“ Apa yang membuat kamu curiga dengannya, Nak? Kita saja tidak tahu dia ada di mana?” Ucap El sambil mengandeng Xaquil untuk masuk kedalam ruang kerjanya. “ Entahlah bu semuanya seperti saling berhubungan, dan aneh saja” ucap Xaquil. “ Baiklah hari ini kita bisa selidiki semuanya, kalau bisa kita tuntaskan saat ini juga” ucap El bersemangat. “ Hum, mari ibu kita berantas orang orang jahat itu, setelah selesai kita berkemah yuk bu, di dekat rumah saja. Kita sekeluarga” ucap Xaquil. “ Baiklah, ibu akan ajak kalian ketempat yang bagus untuk berkemah” ucap El. Tak lama kemudian mereka berdua fokus pada layar monitor masing masing. Hanya terdengar suara ketukan jari pada keyboard laptop. Beberapa jam kemudian, rombongan dua anak kembar sudah sampai di rumah Sean. Xhaqella yang paling heboh saat pintu gerbang rumah Ayahnya di bukan.“ Wah, Kakak memang tidak pernah berbohong padaku, semua ini terlihat sangatlah keren” pekik Xhaqella sambil melihat kesekelilingnya. “ Keren dan semua i
“ Lalu bagaimana jika Ayah meminta kamu tinggal bersama selamanya, jadi kamu hanya akan mengunjungi ibu dan kami seminggu sekali, apakah kamu mau? Jika kamu Bahagia Bersama dengan ayah, aku akan mendukung kamu. Bukankah keinginan kamu dulu seperti itu juga” ucap Xavier sambil menunggu jawaban dari adiknya dengan perasaan yang berdebar debar. Bagaimanapun juga dia tidak ingin berpisah dengan adiknya, ibu dan kakaknya pasti akan mengirimkan dia untuk menjaga adikya, yang itu artinya dia akan berpisah juga dengan kakaknya dan juga ibunya. Xavier tidak akan siap untuk itu tapi dia juga tidak akan tega jika memang adiknya lebih suka tinggal Bersama dengan ayahnya. Untuk itu Xavier memasang wajah yang biasa saja jadi adiknya bisa menjawab dengan jujur. Xhaqella tampak berpikir setelah mendengar kakaknya menanyakan hal itu padanya, pertanyaan yang kini sulit untuk dia jawab. Dia sangat menyayangi ibunya yang telah mengurusnya sejak dia kecil. Tapi di sisi lain dia juga merindukan ayahnya ap
"Adik ingin makan udang" tanya Sean pada anak perempuannya."Hum, aku mau coba udang dan juga salmonnya apakah boleh jika ambil dua" tanya Xhaqella sambil memberikan dua jari kecilnya pada Sean.Sean langsung tersenyum melihat anaknya yang terlihat sangat mengemaskan, dia kemudian menganggukan kepalanya dan langsung mengambilkan udang salmon dan juga sayuran ke dalam piring anak anaknya.“Boleh dong sayang, semua makanan ini untuk kalian berdua. Bibi memasak khusus untuk kalian" ucap Sean dan langsung di setujui oleh Bi Asih. hari ini Sean benar benar senang, karena bisa mengurus anak anaknya dengan sangat mudah, keduanya bukan anak yang rewel bahkan kedua anaknya sangat patuh. Sean kali ini dia benar benar merasa sangat berterima kasih pada El karena telah merawat anaknya dengan sangat baik. Sehingga anak anaknya tumbuh menjadi tampan dan juga cantik, bahkan keduanya terlihat sangat cerdas.'Semoga dalam dua hari ini aku bisa melihat perubahan Xavier menjadi Xaquil, karena ada banyak
Sean menatap Xavier dan Calistha bergantian. Apakah anaknya dan juga Calistha saling mengenal. Dan kenapa kini Xavier menatap Calistha dengan sangat dingin. Ada apakah ini? Apa yang telah dia lewatkan? Pikiran Sean terus bertanya tanya. Dia memang tidak di beritahukan oleh Daren jika yang telah mendorong anaknya adalah Calistha. Daren menyembunyikan semua itu, karena dia tidak mau membuat Sean mengamuk. Apalagi masih ada sangkut pautnya dengan Ambar. Yang itu artinya Sean sedikit banyak akan bersedih dan merasa dikhianati bertubi tubi.“ Kamu apa apaan sih, jangan menuduh anak saya nakal. Apakah begini cara ibu kamu mendidik kamu” Ucap Almira sengit. Apalagi melihat wajah anak itu yang sangat mirip dengan El, semakin membuatnya muak. “ Apakah aku menuduh anak Bibi tua dengan asal? Semua bukti sudah ada dan berada di tangan paman kok. Oh iya,... sebenarnya Bibi tua sedang dalam pencarian paman Daren. Bagaimana jika aku mengatakan pada paman jika ternyata anak nakal ini anak Bibi tua y
“ Kenapa kamu mengerutu seperti itu, apakah ponakan kesayangannku membuat masalah, tapi sepertinya dia bukan type anak yang membuat masalah. Atau karena kamu menyesal karena tidak ikut bersama ke dua kembar kerumah ayahnya” ucap Daren sambil terkekeh, dia sengaja mengoda adik angkatnya. “ Menyesal? Tidak pernah ada di dalam kamus hidup saya, bahkan bertemu dengannya saja aku sudah muak” ucap El semakin kesal dengan bercandaan Daren. Tidak bisa dipungkiri jika akhir akhir ini dia selalu kepikiran dengan Sean. Dan itu membuat El sering banget uring uringan. “ Yah, siapa tahu saja kamu masih memikirkan dan mengharapkan bisa rujuk Kembali dengannya, pasti itu akan membuatnya semakin sombong” ucap Daren kini dia duduk di tempat tadi Xaquil duduk. “ Aku heran deh, bukannya dulu waktu kamu kecil sahabatan dengan dia, tapi kenapa setiap bertemu kalian berdua selalu saja bertengkar, ada saja yang diperdebatkan” ucap El penasaran dengan hubungan Daren dan juga Sean. “ Entahlah, sejak dia me
Jerry bingung mendaatkan pertanyaan itu dari Daren, dia lupa jika dia janji sampai minggu depan cutinya. Selain itu dia juga tahu Daren tadi pergi tapi dia tidak menyangka akan secepat itu pulangnya. “ Tuan Muda, he..he..iya tapi ternyata saya lupa. Saya kira lusa sudah masuk makanya saya datang lebih pagi supaya aku bisa melepas lelah” ucap Jerry sambil menunduk. ‘ Pasti ada yang disembunyikan dari ini anak, tidak biasanya Jerry bicara padaku dengan menunduk seperti ini. Seolah olah dia sedang menyembunyikan sesuatu’ batin Daren. “ Pasti ada yang kalian sembunyikan berdua” ucap El penuh selidik. “ Hum, sebenarnya kita memang menyembunyikan fakta dari ibu dan paman” ucap Xaquil sambil bangun dari baringnya dan menatap ibu dan pamannya dengan imut. Jika sudah mendapatkan tatapan imut seperti ini siapa yang bisa tahan! “ Apa yang kalian sembunyikan, kasih tahu ibu dan paman” ucap El kemudian meraih tubuh Xaquil untuk di pangku. “ Sebenarnya kita berdua memang sangat dekat, tapi
Daren langsung memutuskan untuk kembali ke rumah Sean tanpa sepengetahuan dari El. Hati Daren tidak tenang saat ponakannya menelponnya mengunakan nomor Sean dan meminta dirinya untuk menjemputnya. “ Apa yang dilakukan oleh Sean sehingga anak anak itu langsung memintanya pulang bahkan belum ada 10 jam. Dan juga anak anak itu terlihat sangat ketakutan sekali” gumam Daren sambil terus memacu mobilnya menuju rumah Sean. Dia mencium aroma tidak beres di sana. Sambil setir mobil Daren mencoba menelepon Joe untuk pergi ke rumah Sean karena jarak dari apartemen Joe ke rumah Sean tidak begitu jauh. Daren tidak tenang jika belum mengetahui apa yang terjadi pada keponakannya. Daren hanya memikirkan Xhaqella yang sedikit sensitif apalagi dia baru saja didorong hingga membuat dia masuk rumah sakit. Anak itu masih ada sedikit trauma jika bertemu dengan orang yang baru. Jika Xavier dia lebih berani meskipun tidak seberani Xaquil. “ Tadi pagi anak itu masih ceria saat memasuki rumah Sean, tapi kena
Ambar tiba tiba jantungnya berdetak sangat cepat saat mendengarkan ucapan Daren. Meskipun Daren tidak terlalu jelas mengucapkannya, Ambar tahu jika orang yang dia maksud adalah Vio. ‘ Sial! Bagaimana bisa Daren tahu jika aku yang telah membebaskan Vio, bahkan rekaman CCTV juga sudah di hapus. Apa mungkin El yang sudah memulihkan rekaman itu. Jika memang dia itu Artinya El sudah tahu apa yang terjadi’ batin Ambar. Meskipun dia membenci El, tapi Ambar tahu seperti apa kemampuan El, apalagi mereka sudah hidup bersama dalam waktu yang lama. “ Omong kosong apa yang kamu ucapkan” ucap Ambar dengan terbata bata sementara dia tidak berani menatap Daren. Namun dalam hatinya dia tidak berhenti mengutuk Daren, karena telah ikut campur. ‘ Dia benar tahu jika aku yang membatu Vio kabur atau dia hanya menebaknya’ batinnya terus menduga duga semua kemungkinan. “ Apakah aku perlu kirimkan buktinya padamu, Nyonya!” ucap Daren dengan cukup keras, mampu membuat Ambar langsung gemetaran. “ Siapa ya