Share

62. Awal Hidup Baru.

Penulis: Suzy Wiryanty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kenapa kamu murung terus? Kamu teringat pada kata-kata Bu Astuti ya?" Ganesha menyapa Arimbi yang duduk termenung di depan jendela apartemen.

"Tidak, Mas," Arimbi menggeleng. Ia memang tidak memikirkan kata-kata Bu Astuti sore tadi. Untuk apa menghabiskan energi untuk mengingat-ingat hal negatif yang Bu Astuti tebarkan?

"Lantas apa?" Ganesha ikut duduk di sebelah Arimbi. Memandangi suasana ibukota di malam hari, dengan segala lampu kerlip-kerlip indahnya.

"Saya memikirkan pertanyaan ibu. Dan saya jadi merasa menyesal setelahnya." Arimbi berdecak. Ia merasa sangat bersalah karena telah membohongi ibu mertuanya. Setelah Nina, dirinya sekarang juga ikut mengelabuhi Bu Santi. Arimbi menjadi tidak enak hati.

"Tunggu... tunggu... jelaskan satu persatu. Ibu menanyakan apa, dan apa yang membuatmu menyesal karenanya." Ganesha penasaran. Ternyata Arimbi melakukan sesuatu yang tidak diketahuinya.

Arimbi menarik napas panjang. Ia beringsut dari kursi. Membuka jendela kaca di depannya. Semilir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
pilosofi cintanya pakai kopi hitam dong Ganesha ...... sama² antik nih kereka berdua
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
Ganesha takut tuh Arimbi kembali dgn cinta lama nya k Seno yg sdh jadi duda dn Seno nguber2 Arimbi lagi .karena Ganesha Seno sangat mencintai Arimbi ..Ganesha pun sdh cinta dgn Arimbi dh lama ..
goodnovel comment avatar
Mizla Wati
......... simple .. cinta is kopi hitam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mempelai Pria yang Tertukar   63. Tawaran Semanis Madu.

    "Bagaimana, Rimbi? Kamu mau menjadi istri saya yang sesungguhnya?" Ganesha kembali mengulang pertanyaannya. Kadung perasaannya diketahui oleh Arimbi, Ganesha terus mencoba peruntungannya.Arimbi tidak menjawab. Karena ia memang tidak tahu harus memberikan jawaban apa pada Ganesha. Setelah sekian lama terkungkung dalam pemikiran bahwa Ganesha hanya menganggapnya sebagai beban alih-alih istri, membingungkannya. Pun ia masih bimbang dalam menerjemahkan perasaannya sendiri terhadap Ganesha. Apakah ia merasa respek, kagum atau cinta pada Ganesha ia belum bisa menentukannya. Ia butuh variabel waktu. Pertanyaan Ganesha sangat tiba-tiba. Akan halnya Ganesha, melihat air muka Arimbi yang berubah-ubah, ia jadi menyadari ketergesaannya. Arimbi ini beda dengan perempuan-perempuan yang selama ini ada di sekelilingnya. Arimbi tidak pernah menyukainya, apalagi mencintainya. Wajar jika Arimbi bingung ditodong tiba-tiba seperti ini. Sepertinya ia harus sedikit mengubah strategi. Cinta itu bukan sep

  • Mempelai Pria yang Tertukar   64. Pernikahan yang Sesungguhnya.

    "Sudah siang rupanya, M--Mas. Mengapa Mas baru membangunkan saya sekarang?" Gugup Arimbi bermaksud beringsut dari ranjang. Ia harus mandi dan segera bersiap-siap ke kantor agar tidak terlambat.Tatkala Arimbi menyibak selimut dan bermaksud ke kamar mandi, ia tersentak. Ia tidak mengenakan apapun di bawah selimut. Dengam gerakan kilat rimbi kembali menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia malu. Tanpa bisa ditahan ingatan akan peristiwa bersatunya jiwa dan raganya bersama Ganesha semalam membuat selebar wajah Arimbi memanas.Istimewa saat ini Ganesha tengah menatapnya mesra. Ganesha membungkuk ke arahnya dengan bertelanjang dada. Ganesha hanya melilitkan handuk putih yang menggantung indah di pinggulnya. Sepertinya Ganesha baru selesai mandi. "Saya tidak tega membangunkanmu. Kamu terlihat sangat bahagia dalam tidurmu. Tadinya saya malah tidak ingin membangunkanmu. Saya bermaksud membiarkan kamu beristirahat saja hari ini. Tapi saya tahu, kamu tidak menyukai hal itu. Makanya saya membangu

  • Mempelai Pria yang Tertukar   65. Hukuman Prisila.

    "Ke ruangan saya sebentar ya, Rimbi?" Baru saja menjejakkan kaki ke showroom, Arimbi telah disambut Ivander. Arimbi yang sedianya akan duduk di kursinya mengurungkan langkah. Ia membuntuti Ivander ke ruangannya. "Rimbi, apa kabar, Nak?" Pada saat pintu ruangan Ivander di buka, Arimbi melihat Bu Mirna, ibu Ivander dan Ivana menyapanya sedih. Seperti inilah sikap Bu Mirna setelah tewasnya Ivana. Selalu bersedih karena kehilangan anak perempuan satu-satunya."Baik, Bu. Ibu apa kabar?" Arimbi menyalim tangan Bu Mirna dan duduk di sebelahnya. Sudah lama sekali ia tidak bertegur sapa baik-baik dengan Bu Mirna. Pertemuan terakhir mereka beberapa tahun lalu, masih diwarnai dengan perang dingin. Bu Mirna terus menuduhnya sebagai pembunuh Ivana. Demikian juga dengan Pak kristov, suaminya."Ibu, ya beginilah. Ibu belum bisa sepenuhnya melupakan Vana. Apalagi melihat kehadiranmu. Ibu seolah-olah melihat masa lalu. Di mana kamu selalu menjemput Vana setiap akan mengikuti kegiatan sekolah. Ibu mer

  • Mempelai Pria yang Tertukar   66. Hari-Hari Bahagia.

    Prisila menatap Ivander melalui tirai air mata. Ia sedih sekaligus putus asa. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi membujuk Ivander agar tidak mencampakkannya. Di rumah, ia sudah tidak betah terus diamuk oleh papanya. Papanya memakinya bodoh karena mengakui perbuatannya. Makanya ia sangat berharap Ivander tetap menikahinya sehingga ia bisa keluar dari rumah. "Tolong maafkan Lala, Bang. Maaf. Nikahi Lala seperti rencana kita semula ya, Bang? Lala sudah tidak betah di rumah karena diamuk papa. Suami Arimbi mengadukan papa pada gubernur, sehingga papa didiskualifikasi dari calon walikota. Papa jadi sangat marah pada Lala. Kasihanilah Lala, Bang."Sekonyong-konyong Prisila berbalik dan memeluk erat kaki Ivander. Apa pun yang terjadi, ia harus bisa memiliki Ivander kembali."Kamu mengerti bahasa indonesia bukan? Pergi dari sini dan jangan pernah kembali lagi!" bentak Ivander geram. Ia menarik kakinya keras hingga cengkraman Prisila terlepas. Ketika Prisila ingin kembali meraih kakinya, Ivan

  • Mempelai Pria yang Tertukar   67. Cinta Berjuta Rasa.

    "Kamu menunggu di ruangan Mas saja selama kami meeting ya?" Ganesha menghentikan langkah di depan pintu ruangan kerjanya. Arimbi yang berjalan disamping Ganesha otomatis ikut menghentikan langkah. Saat ini mereka berdua telah tiba di kantor. Ganesha benar-benar menjemputnya seperti permintaannya."Kenapa harus menunggu di ruangan? Mas tidak mau mempertemukan saya dengan Mbak Nelly ya?" Setelah melontarkan kalimatnya, Arimbi malu sendiri. Kecemburuannya pada Nelly membuatnya tidak bisa berpikir rasional."Bukan begitu konsepnya, Rimbi." Ganesha terkekeh. Moodnya makin baik karena menyadari bahwa Arimbi mulai posesif terhadapnya. Hati Ganesha membuncah oleh rasa bahagia. Seperti ini rupanya jatuh cinta. Logika terkadang ketinggalan oleh hormon endorfin yang sedang ganas-ganasnya."Mas sudah tidak meninggalkan rasa apapun pada Nelly, selain sikap profesional sebagai partner. Mengenai kenapa Mas tidak membawamu masuk dalam ruangan meeting, karena kamu memang tidak seharusnya ada di sana.

  • Mempelai Pria yang Tertukar   68. Posesifnya Ganesha.

    Ganesha menarik napas lega ketika rapat akhirnya usai juga. Setelah negosiasi alot dengan para pemegang saham lainnya, kata sepakat tercapai juga. Semuanya setuju untuk mengubah anggaran dasar serta menyetujui perpanjangan jangka waktu berdirinya perseroan terbatas. "Oke, masalah pekerjaan sudah selesai. Setelah hampir dua jam membahas masalah pekerjaan, perut kita semua pasti lapar. Saatnya kita mengisi perut agar energi kembali terbangun. Benar tidak Bapak-Bapak sekalian?" Nelly mengajukan usul. "Ah, memang dasar kamu yang doyan makan. Kami sih biasa saja." Pak Rahmat, ayah Nelly menggoda anak perempuannya."Ah, Ayah juga sama. Tukang makan juga seperti aku. Aku 'kan menuruni genetika Ayah." Nelly balas menggoda ayahnya. Para peserta meeting yang lain tertawa. Ayah anak ini memang kompak."Nelly benar, Pak. Saya juga sudah lapar. Kita segera ke Seribu Rasa saja." Ganesha mendukung usul Nelly."Kamu sudah mereservasi sudah tempat untuk kita semua di sana 'kan, Za?" Ganesha mengalih

  • Mempelai Pria yang Tertukar   69. Masalah Baru.

    Arimbi tersenyum simpul selama membaca chat dari Ganesha. Akhir-akhir ini dirinya memang kerap tersenyum-senyum sendiri tanpa alasan yang pasti. Pokoknya setiap kali pikirannya melayang pada Ganesha, bibirnya sontak melengkung bahagia. Padahal Ganesha hanya menanyakan apakah dirinya sudah makan siang atau belum. Arimbi membalas dengan langsung memotret makanannya.Saat ini ia memang tengah makan siang bersama rekan-rekan kerjanya. Makanya Arimbi memuaskan diri dengan ponselnya. Karena jika sudah berada di showroom, ia membatasi diri berselancar di dunia maya. Walaupun dirinya adalah istri pemilik showroom, ia harus mengikuti aturan perusahaan. Arimbi tersenyum lebar tatkala Ganesha membalas chatnya dengan emoticon love berwarna merah membara. Ganesha juga membalas bawah saat ini ia tengah makan siang dengan beberapa client dari Jepang. Client-client ini adalah perwakilan dari Jepang terkait dengan tender yang dirinya dan Nelly menangkan. Yaitu proyek pembangunan hotel dan condominium

  • Mempelai Pria yang Tertukar   70. Fitnah Keji.

    "Atau seseorang membubuhi minuman Mas dengan obat perangsang, begitu?" potong Ganesha tidak sabar. Arimbi mengangguk mengiyakan. Karena memang hal itulah yang bercokol di kepalanya sejak mereka berdua pulang ke rumah. Ya, Ganesha juga memutuskan pulang karena ia sudah tidak berkonsentrasi untuk bekerja. Saat ini mereka tengah berdiskusi di kamar. Arimbi duduk di sudut ranjang, sementara Ganesha berjalan hilir mudik di depannya. "Kamu kebanyakan membaca novel dan menonton film, Rimbi. Kalau orang mabuk itu rata-rata berjalan saja susah. Boro-boro melakukan hubungan intim. Mengenai obat perangsang, tidak semudah itu juga melakukannya. Mas yakin seyakin-yakinnya, kalau anak laki-laki itu bukan anak Mas. Kamu masih tidak percaya pada Mas, Rimbi?" Ganesha menatap Arimbi dengan mata terluka. "Percaya, Mas. Saya percaya seratus persen bahwa Mas bukanlah laki-laki seperti yang ingin dikesankan oleh orang jahat ini." Arimbi beringsut dari ranjang. Ia mendekati Ganesha yang memandangnya kecew

Bab terbaru

  • Mempelai Pria yang Tertukar   100. Extra Part IV

    "Relakan, Mbak. Tempatkan masalah sesuai dengan masanya. Masa lalu tempatnya memang di waktu lalu. Dewasalah untuk menerima kenyataan bahwa tidak ada yang bisa Mbak lakukan tentang masa lalu, kecuali memutuskan terus hidup di sana dan menderita selamanya atau berubah menjadi lebih baik."Nina tidak menjawab pertanyaan Arimbi. Dirinya sangat mengerti apa yang dikatakan oleh Arimbi. Ia bukanlah orang bodoh. Dirinya hanya seorang pendengki serakah yang tidak bisa melihat kebahagiaan orang lain."Kita pulang ya, Nin? Ayah yakin setelah minum obat dan tidur pasti kamu akan merasa lebih baik. Kalau ada waktu, Rimbi pasti akan menengokmu ke rumah. Iya 'kan, Rim?" Pak Sujatmiko menatap Arimbi sendu dengan pandangan meminta pertolongan.Arimbi langsung tidak menjawab pertanyaan terselubung pamannya. Melainkan ia menatap Ganesha terlebih dahulu. Meminta izin tanpa bicara. Ketika melihat Ganesha mengangguk samar barulah Arimbi berbicara."Iya, Mbak. Nanti kalau ada waktu luang, Rimbi akan menjen

  • Mempelai Pria yang Tertukar   99. Extra Part III

    "Kamu di sini saja, Rim. Ingat kamu sedang hamil. Nina itu sedang depresi. Apa pun akan berani ia lakukan." Ganesha menahan bahu Arimbi saat istrinya itu ingin bangkit dari tempat tidur."Tapi saya harus, Mas. Bagaimanapun Mbak Nina itu sepupu saya. Sedikit banyak saya memahami kepribadiannya. Lagi pula ada Mas juga. Saya pasti aman." Arimbi membujuk Ganesha."Ayolah, Mas. Daripada Nina membuat ulah yang mengacaukan acara, sebaiknya kita cegah terlebih dahulu." Arimbi menghela lengan Ganesha. Teriakan histeris Nina makin membahana."Baiklah. Tapi kamu jangan jauh-jauh dari Mas. Mas tidak mau kamu sampai kenapa-kenapa." Kalimat Ganesha ditanggapi anggukan singkat oleh Arimbi. Sesampai di ruang tamu, keadaan mulai kacau. Nina terus menjerit histeris, dan mengatakan bahwa ia tidak terima diperlakukan tidak adil oleh Seno. Sejurus kemudian dua orang Satpam komplek terlihat memasuki rumah. Dengan segera mereka mengamankan Nina. Namun Nina terus meronta-ronta liar dan memaki-maki Seno sera

  • Mempelai Pria yang Tertukar   98. Extra Part II.

    "He eh," Bu Astuti mengangguk lemah. Mata tuanya berkaca-kaca. Sungguh ia menyesal pernah berbuat tidak baik pada Arimbi, hanya karena ia kesal pada Ganesha. Jika saja waktu bisa diulang, betapa ingin dirinya mengubah sikap judes dan nyinyirnya dulu pada Arimbi. Istri Ganesha ini lembut dan baik hati."Ini minumnya, Bu. Kalau Ibu tidak keberatan saya bantu meminumkannya ya, Bu?" Dengan sopan Arimbi meminta izin Bu Astuti."He eh... he eh..." Bu Astuti mengangguk berkali-kali. Kedua mata tuanya kini membentuk kolam air mata. Bu Astuti menangis tanpa suara."Ayo diminum, Bu. Pelan-pelan saja agar tidak tersedak." Arimbi membungkuk. Ia memeluk bahu Bu Astuti sambil mendekatkan bibir Bu Astuti pada birai gelas. "Sudah, Bu?" tanya Arimbi lagi. Bu Astuti sudah menghabiskan seperempat gelas air putih. Bu Astuti mengangguk. "Sebentar ya, Bu. Saya mengambil tissue dulu." Arimbi menarik selembar tissue dari atas meja. Setelahnya ia mengelap sudut bibir dan dagu Bu Astuti yang basah. "Maaf...

  • Mempelai Pria yang Tertukar   97. Extra Part 1

    Dua tahun kemudian."Sah!" Arimbi, Ganesha dan beberapa kerabat lain ikut mengucapkan kata sah, saat penghulu menyatakan ijab kabul Seno dan Rina sah. Ya, hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk Seno, Rina dan juga Mahesa. Karena keduanya pada akhirnya memutuskan menikah setelah dua tahun berpacaran."Akhirnya mereka menikah juga ya, Rim?" Ganesha tersenyum sumringah melihat sepasang pengantin baru di depannya saling memasang cincin. Ia ikut gembira untuk Seno. Sebagai seorang kakak, ia mengasihi Seno dengan caranya sendiri. Di masa lalu Seno memang banyak sekali melakukan kesalahan. Namun perlahan-lahan ia berubah dan menjadi pribadi yang lebih. "Iya, Mas." Arimbi menimpali kalimat Ganesha singkat. Ia memang selalu hati-hati apabila membicarakan soal Seno. Ia tidak mau Ganesha mengira kalau dirinya masih peduli pada Seno."Seno sekarang sudah banyak berubah ya, Rim? Tepatnya sejak ia tahu kalau dirinya ternyata memiliki Mahes. Sekarang kebahagiaan Mahes adalah prioritasnya, Ma

  • Mempelai Pria yang Tertukar   96. Gossip Teranyar (end)

    "Ayo lanjutkan ceritamu di taman belakang saja." Arimbi membawa Menik ke taman kecil kesayangannya. Di sana ia kerap menghabiskan waktu bercocok tanam. Mulai dari berbagai macam jenis bunga hingga tanaman herbal ada di tamannya."Lanjutkan ceritamu, Nik." Arimbi menghempaskan pinggulnya di kursi taman. "Tuh, Mbak Tini juga sudah menyiapkan makanan kecil. Kita mengobrol di sini saja sementara Mas Esha dan Bang Ivan bekerja." Arimbi kian semangat mengorek cerita tatkala Mbak Tini muncul dengan sepiring pisang goreng hangat dan dua gelas sirup markisa."Ya, terus aku membawa Bu Mirna ke rumah sakit. Beberapa saat kemudian Ivan dan Pak Kristov menyusul. Di situ aku baru tahu kalau ibu-ibu yang aku tolong adalah ibunya Ivan. Singkat cerita aku dan Bu Mirna kemudian menjadi akrab. Tidak lama kemudian Ivan pun menembakku. Katanya untuk pertama kalinya ibunya mencomblanginya. Dengan dua mantan Ivan terdahulu Bu Mirna tidak cocok. Ivan juga bilang ia sudah lelah pacaran ala remaja ingusan. Ia

  • Mempelai Pria yang Tertukar   95. Jodoh di Tangan Tuhan.

    Arimbi termangu menatap televisi. Baru saja diberitakan bahwa Bastian Hadinata yang digadang-gadang akan menjadi walikota telah dilengserkan. Selain dinilai tidak layak menjadi calon walikota, saat ini Bastian juga telah diamankan karena terbukti melakukan gratifikasi terhadap beberapa proyek pemerintah.Televisi juga menayangkan wawancara singkat dengan Bastian dalam seragam berwarna oranye. Di scene-scene lain, terlihat Priska dan Prisila berlarian sambil menutupi wajah mereka dengan syal. Mereka berdua tampak menghindari awak media yang terus memburu saat mereka baru saja keluar dari kantor polisi. Berita tentang korupsi dan gratifikasi yang dilakukan oleh Bastian Hadinata memang tengah menjadi headline di mana-mana. Apalagi semua aset-aset Bastian Hadinata saat ini telah disita oleh negara. Tidak heran kalau Prisila dan Priska sekarang menjadi bulan-bulanan pers. Mereka dikejar di mana pun mereka berada."Kamu percaya dengan karma bukan, Ri? Lihatlah, apa yang sekarang terjadi pa

  • Mempelai Pria yang Tertukar   94. Janji Saling Setia.

    "Kamu tadi menanyakan bagaimana Mas tahu perihal rumah impianmu bukan? Nah, itu dia orang yang sudah memberitahu Mas. Seno, sini." Ganesha melambaikan tangannya pada Seno. Memanggil adiknya yang tengah mewarnai gambar dengan Mahesa. Semenjak tahu bahwa dirinya telah mempunyai seorang anak, Seno berubah banyak. Ia kini lebih kalem dan bertanggung jawab. Di sela-sela waktu luangnya, ia selalu menyempatkan diri bercengkrama dengan putranya. "Jadi kamu yang membocorkan rahasiaku?" Arimbi berpura-pura marah pada Seno. Ia juga berusaha bersikap wajar pada Seno. Bagaimanapun Seno adalah adik iparnya sekarang."Ampun, Kakak Ipar. Aku terpaksa melakukannya karena diancam Mas Esha. Katanya ia akan membuangku keluar kota kalau aku tidak mau bekerjasama." Seno meringis. Ia menghargai usaha Arimbi yang ingin berinteraksi wajar dengannya. Mereka sekarang telah menjadi satu keluarga besar."Jangan membuat Rimbi memandangku sebagai kakak yang kejam ya, Sen?" Ganesha mengacungkan tinjunya pada Seno.

  • Mempelai Pria yang Tertukar   93. Rumah Masa Depan.

    Arimbi melirik Ganesha sekilas saat laju mobil memasuki hunian mewah kompleks Graha Mediterania. Kompleks perumahan mewah yang baru saja launching minggu ini. Ia mengetahui perihal hunian mewah ini karena memang dibangun oleh Caturrangga Group dan beberapa investor dari Jepang. Selain hotel dan condominium, Caturrangga Group juga membangun kompleks-kompleks perumahan mewah dengan segmen pasar kelas atas atau high end."Kita akan mengunjungi salah satu customer Mas ya? Apa tidak mengganggu kalau Mas menemui costumer di hari Minggu begini?" "Nggak kok, Rim. Tenang aja. Kita semua akan bersenang-senang bersama." Ganesha tersenyum lebar. Ia memahami rasa penasaran istrinya. Arimbi mengerutkan kening. Kita? Bersama? Apa yang Ganesha maksud?Laju kendaraan melambat tatkala melewati rumah demi rumah mewah yang mereka lewati. Sebagian besar bentuknya sama karena memang dibangun seragam. Sebagaian lagi bentuknya sudah berubah karena direhab sesuai dengan selera para pemilik rumah.Tatkala la

  • Mempelai Pria yang Tertukar   92. Janji Takkan Ingkar.

    Bu Astuti terpana. Ia tidak menyangka kalau Rina bisa bersikap seluwes itu terhadap Mahesa. Biasanya Rina itu tidak menyukai anak kecil. Rina anak tunggal. Ia tidak terbiasa berinteraksi dengan anak kecil. Menurut Rina anak kecil itu rewel dan menyusahkan. Tumben kali ini Rina bersikap begitu kompak pada Mahesa. Syukurlah, berarti tujuannya mendekatkan Rina dengan Seno akan semakin mudah. Mengingat Mahesa adalah darah daging Seno. Mendekati Mahesa artinya mendekati Seno juga."Rina dan Mahesa cocok sekali ya, San? Sepertinya kalau menjadi ibu dan anak pas ya?" Bu Astuti meminta tanggapan Bu Santi."Iya, Tut. Kita sebagai orang tua mendoakan yang terbaik saja. Biar yang muda-muda menentukan jalan hidup mereka sendiri." Bu Santi memberi jawaban netral. Ia memang setuju Rina menjadi pengganti Nina. Selain perilaku Rina yang sekarang membaik, ia juga gembira bisa melaksanakan niat Pak Syarief almarhum yang ingin berbesanan dengannya. Namun ia menyerahkan semuanya pada Seno dan Rina sendir

DMCA.com Protection Status