Beranda / Romansa / Memories / Chapter 38

Share

Chapter 38

Penulis: Sherra Misaki
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-20 12:00:38

Benar juga, Derald pernah menceritakan padaku ada 3 temannya yang akan berpartisipasi dalam lomba ini juga. Waktu itu, ketika terjadi ‘keributan’ yang cukup hebat di depan kelasku karena kemunculan 4 dewa sekolah. Ya, begitulah cara mereka menyebutnya, aku baru mengetahuinya akhir akhir ini dari Liz.

               “Deraaald!” Seruan yang terdengar sangat manis dan penuh keceriaan sambil melambaikan tangan. Kau mungkin tidak percaya suara itu datang dari seorang anak laki-laki. Aku mengingatnya, si cowok imut, Zeno.

               “Woaahh, akhirnya kita bertemu lagi setelah cukup lama ya, Derald!” Mereka kemudian menepukan tangan mereka satu sama lain. Di belakang Zeno ada seorang lagi yang lebih tinggi darinya. Jika aku tidak salah menebak, dia adalah Kyle. Derald juga menyapanya dan melakukan s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Memories   Chapter 39

    Kami akhirnya akan melewati perbatasan kota. Satrone. Kota satelit ini berada ditenggara ibu kota tempat kami tinggal, Torwell. Berbeda dengan kota kami, disini masih banyak pepohonan dan area terbuka hijau. Masih sangat asri dan menyegarkan, dan terdapat beberapa hutan juga. Salah satu yang paling terkenal dari Satrone adalah bukit kembar Fligle dan Andores. Disanalah kompetisi ini akan dimulai, event bersejarah bagi hidupku juga. Aku belum pernah ke sana sebelumnya, jadi aku sangat antusias menantikannya. Melewati perbatasan kota itu yanhg ditandai dengan gapura besar dengan dua patung hewan persilangan antara naga dan kuda, udara yang bergerak entah bagaimana menjadi terasa sangat sejuk tiba tiba. Jauh berbeda dengan di Torwell. Aku benar benar menikmatinya. Sangat, sangat menikmatinya. Aku duduk di paling belakang dekat dengan pintu keluar di belakang truk itu. Aku sudah menebak sebelumny

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 40

    Lihatlah, sekarang mereka berdua saling bernostalgia tentnag masa kecil mereka bersama. Derald tampak begitu akrab dan hangat, tapi bukan bersamaku. Dan parahnya aku bukan siapa siapa untuk menuntut apapun, tidak pada statusku sekarang. Pemikiran akan fakta ini, jujur saja, seperti sengaja menahan duri yang perlahan menggores kulitmu saat berusaha mengambil daun pandan. Terasa perih dan gatal. Apa aku memang sudah jatuh terlalu dalam pada permainan ini? Aku mulai memikirkan tentang apa yang dikatakan Alisa ketika kita pertama kali berbicara di aula kemarin. Saat itu dia berkata “… satu atau dua sampah tidak layak berdiri diantara kami, bukan?”. Aku jadi mulai mengerti apa yang dia maksud. Tidak seharusnnya aku mengganggu hubungan mereka yang sudah dibangun sejak lama sekali. M

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 41

    Aku melihat ke sekeliling, ke segala arah, termasuk langit biru cerah, dan rumput jepang tempat dimana aku berpijak. Di puncak bukit ini, tidak jauh dariku, ada papan kayu besar tertancap. Disana tertulis ‘Bukit Andores’. Menurutku, tulisan ini sangat besar, tapi melihat luas tempat ini yang jauh lebih besar, sepertinya tidak terlalu sebanding untuk memberi tahu semua orang dari berbagai arah bahwa mereka sedang berada di Bukit Andores. “Ooii… Apa kalian akan meninggalkan kami di belakang..?” Teriak Fazel yang berjalan menanjaki bukit, dibelakangnya disusul Derald dan Alisa. Aku melihat 2 cowok yang baru saja menyusul kami membawa cukup banyak perlengkapan, beberapa kardus dan tas besar bertumpuk dalan dekapan mereka. “Sini, biar kami bantu bawakan!” Kat

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 42

    Aku melangkah semakin dekat ke kerumunan itu, dan terkejut ketika melihat di bagian tengah kain itu bergerak gerak dengan sendirinya, seperti ada makhluk hidup yang cukup besar disana. Ada salah seorang dari mereka yang mencoba mengeluarkan makhlik tersebut dari sana. “Hey, Sofia…” Aku menoleh kebelakang ketika mendengar ada seseorang yang memanggilku. “…Darimana saja kau? Aku mencarimu kemana mana.” Bob menghampiriku, dia terlihat sedang memebawa beberapa kayu kayu yang cukup besar. “Apa yang sedang terjadi disini?” Aku bertanya padanya tentang apa yang terjadi di belakangku. Bob kemudian memiringkan tubuhnya untuk mengintip dari bahuku dan melihat apa yang sedang aku maksud. Ya, si tumpukan besar kain dan sekelompok anak pramuka. “Oohh… i

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 43

    “Hey, bukankah ini adalah idemu untuk membangun tenda sendiri?” Derald mencoba membalikkan tuduhan. “Tapi aku tidak menantang siapapun.” “Tapi kau mengatakannya lebih dulu ketika mereka membandingkann kita dan mengatakan kita tidak bisa apa apa dan sains tidak berguna.” Mereka memulai lagi perseteruan mereka. Aku sudah menutum telingaku tetapi mereka tetap tidak mengerti kode ini. Akhirnya aku harus melakukan seseuatu untuk menghentikan mereka. Aku menaruh dua jari telunjukku di bibir mereka. “Ssshhhh…” Akhirnya mereka berhenti mengoceh, dan aku bisa menengahi mereka.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 44

    “Benarkah?.. Haahh syukurlahh” Kataku dengan leganya. Tentu saja, aku hampir berfikir bahwa kita benar benar akan menggunakan kantung tidur saja malam ini dan langsung beratapkan langit. Akhirnya aku langusng mengajaknya kembali ke tempat Derald dan Fazel. Mereka langsung bangkit dari duduknya. Tanpa berbicara mereka memandangiku datang bersama seorang gadis yang terus menunduk, hanya memperlihatkan topinya di depan. ”Jadi… dia akan membantu kita membangun tenda.” Kataku menjelaskan singkat. Gadis ini kemudian membungkukan tubuhnya sebagai salam, dan di balas dengan cara membungkuk juga oleh Derald dan Fazel. Setelah itu kami berempat mulai membangun tenda dari awal. Gadis ini awalnya mencoba mengagnkat beberapa hal sendirian, hingga Derald mengatakan “Jangan lakukan semuanya sendiri, beri kami instruksi dan kami akan melakukannya. Tak perlu sungkan.&rdquo

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 45

    “Oh,.. um.. ya..” Fazel kemudian melanjutkan memukul pasak di tanah. “Kau melihat sesuatu?” tanyanya padaku sambil terus memukul pasak. “Ya.. hanya sekumpulan babi yang sedang beraksi.” Kataku singkat. Dia kemudian merhenti sejenak dan melihatku, seperti memintaku menjelaskan apa yang aku maksud sebagai babi. Aku menghela nafas pelan lalu melihat kea rah tenda milik kelompok Mina. “Bullying nampaknya masih tren di beberapa kalangan rupanya…” Sorot mataku meminta Fazel untuk melihat ke arah yang sama. Aku dan Fazel untuk sesaat sama sama memperhatikan apa yang terjadi di sana. Apa yang mereka lakukan pada Mina, saat ini mungkin masih belum seberapa, karena banyak orang. Orang orang di sekitar tidak ada yang menyadari karena dengan jumlah mere

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20
  • Memories   Chapter 46

    Kami berada di tepi jalan raya. Berjalan cepat di trotoar sambil memastikan bahwa kami berada di rute yang benar menuju gedung abu. Dan juga… “Aku belum melihat soalnya secara utuh, apa kita bisa eliminasi variable z terlebih dahulu seperti biasa?” Derald mengencangkan suaranya agar terdengar. “Variable z memiliki koefisien 3,4 dan 5 pada masing masing persamaannya. Menurutku akan lebih mudah menghilangkan x terlebih dahulu karena koefisien mereka 2, 6 dan -3. Itu akan lebih mudah.” Jawabku juga setengah berteriak. “Bagus. Ayo lakukan…” Katanya sambil menutup sebelah telinganya yang menghadap ke jalan. “…Kau selesaikan persamaan 1 dan 2, aku akan men

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-20

Bab terbaru

  • Memories   Chapter 62 part 2

    “Ooi! Katakan sesuatu!” Suara pukulan yang keras tepat di perutnya bersamaan dengan suaranya yang mencoba untuk menahan muntahan darah untuk keluar dari mulutnya. Wajahnya yang berlumuran darah tiba tiba menyebut namaku. “Lari, S-Sofia…” “Derald!” Aku segera menggerakkan tubuhku dan berlari menuju Derald. Tapi ketiga orang yang berada dibelakangku segera menangkapku. “Sofia— Ugh…!“ Derald mencoba berteriak ketika melihat mereka menangkapku. Meski dia akhirnya dipukuli lagi dan lagi. Aku mencoba untuk memberontak tetapi mereka langsung menahan perger

  • Memories   Chapter 62

    “Bagaimana dengan perjanjiannya?” “Aah. Hanya beberapa jam lagi, ya…” Aku tiba-tiba menghentikan langkahku. “… setelah itu kita bisa membakar tempat ini.” Wah, wah… Sepertinya meninggalkan tempat ini bukan tindakan yang benar untuk sekarang. Apa jangan jangan ini yang aku dan Derald dengar sore tadi sebelum babak kedua dimulai. Aku segera kembali ketempat sebelumnya, merapat ke dinding. “Selain itu, memanfaatkan acara ini sungguh ide yang luar biasa, ketua. Anda memang hebat.&

  • Memories   Chapter 61

    “Kau… sungguh tidak menggunakan parfum?” Aku membalas wajah terkejutnya dengan tatapan bingung. Apa itu sesuatu yang aneh? Aku hanya mengangguk. “Sungguh, kau tidak pernah memakai parfum?” “Uhm.” Aku lagi lagi mengangguk. “Sungguh tidak pernah?” Dia mendekatkan wajahnya.

  • Memories   Chapter 60

    Aku segera beranjak menuju tenda kami yang berada di bawah pohon, tidak sulit untuk menemukannya. Segera aku masuk ke dalam tendaku yang ku tempati berdua dengan Alisa nantinya. Setidaknya aku perlu istirahat dari ini keriuhan ini. Istirahat yang cukup bagi fisik, dan mentalku. Terus berada bersama ditengah orangorang membuatku lelah, secara batin. Aku melepas jas almamater dan rompi rajut serta melonggarkan dasi yang ku gunakan. Hanya meninggalkan kemeja dan rok kotak-kotak, juga membiarkan kaos kaki hitamku tetap berada di tempatnya. Di dalam sini terasa panas, ditambah aku yang baru saja berlari, membuat tubuhku menjadi terasa panas. Aku mulai bisa merasakan keringat menetes satu demi satu dari tubuhku. M

  • Memories   Chapter 59

    “Uughhh..haaah….” Aku meregangkan tubuhku setelah keluar dari area hutan. Babak kedua akhirnya kami lalui dengan lancar. Ternyata tidak semua dari peserta lolos di babak ini. Itu sangat masuk akal jika kau tanya aku. Pasalnya, berbeda dari mengerjakan soal biasa, dengan sistem permainan “Mencari Harta Karun” pada babak ini, kau tidak bisa memilih soal mana yang menurutmu mudah atau yang bisa kau kerjakan terlebih dulu. Semuanya harus selesai denga jawaban yang tepat, atau setidaknya mendekati. Jika kau salah perhitungan, itu akan menyebabkan mu tersesat di dalam hutan itu. Ya, meskipun sudah ada tali pembatas untuk membuat permainan ini tetap aman. “Kau meregangkan tubuhmu seperti wanita tua, Sofia.” 

  • Memories   Chapter 58 (Derald)

    “Kalau begitu, sekarang kita selalu bersama ya, Sofia!” Kataku padanya. Gadis itu kemudian membalas senyumku dengan begitu cerahnya. Aku merasakan sesuatu yang membuatku bergetar ketika melihat itu. “Lalu kau sendiri, kenapa ada di sini?” Dia balik bertanya padaku.Sungguh, aku berfikir untuk tidak mengatakannya. Dia mungkin tidak akan mengerti apa yang aku akan aku ceritakan. Apa sebaiknya aku berbohong? Tapi kebohongan apa yang harus aku katakan. Bagian dari dalam diriku seperti tidak bisa berbohong padanya.“Um.. ceritanya panjang—“ “Ceritakan!” Sekarang dia melihatku dengan mata yang berapi api. Well, sepertinya aku memang tidak bisa berbohong darinya.&

  • Memories   Chapter 57 (Derald)

    Tapi malam itu, rasanya aku sudah tidak kuat lagi menahan semuanya. Aku ingin berlari, berteriak, sejauh dan sekencang yang aku bisa. Aku ingin melepaskan semuanya. Dengan mata tertutup dan air mata yang mulai menetes aku berlari secepat yang aku bisa. AKu tidak memiliki tujuan, tidak tau harus kemana. Tapi aku hanya ingin berlari, dengan begitu mungkin aku kana kelelahan dan pingsan, atau mati jika aku beruntung, hanya itu yang ada dalam pikiranku saat itu. Tapi sepertinya malaikat masih ingin melihatku bertarung lebih lama lagi. Nihil, aku akhirnya hanya kesulitan bernafas dan terjatuh di tengah jalan yang sepi, tak ada siapapun. Saljunya terasa begitu lembut, meski akhirnya melukai tanganku yang sudah terlalu lama menahan suhu dingin di luar sini. Aku akhirnya mau tidak mau bangkit kembali setelah

  • Memories   Chapter 56 (Derald)

    Di malam bersalju itu, aku bertemu dengannya. Udara yang dingin menerpa jari jemariku yang kecil saat itu. Aku hanya bisa menahan dinginnya, dan perlahan merasakan kulitku yang seakan membeku. Meski begitu aku masih memilih untuk berada di luar. Mau bagaimana lagi, di dalam rumah ataupun di luar, dinginnya tetap sama. Entahlah, apa aku pantas mengatakan bahwa takdir yang harus kujalani ini terlalu sulit. Aku tidak ingin mengasihani diriku sendiri. Aku mulai percaya apa yang dikatakan orang orang. “Sesuatu yang kau dapatkan harus kau bayar dengan sesuatu yang setimpal.” Adik perempuanku baru saja lahir be

  • Memories   Chapter 55

    “Kau mengatakan sesuatu?” “Ahh umm tidak, hanya, aku terkesan kau bisa melewatkan tahap taman kanak kanak, sekaligus merasa kasihan.” Begitu jawabnya. Sebenarnya aku sedikit mencurigainya karena dia terbata bata. Tapi, mungkin ia hanya terkejut mendengar ada orang yang melewatkan TK. “Ya… orangtuaku, khususnya ayah. Dia berfikir taman kanak-kanak itu adalah hal yang sia sia dan terlalu memakan banyak biaya hanya untuk ‘bermain-main’. Jadi, daripada mengirimku ke TK, ayah menyuruhku untuk tetap di perpustakaan dan belajar.” “Kau benar benar terus belajar?” Derald hampir kehilangan fokusnya pada soal dan melihatku dengan tatapan terkejut.&n

DMCA.com Protection Status