Sementara itu di tempat lain, di rumah sakit yang berbeda dari tempat Sean. Allen sedang duduk menghadap jendela. Di luar jendela dia bisa melihat beberapa pasien yang sedang ada di taman sedang bersama keluarganya. Sedang menikmati waktu untuk menyembuhkan diri yang sakit. Sedangkan dirinya, sendirian dengan kaki yang lumpuh. Sudah beberapa kali Allen histeris dan ingin mengakhiri hidupnya namun selalu gagal. Pepatah mengatakan, orang jahat jangan dibiarkan untuk menemui ajalnya. Karena itu terlalu mudah, kematian adalah anugerah bagi orang yang jahat. Tapi sebenarnya Tuhan memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan kembali pada jalan kebenaran. Penderitaan yang akan dia alami adalah hukuman atas perbuataannya. Tergantung orangnya apakah mau berubah atau tidak.Allen merasa tidak berguna dan tidak punya siapapun, anak buah yang bersamanya sudah tiada dalam kecelakaan itu. Kedua orang tuanya sudah berada di dalam penjara, dan kemungkinan sangatlah sulit untuk bisa keluar. Max,
Lukas sudah sampai di rumahnya, dia mendorong kursi roda Allen memasuki kamar yang ada di lantai bawah. Beberapa pelayan datang untuk menyambut Lukas, dan mereka langsung membantu Lukas mendorong Allen masuk kedalam kamar tamu yang sudah dipersiapkan oleh mereka. Mereka semua memang mengenal Allen, karena sejak dulu Allen sering main ke rumah Lukas, bahkan hanya untuk sekedar bermain game hingga pagi. Namun, setelah berita Allen naik ke publik, para pelayan kini sedikit berbeda, meskipun tidak mencaci Allen, tapi mereka lebih banyak diam tidak seperti dulu yang peduli. ' Tuan Muda Lukas memang sangatlah baik, semoga, manusia muka dua ini tidak memanfaatkan Tuan muda dan kembali Jahat. Dan semoga Tuan Allen tidak pernah sembuh, saya hanya takut jika dia akan membabi buta ketika sembuh' batin pelayan Lukas. ' Tuan Muda Lukas, memang sangat baik hati, dia pemaaf, sepertinya Tuan memang sudah menganggap Tuan Allen sahabatnya. Karena memang temannya Tuan muda tidak banyak' batin Pelaya
Marco terkejut saat melihat siapa orang yang datang mengunjungi dirinya. Untuk apa? Apakah dia ingin memberikan informasi padanya? Pikir Marco karena tidak menyangka akan bertemu dengan orang ini lagi. " Untuk apa kamu menemui saya?" Ucap Marco dengan datar dan dingin. Pria yang tadi menunduk memainkan ponselnya itu, langsung mengangkat kepalanya dan melihat Marco. Setelahnya dia langsung tersenyum sangat lebar. " Halo Tuan besar kita bertemu lagi, tapi saya turut prihatin karena kondisi Tuan sangat mengejutkan. Kusam, kotor dan jelek" ucapnya dengan sebuah senyuman menghiasi wajahnya. Wajah Marco langsung mendung mendapatkan hinaan yang terus terang seperti ini. Terlebih lagi hinaan ini berasal dari seorang anak buah Sean yang dulu pernah diancam oleh Allen, dan ibunya Allen sandra.Ya, dia adalah Rizky yang datang mengunjungi Marco, tapi sepertinya Rizky punya dendam sendiri dengan Marco, Dendam terbesarnya adalah pada Allen, tapi karena Allen tidak bisa dia hajar, dia mendatang
El masih sibuk dengan tumpukan dokumen yang ada di depannya. Sudah beberapa hari ini dia benar-benar banyak pekerjaan yang menumpuk. Namun dia tetap bersabar dengan semua yang dilakukan. Meskipun sebenarnya dia belum begitu terbiasa dengan pekerjaan ini lagi, setelah beberapa tahun dia berhenti dari dunia kerja kantor. Apalagi kebiasaannya sudah berubah dari dulu pekerja kantoran beralih menjadi tukang kue. Tapi sekarang dia banting setir lagi, menjadi CEO pengganti, membuat dunia El jadi seperti naik roller coaster.Krrriiinggg! Suara telepon interkom berdering membuat konsentrasi El terganggu, dia hanya mengangkat kepalanya ketika sang asisten pribadinya berjalan dan mengambil gagang telepon lalu dia tempelkan di telinga kecilnya. " Halo" sapanya dengan suara dingin. [...?]" Baiklah" ucapnya kemudian dia langsung meletakan gagang telepon kembali ke tempatnya, lalu dia berjalan mendekati El. " Ibu nanti jam empat ibu ada jadwal meeting dengan salah satu Klien di kantor ini" ucap
" Paman kira kamu sedang berada di rumah sakit, kabarnya Ayah kamu sudah sadar. Kata ibumu, Ayahmu sudah bangun tapi menyebalkan" ucap Daren sambil memangku ponakan kecilnya. " Apakah pernah Sean Hill tidak menyebalkan, kecuali dia sedang tidur" ucap Xaquil datar. " Justru sudah terbangun makanya aku tidak ke rumah sakit, sudah aku wakilkan pada Qella dan juga Arza. Membantu ibu jauh lebih penting, apa lagi ibu sering stress. Sejak tadi dia bergumam tidak jelas, dan terkadang menghela napas dengan sangat banyak" ucap Xaquil sambil melihat Daren. " Betul dia sangat menyebalkan, Padahal Ibumu dulu tidak pernah mengeluh saat bekerja, tapi sekarang dia banyak berubah" ucap Daren. " Itu karena ibu sudah lelah,mengurus tiga bayi dan mencari uang sangat tidak mudah. Apalagi kalau kita rewel bersamaan. Belum lagi membuat kue dan melayani pelanggan yang terkadang selalu menuntut harga murah tapi isi banyak. Ibu sangat lelah, dan begitu sampai di sini Ayah bersikap sangat menyebalkan. Harusn
Lukas menunggu Daren dengan perasaan campur aduk, dia sendiri masih bingung dengan keputusan yang dia ambil. Keputusan yang sangat besar yang akan membuat hidupnya berubah, pastinya setelah ini hubungannya dengan Daren tidak akan kembali seperti awal, begitupula hubunganya dengan Sean. ' Apakah keputusan ini sudah benar? Tapi jika aku membiarkan Allen sendirian, kasihan! Misalkan aku kembalikan pada keluarga Ayahnya, bagaimana kalau dia semakin menjadi dendamnya. Yang kutakutkan hanyalah dia merekrut orang baru dan merencanakan pembalasan untuk keluarga Sean, terutama ketiga kembar itu. Minimal kalau aku bawa pergi jauh, dia tidak punya kesempatan untuk merekrut orang baru. Dia tidak punya kekayaan lagi, perusahaannya sudah dibekukan' ucap Lukas dalam hati. ' Aku berharap ke depannya akan baik baik saja, tidak ada lagi korban dari Allen ataupun yang lain'batin Lukas. Tidak lama kemudian Daren masuk kedalam ruangan, dia melihat Lukas sedang melamun. Dia tahu perasaan Sahabatnya past
Daren kembali ke Atas dan melihat El sedang duduk di kursinya namun dia tidak melihat ponakan kecilnya. " Kamu sudah di sini, Ren?" Ucap El saat Daren masuk ke dalam ruangannya. " Sudah dari tadi, hanya saja tadi Lukas ingin bertemu denganku di bawah. Ke mana perginya ponakan imutku" ucap Daren sambil melihat ke kanan dan ke kiri. " Noh ,sedang membongkar lemari Sean, tadi dia menemukan ini, sepertinya dia lagi mencari kelemahan Sean" ucap El sambil tersenyum. Anak sulungnya memang sesuatu, tingakahnya tidak bisa ditebak, terkadang dia mengemaskan tapi di saat bersamaan dia bisa menjadi sangat dingin. " Bagus, itu namanya keponakan aku yang paling the best" ucap Daren kemudian berjalan ke sisi kanan dan menghampiri Xaquil yang duduk di lantai, sambil membungkan album foto yang disimpan oleh Sean di lemari. " Apa yang kamu dapatkan boy, apakah kamu menemukan aib Ayahmu, jadi kita bisa gunakan saat dia banyak tingkah" ucap Daren. Xaquil menoleh pada Daren, dan mengacungkan beberap
" Bagaimana keadaan anak saya Dok" tanya Gandhi pada dokter yang baru saja selesai memeriksa Joe. " Anak Tuan dalam keadaan baik, sudah banyak kemajuan, diajak bicara terus supaya dia bisa merespon dengan baik dan bisa kembali" ucap Dokter dengan ramah. " Baik, terima kasih Dok" ucap Gandhi sambil membungkuk hormat. ' Ayah harap kamu cepat sadar, nak! Setelah itu kita harus mencari keberadaan ibu dan kakak kamu' batin Gandhi. Setelah kejadian itu, Gandhi memang di buru, dan dia belum tahu keadaan istri dan anak sulungnya apakah selamat atau tidak? Ruang gerak Gandhi selama ini terbatas bahkan hingga sekarang. Karena Marco tahu jika Gandhi belum meninggal, jadi dia selalu memerintahkan anak buahnya untuk mencari keberadaannya. Yang Gandhi takutkan, jika dia muncul sekarang secara terang-terangan, akan membahayakan keluarganya jika memang istri dan anaknya masih hidup. Meskipun Marco dipenjara pasti ada anak buahnya yang setia. " Percayalah, Joe akan bangun, dia tidak akan me