El akhirnya membawa Sean ke rumah Daren untuk makan siang, karena tidak mungkin dia membiarkan mantan suaminya pulang sendiri dalam keadaan yang kurang sehat. Bagaimanapun juga Sean adalah ayah dari anak anaknya. Di dalam mobil mereka berdua hanya diam, karena merasakan debar debar dalam dadanya masing masing. lima rahun lebih mereka tidak pernah dekat seperti ini. Saat ini mereka hanya di Batasi oleh anak anak yang duduk di antara mereka. Melihat kedua orang tuanya yang saling diam, ketiga anak itu juga diam karena mereka semua bingung apa yang harus dilakukan. Bahkan Xhaqella juga diam duduk di samping Sean. Biasanya anak itu akan bercerita dengan ibunya. “ El harusnya kamu bilang jika punya tiga anak saat pertama kali aku mengatakan padamu saat itu” ucap Sean sebenarnya kesal karena merasa dipermainkan oleh El dan juga Daren. Harusnya El menjelaskan saat dulu Sean mengira jika anaknya punya kepribadian ganda. Tapi El hanya diam seolah oleh membenarkan perasangkanya. “ Paman me
Sean ikut anak anak duduk di meja makan, menunggu ibunya menyiapkan makanan di bantu Omanya, yang kebetulan ada di rumah hari ini. Sebenarnya Sean merasa agak canggung saat berhadapan dengan Nyonya Sherly, sejak cerai hubungan keduanya tidak baik. Tapi sekarang dirinya tidak tahu malu ikut menikmati makan siang bersama. “ Ayah, habiskan air madunya mumpung masih hangat, biasanya kalau badan kita tidak nyaman atau perut mual, Ibu kita memberikan minuman madu maka badan kita akan lebih baik. Madu itu punya banyak khasiatnya, Betulkan kak” ucap Xhaqella yang duduk di samping Ayahnya, sekaligus bertanya pada Xaquil, dan dengan cepat kakaknya menganggukan kepalanya. “ Baiklah terima kasih” ucap Sean langsung meminum madu hingga habis, sebenarnya dia tidak menyukai minum madu. Dan sepertinya El sengaja memberinya minuman yang tidak dia sukai. Tidak mungkin mantan istrinya itu lupa. “ Kan ibu yang buat, nanti ucapkan terima kasih pada Ibu ya” ucap Xhaqella. Beruntungnya Sean punya Xhaqe
Siang itu Ambar pergi ke sekolahan tempat Vio menitipkan Calistha, Ambar gemetar karena dia tidak menemukan keberadaan Calistha sama sekali. Bahkan orang yang bertugas menjemput Calistha juga tidak pernah kembali. Mereka hanya mengirimkan pesan jika mereka di bawa Vio ketempat lain, karena sekolah asrama keluarganya sudah tidak aman. “ Kenapa kalian tidak melaporkan pada Vio setelah kejadian ini, dan kenapa kalian sangat bodoh. sekolah ini milik keluarga Vio jadi semuanya pasti aman di bandingkan di luar sana” ucap Ambar memarahi orang orang yang ada di sana. “ Mohon maaf Nyonya kami tidak tahu jika mereka tidak mengikuti Nona Vio, karena pesannya juga tidak mencurigakan sama sekali jadi kami juga tidak mengatakan apapun pada Nona, terlebih lagi Nona sebelumnya mengatakan jika dia tidak jadi menitipkan nona muda di sekolah asrama ini. Nona mengatakan jika akan membawa Nona muda ke luar negeri dan akan di urus oleh mama Nona Vio” ucap Staff menjelaskan pada Ambar tentang kenapa pihak
Setelah menjalani operasi bedah pada wajahnya hari ini akhirnya Vio bisa kembali ke Apartemen miliknya, dengan wajah yang masih di penuhi dengan perban. Vio melihat dirinya yang berada di depan cermin, sambil meraba perban di wajahnya. Kedua kalinya dia melakukan operasi plastik. “ Ini terakhir kalinya aku melakukan pembedahan pada wajahku, dan dengan wajah ini aku akan hidup bahagia. Setelah ini El harus lenyap dari muka bumi ini” ucap Vio terdengar tidak jelas karena dia belum bisa membuka mulutnya dengan lebar. Bahkan dia blm bisa makan, hanya minum susu dan kaldu dari sedotan.Vio memandang ke sekeliling ruang apartemennya, yang ada hanyalah kekosongan, Mamanya entah kenapa hari ini tidak ada dalam apartemennya. Harusnya mamanya menyambut dirinya, tapi hari ini benar benar tidak ada sosok ibu kandungnya. Yang ada hanyalah para pelayan.Hubungan Vio dan Ibu kandungnya juga tidak begitu akrab, apalagi sejak kecil Vio sudah di cuci otaknya oleh Sarita. Supaya bisa menghancurkan Am
Hari ini Sean sangat senang saat, Daren meminta dirinya untuk menjemput anaknya di sekolah karena Daren dan juga El ada urusan. Tapi tetap dengan pengawal yang ketat, bahkan Sean harus di sopiri anak buah Daren. Meskipun demikian Sean merasa senang, tidak peduli dengan semuanya. Yang dia pedulikan bertemu dengan ketiga anaknya, terutama Xaquil. Dia masih tidak terima karena harus memakan brokoli saat pertama kali Sean makan bersama ketiga anaknya. “ Tuan, apakah sedang menunggu seseorang” tanya staf Hill Corporation saat melihat bos mereka sedang gelisah di lobby utama. Sean terlihat mondar mandir, sambil sesekali melihat jam yang bertengker di pergelangan tangan kirinya. “ Hum, saya sedang menunggu sopir karena akan pergi” ucap Sean masih terus menunggu dengan tidak sabaran. Dan bersamaan dia melihat mobil yang biasa dia lihat did rumah Daren sedang berhenti di lobby. Sean langsung keluar dan menyapa pengawal anak anaknya, kemudian Sean masuk kedalam mobil dengan tergesa gesa. Dan
Hari yang sangat melelahkan bagi seorang Joe Lavande, setelah seharian dia mengunjungi proyek yang sedang di bangun oleh Hill Corporation. Di tambah lagi dia nyasar karena mengikuti maps yang mengarahkan ke jalan jalan yang sangat sempit, sudah beberapa kali mobilnya mengores pembatas jalan ataupun besi yang ada di pinggir jalan yang di taruh tidak teratur. Mana hari sudah hampir malam, tapi Joe masih di tempat antah berantah.[belok kekanan ke jalan bunga] Suara Maps kembali memberikan perintah. Dan itu semakin membuat Joe semakin kesal, karena sejak tadi hanya di suruh belok kanan dan kiri tidak jelas. Apalagi saat melihat belokan gang bunga ada batu di tengah jalan. “ Belok kanan kemana, itu forbidden! Lama lama kesal ngikuti maps tidak jelas seperti ini” teriak Joe dengan frustasi dari tadi mutar mutar di jalan yang sempit. Joe rasanya sudah ingin menangis meraung raung, di tambah lagi perutnya yang keroncongan, ingin mampir ke rumah makan tapi tidak ada tempat untuk parkir. “
Sean terkejut saat mendengar apa yang diucapkan oleh Joe, jika asistennya itu baru saja bertemu dengan ayahnya, dan kenapa dia menangis pilu? Hal itu yang membuat Sean dengan reflek langsung menginjak rem secara mendadak dan membuat mobil di belakangnya menabrak mobilnya. Tttiiinnn! Sean sempat terdiam di dalam mobil, tanpa tahu apa yang harus dia lakukan saat seperti ini? Sementara di belakang sana mobil sudah menekan klakson yang saling bersahut sahutan. Dan seketika kemacatan terjadi di ruas jalan ini. Tok! Tok! Sean baru tersadar saat tiba tiba ada seseorang yang mengetuk kaca mobilnya dengan keras, dan dengan rasa bersalah Sean langsung menurunkan jendela mobilnya. “ Maaf ya pak” ucap Sean hanya bisa mengatakan hal itu. Sedangkan orang yang mengetuk kaca mobil Sean juga terkejut saat mengetahui orang yang mau dia marahi adalah CEO Hill Corporation. Dan terjadilah kecanggungan di antara mereka. “ Biklah Tuan, Anda bisa melanjutkan perjalanan dan selalu hati hati Tuan, me
Sean menghela napas berkali kali sebelum dia melihat bukti apa yang Joe punya, mendengar kata sahabat saja membuat Sean merasakan tengorokannya kering, dadanya sangat sesak. Antara penasaran ingin melihatnya dan juga tidak ingin melihatnya. Rasanya terlalu menyakitkan jika dia mengetahui sahabatnya yang berkhianat. Sean masih sedikit merinding semua orang terdekatnya tidak ada yang bisa di percaya, Sean selalu mempercayai orang yang salah. Bahkan saat ini dia merasa sangat bersalah karena dia sudah mencurigai Joe dua kali, kini dia tahu seberapa berat pengorbanan Joe. asistennya itu sampai rela masuk kedalam tumpukan sampah demi dirinya. Tidak terasa air mata Sean mengalir membasahi kedua pipinya, entah apa yang akan dia ketahui di masa depan, kebohongan apa lagi yang akan terkuak.“ Bos, Saya tahu ini pasti sangat menyakitkan untuk bos, tapi bos juga harus kuat, tidak masalah kita dikhianati oleh sahabat kita, yang paling penting bukan kita yang jahat, percayalah suatu saat nanti di