" Sean karena sudah malam aku pulang dulu ya, sekalian aku pamit, kita tetap berkomunikasi melalui ponsel ya seperti biasa" ucap Lukas pamit karena hari juga sudah malam, masih banyak yang akan dia kerjakan. " Baiklah Lukas, kita akan berteman seperti biasanya. Aku tidak marah padamu meskipun kamu masih sering bertemu dengan Allen, bagaimanapun juga kamu lebih dekat dengan dia. Selain itu kamu orang yang lembut" ucap Sean paham apa yang Lukas rasain. Mungkin sama halnya jika Joe melakukan kesalahan ke Lukas, pasti Sean juga tidak akan pernah meninggalkan Joe. Karena pada dasarnya manusia semuanya baik. Hanya terkadang jiwanya ditawan oleh iblis, sehingga perilakunya seperti iblis. " Terima kasih Sean, kamu memang teman yang sangat baik dan pengertian, tapi apapun itu, percayalah aku tidak akan mengkhianati kamu. Jika dari awal aku tahu Allen belok dari jalan kebenaran, maka aku sudah meluruskan sejak dulu" ucap Lukas penuh dengan penyesalan. " Mungkin semua ini sudah jalan dari
Hari ini Lukas akhirnya kembali ke negara dia tinggal sambil membawa Allen. Sebelum berangkat tadi dia mampir ke rumah sakit untuk menengok Sean. Karena dia juga tidak tahu kapan dia akan kembali ke sini lagi. Kini Lukas dan beberapa orang yang membantunya sudah berada di bandara. Dia mendorong kursi roda milik Allen yang mengunakan masker dan topi. Lukas mengunakan pesawat pribadi milik keluarga Daren, jadi tidak banyak orang yang tahu jika dia membawa Allen pergi dari negara ini. Allen terdiam duduk di kursi roda, namun pikirannya tidak karuan. ' Entah kapan aku bisa kembali lagi ke negara ini, apakah aku bisa pulih kembali atau tidak? Apakah aku bisa melihat Papa dan Mama lagi? Semuanya hancur begitu saja. Kenapa cuma ingin bahagia saja susah sekali, sejak kecil tidak bisa bertemu dengan Papa, begitupula dengan sekarang. Papa dan Mama ada di dalam lapas, sementara aku akan pergi jauh dengan keadaan yang cacat' batin Allen saat pelan pelan dia meninggalkan negara di mana dia lahi
Kondisi Sean saat ini sudah jauh lebih baik, nanun dia masih harus duduk di kursi roda, karena kakinya masih belum bisa digunakan untuk jalan. Dia harus terapi supaya kakinya bisa seperti semula." Apakah sudah mau tidur lagi, biar Paman bantu kamu" ucap Gandhi pada Sean, tadi Gaina mengajak Sean menghirup udara segar di taman yang ada di lantai itu. Di lantai VVIP memang ada taman kecil, supaya pasien bisa menghirup udara segar dan tidak bosan." Nanti saja Paman, Sean ingin bersama Joe" Ucap Sean dia mendekati sahabatnya yang masih betah tidur." Joe, kenapa kamu lama sekali tidur, jangan bilang kamu betah berada di alam sana, pastinya lebih indah dibandingkan di sini. Tapi aku mohon kembalilah Joe, kita masih punya tanggung jawab yang besar. Kita sudah lama meninggalkan Hill Corporation. El selalu sinis padaku karena kelelahan setelah menggantikan aku, sementara posisimu diganti sama Iblis kecil itu" ucap Sean sambil memegangi tangan Joe.Selama mereka berdua bersama, tidak ada sa
Hari ini Joe bangun, dan sudah diperiksa memang tidak ada yang dikhawatirkan. Namun dokter mengatakan jika Joe masih dalam proses setelah koma, ada kemungkinan Joe agak lambat dalam mengenali lingkungannya. Terlihat tadi Joe sangat bingung. “ Tuan Gandhi, sebaiknya jangan mengatakan terlebih dahulu mengenai status Anda, takutnya membuat kesembuhan Tuan Joe terhambat” ucap Dokter pada Gandhi saat menunggu di luar ruangan. “ Baik Dokter,saya akan mengikuti semua arahan, yang terpenting anak saya sudah bangun. Itu sudah sangat bersyukur” ucap Gandhi. Setelah Dokter pergi, Gandhi menjatuhkan tubuhnya ke bangku. Dia menangis penuh syukur, anaknya sudah bangun. Apapun keadaannya dia akan menerimanya, meskipun Joe tidak mengenali dirinya atau pahitnya tidak mau mengakui dirinya sebagai Ayah. Selama Joe berada di tempat Aman, itu sudah sangat cukup. “ Syukur Joe sudah bangun, percayalah dia anak yang baik, pasti teman kamu mengajarkan dia jadi anak yang sopan dan menghormati orang
" Kenapa kamu ada di luar sendirian, bagaimana kalau ada yang menculikmu" ucap Daren saat melihat Xaquil ada di luar ruangan. Ya, tadi memang Daren yang menjemput si kembar, dan mengantarnya ke rumah sakit untuk setor muka pada Ayahnya. Setelah koma Sean lebih cerewet dan itu membuat Daren kesal. " Xaquil malas berada di dalam, Ayah semakin tidak masuk akal tingkahnya" ucapnya sambil cemberut, bibir mungilnya langsung maju. Dan itu membuat Daren terkekeh melihat ponakannya yang terlihat imut sekali. " Memangnya apa yang diperbuat oleh Ayahmu? Katakan pada paman, biar kita bisa membalas dendam" ucap Daren. Huft! " Paman Joe sudah bangun, namun ingatannya hancur. Dia mengingat Ayah, tapi dia mengatakan jika kita adalah anaknya Paman Daren. Makanya Ayah kesal, dia tidak terima ingatan paman Joe seperti itu. Bukankah itu tidak masuk akal, dia bahkan mau mengatur memori otak orang lain. Memangnya dia siap?" ucap Xaquil dengan wajah yang serius. " Ayahmu kan memang tidak masuk akal, s
El terkejut melihat siapa yang datang, wajah yang sangat familiar untuknya. Namun dia hanya tersenyum smirk. El mendekati wanita itu dengan angkuh dan sombong. Seolah-olah memberitahukan pada wanita itu jika dirinya jauh lebih segalanya dibandingkan siapapun." Nyonya Zea, betulkah itu nama kamu? Ada urusan apa Anda memaksa saya untuk menemui Anda" tanya El dengan datar dan dingin.Wanita bernama Zea langsung mengangkat wajahnya dan melihat El, bibirnya menyuingkan senyuman yang lebar saat El mau menemui dirinya. Untuk Itu Zea langsung berdiri menyambut El." Salam kenal Nyonya Elvaretta, benar, nama saya Zea" ucap Zea dengan sangat sopan sambil mengulurkan tangannya untuk menyalami El.El mengangguk namun dia enggan menerima uluran tangan dari Zea, dia langsung duduk di sofa depan Zea, sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.Benar-benar terlihat seperti wanita kejam!" Apa yang membuatmu untuk menemuiku tanpa sebuah janji? Apakah kamu kira saya tidak ada pekerjaan" ucap
Zea terkejut melihat Daren mendekatinya, apalagi aura Daren sangatlah dingin sekali. Sebisa mungkin Zea menenangkan dirinya untuk tidak gugup. Sebenarnya Daren adalah orang yang ingin dia hindari, tapi dia tidak menyangka, baru menginjakkan kakinya di Hill Corporation saja sudah langsung bertemu dengan Daren. ' Sial! Kenapa aku harus bertemu dengannya, dia salah satu orang yang sangat peka di antara orang lain. Selain itu dia terlalu kejam' batin Zea sambil meremas jari jarinya. " Kenapa kamu ada di sini? Apa yang ingin kamu lakukan?" Ucap Daren sambil terus menatap Zea dengan sangat tajam. Zea langsung berdebar jantungnya dia takut jika Daren sampai mengetahui siapa dirinya. Apalagi melihat tatapan kebencian dari Daren. ' Zea kamu harus tenang, jangan sampai mengundang kecurigaan pada manusia satu ini. Saya tidak mau bernasib buruk, saat ini tidak ada yang bisa membantu lagi. Orang yang bisa membantuku sekarang sudah berada di dalam penjara' batinnya mencoba untuk tenang.
Hari terus berlalu dengan sangat cepat tanpa disadari. Kehidupan yang kemarin penuh dengan liku liku, kini sudah mulai membaik. Mereka yang jahat juga sudah mendapatkan jatah untuk jatuh.Hari ini Sean dan Joe sudah bisa pulang, mereka pulang ke rumah Sean dengan penjagaan yang ketat. Semua anak buah Aland kini menjaga kediaman Sean. " Selamat datang kembali Tuan muda Sean dan Tuan muda Joe" ucap Bibi Asih menyambut kedatangan Sean. " Terima kasih Bi" ucap Sean sambil tersenyum, di belakangnya ada Ibunya yang mendorong kursi rodanya. Sean langsung terdiam saat melihat sosok yang berada di kursi roda. Selama di rumah sakit memang Tuan Aland belum pernah menjenguknya, jadi ini adalah pertemuan Sean yang pertama dengan kakeknya. Xaquil dan Xavier berada di kedua sisi kakeknya. Kedua anak itu terlihat begitu menyayangi kakeknya. ' Apakah ini Kakek? Meskipun dia sudah tua tapi masih terlihat gurat kegagahannya' batin Sean sambil melihat Tuan Aland. Gaina langsung mendorong kursi Sean