Share

Manipulatif

Penulis: Devidee17
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

PoV (3)

Hamdan memencet bell di dekat pagar rumah Nasna berulang kali. Dia menggunakan topi dan kacamata hitam, takut ada yang mengenali dirinya.

Riri baru saja tiba di rumah, dengan sepeda motor nya.

"Riri?" ujar Hamdan dan membuka kacamatanya agar Riri mengenali dirinya.

"Mas Hamdan?!" ucap Riri kaget dia tentu tahu permasalahan Hamdan. Dan sekarang mantan suami dari kakaknya itu sudah kembali.

"Mas, mau bertemu dengan Nisa!" Hamdan memyampaikan niatnya datang ke rumah itu.

Riri hanya mengangguk kemudian turun dari motor. Ia membuka pagar setelah itu Riri kembali menyalakan motornya untuk memasukkan ke dalam garasi.

Hamdan menunggu Riri untuk segera membawanya masuk ke dalam rumah mantan istrinya.

**

"Mbak, ada Mas Hamdan. Ingin bertemu Nissa," Riri menghampiri Nasna yang sedang menemani Nissa belajar.

"Mas Hamdan?" ulang Nasna tak percaya.

"Iya Mbak, aku juga kaget dia ada di depan pagar tadi. Sambil mencet bell," jelas Riri.

"Ayah?" ucap Nissa antusias. Gadis kecil itu belum tah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Tabur Tuai

    PoV Author"Akkkkk.....!" Gegaa Hana mempercepat langkahnya menuju kamar."Kenapa Bu?" tanya Hana mendengar teriakan kencang sang Ibu."Perhiasan Ibu, hilang!" Bu Irina langsung menangis menatap kotak perhiasan yang isinya berkurang banyak. "Apa hilang? Coba Ibu cari yang benar!" Hana ikut panik. "Ini lihat kotak perhiasan ibu, sebagian isinya hilang. Hanya tinggal dua cincin ini saja, dan ini kecil yang harganya murah. Perhiasan Ibu puluhan juta hilang, Hana!" Bu Irina terduduk di lantai dan menjerit.Bagaimana ia tidak syok perhiasan yang selama ini ia sayang, berharga puluhan juta yang ia kumpulkan selama ini hasil dari meminta uang Hamdan. Hana melihat kotak perhiasan itu dan memang sebagian isinya kosong. Tertinggal dua cincin saja."Ada pencuri di rumah ini, siapa yang mengambil perhiasan ibu? Apa kamu hanya mengambilnya!" tunjuk Ibunya pada Hana. "Kenapa Ibu menuduh, jika aku yang mengambilnya? Jika aku yang mengambil, pasti aku sekarang tidak memaksa ibu untuk menjual perh

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Penangkapan

    PoV authorHamdan gemetar dan ketakutan saat melihat kehadiran 4 petugas polisi di depan rumah. Mereka sudah siap menangkap dirinya saat itu juga.Hana mencoba menarik Hamdan. Ia mencoba mencegah polisi menangkap adiknya, beberapa tetangga keluar rumah untuk melihat kejadian itu. Kasak-kusuk mulai terdengar dari mulut tetangga, mereka hanya diam menyaksikan Hamdan seorang buronan yang harus mengakhiri pelariannya dan harus bertanggung jawab, menerima hukuman sebab perbuatan penipuan."Mbak, ini pasti karena Nasna! Dia yang melaporkan aku!" ucap Hamdan.Mata Hana membelalak. "Nasna?" gumam Hana."Iya Mbak, jangan biarkan dia hidup tenang!" ujar Hamdan kembali dan ia di paksa naik ke dalam mobil polisi.Tangan Hana mengepal kuat mendengar nama Nasna yang di sebut. "Akan kubalas perbuatanmu ini! Kamu telah membuat adikku menderita!" kilat mata Hana penuh amarah. Ia menyapukan pandangan ke sekitar melihat tetangga yang mungkin sedang mencemooh kejadian barusan."Awas kalian!" tunjuk Hana

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Bertemu Keluarga Besar

    PoV Author"Jadi kamu curi perhiasan, ibuku?" Mereka berdua kaget, dan melihat ke arah pintu kamar yang tidak di kunci oleh Bu Winda. Ferdi menatap tajam pada sang istri, dia ternyata menguping pembicaraan mereka.Septi mendadak gugup, melihat suaminya yang sudah berdiri di ambang pintu. Ferdi melotot ke arah Ibu mertuanya. Yang sedang memegang perhiasan, dari raut wajahnya Ferdi tampak sangat berang."Ferdi, kamu gak sopan. Asal masuk kamar Ibu!" hardik Bu Winda. Ibu mertuanya dengan cepat memasukkan kembali gelang yang ia pegang dan menutup kotak itu. "Iya Mas, kamu harus ketuk pintu dulu!" timpal Septi."Gak usah banyak bicara, kalian ketakutan kan? Aku udah dengar semua pembicaraan tadi! Itu perhiasan Ibuku, kamu mencurinya? Di mana ot4kmu, Sep! Ibuku bisa stress nanti jika barangnya hilang!" "Diam aja Mas, gak semua kuambil kok! Lagian selama ini kamu kasih apa ke aku?" "Benar, Istrimu melahirkan Ibu yang nanggung biaya. Keluargamu gak mau membantu! Anggap saja ini mahar pern

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Terima Kasih Mas

    PoV NasnaInilah yang membuatku takut, jika bersama Mas Arkan dan bertemu keluarga besarnya. Mereka ada saja yang menyindirku. Apakah status janda ini hina bagi mereka, seakan aku tak pantas menjadi pendamping Mas Arkan. Masih beruntung Tante Tika selalu membelaku, karena itu juga alasan aku menerima lamaran putranya. Berharap Tante Tika tidak seperti mantan Ibu mertuaku yang dengan senang hati menghina dan merendahkanku di depan orang lain.Walaupun sepertinya, setelah aku menikah nanti. Pasti ada konflik terjadi dengan anggota keluarganya. Terutama Rere adik angkat Mas Arkan. Dia gadis yang sangat menunjukkan ketidak sukaannya dari awal padaku, apalagi dia berteman dekat dengan Naomi. **Mas Arkan sedang berbincang dengan kerabatnya. Aku duduk di sofa besar ini, rumah ini begitu mewah. Dan ini termasuk rumah milik Tante Tika. Tempat sering ia gunakan untuk kumpul keluarga besar. Rere dan Tante Dias duduk di seberangku, kami berhadapan. Semenjak kejadian tadi mereka tampak kompak,

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Gaun Pengantin

    PoV NasnaMbak Hana terjatuh, dan justru jadi bahan tertawaan pada ibu-ibu di sekolahan. Dia terjatuh dia depan gerbang sekolah."Mau kemana, Nas?" Vina mencekal tanganku yang hendak menyusul dan menolong Mbak Hana."Aku ikut, kasihan juga dia!" ujar Vina. Kami menyusul Mbak Hana. Yang lain seperti enggan menolong, hanya menjadi penonton. Pria yang di tabrak motornya oleh Mbak Hana. Nampak menunjuk dan memakinya. Sepertinya pria itu mungkin seusia Mas Hamdan. Tapi Mbak Hana sudah bisa berdiri sendiri. Keadaanya tidak parah, tak ada luka. Begitupun dengan sang pria, motor dan keadaanya tidak parah."Saya gak mau ganti rugi!" ucap Mbak Hana. Pria itu menuntut ganti rugi padanya."Kamu yang naik motor tidak melihat, ngebut lagi! Di sini ada cctv, pasti akan memperlihatkan kesalahanmu. Jika tak mau ganti rugi, saya akan tuntut kamu!" tunjuk pria itu.Raut wajah Mbak Hana berubah panik, karena ancaman akan di tuntut. Memang benar Mbak Hana bawa motor ceroboh dan ngebut karena menghindari

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Tragedi

    PoV NasnaWajah Adel pucat, bibirnya bergetar dan ia kembali menangis ketika kami sudah masuk ke dalam rumah. Aku mengintip dari jendela kaca depan, tampak beberapa warga mencoba menenangkan Dion. Syukurlah Arkan tak di lukai oleh Dion yang sedang kalap.Aku kembali menoleh pada Adel. Wanita di sampingku ini, ada saja perbuatannya. Sebenarnya aku tak mau membela Adel yang jelas salah dari awal, tapi tak mungkin juga aku membiarkan dia terluka karena perbuatan Dion yang nekat ingin menyiram dirinya dengan air keras."Apa benar yang di katakan, Dion?" tanyaku menatap Adel. Ia tampak tertegun dan menghentikan tangisan, kemudian Adel mengusap air matanya menggunakan telapak tangan."Aku mengalami kdrt Mbak, dan ingin minta pisah dengan Mas Dion. Wajarkan, karena aku tak mau terluka," jawab Adel menjelaskan padaku. Tapi aku tak yakin dengan ucapannya, seperti ada kebohongan yang di sembunyikan."Mbak Nasna, anak, Ibu dan adikku masih di dalam rumah. Mereka ada di dalam kamar, kusuruh sembu

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Menghadiri

    PoV AuthorBu Irina pergi belanja ke tukang sayur. Ia mengambil 2 papan tempe dan teri 1 bungkus kecil."Hanya belanja itu, Bu?" tanya Bu Dian tetangganya yang melirik pada tangan Bu Irina dan menyenggol bahu ibu yang lain. Yang lain mencebik menatap Bu Irina."Anaknya sudah tidak menjadi manajer bank lagi, jadi belanjanya dikurangi ya, Bu!" ucap ibu lain dan tertawa kecil meledek tetangganya."Dengar gak sih, Nasna mau menikah," tukas Bu Dian dan melirik pada Bu Irina ingin melihat responnya."Tahu lah, 3 hari lagi pernikahan nya. Dengan pria kaya, ganteng lagi. Saya pernah lihat waktu itu sedang belanja di tokonya Nasna. Dan calon suaminya itu mengantarkan Nasna," ujar Bu Tati."Beruntung Nasna, lepas dari suami gak benar yang cuma di setir sama Ibunya. Siapa yang tahan punya suami yang gak punya pendirian, payah!" timpal yang lain."Saya juga bakal minta cerai, kalau punya mertua kelakuannya culamitan!" ujar Bu Dian."Menikah dengan orang kaya juga bukan jaminan bakal bahagia. Nas

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Gagal

    PoV AuthorBu Irina dan Hana sudah bersiap sejak pagi untuk menghadiri akad nikah Nasna dan Arkan. Padahal mereka di undang untuk acara resepsi, yang berlangsung pada siang hari nanti."Kamu buat keributan, yang heboh. Biar akad nikah mereka batal!" "Tenang Bu, aku sudah merencanakan sesuatu yang akan membuat pernikahan Nasna. Tak akan terwujud, tidak sudi aku melihatnya bahagia dengan pria kaya. Jika sampai dia menikah, semakin di atas angin posisi Nasna. Membuatnya semakin sombong memandang rendah keluarga kita!" tukas Hana. Rencana licik sudah ia persiapkan. Ibu dan anak itu berdandan cukup menor, dan Hana juga cetar menggunakan makeup yang tebal. Tak lupa Bu Irina mengolesi bibirnya dengan lipcream berwarna merah cabai. Mereka siap berangkat menuju tempat tujuan."Ini dia orangnya!" ujar Rima sinis dengan di temani ibu anggota arisan yang lain."Mau apa kalian!" Bu Irina gugup melihat kehadiran Bu Rossa. Tentunya karena dia belum membayar arisan, dan hampir 5 bulan. "Bu Irina

Bab terbaru

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Tangisan Penyesalan

    PoV HamdanTangisan Mega tak kunjung mereda, ia terus menangisi putra kami yang sudah meninggal karena kelainan jantung. Bayi mungil itu hanya bertahan 3 hari saja, jujur sebagai Ayah aku juga merasakan sedih dan bersalah. Karena sikapku yang tidak baik pada Mega selama ia mengandung."Ini semua karenamu, anakku meninggal!" ucap Mega lirih di dalam tangisannya. Kata itu terus ia ulang, menyalahkan diriku."Kamu yang membuat anak kita meninggal, kamu tak pernah perhatian padaku ketika hamil dan memberiku tekanan," Mega terus saja,menyudutkan aku. Aku sadar telah mengabaikan Mega dan kehamilan nya. Tak bisa kubohongi jika perasaanku dan pikiran ini terus mengingat Nasna dan Nisa. Aku sangat cemburu dan sakit hati melihat kebahagiaan mereka dengan Arkan. Ingin rasanya aku mengganti tempat Arkan. Ya tempat yang seharusnya menjadi milikku setelah direbut oleh pria itu, dia telah merebut Ibu dari anakku. Apalagi Nissa memanggil Arkan dengan panggilan papa. Huhh semakin membuat telingaku s

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Akhirnya

    PoV Nasna"Arggghhh..!" terdengar jeritan kesakitan. Itu Naomi kan dia masih berani datang ke sini juga dan jatuh di lantai dapur.Naomi meringis menahan sakit, ternyata di lantai terlihat mengkilat, seperti tumpahan minyak. Beruntung aku belum masuk dapur, jika saja aku datang lebih dahulu pasti aku yang akan jatuh. Apa ini, kerjaan Rere? "Naomi?" Rere datang dan melihat keadaan temannya sudah terjatuh di lantai yang licin itu, karena minyak goreng. "Sakit, tolongin aku!" pekik Rere. Uhhh pasti sangat menyakitkan bokongnya yang mendarat duluan di lantai."Kenapa kamu bisa ke sini?" Rere ingin melangkah namun ia ragu dan kembali mundur. "Cepat tolong aku, ish!" pekik Naomi karena Rere hanya melihat dia yang masih terduduk di lantai merasakan kesakitan pada bagian tubuhnya, yang menghantam lantai dengan keras. Rere seperti kebingungan dan akhirnya mengulurkan tangannya, untuk menjadi pegangan Naomi. Naomi berusaha berdiri, tapi sepertinya lantai yang licin itu membuat dirinya sus

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Kedamaian

    Semenjak kejadian itu, memang Rere berubah baik. Tak ada mencari masalah denganku, sekarang aku juga sudah pindah ke rumah baru dengan Mas Arkan.Dan Mbak Hana yang meminta pekerjaan, aku sudah meminta izin pada Mas Arkan saat itu. Dan suamiku menyerahkan semua padaku, jika kasihan mau menerimanya bekerja. Aku memberi kesempatan pada Mbak Hana.Awalnya Mbak Hana bekerja dengan baik, walau ia sempat berhutang sebanyak 2 juta di minggu kedua bekerja. Alasan Mbak Hana meminjam uang itu, untuk berobat mantan ibu mertua. Aku pun memberikan pinjaman padanya. Tapi setelah pinjaman itu. Mbak Hana berhenti berangkat kerja, aku pernah mengirim pesan, karena hampir seminggu dia tak masuk, dan Mbak Hana justru memblokir nomorku setelah pesan berubah menjadi centang berwarna biru.[Nanti hutang nya juga aku bayar! Baru 1 minggu hutangin udah di tagih!] balasan pesan Mbak Hana 4 hari setelah memblokirku.Kenapa dia berpikir aku menagih hutang, padahal aku bertanya tentang dia bekerja lagi atau tid

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Akibatnya

    PoV (3)(3 bulan kemudian)----Hamdan sudah keluar dari jeruji besi. Kini ia bisa menghirup udara kebebasan. Hamdan dan Mega melakukan cara kotor, apa sih yang tidak bisa jika menggunakan uang. Hingga mereka juga tega menjual rumah Ibu Irina tanpa sepengetahuan nya.Mereka kembali ke rumah yang dulu di beli Hamdan. Sebagian cicilan rumah sudah di bayar oleh Mega. "Mas, keluargamu sudah di usir dari rumah." Mega memberitahu pada Hamdan ketika mereka akan pulang ke rumah. Karena kemarin Hamdan masih belum tahu tentang keluarganya yang di usir."Oh.. Biarlah. Yang penting aku bebas! Selama ini aku sudah berkorban untuk keluarga, sekarang gantian mereka yang berkorban untukku! Rumah itu juga ada hak-ku karena sudah membiayai renonasinya!"jawab Hamdan dan menoleh pada Mega dengan seulas senyum di bibirnya. Sesantai itu Hamdan menanggapi berita tentang keluarganya.Mega merasa lega. Ini yang dia inginkan. Hamdan berhenti peduli pada keluarganya sendiri. "Akhirnya aku tak perlu takut, jik

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Permintaan Maaf

    PoV NasnaAku puas melihat Naomi di lempar keluar oleh Mas Arkan. Rasakan kamu perempuan gatal, ingin mendekati suamiku. Percuma tampilannya modis, dan cantik. Selalu bilang jika ia berkelas, kelas apa jika hanya menjadi wanita murahan. Aku yakin Naomi ingin menginap di sini dan mengambil kesempatan untuk menggoda suamiku, bila ada kesempatan.Apalagi pakaian yang ia kenakan sangat minim, ketat. Gunanya pasti untuk merayu suamiku, dengan tubuhnya. Perdebatan antara Mama mertua dan Rere masih terjadi. Tak perlu aku menjelaskan panjang lebar tentang kejadian, mereka sudah tahu sendiri dan berhasil membuat Rere akan di usir dari rumah ini. Apakah aku jahat dan kejam jika menginginkan Rere di usir dan tak di anggap anak angkat lagi oleh keluarga ini. Tujuanku berhasil, dan jika dia pergi. Tak ada lagi yang mengusik rumah tanggaku.**Rere pingsan, Mama yang akan ke kamar menemui Nissa berbalik dan menuju Rere yang tubuhnya sudah tergeletak di lantai. Pasti ia hanya pura-pura karena tak

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Akhirnya

    PoV AuthorRere dan Naomi beradu pandang ketika Nasna menunjukkan video rekaman cctv saat mereka, menganiaya Nissa dengan kejam. Mencubit bahkan mendorong gadis kecil itu. Arkan mengepalkan tangannya, dengan kuat ketika menonton video itu. Tatapan tajam di arahkan pada Riri dan Naomi. Yang sudah seperti salah tingkah di hadapan Tante Tika dan Arkan karena ketahuan perbuatan sadis mereka."Mama, jangan salah paham dengan video itu!" Rere kemudian mendekati Tante Tika. "Mama jangan percaya, aku tidak seburuk yang Mama lihat di video. Maafkan aku, Ma! Aku melakukan ini karena ada sebabnya!" ucap Rere dengan nada suara yang bergetar karena ketakutan ia menyatukan telapak tangannya, memohon agar Mama angkatnya mengerti."Apa sebabnya? Kenapa kamu sangat tega pada anak kecil yang tidak bersalah seperti Nissa, apa salah dia hingga kamu melalukan hal keji, dan juga kamu Naomi? Beruntung Arkan, tidak menikah dengan wanita sepertimu, pada anak kecil saja kamu kejam. Bagaimana mau menjadi ist

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Sebuah Bukti

    PoV Nasna"Teman Tante Rere, tadi abis cubit Nissa. Terus suruh Nissa keluar, sambil nyeret tangan Nissa Bu. Nissa mau pulang Bu," ucapnya memohon masih dengan sesenggukan. Aku akan mengajak Nissa pergi sekarang juga dari rumah ini, tapi aku harus memberi pelajaran pada Rere. Aku akan membuatnya terusir juga dari rumah ini.Gigiku beradu karena geram dengan perbuatan Rere. Aku tidak akan memaafkan perbuatan gadis licik itu, dia mau bermain denganku. Aku pastikan, dia akan kehilangan kehidupan mewah yang baru ia cicipi, dia pikir aku tak bisa berbuat kejam pada seseorang yang menyakiti putriku. Aku menuju kamar Rere ternyata dia tak ada di sana. Setelah mencari ke penjuru rumah, ternyata ia sedang tertawa dengan Naomi di ruang nonton tv."Haha.. Sebentar lagi dia akan pergi bersama anaknya dari rumah ini! Kamu Naomi, akan menjadi kakak iparku," "Belum puas, aku mencubit dan menjambak putrinya itu. Harusnya aku dan calon anakku bersama Arkan yang ada di posisi Nasna. Karena dia aku

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Jangan Lukai Anakku

    PoV NasnaMulut Rere berbisa juga, ingin menghasut Mama. Dari awal bertemu dengan gadis itu dan Naomi. Aku sudah bisa menebak, bagaimana watak aslinya. Hasutlah Mama mertua hingga kamu puas Re. Karena aku tak akan mudah dengan rencanamu itu. Aku bisa menghadapi ipar seperti dia.Dari pernikahan sebelumnya aku juga mendapat ipar yang selalu memusuhiku, tapi aku tak boleh kalah. Aku mengayunkan langkah tetap menuju dapur. Dan mengambil gelas, Rere dan Mama mertua menoleh serempak, melihat kedatanganku. Raut wajah Rere seperti tertegun, apa dia takut jika ketahuan sedang menghasut Mama. Sayang sekali aku sudah mendengarnya. "Nasna, besok kamu ikut Mama ya. Ke acara arisan dengan teman-teman Mama," ujar Mama mertuaku dia ingin mengajakku arisan di kalangan temannya yang pasti elit."Mama, ingin mengajak dia?" ucap Rere menatapku dan mencebik."Kenapa, Re?" sahut Mama."Mama mau mempermalukan diri? Apa kata teman Mama nanti. Dia saja norak Ma, tak pantas ikut dengan Mama dengan lingkunga

  • Membungkam Mertua Dengan Penghasilanku   Merengkuh Bahagia

    PoV NasnaSemenjak kata sah terucap setelah ijab kabul, aku resmi menjadi istri sah Mas Arkan. Begitu lancar ia mengucapkan tanpa harus di ulangi. Bahagia? Aku sangat bahagia, tak bisa kupungkiri perasaan imi semakin tumbuh untuk Mas Arkan. Semoga saja Mas Arkan adalah pilihan terbaik dan pernikahan ini menjadi yang terkahir untukku. Soal kedudukan ataupun kekayaan nya, aku tak terlalu peduli. Aku sudah bersyukur mempunyai suami yang mau bertanggung jawab dan bisa mencukupi, serta menghargaiku sebagai istri. Toh pertama kita bertemu juga karena Mama mertuaku, yang ingin membuat kita dekat. Aku tak silau dengan kekayaan yang di milik oleh Suamiku. Aku juga masih mampu, dan punya usaha sendiri. Bukannya sombong, hanya aku ingin menampik ucapan dan cibiran beberapa keluarga Mas Arkan. Mereka menganggap jika aku menikah dengannya hanya demi harta. Apa yang aku miliki sekarang, dari hasil usaha, hanya di pandang remeh bagi mereka yang mungkin kekayaannya sudah berlimpah, tidak seperti ak

DMCA.com Protection Status