Itu adalah sepasang mata milik Shiera.Dia tidak tahu akan ada kebetulan seperti ini yang terjadi di dalam hidupnya.Dari satu kebetulan yang terjadi, itu akan mengantarnya pada kebetulan yang lainnya.Dan itu adalah kebetulan antar pertemuannya dengan Alex dan keluarga kecilnya yang tampak bahagia.Apa yang sebenarnya Shiera lakukan di Fantasy World?Dia ke sini karena dia pergi dengan kakak perempuannya bersama dengan suami dan anak mereka yang seumuran anak-anaknya Alex.Mereka ingin naik bianglala dan melihat kembang api.Tapi saat baru sampai, Shiera melihat Alex.Lelaki tinggi menjulang itu paling menonjol di antara pengunjung yang lainnya."Alex?" Beberapa saat yang lalu, euphoria terdengar dari suara Shiera karena dia bisa melihat Alex."Apa yang dia lakujan di sini? Dia mau kerjasama dengan Fantasy World?"Shiera hampir mendekat sampai dia melihat ternyata dia tidak sendirian.Saat kerumunan orang menyisihkan jarak pandang, Shiera melihat Alex yang sedang menggandeng tangan s
Kepala Alex pusing. Tubuhnya terasa kebas saat dia berjalan memasuki ruang makan dengan tidak menemukan siapapun."Bu Nina?"Dia memanggil Nina pada akhirnya. Nina muncul tak lama kemudian dengan menundukkan kepalanya.Ekspresinya tak bisa ditebak. Alisnya berkerut saat melihat Alex yang berantakan pagi ni."Ya, Pak Alex?""Di mana Lara? Di mana Neo dan Shenina, di mana anak-anakku, di mana mereka?"Parau, sesak. Tatapan matanya lurus menghadap Nina. Dia berharap jawaban yang memuaskan tapi dia tahu dia benar-benar ditinggalkan sekali lagi.Apa sebenarnya kesalahan yang dia lakukan?Lara pernah bilang dia akan mengemasi hatinya jika Alex mengulangi kesalahan yang dia lakukan lima tahun lalu untuk ke dua kalinya.Dan itu merujuk pada kelakuan amoralnya yang menjalin hubungan dengan Shiera dan—Tunggu!Apa ini ada hubungannya dengan Shiera? Apa Shiera menghasut Lara sehingga dia pergi meninggalkan Alex dengan membawa anak-anaknya?"Nona Lara pergi, Pak Alex."Tengkuk Alex seketika ber
Lara bangun lebih cepat. Dia bergegas keluar dari kamar saat Alex masih tidur dengan lelap di bawah selimut yang menutupi tubuh polosnya. Dia membawa satu dress yang sudah sejak semalam dia pilih untuk merayakan ulang tahun Alex pagi ini."Nona Lara, kuenya sudah datang."Nina menyambutnya saat melihat Lara turun dari lantai atas."Iya, Bu Nina. Sebentar dulu. Nanti kalau Alex turun dan mencariku, bilang saja aku pergi. Aku akan kasih kejutan nanti sama anak-anak dengan bawa kuenya. Bagaimana?""Deal!"Lalu, Lara meminjam kamar mandi Shenina setelah dia membangunkan anak-anak untuk segera mandi.Neo di kamar terpisah sedangkan Shenina di sini. Dia memandangi Lara yang berdandan cantik dengan menata rambutnya."Mama cantik sekali."Pujian dari anak gadis memang tak ada duanya."Bagaimana? Mama cantik?""Iya.""Untuk ulang tahun Papa, Mama harus cantik."Shenina senang melihatnya, dia juga ingin ditata rambutya seperti Lara sampai Neo datang dan menyapa mereka dengan berjalan mendekat.
'Terima kasih untuk menjadi papanya Shen. Shen senang karena papa adalah papa. Selamat ulang tahun, Papa. Semoga Papa panjang umur dan menyayangi kami selamanya.Dari Shen, I love Papa.'Sederhana, tidak banyak yang dia katakan tapi dari kalimat pertamanya yang menyebut Alex adalah super hero baginya, Alex tahu itu dimulai sejak Alex menyelamatkannya pada kecelakaan hari itu.Hari di mana Shenina berlari pergi dari playgroup dan ditabrak oleh seorang pengendara motor.Pertemuan pertama mereka. Yang telah mengantarkan Alex mengakhiri pencarian dan penantianya terhadap Lara sekaligus mengawali semuanya."Apa Papa tidak suka dengan surat dari Shen?"Alex terkesiap mendengar tanya dari anak gadisnya.Dia memandang Shenina, tersenyum seraya menganggukkan kepalanya."Suka, Sayang. Suka sekali. terima kasih untuk surat yang indah ini. Papa harap, doa yang Shen berikan untuk papa juga akan kembali pada Shen."Shenina mengangguk dengan senang hati.Lalu dia menunjuk surat satu lagi. Milik Ne
Resah dan gelisah.Hanya itu saja yang dirasakan oleh Alex seperginya dia dari rumah. Mendengar bisikan dari Lara yang membuat bulu kuduknya merinding sekujur badan."Hah ...."Bahkan dia sampai harus mendesah di dalam ruang meeting. Ada meeting dengan rekannya dari Paradise Group. Tapi bukannya konsentrasi dan bahagia karena ulang tahunnya dirayakan oleh Lara dan anak-anaknya, Alex malah ambyar.Apa yang sebenarnya dibisikkan oleh Lara?'Aku punya pakaian tidur baru yang seksi. Akan aku pakai nanti malam. Kamu pulanglah cepat.'Ouh ....Tengkuk Alex rasanya berat.Karena .... Ini untuk pertama kalinya Lara mengumpankan dirinya lebih dulu. Bukan karena Alex menggodanya. Ini sebaliknya, Lara lah yang menggodanya.Siapa bilang Lara tidak pandai menggoda?Tadi di ruang makan, bisikan itu dia katakan dengan sangat sensualnya. Lalu tangannya mengusap punggung tangan Alex sembari berjalan pergi.Alex sangat suka dengan kerlingan matanya yang sassy dan cantik.Yang membuatnya harus melongga
Daripada panas dingin yang semakin lama semakin meraja lela membuatnya tak karuan, Alex pada akhirnya membujuk anak-anaknya untuk masuk ke dalam kamar.“Tapi, kenapa bukan mama yang mengantar kami pergi ke kamar, Papa?”Shenina si cerdas nan ceriwis sibuk mencari jawaban pada Alex yang memiringkan kepalnya ke kiri untuk mencari alasan.“Ng ... mama sedang tidak enak badan, Sayang. Makanya Papa yang antar kalian pergi ke kamar. Toh, sama saja, ‘kan? Papa juga sesekali ingin mengantar kalian pergi tidur.”“Baiklah ....”Akhirnya menyerah bertanya pada Alex. Dengan telaten, Alex menirukan apa yang selalu dia lihat dilakukan oleh Lara saat anak-anak akan pergi tidur.Yang pertama jelas meminta mereka cucui tangan dan cuci kaki. Lalu gosok gigi. Berganti pakaian tidur dan berdoa saat tiba di atas ranjang.Shenina sudah melakukan urutannya secara benar.Sekarang, Alex perlu mematikan bahwa Neo juga melakukan hal yang sama.Saat Alex pergi menuju ke kamarnya, anak lelakinya itu sudah hampir
Entah bagaimana menceritakan bagaimana indahnya rasa semalam karena rasanya itu tak akan pernah cukup jika Lara menulisnya dalam satu bait susunan kalimat.Bagaimana gagah Alex yang telah sepenuhnya pulih dari keluhan kaki pincang atau apapun yang berkaitan dengan kondisi kesehatan.Lara sepenuhnya menikmati apa yang mereka lakukan semalam. Melihat bagaimana bersemangatnya Alex, Lara memutuskan untuk tidak akan menggodanya seperti semalam lagi.Alasannya?“Dia tidak mau melepaskan aku sama sekali.”Ah! Pusing kepala Lara.Oleh karena itulah, pagi ini dia memutuskan untuk meninggalkan Alex terlelap sendirian di atas sana. Lara turun lebih dulu karena dia tak ingin mendengar bisikan sensual yang singgah di telinganya dan itu mengatakan, ‘Lara, ayo kita ulangi satu babak lagi.’Ouh!Tidak ....Jika diulangi sekali lagi, yang ada Lara tidak akan bisa jalan.Sebaiknya dia menyibukkan diri dengan membuat sarapan.Neo dan Shenina sudah bangun sejak tadi dan sekarang sedang bermain di halaman
Tidak ingin makan pancake seharian, tentu saja Alex mencari tumbal yang lainnya.Siapa jawabannya?Tentu saja itu adalah Ibrani.Ini, di sini dia manusianya. Di balik meja kerjanya dan berdiri menyambut kedatangan Alex yang berangkat dengan diantar oleh Ron. Kedua bibir Ibra ternganga melihat kotak makan yang berisikan pancake. Full dengan pancake meski ada beperapa potongan buah di dalamnya.“Apa-apaan ini?” tanya Ibra kesal. Memandang Alex dengan sudut matanya yang meruncing.“Kamu melihanya, ‘kan? Itu pancake. Kamu tidak tahu pancake?”“Ya tahu. Tapi kenapa Pak Alex membawakan aku pancake?”“Itu untuk makan siang nanti. Aku juga bawa. Ini.”Alex mengangkat sekilas lunch bag yang dia bawa di tangan kanannya.“Pancake juga?” tanya Ibra curiga.“Iya.”“Siapa yang bikin?”“Aku. Tapi adonannya Lara. Dia bilang biar kamu juga merasakan yang dia buat.” Alasan dulu, sementara ini dia harus membohongi Ibra perkara pancake agar ada yang membantunya menghabiskan. Karena jika tidak, Alex ben