Kiss me gently.Kiss me deeply.Kiss me softly.Sebuah kalimat yang membuat Alex menatap Lara dengan matanya yang sekelam malam tetapi dari sudut pandang Lara yang berada di bawah sini, dia tampak sayu.Saat seperti itu, Lara tahu jika Alex sedang dalam tahap menyerahkan apapun untuknya.Dia akan memberikan hati dan waktunya agar demi Lara tetap mengatakan hal yang manis—sebab Lara tipe yang jarang mengatakan hal seperti itu.“Kamu memintaku untuk menciummu?”“Iya. Kamu tidak mau?”“Tidak mau.”“Ya sudah sih kalau tidak—““Tidak mau menolak karena aku bukan hanya akan menciummu, Lara.”“Lalu?”“Aku akan menciummu, dan membuatmu bahagia pagi ini.”“Bahagia yang seperti apa?”“Oh, c‘mon ... kamu tahu jawabannya.”“Tidak, aku tidak tahu,” ucap Lara lirih saat menyentil dagu Alex yang kepalanya sekilas miring ke kiri.“Kalau begitu bagaimana kalau kita mulai saja dari sekarang?”“Apanya, Alex?”‘hal membahagiakan yang bisa kamu rasakan.”Mata Lara terpejam saat Alex kambali menjatuhkan bi
“S-selamat pagi, Om, Tante,” ucap Ibra pada akhirnya setelah mencoba mengumpulkan wajahnya yang tadinya sudah disobek mejadi lima belas bagian, bahkan sekarang di mana hidungnya pun Ibra tidak tahu letaknya.Dia malu setengah mati, hingga ke ubun-ubun. Semenjak tadi tak ada hentinya mengumpati diri sendiri dengan segala bentuk umpatan dan isi kebun binatang. Tetapi hal itu dia urungkan sebab dia harus menjadi lelaki baik hati di pertemuan pertamanya dengan orang tuanya Kalisha.“Selamat pagi,” Mereka membalas sapaan Ibra dengan menahan tawa.“Maaf, perut saya sakit karena saking gugupnya,” aku Ibra dengan tak bisa menyembunyikan kedua telinganya yang memerah.Untungnya—padahal sudah apes tetapi dia masih bisa mengatakan untung—kentutnya itu tidak bau. Jika bau seperti bangkai beruk Madagaskar, entah apa yang harus dia lakukan. Mungkin dia akan memilih untuk melebur seperti kentut sekalian, agar tidak lagi muncul di muka bumi ini, hilang dibawa oleh udara.“Tidak apa-apa. Kalau gugup
Setelah melewati beberapa percakapan yang membat mereka menghabiskan waktu sedikit lebih lama di rumah, Ibra pergi ke luar bersama dengan Kalisha.Tidak begitu jauh, sebab siang hari terasa terik.Tetapi sebuah tujuan membuat Ibra mengingat bahwa dulu perjalanan pertama seseoang yang ingin dekat dengan keluarganya juga dimulai dari sini.Fantasy World namanya, tempat di mana dulu Ibra mengantar keluarga Alex untuk pergi, sekarang sendirinyalah yang pergi.Dulu dia melihat Alex yang menggunakan tongkat saat berjalan berbahagia dengan keluarga kecinya yang tercerai-berai, waktu berlalu ternyata mereka menemukan kebahagiaan mereka.Kemudian, sekarang adalah Ibra yang datang. Dia datang bersama dengan Kalisha untuk memulai hubungan dan menapakinya pergi arah yang serius.“Kamu suka tempat ini tidak? Dulu aku mengantar Pak Alex pergi ke tempat ini loh.”“Kamu sedekat itu ya sama pak Alex?” tanya Kalisha balik pada Ibra yang mengangguk membenarkannya.“Begitulah, Kal. Kamu sendiri ... perna
Biar bagaimanapun, bukankah seseorang wajib menjawab jika dipanggil.Hal yang sama yang juga dilakukan oleh Kalisha saat lelaki yang merupakan mantan tunangannya itu memanggilnya, tepat setelah Kalisha dan juga Ibra berjalan untuk menjauhi mereka karena ingin naik ke salah satu wahana yang ada di Fantasy World.“Kalisha,” panggil lelaki itu sekali lagi.Ibra pun mendengarnya.Dia juga menoleh, tetapi hal pertama yang dia lakukan adalah memastikan pada Kalisha bahwa dia tidak keberatan untuk berhadapan dengannya.Ini dia manusianya mendekat.Dia datang bersama dengan anak dan istrinya. Anak lelakinya yang berumur sektar enam tahun itu memandang Kalisha dan mungkin meraba di dalam ingatannya, ‘Di mana mereka pernah berjumpa?’“Kamu di sini?” tanya lelaki itu.Dia tampak mengamati Kalisha dengan kedua matanya yang sendu.Dari sudut pandang Ibra yang serang lelaki, Ibra tahu jika masih ada cinta yang tersisa di matanya—meski cinta itu adalah cinta yang terlarang.“Iya,” jawab Kalisha deng
***The Hemera Hotel.Waktu menunjukkan sekitar pukul tiga sore lewat beberapa menit.Ini adalah salah satu hotel milik JS Group yang cukup terkenal selain The Suncity Hotel yang kapan hari dijadikan oleh Alex dsn Lara sebagai tenpat resepsi tertutup mereka.Apa yang istimewa dari hotel ini?Rasa nyaman, harga yang seimbang dengan fasilitas yang ditawarkan. Dimulai dari harga yang murah tetapi juga membuat semua orang bisa melepas penat dan juga letih mereka dalam perjalanan yang panjang.Hingga harga yang paling mahal yang menawarkan banyak fasilitas yang lebih berkelas bersama The Hemera.Tapi, salah satu fasilitasnya sekarang sedang disewa oleh pemiliknya sendiri.Alex.Dia ada di salah satu kolam renang di dalam The Hemera sore ini. Dia tidak sendirian melainkan bersama dengan Lara.Renang?Iya, benar. Mereka renang, baru saja masuk ke dalam kolam setelah mereka selesai melakukan sesuatu.Apa yang mereka lakukan memangnya?Ini tentang hal yang beberapa waktu lalu dipikirkan oleh L
Karel.Rasanya takdir berulang kali tak sengaja menjumpakannya pada bagaimana kemesraan Alex dan juga Lara. Atau mungkin, memang ini cara yang sengaja dibuat Tuhan untuk membuka matanya. Bahwa Lara dan Alex adalah sepasang suami dan istri yang tak bisa dia pisahkan.Bahwa cinta yang dia rasakan ini adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan.Karel ada di sini, di sebuah hotel milik JS Group yang dia jadikan sebagsi tempat reuni antar teman Sekolah Menengah Atasnya.Karel tersesat di sebuah lantai, dia tidak bisa menemukan lokasi di mana teman-temannya berkumpul sehingga dia ada di sini, langkah membawanya untuk melihat dengan kedua bola matanya sendiri, Lara yang sedang berenang dengan Alex.Lara tampak sangat bahagia saat dia berbicara dengan Alex.Karel tak menjumpai lagi Lara yang diselubungi duka seperti beberapa saat yang lalu. tetapi Lara yang cantik, bunga paling cantik yang pernah dia lihat.Lara tertawa dan bercanda bersama dengan Alex, memeluknya, memberi cuman yang manis di
Menghindari Alex?Hm ... rasanya Lara tak akan bisa lakukan itu. Niat Lara adalah menghindar dari Alex atas tanyanya yang berkaitan dengan yang manakah yang akan Lara pilih. Apakah itu yang atas, yang bawah, ataukah yang tengah.Tapi katakan bagaimana caranya dia lakukan itu jika—“Jangan berpaling, Lara-ku yang manis!”Jari Alex menahan dagu Lara agar dia tidak menghindari tatapannya.“Lihat di sini! Jest ada di sini, tidak di manapun.”Alex tersenyum di hadapan Lara yang kedua pipinya memerah. “Kamu memilih yang mana ini? Hm?”Matanya masih mengamati Lara dengan tatapannya yang seduktif.“Apa sih? Aku tidak memilih yang manapun.”“Kalau begitu biar aku saja yang tentukan karena kamu bingung memilih yang mana, ‘kan?” tanya Alex dengan menurunkan handuk kimono yang ada di bagian atas tubuhnya.Mempertontonkan bagaimana lebar bahunya yang Lara sangat suka saat Alex dalam mode seduktif seperti ini.Lara melihat matanya yang sudah dipenuhi oleh kabut hasrat yang memenuhi setiap sisi, ta
***...Jika kemarin Lara dan juga Alex menghabiskan waktu di kamar hotel dengan panas, tetapi hari ini Alex memang benar-benar harus kepanasan.Dia ada di halaman JS Group, keluar dari mobilnya dan saat itu rasanya matahari sampai di ubun-ubunnya. Sengatannya yang diserap oleh jas hitam yang dia kenakan menusuk kulitnya sehingga dia harus berlari untuk memasuki lobi.Dia dan Ibra baru saja datang dari bertemu dengan rekan bisnisnya di luar, sebelum nanti malam adalah perayaan ulang tahun anak kembarnya Neo dan juga Shenina yang ke lima.“PAK ALEX!”Mengabaikan panggilan Ibra yang menyusul di belakangnya dan mereka hampir bertabrakan setelah Alex memasuki lobi.“Apa, Ibra?” tanyanya sembari memutar tubuhnya. Gerakan tiba-tibanya itulah yang membuat Ibra terkejut dan mereka hampir bertabrakan kening tetapi untungnya tidak jadi.“Pak Alex kenapa lari sih! Aku kaget loh aku kira ada apa!”“Kamu yang kagetan! Jangan gampang kaget loh jadi orang!”“Coba saja Pak Alex jadi aku! Pak Alex j