo!” ucap Naomi menajamkan netranya pada Cctv yang Tengah menampilkan sebuah rombongan yang baru saja masuk ke dalam restoran dengan nuansa putih gading dan coklat.
“Maksudmu mereka memang akan melakukan pertemuan? Dan kau baru memberi tahuku?” geram Darren ingin sekali ia mencekik gadis pendek menyebalkan di depannya ini. Namun ia tak ada waktu. Ia harus bergegas dan mengatakan pada tuan Albern Bahwa ia ingin melamar anaknya.
Darren menyeringai dengan langkah kaki percaya dirinya.
Bersiaplah Jane Ainsley .
Kau akan menuai apa yang kau tanam. Kau menantang Darren William Sirius, dan kini saatnya kau menerima hadiahnya.
Naomi menatap kepergian bosnya itu. Lalu setelahnya ia kembali memfokuskan tatapannya pada layar yang menampilkan Cctv tadi. Naomi menyipitkan matanya saat ia melihat gadis lain Dengan ikat satu khas yang juga dikenalnya sebagai Athena baru memasuki restoran itu. Bukankah ini sebuah rencana yang sempurna?
“Hee.. Jadi Athena kita sedang disana ya? Hmm, mari kita lihat apa yang terjadi saat Narcissus bertemu Athena” ucap Naomi dengan tatapan sarat akan makna.
Sebenarnya jika nama Narcissus disandingkan dengan seorang Darren William Sirius itu tidaklah cocok.Karena dalam cerita, Narcissus digambarkan sebagai orang orang yang mencintai dirinya sendiri, bahkan ia tak sempat mencintai orang lain apalagi wanita. Begitupun jika Darren di samakan dengan Zeus juga tidak cocok, satu-satunya hal yang mungkin bisa di samakan adalah kegenitan dan ketidakmampuan mengontrol cacing dibalik celana mereka. Lagipula di setarakan dengan Zeus itu terlalu berlebihan bukan?Tak ada istilah yang cocok dengannya selain playboy. Lalu bagaimana bisa ia disebut Narcissus? Karena ketampanannya? Well, beberapa orang yang sakit hati terhadapnya di mana mayoritas adalah perempuan susah mengakui sifat narsis dari seorang yang bernama Darren William ini. Dan sepertinya memang tidak bisa dipungkiri satu-satunya yang menyelamatkannya adalah ketampanan oh ya juga hartanya, meskipun itu warisan--sih. Darren berwajah tampan bak dewa, tapi Jane akan leb
Jane mengetuk-ngetukkan sepatu heels merahnya seraya menatap Darren yang sudah memilih untuk duduk di salah satu kursi VIP rooms restoran Sirius. Tepat ini amat sangat privasi dan terpisah dari ruangan lainnya.Darren menyisir rambut abunya dengan jari tangan, lalu ia menarik kerah bajunya yang terasa mencekik. Jika kalian ingin tahu, Darren berusaha berpenampilan rapi hanya agar mendapatkan kesan baik di mata tuan Albern, bahkan ia rela mengancingkan kemejanya hingga ujung kancing paling atas dan itu adalah hal yang paling dibencinya karena membuatnya tercekik. Darren yang sibuk melonggarkan kemejanya melirik Jane yang berdiri kesal melipat tangan di perut.“Tarik perkataanmu pada ayahku, atau kau menyesal.” ancam Jane tanpa berbasa-basi. Untuk sesaat Darren tergelak lalu menatap Jane dengan sebelah mata yang terteduhi rambut blondenya.“Baik jika-“ ucapan Darren tergantung "Kau menyerahkan tanahmu dan hilangkan semua ber
Jane tak tahu bahwa hari ini kesialan beruntun akan membuntutinya. Sungguh Ia hanya berniat menghabiskan jam makan siangnya dengan Nana, sahabatnya yang bertahun-tahun tak ditemuinya hanya untuk sekadar mengobrol dan bertukar cerita.Secara kebetulan restoran yang dipilih adalah restoran Darren William sebagai restoran yang paling ingin di kunjungi Nana, Jane berpikir takdir tidak mungkin semudah itu mempertemukannya dengan Darren bukan? Tapi ternyata ia malah melihat ayahnya duduk di salah satu meja restoran ini, dengan seseorang yang baru ia sadari adalah Tuan Williams pendiri Sirius Hotel’s group ayah dari Darren William Sirius.Seketika rasa panik muncul dibenak Jane . Jangan-jangan tuan William hendak memberi tahu bahwa Christ sudah menjual tanah peninggalan ibunya pada Darren William tanpa seizin ayahnya, sementara Christ kakaknya membawa semua uang itu dan entah kabur kemana. Dia memang sungguh kakak yang tidak bertanggung jawab.Jane terperanjat dari tempat
“Naomi sekretaris terbaikku, aku ingin kau menyewa media pemberitaan.”Naomi yang tengah menatap layar laptopnya memiringkan kepalanya untuk melihat atasan sekaligus sahabat yang sudah ia anggap adik ini.“Untuk apa? Dan tumben sekali kau memanggilku sekretaris terbaik.” lirik Naomi curiga“Mempublikasikan pertunanganku” jawab lelaki itu dengan seringai“Pertunangan? Oh jangan bercanda! Kau masih suka keluyuran untuk mencicipi sembarang wanita! Kuberi tahu nak, Kau belum siap untuk sebuah komitmen. Dan kau bilang ingin bertunangan? Sebaiknya kau berusaha membersihkan namamu dulu di perusahaan agar saat rapat direksi kau dipertimbangkan” jawab Naomi sibuk dengan keyboarddan setumpuk berkas yang berada di meja bagian kanan dan kirinya.“Lagi pula tipe gadis apa yang berhasil membuatmu sadar akan pentingnya komitmen? Jika ia tidak sekuatWonder woman untuk membuat cacing alaskamu yang gatal itu lumpuh dicelana mu. Aku
Jane terperanjat dari lamunannya saat ia merasa ada tepukan halus diatas pundaknya."Kau tidak bertemu hantu bukan?" Tanya Nana konyol. Jane menggeleng, ia sudah menduga sih bahwa mustahil gadis secantik dan berkelas seperti itu merupakan mantan kekasih Darren, terlalu cantik dan elegan. Jelas mustahil.Tapi itu justru membuatnya semakin penasaran karena gadis itu mengenalnya. Dari mana ia mendapatkan informasi tentang Jane? Oh mungkinkah itu mata-mata Darren? Jane menggeleng, ia terlalu berlebihan."Lupakan tadi, mungkin aku memang berkhayal. Um, mari langsung pada inti pembicaraan kita hari ini. Jadi kau mantan kekasih Darren? Aku sedang mengumpulkan sebuah informasi untuk tugas penting-- aku harap kau mau membantuku dengan menjawab pertanyaanku." ungkap Jane berusaha seramah dan selembut mungkin lalu mempersilahkan gadis itu untuk duduk."Oh ya aku akan membantu, sebelumnya perkenalkan namaku Jessica Sawaki. Aku pacar Darren saat kami semester 3 di univers
"Mau kabur, Eh?"Darren William tengah berdiri seraya menahan tubuh Jane, menatap Jane seakan ia mengatakan ‘peek a boo' tentu dengan seringai khas nya yang semakin menunjukkan status menyebalkannya."Oops terlalu terpesona dengan ketampananku sampai kau tak Menyadari aku berhasil melepas kaitan bramu. Emm.. 36D? Tidak perlu malu aku penyenang segala tipe meskipun itu mini.""Sialan kau!" umpat Jane segera melepaskan diri dari Darren yang berdecak lalu tersenyum seraya menaruh tangannya di dagu, Seakan ia menunggu apa yang akan Jane lakukan selanjutnya.Dan benar saja bra Jane turun hingga sebelah dari bukit kembarnya itu tumpah.Betapa bajingannya Darren brengsek itu. Bahkan ia tidak hanya berhasil melepas kaitan belakang branya. Ia Juga melepas sebelah talinya! Kapan ia melakukannya? Bagaimana ia bisa?"SIALAN! KEMESUMAN YANG MENGERIKAN! DASAR PENJAHAT WANITA!" umpat Jane cukup nyaring."Whoah, lihat Wanita yang terperangkap pada
“Whoah,”“Suit.. Suit!”“Wow mereka berciuman!”Riuh teriakan dan suitan membuat Jane tak bisa berkutik. Sebenarnya ia sudah memegang erat laptopnya siap melemparkannya pada bajingan di depannya ini. Namun ia mengurungkannya karena ia kini memahami pola permainan Darren. Ia tak boleh terus mengikuti alur permainan Darren atau ia akan tersudutkan. Ia harus segera memutar balikkan keadaan.Dua bibir yang saling terpaut itu akhirnya terlepas, Jane menatap Darren sesaat sementara Darren tersenyum puas menatap Jane yang hanya bisa terdiam dengan tatapan terkejut, bahkan sangat terkejut.Gotcha, Apakah baru saja kau terpana dengan pesonaku, Jane Ainsley?’ Batin Darren. Meyakini seratus persen gadis di depannya ini terkejut dan terpesona secara bersamaan dengan ciumannya.Nah apakah sekarang semua orang menyetujui bahwa ketampanan Darren adalah hiptonis humanoik?Darren menyentuhkan tangannya ke arah pundak sempit Jane. Ia puas atas reaksi Jane. Tu
“Katakan untuk menyebarkan berita bahwa Jane tidak nasionalis, ia gadis Jepang tapi membuang nama Jepangnya-““Karena dia half Asian sepertimu. Bedanya ia memiliki dominan Asia dari ibunya. Oh ngomong-ngomong soal ibunya Jane, kau tahu ibunya adalah seorang penyanyi terkenal? Tentang nama Jepang yang jarang ia gunakan secara profesi ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkeliling ke berbagai negara untuk keperluan jurnalistiknya jadi sepertinya ia lebih nyaman dengan nama Jane Ainsley dari tuan Albern.”Darren terdiam mendengar jawaban Naomi seraya mengetukkan jari di dashboard. Darren teringat Jane Ainsley yang di lindungi pria rambut emas tadi yang ia rasa pernah melihatnya.“Lalu pria tadi, siapa dia? Pria Asia rambut emas bukankah katamu Jane tidak memiliki pasangan?”“Pria? Oh aku melihatnya sekilas. Akihito Shibata, dia juga salah satu anak seorang pengusaha. Seharusnya ayahmu mengenalnya, Takuya Shibata. Ah Jane dan Aki dikabarkan pernah dekat, ta
Darren merendahkan kepalanya lalu ia memagut bibir Jane. Sebelah tangannya menari di luar kemeja chiffon Jane yang tipis. Dengan seduksi ia membuat gerakan memutar dan menekan ujung bukit di bagian depan tubuh Jane. Jane hanya bisa bergerak tak nyaman di bawah kungkungan pria itu karena kalah kekuatan.Jane ingin berteriak tapi bibirnya disumpali bibir Darren. Namun bukan Jane namanya jika ia tak memiliki ide untuk menghadapi lawannya, apalagi lawannya adalah Darren William yang sudah Jane antisipasi sebelumnya.Jane menatap Darren tajam, dan mengunci tatapan Darren padanya sebelum detik selanjutnya ia menggigit bibir Darren dengan keras.“AARRGGHHH!!”Darren mengangkat wajahnya dari Jane dan ditemukannya bibir bawahnya yang berdarah akibat gigitan maut Jane. Sementara Jane? Ia tersenyum puas dengan hasil yang ia dapatkan. Ia tak ingin bermain kasar, tapi Darren yang lebih dulu memulainya. Ia tak memiliki pilihan la
“Itu benar-benar berita yang mengejutkan melihat konferensi persmu” Nana menatap Jane horror.Nana memaksa bertemu Jane untuk memastikan kebenaran siaran pers yang ia lakukan beberapa hari lalu bersama Darren. Jane terdiam lalu menyeruput hot long black.“Itu satu-satunya cara agar aku bisa mengurai perlahan drama konyol itu. Berbahaya jika drama konyol itu berlanjut. Dunia digital itu kejam, jejaknya tak mudah di hapus sembarangan.” ujar Jane seraya membayangkan jika ia tak menyelesaikan konferensi pers itu, mungkin sekarang ia sedang kerepotan.“Aku harap kau tidak melihat kolom komentar,” sesal Nana.“Aku sudah tahu mereka menghujatku.” jawab Jane tak ada sedikit pun rasa kecewa, menyesal atau marah membuat Nana kagum dengannya. Jane memang berasal dari dunia media, ia pernah menjadi jurnalis semua hal tentang dunia jurnalistik sudah dilakoni hingga ia bisa sejauh ini sekarang.“Yeah tapi ada sebagian yang menghujat Darren juga, bahkan beberapa orang
Keadaan hening saat dua orang itu akhirnya berhasil menyelesaikan konferensi pers dengan hasil memuaskan bagi Jane, dan setidaknya cukup baik bagi Darren karena pengakuan Jane membuat para wartawan itu berhenti menuduhnya meskipun namanya belum bersih sepenuhnya.Setelah acara konferensi pers, Darren mengundang Jane untuk datang ke kantornya untuk membahas bagaimana rencana mereka kedepannya. Jane menerima tawaran itu karena kantor Darren berada tidak jauh dari tempat di adakannya konferensi pers.“Jadi sekarang kau sudah menggunakan logikamu untuk berpikir? Keputusan yang sangat bagus untuk mengatakan bahwa kita bertunangan.” puji Darren melirik Jane yang masih terduduk di sampingnya dengan ekspresi asam.“Katakanlah begitu” jawab Jane dingin.“Menyadari bahwa betapa banyak keuntungan jika kau menikah denganku? Kau mendapatkan pria tampan, jenius dengan kekayaan yang melimpah?”“ya ya jenius yang membuat berita palsu tentangku dan bukannya memperoleh k
“Aku mendengar dari Tatsuya Mars Media, kau tetap meminta mereka membuat berita palsu itu? Oh Tuhan kau gila, segila-gilanya Darren! Aku kira kau mengerti sudut pandangku dan mempertimbangkannya.” desis Naomi seraya menaruh rekap lembaran yang di kirim Mars media infotainment di atas meja dan tepat di depan wajah Darren.“Astaga, tak bisakah kau berhenti berceloteh dan cepat selesaikan pekerjaanmu saja?” kesal Darren“Aku menasehatimu karena aku khawatir padamu. Hanya karena seorang gadis kau menjadi segegabah ini, itu tidak masuk akal Darren.”“Ada apa denganmu? Ini soal tanah bukan soal gadis itu, aku berusaha mendapatkan tanah itu. Kau khawatir? Takut Jane Ainsley benar-benar terpesona padaku? Dan kau akan cemburu?” tuding Darren.“Darren! Kau benar-benar minta dipukul ya? Aku mengkhawatirkan posisi mu diperusahaan! Ah aku sungguh tidak menyangka kau sekeras kepala ini. Kepalamu terbuat dari jenis batu apa?” Naomi menepuk-nepuk pipinya dengan kedua tan
“Katakan untuk menyebarkan berita bahwa Jane tidak nasionalis, ia gadis Jepang tapi membuang nama Jepangnya-““Karena dia half Asian sepertimu. Bedanya ia memiliki dominan Asia dari ibunya. Oh ngomong-ngomong soal ibunya Jane, kau tahu ibunya adalah seorang penyanyi terkenal? Tentang nama Jepang yang jarang ia gunakan secara profesi ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkeliling ke berbagai negara untuk keperluan jurnalistiknya jadi sepertinya ia lebih nyaman dengan nama Jane Ainsley dari tuan Albern.”Darren terdiam mendengar jawaban Naomi seraya mengetukkan jari di dashboard. Darren teringat Jane Ainsley yang di lindungi pria rambut emas tadi yang ia rasa pernah melihatnya.“Lalu pria tadi, siapa dia? Pria Asia rambut emas bukankah katamu Jane tidak memiliki pasangan?”“Pria? Oh aku melihatnya sekilas. Akihito Shibata, dia juga salah satu anak seorang pengusaha. Seharusnya ayahmu mengenalnya, Takuya Shibata. Ah Jane dan Aki dikabarkan pernah dekat, ta
“Whoah,”“Suit.. Suit!”“Wow mereka berciuman!”Riuh teriakan dan suitan membuat Jane tak bisa berkutik. Sebenarnya ia sudah memegang erat laptopnya siap melemparkannya pada bajingan di depannya ini. Namun ia mengurungkannya karena ia kini memahami pola permainan Darren. Ia tak boleh terus mengikuti alur permainan Darren atau ia akan tersudutkan. Ia harus segera memutar balikkan keadaan.Dua bibir yang saling terpaut itu akhirnya terlepas, Jane menatap Darren sesaat sementara Darren tersenyum puas menatap Jane yang hanya bisa terdiam dengan tatapan terkejut, bahkan sangat terkejut.Gotcha, Apakah baru saja kau terpana dengan pesonaku, Jane Ainsley?’ Batin Darren. Meyakini seratus persen gadis di depannya ini terkejut dan terpesona secara bersamaan dengan ciumannya.Nah apakah sekarang semua orang menyetujui bahwa ketampanan Darren adalah hiptonis humanoik?Darren menyentuhkan tangannya ke arah pundak sempit Jane. Ia puas atas reaksi Jane. Tu
"Mau kabur, Eh?"Darren William tengah berdiri seraya menahan tubuh Jane, menatap Jane seakan ia mengatakan ‘peek a boo' tentu dengan seringai khas nya yang semakin menunjukkan status menyebalkannya."Oops terlalu terpesona dengan ketampananku sampai kau tak Menyadari aku berhasil melepas kaitan bramu. Emm.. 36D? Tidak perlu malu aku penyenang segala tipe meskipun itu mini.""Sialan kau!" umpat Jane segera melepaskan diri dari Darren yang berdecak lalu tersenyum seraya menaruh tangannya di dagu, Seakan ia menunggu apa yang akan Jane lakukan selanjutnya.Dan benar saja bra Jane turun hingga sebelah dari bukit kembarnya itu tumpah.Betapa bajingannya Darren brengsek itu. Bahkan ia tidak hanya berhasil melepas kaitan belakang branya. Ia Juga melepas sebelah talinya! Kapan ia melakukannya? Bagaimana ia bisa?"SIALAN! KEMESUMAN YANG MENGERIKAN! DASAR PENJAHAT WANITA!" umpat Jane cukup nyaring."Whoah, lihat Wanita yang terperangkap pada
Jane terperanjat dari lamunannya saat ia merasa ada tepukan halus diatas pundaknya."Kau tidak bertemu hantu bukan?" Tanya Nana konyol. Jane menggeleng, ia sudah menduga sih bahwa mustahil gadis secantik dan berkelas seperti itu merupakan mantan kekasih Darren, terlalu cantik dan elegan. Jelas mustahil.Tapi itu justru membuatnya semakin penasaran karena gadis itu mengenalnya. Dari mana ia mendapatkan informasi tentang Jane? Oh mungkinkah itu mata-mata Darren? Jane menggeleng, ia terlalu berlebihan."Lupakan tadi, mungkin aku memang berkhayal. Um, mari langsung pada inti pembicaraan kita hari ini. Jadi kau mantan kekasih Darren? Aku sedang mengumpulkan sebuah informasi untuk tugas penting-- aku harap kau mau membantuku dengan menjawab pertanyaanku." ungkap Jane berusaha seramah dan selembut mungkin lalu mempersilahkan gadis itu untuk duduk."Oh ya aku akan membantu, sebelumnya perkenalkan namaku Jessica Sawaki. Aku pacar Darren saat kami semester 3 di univers
“Naomi sekretaris terbaikku, aku ingin kau menyewa media pemberitaan.”Naomi yang tengah menatap layar laptopnya memiringkan kepalanya untuk melihat atasan sekaligus sahabat yang sudah ia anggap adik ini.“Untuk apa? Dan tumben sekali kau memanggilku sekretaris terbaik.” lirik Naomi curiga“Mempublikasikan pertunanganku” jawab lelaki itu dengan seringai“Pertunangan? Oh jangan bercanda! Kau masih suka keluyuran untuk mencicipi sembarang wanita! Kuberi tahu nak, Kau belum siap untuk sebuah komitmen. Dan kau bilang ingin bertunangan? Sebaiknya kau berusaha membersihkan namamu dulu di perusahaan agar saat rapat direksi kau dipertimbangkan” jawab Naomi sibuk dengan keyboarddan setumpuk berkas yang berada di meja bagian kanan dan kirinya.“Lagi pula tipe gadis apa yang berhasil membuatmu sadar akan pentingnya komitmen? Jika ia tidak sekuatWonder woman untuk membuat cacing alaskamu yang gatal itu lumpuh dicelana mu. Aku