Jane mengetuk-ngetukkan sepatu heels merahnya seraya menatap Darren yang sudah memilih untuk duduk di salah satu kursi VIP rooms restoran Sirius. Tepat ini amat sangat privasi dan terpisah dari ruangan lainnya.
Darren menyisir rambut abunya dengan jari tangan, lalu ia menarik kerah bajunya yang terasa mencekik.
Jika kalian ingin tahu, Darren berusaha berpenampilan rapi hanya agar mendapatkan kesan baik di mata tuan Albern, bahkan ia rela mengancingkan kemejanya hingga ujung kancing paling atas dan itu adalah hal yang paling dibencinya karena membuatnya tercekik. Darren yang sibuk melonggarkan kemejanya melirik Jane yang berdiri kesal melipat tangan di perut.
“Tarik perkataanmu pada ayahku, atau kau menyesal.” ancam Jane tanpa berbasa-basi. Untuk sesaat Darren tergelak lalu menatap Jane dengan sebelah mata yang terteduhi rambut blondenya.
“Baik jika-“ ucapan Darren tergantung "Kau menyerahkan tanahmu dan hilangkan semua berita buruk yang kau sebar” lanjut Darren yang membuat alis Jane berkedut tak karuan.
“Aku tidak mau” jawab Jane hendak melangkah keluar dari ruangan itu. Namun Darren menahannya dengan berjalan mendahului Jane dan merapatkan tubuhnya ke arah Jane menyudutkannya ke tembok.
“Aku tahu tipe wanita sepertimu. Kau sengaja bersifat seperti ini untuk menarik perhatianku, pola yang sama dan sangat membosankan. Ku beri tahu satu hal, aku bukan pria sok idealis. Kau tidak perlu melakukan drama untuk mendapatkan satu malam bersamaku-“
“Kau tampan tapi ternyata selain bodoh, kau mempunyai kadar kepercayaan diri di atas rata-rata orang normal. Pergilah ke psikolog.” balas Jane pedas
“Cih aku tahu kau menyukaiku dan menginginkan perhatianku. Mengakulah” Tuduh Darren semakin yakin dengan apa yang baru saja diucapkannya.
“Apa ada alasan kenapa aku harus merepotkan diriku seperti itu?” Tanya Jane sengit.
“Ahah? Benarkah? Bagaimana dengan ini-mmh” ucap Darren sebelum detik selanjutnya ia membungkam dan mencuri ciuman dari Jane secara paksa
“Mmhh—lepas!” berusaha memberontak, namun tenaga Darren jauh lebih kuat tentu saja. Bahkan Jane merasakan sakit mendera pergelangan tangannya yang dicengkeram Darren.
Darren terus merapatkan tubuhnya pada Jane. Menariknya pada tubuhnya, dikuncinya pinggang ramping Jane hingga Jane kesulitan bergerak, ia mulai merasakan pasokan oksigennya menipis.
Melihat situasi yang tidak lagi aman, Jane segera mengangkat sebelah kakinya lalu menancapkan ujung penyangga heels nya yang ramping dan tajam pada ujung sepatu kulit Darren.
Darren memekik. Jane berhasil menyerangnya. Darren melepaskan pagutannya seraya mengerang kesakitan, setelahnya ia menatap Jane nanar.
“Dengar sialan! Aku bukan mangsa empukmu! Jika kau berpikir aku tertarik pada spesies lelaki sepertimu, kau salah besar! Lihat saja, aku akan melaporkanmu!” geram Jane menunjuk wajah Darren dengan telunjuknya tepat di depan mata
“Kau pikir kau bisa memenjarakanku hanya dengan tuduhan ciuman? Bahkan yang diketahui ayahmu adalah kau sudah tidur denganku!” ungkap Darren tersenyum meledek. Sial ternyata pertahanan gadis ini di luar dugaannya.
Jane menatap Darren jengah. Lelaki ini, lelaki gila yang harus diberi pelajaran! Seorang maniak rangsangan yang gila dan pemaksa.
Jane harus memberi lelaki ini pelajaran. Haruskah ia mewakili seluruh wanita yang sakit hati dan fisiknya karenanya, lalu mengirim lelaki gila ini ke neraka?
“Oh, kau ingin balas dendam padaku atas sifat serigalamu yang gagal memangsaku dengan tali pertunangan? Baik aku akan menerima pertunangan ini. Tapi jangan menyesal setelah kau mengambil keputusan ini. Karena kupastikan penjahat kelamin seperti mu ini akan menyesal! Jangan merengek saat aku mengubur dalam-dalam cacing hitam jelek itu di dalam celanamu hingga ia tidak bisa pergi pada satu lubang manapun!” Ancam Jane hendak berjalan keluar dari ruangan itu.
“Silahkan! Aku pastikan lubang hangatmu menjadi tempat bersemayam cacing tampanku hingga kau tak ingin aku menariknya barang sedetik pun! Akan kubuat kau menarik kata-kata kasarmu perawan tua lihat saja!” balas Darren setengah berteriak tak peduli dengan kemungkinan tamu atau pelayan lain mendengar ucapan vulgarnya itu.
Sialan! Selama dua puluh tujuh tahun dia hidup, baru kali ini ia merasakan kesalnya dipermalukan wanita. Selama ini ialah yang akan mempermalukan wanita dengan mengomentari tubuh atau kecantikan yang ia anggap kurang dan terlalu percaya diri berpikir bisa mendekati Darren. Namun sekarang seorang wanita yang bahkan tak secantik gadis pemujanya, atau berbadan molek, ideal semampai layaknya model Victoria secrets atau Miss Japan dengan lancang menolaknya bahkan mempermalukan dan mengancamnya.
Ia tidak boleh tinggal diam. Ia harus membalas semua perlakuan hina ini
Jane Ansley
Nama itu akan Darren tulis di list orag yang harus ia tumbangkan segera, di posisi paling atas. Paling pertama.
“Sialan kau Ansley !” pekiknya meninju tembok dengan tatapan penuh emosi.
Jane tak tahu bahwa hari ini kesialan beruntun akan membuntutinya. Sungguh Ia hanya berniat menghabiskan jam makan siangnya dengan Nana, sahabatnya yang bertahun-tahun tak ditemuinya hanya untuk sekadar mengobrol dan bertukar cerita.Secara kebetulan restoran yang dipilih adalah restoran Darren William sebagai restoran yang paling ingin di kunjungi Nana, Jane berpikir takdir tidak mungkin semudah itu mempertemukannya dengan Darren bukan? Tapi ternyata ia malah melihat ayahnya duduk di salah satu meja restoran ini, dengan seseorang yang baru ia sadari adalah Tuan Williams pendiri Sirius Hotel’s group ayah dari Darren William Sirius.Seketika rasa panik muncul dibenak Jane . Jangan-jangan tuan William hendak memberi tahu bahwa Christ sudah menjual tanah peninggalan ibunya pada Darren William tanpa seizin ayahnya, sementara Christ kakaknya membawa semua uang itu dan entah kabur kemana. Dia memang sungguh kakak yang tidak bertanggung jawab.Jane terperanjat dari tempat
“Naomi sekretaris terbaikku, aku ingin kau menyewa media pemberitaan.”Naomi yang tengah menatap layar laptopnya memiringkan kepalanya untuk melihat atasan sekaligus sahabat yang sudah ia anggap adik ini.“Untuk apa? Dan tumben sekali kau memanggilku sekretaris terbaik.” lirik Naomi curiga“Mempublikasikan pertunanganku” jawab lelaki itu dengan seringai“Pertunangan? Oh jangan bercanda! Kau masih suka keluyuran untuk mencicipi sembarang wanita! Kuberi tahu nak, Kau belum siap untuk sebuah komitmen. Dan kau bilang ingin bertunangan? Sebaiknya kau berusaha membersihkan namamu dulu di perusahaan agar saat rapat direksi kau dipertimbangkan” jawab Naomi sibuk dengan keyboarddan setumpuk berkas yang berada di meja bagian kanan dan kirinya.“Lagi pula tipe gadis apa yang berhasil membuatmu sadar akan pentingnya komitmen? Jika ia tidak sekuatWonder woman untuk membuat cacing alaskamu yang gatal itu lumpuh dicelana mu. Aku
Jane terperanjat dari lamunannya saat ia merasa ada tepukan halus diatas pundaknya."Kau tidak bertemu hantu bukan?" Tanya Nana konyol. Jane menggeleng, ia sudah menduga sih bahwa mustahil gadis secantik dan berkelas seperti itu merupakan mantan kekasih Darren, terlalu cantik dan elegan. Jelas mustahil.Tapi itu justru membuatnya semakin penasaran karena gadis itu mengenalnya. Dari mana ia mendapatkan informasi tentang Jane? Oh mungkinkah itu mata-mata Darren? Jane menggeleng, ia terlalu berlebihan."Lupakan tadi, mungkin aku memang berkhayal. Um, mari langsung pada inti pembicaraan kita hari ini. Jadi kau mantan kekasih Darren? Aku sedang mengumpulkan sebuah informasi untuk tugas penting-- aku harap kau mau membantuku dengan menjawab pertanyaanku." ungkap Jane berusaha seramah dan selembut mungkin lalu mempersilahkan gadis itu untuk duduk."Oh ya aku akan membantu, sebelumnya perkenalkan namaku Jessica Sawaki. Aku pacar Darren saat kami semester 3 di univers
"Mau kabur, Eh?"Darren William tengah berdiri seraya menahan tubuh Jane, menatap Jane seakan ia mengatakan ‘peek a boo' tentu dengan seringai khas nya yang semakin menunjukkan status menyebalkannya."Oops terlalu terpesona dengan ketampananku sampai kau tak Menyadari aku berhasil melepas kaitan bramu. Emm.. 36D? Tidak perlu malu aku penyenang segala tipe meskipun itu mini.""Sialan kau!" umpat Jane segera melepaskan diri dari Darren yang berdecak lalu tersenyum seraya menaruh tangannya di dagu, Seakan ia menunggu apa yang akan Jane lakukan selanjutnya.Dan benar saja bra Jane turun hingga sebelah dari bukit kembarnya itu tumpah.Betapa bajingannya Darren brengsek itu. Bahkan ia tidak hanya berhasil melepas kaitan belakang branya. Ia Juga melepas sebelah talinya! Kapan ia melakukannya? Bagaimana ia bisa?"SIALAN! KEMESUMAN YANG MENGERIKAN! DASAR PENJAHAT WANITA!" umpat Jane cukup nyaring."Whoah, lihat Wanita yang terperangkap pada
“Whoah,”“Suit.. Suit!”“Wow mereka berciuman!”Riuh teriakan dan suitan membuat Jane tak bisa berkutik. Sebenarnya ia sudah memegang erat laptopnya siap melemparkannya pada bajingan di depannya ini. Namun ia mengurungkannya karena ia kini memahami pola permainan Darren. Ia tak boleh terus mengikuti alur permainan Darren atau ia akan tersudutkan. Ia harus segera memutar balikkan keadaan.Dua bibir yang saling terpaut itu akhirnya terlepas, Jane menatap Darren sesaat sementara Darren tersenyum puas menatap Jane yang hanya bisa terdiam dengan tatapan terkejut, bahkan sangat terkejut.Gotcha, Apakah baru saja kau terpana dengan pesonaku, Jane Ainsley?’ Batin Darren. Meyakini seratus persen gadis di depannya ini terkejut dan terpesona secara bersamaan dengan ciumannya.Nah apakah sekarang semua orang menyetujui bahwa ketampanan Darren adalah hiptonis humanoik?Darren menyentuhkan tangannya ke arah pundak sempit Jane. Ia puas atas reaksi Jane. Tu
“Katakan untuk menyebarkan berita bahwa Jane tidak nasionalis, ia gadis Jepang tapi membuang nama Jepangnya-““Karena dia half Asian sepertimu. Bedanya ia memiliki dominan Asia dari ibunya. Oh ngomong-ngomong soal ibunya Jane, kau tahu ibunya adalah seorang penyanyi terkenal? Tentang nama Jepang yang jarang ia gunakan secara profesi ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkeliling ke berbagai negara untuk keperluan jurnalistiknya jadi sepertinya ia lebih nyaman dengan nama Jane Ainsley dari tuan Albern.”Darren terdiam mendengar jawaban Naomi seraya mengetukkan jari di dashboard. Darren teringat Jane Ainsley yang di lindungi pria rambut emas tadi yang ia rasa pernah melihatnya.“Lalu pria tadi, siapa dia? Pria Asia rambut emas bukankah katamu Jane tidak memiliki pasangan?”“Pria? Oh aku melihatnya sekilas. Akihito Shibata, dia juga salah satu anak seorang pengusaha. Seharusnya ayahmu mengenalnya, Takuya Shibata. Ah Jane dan Aki dikabarkan pernah dekat, ta
“Aku mendengar dari Tatsuya Mars Media, kau tetap meminta mereka membuat berita palsu itu? Oh Tuhan kau gila, segila-gilanya Darren! Aku kira kau mengerti sudut pandangku dan mempertimbangkannya.” desis Naomi seraya menaruh rekap lembaran yang di kirim Mars media infotainment di atas meja dan tepat di depan wajah Darren.“Astaga, tak bisakah kau berhenti berceloteh dan cepat selesaikan pekerjaanmu saja?” kesal Darren“Aku menasehatimu karena aku khawatir padamu. Hanya karena seorang gadis kau menjadi segegabah ini, itu tidak masuk akal Darren.”“Ada apa denganmu? Ini soal tanah bukan soal gadis itu, aku berusaha mendapatkan tanah itu. Kau khawatir? Takut Jane Ainsley benar-benar terpesona padaku? Dan kau akan cemburu?” tuding Darren.“Darren! Kau benar-benar minta dipukul ya? Aku mengkhawatirkan posisi mu diperusahaan! Ah aku sungguh tidak menyangka kau sekeras kepala ini. Kepalamu terbuat dari jenis batu apa?” Naomi menepuk-nepuk pipinya dengan kedua tan
Keadaan hening saat dua orang itu akhirnya berhasil menyelesaikan konferensi pers dengan hasil memuaskan bagi Jane, dan setidaknya cukup baik bagi Darren karena pengakuan Jane membuat para wartawan itu berhenti menuduhnya meskipun namanya belum bersih sepenuhnya.Setelah acara konferensi pers, Darren mengundang Jane untuk datang ke kantornya untuk membahas bagaimana rencana mereka kedepannya. Jane menerima tawaran itu karena kantor Darren berada tidak jauh dari tempat di adakannya konferensi pers.“Jadi sekarang kau sudah menggunakan logikamu untuk berpikir? Keputusan yang sangat bagus untuk mengatakan bahwa kita bertunangan.” puji Darren melirik Jane yang masih terduduk di sampingnya dengan ekspresi asam.“Katakanlah begitu” jawab Jane dingin.“Menyadari bahwa betapa banyak keuntungan jika kau menikah denganku? Kau mendapatkan pria tampan, jenius dengan kekayaan yang melimpah?”“ya ya jenius yang membuat berita palsu tentangku dan bukannya memperoleh k
Darren merendahkan kepalanya lalu ia memagut bibir Jane. Sebelah tangannya menari di luar kemeja chiffon Jane yang tipis. Dengan seduksi ia membuat gerakan memutar dan menekan ujung bukit di bagian depan tubuh Jane. Jane hanya bisa bergerak tak nyaman di bawah kungkungan pria itu karena kalah kekuatan.Jane ingin berteriak tapi bibirnya disumpali bibir Darren. Namun bukan Jane namanya jika ia tak memiliki ide untuk menghadapi lawannya, apalagi lawannya adalah Darren William yang sudah Jane antisipasi sebelumnya.Jane menatap Darren tajam, dan mengunci tatapan Darren padanya sebelum detik selanjutnya ia menggigit bibir Darren dengan keras.“AARRGGHHH!!”Darren mengangkat wajahnya dari Jane dan ditemukannya bibir bawahnya yang berdarah akibat gigitan maut Jane. Sementara Jane? Ia tersenyum puas dengan hasil yang ia dapatkan. Ia tak ingin bermain kasar, tapi Darren yang lebih dulu memulainya. Ia tak memiliki pilihan la
“Itu benar-benar berita yang mengejutkan melihat konferensi persmu” Nana menatap Jane horror.Nana memaksa bertemu Jane untuk memastikan kebenaran siaran pers yang ia lakukan beberapa hari lalu bersama Darren. Jane terdiam lalu menyeruput hot long black.“Itu satu-satunya cara agar aku bisa mengurai perlahan drama konyol itu. Berbahaya jika drama konyol itu berlanjut. Dunia digital itu kejam, jejaknya tak mudah di hapus sembarangan.” ujar Jane seraya membayangkan jika ia tak menyelesaikan konferensi pers itu, mungkin sekarang ia sedang kerepotan.“Aku harap kau tidak melihat kolom komentar,” sesal Nana.“Aku sudah tahu mereka menghujatku.” jawab Jane tak ada sedikit pun rasa kecewa, menyesal atau marah membuat Nana kagum dengannya. Jane memang berasal dari dunia media, ia pernah menjadi jurnalis semua hal tentang dunia jurnalistik sudah dilakoni hingga ia bisa sejauh ini sekarang.“Yeah tapi ada sebagian yang menghujat Darren juga, bahkan beberapa orang
Keadaan hening saat dua orang itu akhirnya berhasil menyelesaikan konferensi pers dengan hasil memuaskan bagi Jane, dan setidaknya cukup baik bagi Darren karena pengakuan Jane membuat para wartawan itu berhenti menuduhnya meskipun namanya belum bersih sepenuhnya.Setelah acara konferensi pers, Darren mengundang Jane untuk datang ke kantornya untuk membahas bagaimana rencana mereka kedepannya. Jane menerima tawaran itu karena kantor Darren berada tidak jauh dari tempat di adakannya konferensi pers.“Jadi sekarang kau sudah menggunakan logikamu untuk berpikir? Keputusan yang sangat bagus untuk mengatakan bahwa kita bertunangan.” puji Darren melirik Jane yang masih terduduk di sampingnya dengan ekspresi asam.“Katakanlah begitu” jawab Jane dingin.“Menyadari bahwa betapa banyak keuntungan jika kau menikah denganku? Kau mendapatkan pria tampan, jenius dengan kekayaan yang melimpah?”“ya ya jenius yang membuat berita palsu tentangku dan bukannya memperoleh k
“Aku mendengar dari Tatsuya Mars Media, kau tetap meminta mereka membuat berita palsu itu? Oh Tuhan kau gila, segila-gilanya Darren! Aku kira kau mengerti sudut pandangku dan mempertimbangkannya.” desis Naomi seraya menaruh rekap lembaran yang di kirim Mars media infotainment di atas meja dan tepat di depan wajah Darren.“Astaga, tak bisakah kau berhenti berceloteh dan cepat selesaikan pekerjaanmu saja?” kesal Darren“Aku menasehatimu karena aku khawatir padamu. Hanya karena seorang gadis kau menjadi segegabah ini, itu tidak masuk akal Darren.”“Ada apa denganmu? Ini soal tanah bukan soal gadis itu, aku berusaha mendapatkan tanah itu. Kau khawatir? Takut Jane Ainsley benar-benar terpesona padaku? Dan kau akan cemburu?” tuding Darren.“Darren! Kau benar-benar minta dipukul ya? Aku mengkhawatirkan posisi mu diperusahaan! Ah aku sungguh tidak menyangka kau sekeras kepala ini. Kepalamu terbuat dari jenis batu apa?” Naomi menepuk-nepuk pipinya dengan kedua tan
“Katakan untuk menyebarkan berita bahwa Jane tidak nasionalis, ia gadis Jepang tapi membuang nama Jepangnya-““Karena dia half Asian sepertimu. Bedanya ia memiliki dominan Asia dari ibunya. Oh ngomong-ngomong soal ibunya Jane, kau tahu ibunya adalah seorang penyanyi terkenal? Tentang nama Jepang yang jarang ia gunakan secara profesi ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkeliling ke berbagai negara untuk keperluan jurnalistiknya jadi sepertinya ia lebih nyaman dengan nama Jane Ainsley dari tuan Albern.”Darren terdiam mendengar jawaban Naomi seraya mengetukkan jari di dashboard. Darren teringat Jane Ainsley yang di lindungi pria rambut emas tadi yang ia rasa pernah melihatnya.“Lalu pria tadi, siapa dia? Pria Asia rambut emas bukankah katamu Jane tidak memiliki pasangan?”“Pria? Oh aku melihatnya sekilas. Akihito Shibata, dia juga salah satu anak seorang pengusaha. Seharusnya ayahmu mengenalnya, Takuya Shibata. Ah Jane dan Aki dikabarkan pernah dekat, ta
“Whoah,”“Suit.. Suit!”“Wow mereka berciuman!”Riuh teriakan dan suitan membuat Jane tak bisa berkutik. Sebenarnya ia sudah memegang erat laptopnya siap melemparkannya pada bajingan di depannya ini. Namun ia mengurungkannya karena ia kini memahami pola permainan Darren. Ia tak boleh terus mengikuti alur permainan Darren atau ia akan tersudutkan. Ia harus segera memutar balikkan keadaan.Dua bibir yang saling terpaut itu akhirnya terlepas, Jane menatap Darren sesaat sementara Darren tersenyum puas menatap Jane yang hanya bisa terdiam dengan tatapan terkejut, bahkan sangat terkejut.Gotcha, Apakah baru saja kau terpana dengan pesonaku, Jane Ainsley?’ Batin Darren. Meyakini seratus persen gadis di depannya ini terkejut dan terpesona secara bersamaan dengan ciumannya.Nah apakah sekarang semua orang menyetujui bahwa ketampanan Darren adalah hiptonis humanoik?Darren menyentuhkan tangannya ke arah pundak sempit Jane. Ia puas atas reaksi Jane. Tu
"Mau kabur, Eh?"Darren William tengah berdiri seraya menahan tubuh Jane, menatap Jane seakan ia mengatakan ‘peek a boo' tentu dengan seringai khas nya yang semakin menunjukkan status menyebalkannya."Oops terlalu terpesona dengan ketampananku sampai kau tak Menyadari aku berhasil melepas kaitan bramu. Emm.. 36D? Tidak perlu malu aku penyenang segala tipe meskipun itu mini.""Sialan kau!" umpat Jane segera melepaskan diri dari Darren yang berdecak lalu tersenyum seraya menaruh tangannya di dagu, Seakan ia menunggu apa yang akan Jane lakukan selanjutnya.Dan benar saja bra Jane turun hingga sebelah dari bukit kembarnya itu tumpah.Betapa bajingannya Darren brengsek itu. Bahkan ia tidak hanya berhasil melepas kaitan belakang branya. Ia Juga melepas sebelah talinya! Kapan ia melakukannya? Bagaimana ia bisa?"SIALAN! KEMESUMAN YANG MENGERIKAN! DASAR PENJAHAT WANITA!" umpat Jane cukup nyaring."Whoah, lihat Wanita yang terperangkap pada
Jane terperanjat dari lamunannya saat ia merasa ada tepukan halus diatas pundaknya."Kau tidak bertemu hantu bukan?" Tanya Nana konyol. Jane menggeleng, ia sudah menduga sih bahwa mustahil gadis secantik dan berkelas seperti itu merupakan mantan kekasih Darren, terlalu cantik dan elegan. Jelas mustahil.Tapi itu justru membuatnya semakin penasaran karena gadis itu mengenalnya. Dari mana ia mendapatkan informasi tentang Jane? Oh mungkinkah itu mata-mata Darren? Jane menggeleng, ia terlalu berlebihan."Lupakan tadi, mungkin aku memang berkhayal. Um, mari langsung pada inti pembicaraan kita hari ini. Jadi kau mantan kekasih Darren? Aku sedang mengumpulkan sebuah informasi untuk tugas penting-- aku harap kau mau membantuku dengan menjawab pertanyaanku." ungkap Jane berusaha seramah dan selembut mungkin lalu mempersilahkan gadis itu untuk duduk."Oh ya aku akan membantu, sebelumnya perkenalkan namaku Jessica Sawaki. Aku pacar Darren saat kami semester 3 di univers
“Naomi sekretaris terbaikku, aku ingin kau menyewa media pemberitaan.”Naomi yang tengah menatap layar laptopnya memiringkan kepalanya untuk melihat atasan sekaligus sahabat yang sudah ia anggap adik ini.“Untuk apa? Dan tumben sekali kau memanggilku sekretaris terbaik.” lirik Naomi curiga“Mempublikasikan pertunanganku” jawab lelaki itu dengan seringai“Pertunangan? Oh jangan bercanda! Kau masih suka keluyuran untuk mencicipi sembarang wanita! Kuberi tahu nak, Kau belum siap untuk sebuah komitmen. Dan kau bilang ingin bertunangan? Sebaiknya kau berusaha membersihkan namamu dulu di perusahaan agar saat rapat direksi kau dipertimbangkan” jawab Naomi sibuk dengan keyboarddan setumpuk berkas yang berada di meja bagian kanan dan kirinya.“Lagi pula tipe gadis apa yang berhasil membuatmu sadar akan pentingnya komitmen? Jika ia tidak sekuatWonder woman untuk membuat cacing alaskamu yang gatal itu lumpuh dicelana mu. Aku