Bab 3

Hati Leony terasa sakit, tetapi dia hanya menjawab dengan tenang, "Aku sudah ingatkan Laura soal serah terima barang. Di perusahaan ada CCTV. Kalau Pak Andreas nggak percaya, kita bisa cek rekaman CCTV."

Wajah Laura seketika memucat. Dia berlinang air mata dan berkata dengan tampang kasihan, "Ka ... Kak Leony, mungkin aku sempat melamun sebentar dan nggak mendengarnya, makanya terjadi kesalahan seperti ini."

Leony mengabaikan Laura dan berkata dengan kening berkerut, "Barang itu nilainya miliaran. Kita nggak boleh biarkan Samudra Sumber berbuat seenaknya. Aku akan tangani masalah ini. Perusahaan punya peraturannya sendiri dan kesalahan Laura akan diproses sesuai prosedur."

Kemudian, Leony meninggalkan kantor Andreas dan segera kembali untuk mencari cara memperbaiki hal ini. Setelah menandatangani bon serah terima barang, secara hukum, mereka hanya bisa menerima keadaan tersebut.

Pemegang kendali atas Grup Samudra Sumber saat ini adalah Jovan Suryadi, putra ketiga Keluarga Suryadi. Namun, selain Jovan, masih ada Jonathan Suryadi, putra kedua Keluarga Suryadi yang sangat disayang dan diam-diam sangat ambisius. Dengan adanya keuntungan yang terlibat, Leony bisa memanipulasi pemikiran Grup Samudra Sumber.

Pukul 8 malam, Leony mengatur pertemuan dengan Jonathan yang terkenal playboy.

Jonathan yang duduk di kursinya memandang Leony dengan tatapan nakal dan berkata, "Bu Leony, apa kamu nggak salah cari orang? Aku bukan pemegang kendali Grup Samudra Sumber, juga kurang tertarik sama tipe sepertimu."

Leony memang cantik, tetapi terlalu serius. Menurut Jonathan, wanita yang lembut dan penurut jauh lebih menarik.

Leony mengabaikan ucapan Jonathan dan menyerahkan sebuah berkas ke hadapannya sambil berkata, "Pak Jonathan, ini beberapa bukti aktivitas Jovan di industri selama beberapa tahun terakhir. Jujur saja, aku nggak percaya kamu nggak berminat ambil alih Grup Samudra Sumber. Singkirkan dia dan kerja sama dengan Grup Finowa akan jadi milikmu."

Jonathan yang awalnya terlihat santai kini menunjukkan ketertarikan. Dia mengamati Leony dengan saksama. Ibunya bukanlah istri sah Denny Suryadi, dan ayahnya itu lebih menyayangi Jovan. Namun, siapa di Keluarga Suryadi yang tidak ingin mendapatkan keuntungan dari Grup Samudra Sumber?

Setelah berpikir cukup lama, Jonathan bertanya dengan tenang, "Kalau aku membantumu menyingkirkannya, apa keuntungan yang kamu dapatkan?"

"Aku butuh kamu ganti barang berkualitas buruk yang dikirimkan Grup Samudra Sumber kepada Grup Finowa kali ini. Selain itu, kamu selalu bertindak jujur. Bekerja sama denganmu merupakan keuntungan besar bagiku."

Leony tidak keberatan dengan taktik yang dimainkan di dunia bisnis. Namun, cara Jovan terlalu licik dan rendahan. Dia paling membenci hal semacam ini.

Jonathan memandang Leony cukup lama. Kemudian, dia mengangkat gelasnya dan berkata dengan penuh arti, "Semoga semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Bu Leony."

Dari beberapa meja yang tidak jauh dari meja Leony, asistennya Andreas menemukan Leony dan berbisik, "Pak Andreas, Bu Leony juga ada di sini."

Andreas mengikuti arah pandang asistennya dan sedikit mengernyit. Jonathan sudah terkenal playboy. Apa yang dilakukan Leony bersama Jonathan di sini?

Leony tidak menyadari keberadaan Andreas. Tidak lama kemudian, dia pun mengakhiri pertemuannya dengan Jonathan.

Pada saat ini, asistennya Andreas menghampiri Leony dan berkata, "Bu Leony, Pak Andreas sedang menunggumu."

Jonathan melirik sekilas asisten itu, lalu tersenyum dan berkata pada Leony, "Bu Leony, kalau suatu hari kamu merasa nggak nyaman kerja di Grup Finowa, kamu boleh pertimbangkan untuk bergabung dengan kami di Grup Samudra Sumber. Kami sangat menghargai bakatmu."

Jika hanya memiliki tampang cantik, seorang wanita sangat membosankan. Namun, bila wanita itu cantik dan cerdas, dia adalah sumber daya yang berharga.

Leony tidak menanggapi ucapan Jonathan. Dia hanya berpamitan dengan sopan pada Jonathan, lalu mengikuti asistennya Andreas naik ke mobil Andreas.

Pukul 11 malam, angin malam terasa agak dingin. Saat Leony naik ke mobil, bibirnya terlihat agak pucat. Begitu duduk, dia langsung menunduk. Hanya pergelangan tangannya yang putih dan lembut yang tidak tertutupi blazer. Terlihat dan memberinya kesan yang lembut dan menyedihkan.

Begitu melihatnya, Andreas pun mengernyit. Dia tidak menyadari bahwa Leony ternyata sangat kurus.

"Kamu sudah selesai tangani urusan dengan Grup Samudra Sumber?" tanya Andreas dengan santai.

Leony mengangguk. Dia menjawab dengan tampang yang terlihat sangat lelah, "Emm. Jonathan lebih sulit dihadapi dari Jovan. Tapi, dia sudah setuju untuk ganti barang berkualitas buruk itu. Nanti, tinggal suruh orang urus proses serah terimanya."

Andreas melirik Leony dan berkata dengan nada tetap datar, "Laura masih muda dan nggak berpengalaman. Ini bukan sepenuhnya kesalahannya."

Leony terdiam sejenak, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Kamu itu presdir Grup Finowa. Kamu tangani saja masalah ini sesuai keinginanmu."

Saat Leony bergabung dengan Grup Finowa dulu, usianya bahkan lebih muda dari Laura. Namun, Andreas selalu membedakan urusan pribadi dan bisnis dengan jelas.

"Aku belum kasih tahu Kakek soal perceraian kita," lanjut Andreas.

Kakeknya Andreas bernama Alvin Finowa. Selama ini, dia menetap di rumah untuk memulihkan kesehatannya. Dia tidak boleh terlalu stres atau menerima tekanan. Meskipun hubungan Leony dan Andreas selama ini selalu dingin, Alvin sepertinya juga tidak akan bisa menerima kabar perceraian mereka.

Leony menunduk dan menjawab, "Aku tahu. Kalau waktunya sudah tepat, aku akan bicara dengan Kakek."

Setelah itu, Andreas tidak berbicara lagi.

Tadi, Leony sudah mengonsumsi sedikit alkohol dalam perut kosong. Tak lama kemudian, dia pun meringkuk di kursi mobil dan tertidur. Wajahnya terlihat agak pucat.

Andreas menyadari raut wajah Leony yang bermasalah. Dia pun mengerutkan kening dan berniat untuk membawa Leony ke rumah sakit.

Namun, Leony malah terbangun dan bertanya dengan suara yang agak serak, "Sudah sampai mana?"

"Aku akan bawa kamu ke rumah sakit," jawab Andreas dengan acuh tak acuh.

Leony teringat sesuatu dan merasa agak panik. Namun, dia tetap menjawab dengan tenang, "Nggak usah. Cuma perutku yang kurang nyaman. Aku akan baikan setelah pulang dan istirahat."

Tatapan Andreas yang dalam tertuju pada Leony. Dia terlihat seperti bisa membaca pikiran Leony. Setelah sesaat, dia hanya menjawab, "Oke."

Setelah mendengar jawaban itu, Leony akhirnya merasa lega. Setiba di rumah, Leony segera menghubungi Melody dan berkata dengan nada yang serius, "Tolong bantu aku belikan alat tes kehamilan."

Keesokan harinya, di pesta penyambutan Reynald Frandiko.

Reynald adalah teman baik Leony dan Andreas. Sebelum kembali, Reynald secara khusus menelepon Leony untuk mengundangnya menghadiri pesta penyambutan ini. Sepertinya, dia tahu mengenai situasi Leony dan Andreas, juga berniat membantu.

Ketika Leony tiba, ruang VIP sudah sangat ramai. Dari luar ruangan, terdengar suara Reynald bertanya, "Kamu benar-benar sudah cerai sama Leony? Karena Laura?"

Tangan Leony yang hendak membuka pintu seketika terhenti.

Setelah beberapa saat, Andreas menjawab dengan santai, "Ini nggak ada kaitannya sama Laura. Aku dan Leony memang nggak cocok."

"Ckck! Apanya yang nggak cocok? Menurutku, Leony lumayan baik. Sudah cantik, pintar lagi. Setelah bekerja selama ini, ada banyak orang di Grup Finowa yang mengakui kemampuannya. Cuma kamu yang pikirannya belum terbuka. Apalagi, dia juga pernah menyelamatkanmu. Kadang, hal yang paling menakutkan itu adalah menyadari semuanya sudah terlambat."

Reynald juga pernah bertemu dengan Laura. Dia merasa Laura agak licik dan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Leony. Terlebih lagi, Leony pernah menyelamatkan Andreas dari perampok.  Kegigihannya itu tidak bisa ditandingi oleh Laura. Jika mereka benar-benar bercerai, Andreas mungkin akan menyesal.

Setelah sekian lama, Andreas menjawab dengan asal, "Masalah perasaan nggak bisa dipaksakan."

Leony menunduk, lalu perlahan-lahan mengepalkan tangannya.

Reynald tidak lagi membujuk dan hanya mengingatkan, "Pikirkanlah baik-baik. Kalau kamu nggak suka, ada banyak orang yang menginginkannya."

Leony tidak lanjut tinggal di sana. Dia mengirim pesan pada Reynald melalui WhatsApp untuk memberitahunya bahwa dirinya tidak bisa hadir karena ada urusan lain. Setelah itu, dia langsung pergi menemui Melody untuk mencari ketenangan.

Melody menyerahkan alat uji kehamilan kepada Leony, lalu bertanya dengan ragu, "Leony, kamu benar-benar hamil?"