Rombongan Kembar akhirnya sudah sampai di kebun Binatang terbesar di kota itu, kedua anak kembar itu terlihat sangat antusias saat mobil mulai memasuki kebun Binatang. “ Wah patung gajahnya sangat besar sekali” pekik Xhaqella sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan kecilnya, saat melihat patung gajah berada di tengah tengan begitu memasuki kebun binatang. ini pertama kalinya kembar pergi ke kebun Binatang yang sangat besar. Biasanya, saat mereka dulu tinggal di bukit mereka hanya bisa melihat binatang binatang ternak yang biasa orang pelihara. Atau sesekali mereka melihat rusa dan kijang. Karena memang di kota kelahiran kembar tidak ada kebun Binatang seperti yang ada di kota ini.“ Paman di sini nanti apakah ada harimau juga” tanya Xavier sambil melihat ke sekelilingnya. “ Tentu saja ada nanti kita akan melihatnya juga” ucap Daren sambil mengelus pucuk kepala Xavier yang kini berdiri di sampingnya sementara Xhaqella berada di dalam pangkuannya. “ Tunggu sebentar di sini aku ak
Weekend Xhaqella dalam minggu ini sangat berantakan, yang awal mulanya ingin tinggal bersama Ayahnya di istana milik sang Ayah. Tidak terlaksana karena dengan adanya Ambar dan juga Almira. Anak itu sudah terlanjur tidak minat lagi. Setelah dari kebun binatang mereka langsung ke rumah Daren dan menginap bersama sang Ayah. Tapi itu juga tidak bisa memuaskan keinginan gadis kecil itu. Karena tidak ada Ibunya, belum lagi minggu siang Sean sudah harus pergi yang tiba tiba ada pekerjaan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan. Dan di sinilah Xhaqella menghabiskan sisa liburnya bersama dengan dua kakaknya. Mereka berkumpul di kamar Xaquil dan Xavier. Duduk melingkar di karpet bulu sambil sesekali tangan kecil mereka memasukan kue ke dalam mulutnya. Xaqella langsung menceritakan semua kejadian yang dialami di rumah sang Ayah pada kakak sulungnya. Meskipun Xaquil sendiri sudah tahu karena Xavier langsung menceritakan kejadian itu kemarin. Selain itu Xhaqella juga menceritakan keseruannya saat
Pulang dari Meeting Sean dikejutkan dengan kedatangan Almira bersama anaknya yang menunggunya di halaman rumahnya.‘ Masih berani dia menampakan batang hidungnya di hadapan aku’ batin Sean. “ Sean!” Ucap Almira saat Sean diam dan melewatinya begitu saja, bahkan dia tidak diijinkan masuk oleh penjaga, hanya sampai halaman karena Almira membawa anak kecil. Jika tidak pasti sudah diseret oleh penjaga. “ Mau apa lagi kau ke sini, apa belum puas! Kamu meracuni anak kamu untuk berbuat jahat pada anak aku. Dan juga aku tidak mengenalmu sebelumnya tapi kenapa kamu selalu mengganggu aku” ucap Sean dengan kesal. “ Paman Sean, saya mau minta maaf karena telah mendorong anak paman, sebelumnya saya tidak tahu jika itu anak paman Sean” ucap Calistha maju mendekati Sean. “ Terus kalau bukan anak aku kamu bisa seenaknya saja mendorongnya. Apakah kamu tidak diajarkan oleh ibumu jika berbuat nakal maka kamu akan dipenjara di jeruji besi” ucap Sean sebenarnya kesal. Pasti Calistha meminta maaf padan
Pagi sudah mulai menyapa dengan sinar matahari yang begitu hangat. Setelah mengantar ketiga anak kembarnya. El langsung mengunjungi tokonya. Namun pagi El hari ini tidak begitu menguntungkan, sejak datang ke kota ini sepertinya masalah selalu datang menghampirinya. Saat El memasuki tokonya dia dikejutkan oleh Almira, wanita yang dulu memperingatkan dirinya untuk tidak mendekati Sean. Kini wanita itu datang lagi, entah apa yang akan dilakukan oleh dia. Tapi yang membuat El terkejut adalah adanya anak kecil wajahnya mirip seperti yang ada di rekaman video yang mendorong anaknya hingga jatuh. ‘ Oh, ternyata wanita itu bernama Almira, dan anak itu ternyata anaknya. Sekarang aku tahu kenapa Calistha mendorong Qella. Sepertinya sifat nakal anak itu menurun dari ibunya. Atau memang Almira yang menyuruh anaknya untuk mencelakai Qella. Dan itu artinya saat di pantai waktu itu, dia juga ada di sana. Apakah selama ini ada yang menguntit aku’ batin El sambil tersenyum miring. Namun, El tidak m
El merasa pernah berada di posisi seperti ini ketika Almira mengucapkan kata kata yang tidak masuk akal padanya. Kata yang keluar dari mulut orang egois. ‘ Aku merasa pernah berada diposisi ini, tapi kapan dan dengan siapa?’ El terus mengingat ingat kejadian apa yang mengelitik memori masa lalunya. ‘ Dimasa lalu aku tidak pernah berdebat dengan seseorang yang sangat tidak masuk akal, aku hanya berdebat dengan....... Ah iya, kenapa aku tiba tiba memikirkan wanita sinting yang berkamuflase sebagai orang baik? Tapi...’ batin El kemudian dia ingat dan mulai meragu. Saat pikirannya sedang bingung tiba tiba kata kata Xaquil kemarin langsung memenuhi kepalanya. Flashback....“ Ibu bukankah ini sangat aneh jika anak yang mendorong Qella juga pernah mendorongnya saat dulu di pantai. Apakah mungkin ada musuh ibu yang mengikuti kita dan melihat gerak gerik kita” ucap Xaquil saat dia sedang menyelidiki kasus yang menimpa adik perempuannya. “ Ibu juga merasa sangat aneh, tapi siapa? Musuh yan
Setelah keluar dari toko milik El, Almira langsung bergesa pulang kerumahnya dengan keringat dingin membanjiri tubuhnya. Dia tidak menyangka akan secepat ini ketahuan oleh El, dan Almira tahu El tidak akan berhenti sebelum dia bisa memberikan pelajaran kepadanya. “ Sial! Jalang itu ternyata sudah tahu siapa saya, dan saya yakin setelah ini dia akan mencari bukti semua tentang aku. Jangan sampai Daren atau Sean mengetahui semua ini. Kalau tidak hidupku akan hancur seketika. Aku benar benar bodoh! Jika sudah begini apa yang harus aku lakukan” guman Almira dengan sangat panik. “ Pertama aku harus mengasingkan Calistha sejauh mungkin, setelahnya aku akan meminta Tante Ambar untuk melindungi aku” ucap Almira kemudian mendekati anaknya.“ Calistha, saat ini kondisi kita sedang tidak baik baik saja. Mama akan mengirimmu ke sekolah asrama, di sana kamu harus berjuang sendiri dan ingatlah baik baik. Orang yang kita temui tadi yang membuat semuanya menjadi sulit. Di masa depan kamu harus men
Almira melajukan mobilnya menuju ke sebuah rumah yang sangat kecil dan letaknya berada di dalam gang.“ Aaarrggh! Bren**ek! Gara gara jalang itu hidupku hancur” teriak Almira frustasi dan benci pada El, Entah kenapa dia merasa selalu kalah dari El. Bahkan Sean yang dulu sering membantu dirinya saat kecil, tapi setelah melihat El semuanya berubah dratis. Ddddrrt! Ponsel Almira bergetar tanda panggilan masuk kedalam ponselnya. Nama Ambar langsung memenuhi layar ponselnya. “ Halo Tante, saya sudah hampir sampai! Tante sudah di mana?” ucap Almira. [ Tante sudah sampai, buruan kamu Almira soalnya ada yang harus Tante urus] suara Ambar dari seberang saluran. “ Baiklah” ucap Almira kemudian dia mematikan sambungan dan kembali fokus, karena saat ini dia memasuki jalanan yang sangat sempit. Jadi dia harus berhati hati dalam mengendarai mobilnya. Setelah berjuang dengan jalanan yang kecil akhirnya Almira sampai di jalan buntu, yang mana depannya tanah kosong. Dia langsung menghentikan mob
Drrrreeett! Dddrrrttt! “ El sepertinya ponsel kamu berbunyi” ucap Daren yang saat ini sedang bersama El berada di tokonya. Mereka berdua sedang minum Coffee sambil membahas sesuatu yang penting. Ya, sudah dua hari ini Toko milik El kini benar benar dilengkapi dengan minuman, seperti Coffee latte ataupun Cokelat dan juga masih banyak yang lainnya. Tapi masih sama peraturannya yang datang ke sana tidak boleh berlama lama karena tempatnya terbatas dan juga El tidak mau mengambil resiko jika ada beberapa orang yang hanya memanfaatkan tempat tapi mereka hanya beli sesuatu yang murah. Menghindari orang orang hanya beli satu tapi duduk berjam jam.“ Siapa sih! Ganggu orang lagi serius saja” ucap El sambil memasukan donat dalam mulutnya. Setelah mengelap tangannya dengan tisu, El langsung mengambi ponsel miliknya dan langsung membuka notifikasi pesan yang masuk kedalamnya. “ Nomor baru, siapa ini? Lanjut El sambil menyatukan kedua alisnya. “ Nomor baru, siapa yang tahu nomor ponsel kamu