Share

Bab 4

Author: Dewi Zahra
Leony menggenggam erat alat uji kehamilan itu dan menggumam pelan, "Masih belum pasti."

Namun, Leony belum haid bulan ini. Ditambah dengan beberapa gejala yang dialaminya belakangan ini, dia agak curiga dirinya hamil.

"Kalau benar-benar hamil ... apa rencanamu? Apa menurutmu Andreas mau bertanggung jawab?" tanya Melody dengan ragu.

Leony hanya menunduk. Dia tahu Andreas tidak menginginkan anak darinya. Mereka sudah bercerai dan mempertahankan anak ini hanya akan mempersulit keadaan. Padahal ... anak ini adalah sesuatu yang pernah didambakannya.

"Nggak ada artinya memaksa orang melakukan sesuatu yang nggak ingin dilakukannya atau melanjutkan hubungan yang sudah retak. Kalau benar-benar hamil, aku akan menggugurkannya," jawab Leony.

Leony sudah menunggu kehadiran anak ini selama 3 tahun. Sekarang, waktunya sudah tidak lagi tepat.

Malam itu, dengan suasana hati yang buruk, Leony tidak langsung melakukan tes kehamilan, melainkan menyeret Melody pergi minum minuman yang tingkat alkoholnya sangat rendah.

Keesokan harinya, saat berada di perusahaan, Leony baru teringat tentang alat uji kehamilan. Dia pun pergi ke kamar mandi untuk mengujinya. Saat melihat dua garis di alat itu, dia pun tercengang. Dia mengandung anak Andreas ....

Wajah Leony mendadak pucat. Pada saat yang sama, seseorang masuk ke kamar mandi. Dia pun membuang alat uji kehamilan ke tong sampah dengan panik. Namun, jemarinya tanpa sadar masih gemetar. Apakah dia benar-benar mau menggugurkan anaknya bersama Andreas? Dia merasakan rasa nyeri samar menjalari hatinya.

Sepanjang rapat, Leony hanya melamun. Saat rapat berakhir, beberapa rekan kerja mendekatinya sambil bergosip.

"Bu Leony, kamu sudah dengar? Katanya, ada seseorang di departemen kita yang lagi hamil."

Persaingan di Grup Finowa sangatlah sengit. Kehamilan bisa dengan mudah memepngaruhi peluang karier seseorang. Rekan-rekan kerjanya tentu saja merasa senang di atas penderitaan orang lain.

"Orang itu siapa, ya? Kok dia bisa rahasiakan kehamilannya?"

Jantung Leony berdetak kencang. Saat mendongak, dia langsung bertemu pandang dengan tatapan tenang dan tajam Andreas. Pria itu segera berkata dengan suara berat, "Bu Leony, datanglah ke kantorku."

Leony mengepalkan tangannya erat-erat.

Setelah Leony masuk ke kantor Andreas, Andreas berkata dengan acuh tak acuh, "Beberapa hari lagi, ikutlah Leonardi pergi cek kehamilan."

Jantung Leony terasa seperti berhenti berdetak. Dia buru-buru menjawab, "Bukan aku ...."

Andreas segera menyela dengan santai, "Untuk jaga-jaga saja. Kamu juga nggak mau ada kesalahan, ‘kan?"

Leony tidak bisa mencegah hal ini. Dia hanya bisa menahan rasa gelisahnya, lalu menjawab, "Baiklah."

Saat Leony keluar dari kantor Andreas, Laura menghampirinya dengan raut wajah tidak tenang dan berkata, "Kak Leony, insiden waktu itu cuma kesalahpahaman. Aku sama sekali nggak nyangka ada orang selicik itu di Keluarga Suryadi. Bisa-bisanya dia mencampurkan barang berkualitas buruk! Kamu nggak salahkan aku, ‘kan?"

"Itu bukan urusanku. Perusahaan punya aturan sendiri soal penghargaan dan hukuman. Tanggunglah sendiri kesalahanmu!" balas Leony.

Sebenarnya, Leony tidak memiliki banyak topik pembicaraan dengan Laura. Terlebih lagi, dia juga merupakan orang yang membedakan urusan pekerjaan dengan perasaan pribadi dengan jelas.

Laura akhirnya menghela napas lega dan segera berkata, "Kak, minggu depan ulang tahun Ayah. Sudah lama Ayah nggak bertemu sama kamu. Kamu mau pulang ke rumah nggak? Kita rayakan ulang tahunnya sama-sama."

Ulang tahun Gilbert kebetulan jatuh tepat pada hari ke-7 kematian ibunya Leony. Leony menatap Laura dengan dingin dan menyela, "Laura, aku nggak punya waktu hadapi tipu daya dan trik kotormu. Kalau kamu nggak terlalu bodoh, aku bisa menyegarkan ingatanmu. Hari itu bukan hari yang baik untukku dan ibuku."

Laura terdiam sejenak, lalu berkata dengan canggung, "Aku tahu hari itu adalah hari ke-7 kematian ibumu. Tapi, orang mati nggak bisa hidup kembali. Ayah tetap harus merayakan ulang tahunnya, ‘kan? Dulu, aku juga nggak salahkan Tante karena mengirimku ke desa. Kak, untuk apa kamu terus mendendam pada Ayah?"

"Kamu seharusnya tahu jelas alasan ibuku mengirimmu ke desa. Kalau aku maafkan orang yang sudah membunuh ibuku dan bahkan merayakan ulang tahunnya, itu bukan membuktikan aku lapang dada, melainkan menunjukkan aku nggak punya hati," jawab Leony dengan dingin.

Wajah Laura seketika pucat pasi. Dia berlinang air mata dan berkata dengan lemah, "Kak, aku nggak bermaksud begitu. Aku cuma ...."

"Aku nggak peduli apa maksudmu. Di kantor, kita itu cuma rekan kerja. Bu Laura, sebaiknya kamu pusatkan perhatianmu pada pekerjaanmu," potong Leony.

Setelah itu, Leony langsung pergi. Dia tidak punya waktu untuk bermain trik dengan Laura. Siang itu, dia mengambil izin dan diam-diam pergi ke rumah sakit. Dia tidak peduli pada perasaan Laura.

Namun, siapa sangka, Laura lumayan penakut dan kakinya terkilir saat hendak kembali ke ruang kerja setelah percakapannya dengan Leony. Andreas pun membawanya ke rumah sakit.

"Selamat, kamu sudah hamil 6 minggu."

Saat keluar dari rumah sakit dengan hasil pemeriksaan di tangannya, Leony kebetulan melihat Andreas memapah Laura meninggalkan rumah sakit. Kata-kata dokter masih mengiang di benaknya.

"Bu Laura, kondisi tubuhmu nggak cocok untuk aborsi. Kalau kamu melakukannya, kemungkinan besar kamu nggak akan bisa hamil lagi. Jadi, pikirkanlah baik-baik."

Rasa getir menyelimuti hati Leony. Dia telah mengandung anak Andreas. Awalnya, kehamilan ini membawakan kebahagiaan dan harapan baginya. Namun, apakah Andreas akan mengizinkan anak ini dilahirkan?

Raut wajah Leony tertangkap oleh Andreas yang berada tidak jauh darinya. Sementara itu, Laura juga memanggilnya dengan terbata-bata, "Kak ... Maksudku, Bu Leony."

Andreas menatap Leony dan bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?"

Leony spontan menyembunyikan laporan pemeriksaannya di belakang punggung dan segera menjawab, "Demamku sebelumnya masih belum pulih total. Aku datang untuk pemeriksaan ulang."

Andreas menyipitkan mata dan mengamati Leony lekat-lekat.

Laura juga menyadari situasinya dan menarik-narik ujung pakaian Andreas sambil berkata dengan agak kecewa, "Pak Andreas, masih ada yang mau kamu bicarakan dengan Bu Leony, ‘kan? Aku pulang saja dulu."

Andreas mengernyit, tetapi tidak menahan Laura. Dia berkata, "Aku akan suruh orang mengantarmu pulang."

Laura mengangguk patuh.

Leony merasa lega dan meremas laporan pemeriksaannya, lalu memasukkannya ke dalam tas. Di dalam mobil, Andreas melirik ke arahnya tanpa ekspresi dan berkata dengan santai, "Kenapa kamu tegang sekali? Kalau kamu bersikap begitu, aku bisa mengira kamu benar-benar hamil."

Leony ingin langsung menyangkal. Namun, dia akhirnya hanya tersenyum getir dan mencoba bertanya, "Kalau aku benar-benar hamil, apa yang akan kamu lakukan?"

"Ya digugurkan," jawab Andreas dengan tegas sambil menatap Leony.

Leony telah menduga jawaban itu dan hatinya terasa getir. Dia menggeleng dan menjawab dengan nada tak acuh, "Aku cuma demam biasa."

Andreas menyipitkan matanya dan menatap Leony cukup lama. Setelah itu, dia baru berkata dengan nada datar, "Dengar-dengar, hari ini kamu bertengkar sama Laura. Gara-gara itu, dia baru terpeleset waktu turun tangga. Dia masih muda dan nggak  berpengalaman, tapi hatinya baik dan dia juga jarang ribut sama orang lain. Kalau bisa, lebih baik kamu lebih banyak mengalah."

Rasa pahit di hati Leony makin membuncah. Di dunia ini, semua orang pasti tidak terhindar dari pilih kasih.

"Pak Andreas, dia bukan anak kecil lagi. Lagian, aku nggak punya alasan untuk mengalah padanya."

Related chapters

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 5

    Leony menatap ke arah Andreas, lalu lanjut berkata dengan tenang, “Aku nggak berutang sama Laura maupun kamu. Dalam pekerjaan, aku cuma seniornya. Dalam kehidupan pribadi, ibuku juga nggak pernah berutang apa-apa padanya. Dulu, waktu ibunya menikah lagi, Laura pun datang ke rumah kami.”“Hanya saja, siapa yang bisa terima anak haram suaminya? Memang benar ibuku mengirimnya ke desa, tapi dia tetap kasih biaya hidup yang cukup untuknya. Baik dalam segi apa pun, aku nggak pernah berutang padanya. Jadi, atas dasar apa aku harus selalu pertimbangkan kepentingannya dan mengalah dalam segala hal?"Suasana di mobil menjadi sunyi. Andreas menatap Leony yang mengenakan gaun panjang sederhana dan memperlihatkan pinggang rampingnya. Matanya yang dingin dan anggun memancarkan ketenangan dan kejernihan.Leony memiliki aura teguh yang kuat. Kecerdasannya begitu menonjol hingga membuat orang hampir melupakan kecantikannya yang luar biasa. Andreas menelusuri wajahnya dengan pandangan lembut.Setelah se

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 6

    "Pak Andreas, ini dokumen terbaru yang dikirim Pak Jonathan,” ujar Leony. Dia masuk dengan ekspresi tenang. Dia melirik ke arah Laura, lalu meletakkan dokumen yang sudah dicetaknya di atas meja Andreas.Dokumen tersebut adalah kontrak baru yang merupakan proposal kerja sama dari Jonathan. Jonathan sudah terkenal penuh perhitungan. Namun, kali ini, dia malah mengusulkan kerja sama lanjutan, seolah-olah dia sedang mengincar sesuatu dan harus mendapatkannya.Andreas mengerutkan keningnya, lalu perlahan-lahan mengalihkan pandangannya pada Leony. Di tempat kerja, Leony selalu mengenakan setelan kerja rok yang menonjolkan kerampingannya, tetapi juga membuatnya terlihat tegas. Fitur wajahnya sangat indah dan menawan, tetapi juga memancarkan aura dingin yang membuatnya terkesan sulit didekati.Sepertinya, Jonathan mengajukan kerja sama kali ini karena mengincar Leony."Jonathan mau mengejarmu," ujar Andreas dengan santai. Nadanya terdengar layaknya seorang atasan yang sedang berkomunikasi deng

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 7

    Jika informasi penting Grup Finowa bocor, ganti rugi yang harus dibayar pasti akan sangat besar. Tubuh petugas keamanan seketika terlihat kaku. Setelah tersadar kembali, mereka pun berniat mengusir Laura dari ruang rapat. Namun, Laura terlebih dahulu berlari ke arah Leony. Setelah tiba di hadapan Leony, dia pun membelalak. Sepasang matanya sangat mirip dengan mata kucing. Saat membelalak, dia memberikan kesan polos dan tak berbahaya."Kak, kamu nggak boleh bersikap begitu terhadapku," ujar Laura dengan nada yang seolah-olah menyiratkan Leony telah melakukan kesalahan besar.Kakak? Lucu sekali. Memangnya Leony termasuk kakaknya Laura? Namun, Laura malah bisa berlagak polos dan memanggilnya kakak dengan ekspresi kasihan."Laura, ibuku cuma punya satu anak. Aku bukan kakakmu. Ini hari rapat tim proyek. Kalau nggak ada urusan penting, lebih baik kamu segera pergi dan jangan ganggu pekerjaan kami," tegas Leony."Kakak, aku bukan datang untuk ganggu pekerjaanmu. Aku cuma mau datang minta ma

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 8

    Di tangan sebelahnya, kurir itu memegang sebuah kotak perhiasan yang terbuat dari kayu merah dan memiliki ukiran burung phoenix. Ukiran itu sangat indah, megah, dan memancarkan kemewahan. Di dalam kotak kayu itu, terdapat sebuah kalung berlian merah. Warnanya merah menyala seperti darah dan terlihat sangat memukau hingga membuat orang sulit untuk mengalihkan pandangannya.Di dalam kotak itu, terdapat juga kartu kecil bertuliskan kaligrafi yang indah. Kartu itu ditandatangi dengan nama Jonathan.[ Semoga kamu selalu seperti matahari pagi di musim dingin yang penuh kehangatan dan memukau. ]Leony pun tercengang. Matanya tidak terpaku pada perhiasan dan bunga itu, tetapi pada kartu kecil tersebut. seolah-olah kartu itu barulah hadiah utama. Penilaian Jonathan tidak salah. Leony bukanlah sosok yang dingin dan tak terjamah seperti es. Di dalam hati Leony, tersembunyi perasaan yang hangat dan tulus. Dia bukanlah sosok yang sulit didekati atau tidak terjangkau. Dia adalah sosok yang cerdas,

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 9

    Leony benar-benar cantik. Dia memiliki fitur wajah yang sempurna dan mata yang memikat, tetapi terkesan rapuh, seolah-olah diselimuti oleh kehampaan. Saat ini, kalung berlian merah itu membuat mata makin bercahaya, seakan-akan memancarkan keindahan yang lebih mendalam. Leony sedang tersenyum. Berbeda dengan penampilannya yang biasanya terkesan dingin, kini dia terlihat lebih santai dan bebas."Apa aku terlihat cantik dengan mengenakan kalung ini?" tanya Leony. Jari-jarinya yang ramping mengelus kalung berlian merah yang berat dan mahal itu.Ekspresi Andreas menjadi muram. Dia menjawab, "Leony, kalung ini nggak cocok sama kamu."Tidak cocok? Lalu apa yang cocok dengannya? Leony tersenyum makin lebar dan menatap Andreas dengan penuh arti."Nggak ada yang namanya cocok atau nggak cocok. Yang penting aku suka," ujar Leony.Kalimat itu jelas mengacu pada kalung berlian merah tersebut. Namun, di telinga Andreas, Leony bagaikan sedang mengatakan bahwa dirinya menyukai Jonathan. Kemudian, Le

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 10

    Melihat ekspresi Leony yang hampir meledak, entah kenapa Jonathan tiba-tiba teringat pada kucing liar berwarna hitam yang agresif."Coba baca dokumen ini. Mungkin kamu akan tertarik," ujar Jonathan sambil menyerahkan sebuah dokumen ke tangan Leony.Baru membaca sekilas, Leony langsung mendongak. Sementara itu, Jonathan mengisyaratkannya untuk lanjut membaca. Setelah menelusuri isi dokumen, Leony merasa terkejut dengan inovasi pria ini. Jonathan ingin melakukan penelitian dalam bidang holografi, sebuah bidang yang membutuhkan dana besar."Pak Jonathan, seingatku, sudah ada tim ahli yang melakukan penelitian ini di luar negeri 6 tahun lalu. Tapi hingga kini, mereka baru menghasilkan proyeksi 3D," ujar Leony."Bu Leony nggak ingin berinovasi?" tanya Jonathan."Berinovasi dan menyadari kemampuan diri adalah hal berbeda. Apa Pak Jonathan punya tim riset khusus? Kamu tahu cara pecahkan algoritma holografis atau cara pecahkan pemikiran konvensional yang dikembangkan tim luar negeri untuk pene

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 11

    Leony mengalihkan pandangannya kembali ke dalam mobil dan akhirnya menyadari ada yang tidak beres. Barang-barang miliknya telah hilang.Selama 3 tahun pernikahannya dengan Andreas, karena hubungannya yang baik dengan Alvin, Leony sering naik mobil Andreas dan sudah perlahan-lahan meninggalkan jejaknya di dalam mobil ini. Hiasan boneka dan pengharum aroma melati yang diletakkannya dulu telah lenyap, seolah-olah dirinya telah dihapus dari kehidupan pria itu.Menyadari tatapan Leony, Laura berbicara dengan nada menyesal, "Maaf ya, Kak. Sebenarnya, memang ada banyak barangmu di mobil ini. Tapi, aku nggak suka aroma melati. Jadi, aku minta Andreas untuk menggantinya.""Kalau bonekanya ... aku nggak sengaja mengotorinya dan mau tak mau harus membuangnya. Aku harap Kakak nggak keberatan. Lagian, Andreas juga nggak mungkin simpan boneka yang sudah kotor, ‘kan?"Laura membenci aroma melati sehingga Andreas menggantinya dengan aroma yang Laura sukai. Bukankah itu juga yang dilakukan Andreas pada

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 12

    Mendengar kata-kata itu, Leony sebenarnya ingin tertawa. Dia tahu bahwa Andreas memang sangat posesif. Setelah menikah, meskipun tidak mencintainya, Andreas tetap tidak membiarkan pria lain berada di dekatnya.Saat itu, untuk menyenangkan Andreas, Leony selalu bersikap penuh perhatian dan lembut. Dia juga tidak pernah berinteraksi terlalu dekat dengan pria lain secara terang-terangan.Namun, sekarang .... Mereka sudah bercerai. Jadi, apa hak Andreas memintanya melepaskan kalung itu? Atas dasar apa seorang mantan suami meminta mantan istrinya melepas kalung yang diberikan oleh pengagumnya?Leony menatap Andreas. Dalam tatapannya yang seharusnya dingin, tebersit senyum tipis yang terasa bagaikan angin sejuk yang melintasi pegunungan. Senyuman itu tidak mengandung perasaan berlebih apa pun. Dia hanya menatap pria di depannya dengan tenang."Kenapa aku harus melepas kalung ini? Kamu nggak rasa kalung ini sangat cocok denganku?" tanya Leony sambil menyentuh kalung berlian merah di lehernya.

Latest chapter

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 100

    “Andreas, kalian sudah bercerai. Kenapa kamu malah suruh Leony pulang ke rumahmu lagi? Apa demi mendapatkan hati Pak Alvin, kamu suruh Leony menemanimu untuk bersandiwara? Kamu memang licik sekali. Padahal kamu sudah nggak menginginkannya lagi, kamu malah nggak mengizinkan orang lain untuk mengejarnya! Kamu sungguh keterlaluan!”Dari ucapan Jonathan, jelas sekali dia sedang memperingati Andreas bahwa dirinya sedang mengejar Leony. Dia memang sedang mengejar Leony. Dia saja sudah mempersiapkan bunga segar dan cincin berlian. Semuanya sudah dipersiapkan Jonathan.Raut wajah Leony seketika berubah. Sepertinya dia tidak menyangka masalah akan menjadi seperti ini. Saat Leony hendak mengakhiri panggilan, ponselnya pun direbut oleh Andreas.“Jonathan, Leony masih belum sampai tahap mesti menurunkan derajatnya untuk menjadikanmu sebagai pasangannya. Kamu masih nggak pantas untuk mengejarnya.” Nada bicara Andreas sangat dingin. Sebenarnya jelas sekali dia sedang menyindir Jonathan yang sangat b

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 99

    “Kakek memang kelihatannya sangat bugar, tapi sebenarnya jantungnya kurang sehat. Apalagi Kakek orangnya sangat pintar, seandainya dia menyadari hubungan kita, bagaimana cara kita menghadapi Kakek? Jangan-jangan kita akan buat Kakek terkena serangan jantung, lalu dirawat di rumah sakit?”“Kakek sangat menyayangiku. Aku nggak sanggup untuk melakukannya. Jadi, aku lebih memilih untuk mengalah dalam masalah ini.” Ketika membahas masalah ini, Leony pun tersenyum lagi. “Bukannya gara-gara masalah ini, kamu juga terpaksa mengorbankan perasaan Laura?”Lantaran khawatir Alvin akan menerima pukulan, Andreas tidak berani memberi tahu masalah perceraian mereka. Saat ini, Andreas terpaksa membawa Leony ke rumah. Laura pasti akan merasa sangat sedih, apalagi dia tidak bisa mendapatkan status dari Andreas.Andreas terdiam sejenak. Laura? Nama itu terasa sangat menusuk telinga baginya. “Maaf, semua ini salahku,” lanjut Andreas.Sikap Andreas sangat lembut. Hanya saja, Leony tidak memasukkannya ke hat

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 98

    Tatapan Andreas menjadi muram ketika menatap bayangan punggung Leony yang pergi dengan buru-buru. Setelah Leony pergi, Alvin segera meletakkan peralatan makannya. Suaranya kedengaran sangat dingin. “Nini nggak suka makan terong. Apa kamu nggak tahu?”Andreas benar-benar tidak mengetahui masalah itu. Dia baru mengetahuinya sekarang.“Nini tahu semua makanan kesukaanmu. Coba kamu lihat makanan apa yang Nini ambilkan untukmu. Dia bahkan mengupas kulit udang untukmu. Setelah mengupasnya, dia juga mencelupkan udang ke saus kesukaanmu. Sekarang kamu hanya mengambilkan sejenis makanan untuknya. Makanan yang kamu ambil malah terong yang paling nggak disukai Nini!”Andreas sungguh tidak menyangka. Kedua matanya spontan berkilauan. Beberapa saat kemudian, dia berdiri dan tidak berbicara panjang lebar lagi. Hanya saja, raut wajahnya kelihatan sangat tidak bagus.Setelah kembali ke kamar, Andreas menyadari Leony sedang muntah-muntah. Andreas pun duduk di sofa dengan terdiam. Saat Leony keluar dari

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 97

    Dalam sekejap, mobil ini pun menjadi hening karena hanya tersisa Leony dan Andreas.Leony memejamkan matanya, seperti tidak berniat mengatakan apa-apa. Setelah sesaat, dia pun pindah ke kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobil. Ini adalah mobil baru Andreas, sebuah Maybach hitam, bukan lagi Cayanne berwarna biru.Sepanjang perjalanan, kedua orang itu tidak berbicara sampai tiba di kediaman lama Keluarga Finowa.“Leony.” Sebelum Leony turun dari mobil, Andreas tiba-tiba memanggilnya dan bertanya, “Apa hubunganmu dengan Juan?”Tangan Leony terhenti sejenak. Kemudian, dia tersenyum tipis dan menjawab, “Hubunganku dengan Juan nggak ada kaitannya sama Pak Andreas. Pak Andreas hanya perlu perhatikan orang di sisimu.”Setelah Leony turun dari mobil, Andreas tidak lagi mengungkit tentang Juan. Dia hanya berkata dengan santai, “Berhubung sudah sampai di sini, sebaiknya kita masuk bareng.”Leony merasa ucapan itu agak konyol. Dia pun membuka pintu mobil, lalu hendak memanggil taksi online untu

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 96

    Berhubung Leony sama sekali tidak menyahut, Laura merasa agak canggung. Luis pun tidak dapat menahan tawanya. Tawanya bahkan terdengar sangat jelas di dalam mobil.Namun, Laura seperti tidak bisa merasakan suasana yang canggung ini dan lanjut berbicara dengan Leony. “Kak, kok kamu nggak pedulikan aku?”Laura bersikap seolah-olah ingin menanyakan dengan jelas alasannya.Sementara itu, Leony merasa sangat jengkel. Dia sudah tidak tahan, lalu menoleh ke arah Andreas dan berkata dengan dingin, “Berhubung kamu nggak bisa kendalikan kekasihmu, jangan salahkan aku ngomong hal-hal yang nggak menyenangkan.”Kemudian, Leony menoleh ke arah Laura dan mulai mengejeknya.“Laura, aku harap kamu selalu ingat. Aku ini putri Gilbert dan Intan, sedangkan kamu itu anak dari hasil perselingkuhan Gilbert dengan wanita lain. Meski kita punya ayah yang sama, kelahiranmu itu pada dasarnya adalah semacam luka bagi aku dan ibuku.”“Kalau kamu itu orang normal, kamu seharusnya punya rasa malu, lalu jauhi aku. Bu

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 95

    Juan menatap Leony, lalu mengucapkan terima kasih.Leony sedang berdiri di bawah pohon dan rambutnya ditiup angin sepoi-sepoi. Rambut hitamnya yang panjang dan tergerai itu pun sesekali menutupi sepasang matanya yang dingin, tetapi juga menyiratkan sedikit kelembutan. Dia tersenyum dan menatap Juan dengan lembut.“Kalau ada masalah, hubungilah aku kapan saja.” Setelah melontarkan kata itu, Leony baru berbalik.Juan menunduk dan membaca kartu nama Leony. [ Manajer tim proyek, Leony Janita ] Nama Leony benar-benar indah. Juan sangat berharap Leony benar-benar bisa membantunya seperti yang dikatakannya sebelumnya. Dia berharap bisa terlepas dari kehidupan yang menderita ini dan membuka lembaran baru.Namun ... mana mungkin dia berharap senior yang baru pertama kali ditemuinya itu menolongnya? Orang yang terjebak dalam keadaan sulit harus memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri.Juan menggenggam erat kartu nama itu. Tatapannya bergerak mengikuti Leony. Dia berdiri diam di tempa

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 94

    Juan merasa seperti pernah bertemu dengan wanita di hadapannya itu. Perasaan itu terasa familier, tetapi juga asing. Ada banyak orang yang berlalu-lalang di sekitar mereka, tetapi pandangan mereka tetap tidak terlepas dari satu sama lain.Melihat Leony yang tidak berhenti menatap Juan, Donny segera menyadari sesuatu dan menyuruh salah seorang kepala bidang untuk memanggil Juan kemari. Setelah itu, dia pun memperkenalkan kedua belah pihak.“Leony, mari kuperkenalkan kalian. Juan itu murid berbakat yang unggul dalam segala bidang di sekolah ini. Dia juga murid yang berpotensi menjadi juara bidang sains dalam ujian kali ini.”Saat mengungkit tentang Juan, Donny terlihat sangat bangga. Leony juga bisa merasakan bahwa Donny benar-benar memiliki kesan baik terhadap Juan. Jadi, dia pun merasa sangat gembira.“Baguslah kalau begitu.” Leony tertawa dan melanjutkan, “Pak Donny, berhubung Bapak begitu memuji Juan, aku akan kasih sedikit insentif untuknya. Juan, kalau kamu bisa dapat juara umum 3

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 93

    Darius dan Jafir sudah sering melihat tampang Juan yang seperti ini. Jafir pun menepuk-nepuk dadanya. “Nggak masalah. Juan sudah mabuk dan nggak mungkin dengar percakapan kita. Dia nggak tahu rencana kita.”Meskipun begitu, Darius tetap merasa ada yang aneh. Sebelum sempat berpikir lebih jauh, Jafir sudah mengungkit tentang uang. Jadi, Darius pun tidak memikirkannya lagi.Begitu kembali ke kamar, Juan langsung mengunci pintu dan berbaring di tempat tidur. Setelah itu, dia baru menarik napas lega. Dia benar-benar merasa sangat kebingungan karena dikhianati oleh ayah dan kakak sendiri. Mereka yang memanfaatkannya seperti itu sepertinya sama sekali tidak memikirkan apa yang akan terjadi padanya.Juan harus memikirkan cara untuk menggagalkan rencana kedua orang itu. Oleh karena itu, dia pun tidak dapat tidur nyenyak semalaman. Saat tiba di sekolah keesokan harinya, Juan tidur hampir sepanjang pagi. Berhubung nilainya terlalu bagus, para guru hanya menutup sebelah mata....Setelah jam mak

  • Memenangkan Kembali Mantan Istri   Bab 92

    “Apa hal ini benar-benar nggak akan terselidiki? Ini namanya contekan ujian masuk universitas!” Darius pada dasarnya adalah seorang guru. Dia tentu saja tahu jelas seberapa serius masalah ini.Jafir mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. “Ayah, kamu sudah jadi guru selama bertahun-tahun. Aku nggak percaya kamu nggak tahu ada beberapa orang yang berhasil hindari aturan. Orang-orang yang kaya dan berkuasa itu lebih nggak harap masalah kayak begini terungkap.”Kenyataannya memang seperti itu. Darius masih merasa cemas, tetapi sejumlah uang yang disebut Jafir sudah sepenuhnya membutakan matanya. Asalkan mendapat cukup banyak uang, mengorbankan Juan tidaklah masalah.Jam telah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Kedua orang itu menyusun rencana di ruang tamu dengan suara yang sangat kecil. Namun, mereka tidak tahu bahwa Juan sudah kembali. Sehabis pulang sekolah tadi, dia langsung pergi bekerja paruh waktu di klub malam. Darius dan Jafir mengira Juan tidak akan pulang malam ini, makanya me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status