Share

Part 4

Ariana memasuki gerbang bersamaan dengan sebuah mobil box berlogo sebuah perusahaan wedding organizer masuk dan terus melaju melewati bangunan megah di hadapannya menuju area belakang yang Ariana duga acara pernikahan akan diselenggarakan.

Ariana tersenyum tipis dalam setiap langkahnya menuju teras istana yang berupa undakan lima anak tangga itu. Bayangan ketika Karenina datang berkunjung ke restorannya secara tiba-tiba hanya untuk mengumumkan kabar kembalinya ke kota kembali memenuhi kepalanya.

Ya, satu tahun yang lalu Karenina tiba-tiba saja datang dan menyombongkan dirinya dan membandingkan kehidupannya dengan kehidupan Ariana. Bagaimana ia melewati masa-masa saat ia tinggal dengan ibu kandungnya yang menurutnya tak Ariana dapatkan. Sekolah di sekolah level internasional, jalan-jalan ke luar negeri, pertemuan dengan orang-orang penting dan kaya raya dan banyak hal lainnya yang Karenina yakini tidak akan pernah Ariana miliki.

Ariana hanya menanggapi semuanya dengan senyuman tipis. Melihat adiknya tampak sehat dan bicara saja itu sudah kabar baik baginya. Dia tidak perlu merasa iri dengan kehidupan yang sudah dijalaninya karena mereka memiliki kehidupan mereka masing-masing. Dan bahkan, Ariana yakini jika mereka hidup bersama pun, mereka akan tetap memiliki lingkar pertemanan yang berbeda karena Ariana dan Karenina memiliki karakter yang berbeda.

Karenina tiba-tiba saja menjadi pelanggan tetap di restorannya. Namun selama itu juga Ariana tidak pernah melihat kembarannya itu datang bersama teman-teman kaya yang selalu diunggulkannya. Saat Lani bertanya kenapa kembarannya itu selalu datang sendirian, Karenina menjawab karena restoran itu sebenarnya bukan level teman-temannya dan karena ia tidak mau mereka melihat Ariana.

Dan ya, itu tambahan bukti kalau Karenina enggan mengakui Ariana sebagai saudara kembarnya.

Dan tiba bulan yang lalu, adik kembarnya itu kembali membuat sebuah pengumuman 'penting' di restorannya dan menunjukkan cincin pertunangan bernilai fantastis dan juga memberitahukannya kabar tentang pernikahannya.

Tentu saja informasi itu diberikan bukan karena ia ingin restu Ariana yang dengan bahagianya berhasil gadis itu langkahi. Bukan juga karena meminta Ariana untuk hadir di pernikahannya. Jauhkan pikiran meminta Ariana menjadi pengiring pengantinnya. Jelas hal itu tidak akan pernah terbersit di pikiran saudara kembarnya itu.

Karenina memberitahukan perihal pernikahannya pada Ariana karena dua hal.

Pertama, adik kembarnya itu ingin Ariana merasa kesal dan cemburu sebab dia menikah lebih dulu dan berhasil mendapatkan sosok pria sekelas Gerald Zeroun, pria keturunan Yunani berparas tampan, bertubuh atletis dan tentunya super duper kaya karena dia adalah CEO sebuah Perusahaan Ventura berskala internasional yang juga merupakan spesialisasi merger dan akuisisi ternama dikalangan pebisnis meskipun usianya masih sangat muda.

Yang menurut pendapat adik kembarnya, jelas bukan pria yang akan bisa Ariana dapatkan mengingat kelas sosial mereka yang berbeda.

Dan alasan yang kedua. Karenina ingin membuat Ariana kesal sebab kembarannya itu dengan sengaja memilih jasa sebuah catering besar untuk menangani hidangan di acara besarnya alih-alih menggunakan jasa catering restoran milik Ariana.

Ya, adiknya memang sesombong itu. Dan semua itu jelas karena didikan ibu kandung mereka dan juga sang nenek yang sampai saat ini tak pernah mengakui Ariana sebagai cucunya.

Tapi lantas semua itu membuat Ariana terusik?

Jawabannya, tidak.

Ariana bahkan tidak tertarik untuk menjadi bagian dari kaum hedonis macam Karenina, ibu dan juga neneknya.

Ariana menaiki undakan berlantai marmer menuju ke sebuah pintu kayu ganda berbahan jati yang sudah dicat berwarna putih yang kini juga terbuka dengan sangat lebar seolah memang sedang menunggunya.

Berbeda dengan area luar yang sibuk, area dalam terlihat lebih tenang sehingga saking sepinya Ariana bisa mendengar suara hentakan stilletonya sendiri.

"No-nona. Anda kemana saja?" Cicit seorang wanita berseragam pelayan lengkap dengan celemek di depan tubuhnya. "Nyonya dan Tuan sudah mencari Nona dari kemarin malam." Lanjutnya dengan nada khawatir yang membuat Ariana memandangnya dengan sebelah alis terangkat.

"Apa kau tidak mengenali majikanmu sendiri?" Tanyanya dengan nada datar yang membuat pelayan wanita itu mengernyit bingung. "Dimana Nyonya Juliarty?" Tanyanya yang membuat si pelayan mengernyit semakin dalam.

Tentu saja, batin Ariana. Ia tahu kalau saudara kembarnya memanggil wanita yang sudah melahirkan mereka dengan sebutan Mami dan pria yang menjadi ayah tirinya dengan sebutan Papi. Tapi bagi Ariana, ibunya adalah Nyonya Juliarty dan pria yang menjadi ayah tirinya kini adalah Tuan Hanenda Wiryawan.

"Nyo-nyonya ada di ruang kerja, bersama dengan Tunangan Anda." Ucap wanita itu dengan terbata. Sepertinya wanita itu masih meyakini kalau orang yang berdiri di hadapannya adalah majikannya.

"Dan dimana itu ruang kerja?" Tanya Ariana berusaha menunjukkan senyum manisnya yang ia yakini malah terlihat seperti seringai yang mengerikan karena wanita berseragam pelayan itu tampak memandanginya dengan takut.

"Di-disana." Tunjuk pelayan itu dengan ibu jarinya. Namun diamnya Ariana membuat wanita itu melangkah lebih dulu untuk menunjukkan letak ruangan yang seharusnya pada Ariana.

Pelayan itu mengetuk pintu dengan sopan. Setelah mendapat jawaban dari dalam ruangan, barulah ia berani membuka pintu lebar yang juga berbahan kayu jati itu.

"Nyonya, Nona sudah kembali." Umumnya entah pada 'Nyonya' yang mana. Menggeser tubuhnya ke samping, pelayan itu memberi Ariana akses untuk melangkah.

"Apa kau masih belum bisa membedakan mana majikanmu dan mana yang bukan?" Desisnya sinis yang membuat wanita itu terlonjak kaget dan menatap Ariana bingung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status