Pulang sekolah si kembar tidak langsung pulang ke rumah, kebetulan juga Xaquil libur dari ngajar jadi hari ini dia mengajak kedua adiknya dan juga Arza untuk pergi ke Mall. Kemarin dia mendapatkan bayaran dari mengajar, jadi dia ingin membelikan kedua adiknya dan juga Arza mainan ataupun kebutuhan yang di butuhkan oleh mereka. “ Kakak aku mau alat untuk lukis yang bagus apakah uang kakak cukup” ucap Xhaqella saat berada di jalan menuju ke sebuah Mall.“ Hum, bisa di atur apa yang ingin kalian beli, akan kakak usahakan, kalian semua pikirkan apa yang ingin kalian beli” ucap Xaquil sambil menatap kedua adiknya dan juga Arza. “ Yes, kakak memang yang terbaik dan selalu bijaksana” seru Xhaqella senang sambil mengepalkan kedua tangannya. “ Hum, nanti aku akan pikirkan saat sudah sampai di Mall, Arza kamu ingin membeli apa? “ ucap Xavier pada temannya itu. “ Sepertinya aku tidak ingin membeli sesuatu, aku menemani kalian saja, sekaligus aku ingin tahu masuk Mall itu seperti apa” ucap A
Hati Sean tergelitik ingin menemui anaknya saat melihat dari kejahuan anak kembarnya sedang berjalan jalan di Mall. Dari belakang masih terlihat dengan jelas bagaimana aura dominan yang di tunjukan oleh Xaquil.‘ Sudah lama aku tidak menemui anak itu, tapi akhirnya dia muncul lagi. Kemarin aku takut Xavier tidak akan bahagia, tapi melihatnya sekarang sepertinya anaknya baik baik saja’ batin Sean. “ Lihatlah bos, dia sudah seperti Tuan kecil yang bijak sana, bahkan dia yang memegang keuangan. Mungkin benar jika selama ini anak itu mengantikan Bos sebagai kepala keluarga” ucap Joe pada Sean. Sean juga melihat bagaimana tingkah anak anaknya yang mengemaskan, rasanya Sean ingin memilikinya sendiri. ' Bodoh kamu Sean, andai saja dulu aku memberikan El kesempatan untuk membuktikan, aku tidak akan kehilangan momen bersama anak anak' Batin Sean selalu menyesali apa yang terjadi. Setiap melihat anak anaknya dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. “ Kita samperin deh Joe....Dddrrreetttt
Sean dan Joe memasuki toko milik El yang kini sudah semakin ramai pengunjung. Tidak seperti saat pertama kalinya mereka dulu datang ke tempat ini.“ Selamat datang Tuan” sapa pelayan toko dengan ramah. “ Saya mau bertemu dengan Daren dan juga El, tadi sudah janjian” ucap Sean. Pelayan toko langsung mengantarkan Sean dan Joe ke ruangan VVIP, tempat bosnya berada. ‘ Sudah ada kemajuan saja nih tempat, El memang tidak berubah, apapun yang dia tangani akan sukses’ batin Sean saat melihat di dalam toko sudah ada Cafe dan juga beberapa tempat duduk. Namun dia terkejut saat melihat peraruran tertulis di dinding.‘ Tempat bukan untuk Meeting , jadi hanya satu jam batas maksimal berada di tempat ini' “ Masih saja tidak mau rugi” gumam Sean lirih sambil terkekeh melihat peraturan itu.“ Silahkan masuk Tuan” ucap pelayan dengan ramah. Sean dan Joe masuk kedalam ruangan yang di sana ada El dan juga Daren. Dinding ruangan terbuat dari kaca, dan di sekelilingnya banyak sekali tanaman bunga. R
Almira atau Vio kini tersenyum senang saat dia menginjakan kakinya di luar negeri dengan selamat. Sama halnya seperti dulu kepergiannya kali ini juga tidak ada yang tahu. Ya, tentunya tidak tercium ke mana mana kepergian Vio karena dia mengunakan pesawat pribadi milik Ambar yang juga tidak ada yang tahu jika Ambar memiliki aset pribadi yang sangat banyak. “ Senangnya akhirnya bisa sampai di sini dengan aman” ucap Violetta kemudian berjalan menuju sebuah mobil pribadi yang sudah menunggunya. “ Aku sudah tidak sabar untuk memberikan kejutan pada mereka semua yang ngakunya orang jenius tapi nyatanya bodoh” ucap Violetta dengan dingin, tatapan matanya menyimpan kebencian yang dalam. ‘ Semua orang harus hancur, tidak boleh ada yang bahagia!’ lanjut Vio dalam hati. Hati Vio benar benar di tutupi dengan kebencian yang sangat besar dan menghitam, itu artinya dia sudah tidak bisa di selamatkan lagi. Apapun yang dikatakan oleh orang lain semuanya akan dibantah oleh Vio. Baginya hanya dirin
Entah kenapa El saat ini merasakan gelisah, dia takut jika Vio kembali dan membuat kekacauan yang lebih besar. Apa yang harus dia lakukan, dan bagaimana dengan mental anak anaknya jika Vio berulah dan membuat mental anaknya hancur. Jika dia yang dewasa saja dibuat hancur apalagi anak anak yang masih kecil. “ Kamu belum tidur? Memikirkan apa, jangan terlalu stress kasihan anak anak jika kamu sakit” ucap Daren saat dia melihat El masih di balkon, padahal hari sudah semakin larut. “ Eh, Daren! Aku tidak bisa tidur” ucap El sambil menghela napas dengan berat berkali kali. “ Kenapa? Memikirkan Sean? Atau mau balikan sama dia, jika kamu memang masih mencintainya tidak apa apa jika kamu mau balikan. Tapi setelah masalah selesai, takutnya nanti anak anak malah terancam bahaya. Pasti banyak musuh Sean yang ingin menghancurkan Sean” ucap Daren. Dia tahu jika El masih sangat mencintai Sean, dan saat ini pasti dia sedang memikirkan Sean yang sedang mendapatkan masalah bertubi tubi. El dan Sea
Sean terbangun ketika mendengar kicauan burung burung yang hinggap di balkon kamarnya. Hari masih sangat pagi, namun Sean sudah tidak bisa tidur lagi. Tidak biasanya burung burung berisik seperti ini. “ Berisik banget sih, hari juga masih sangat pagi” ucap Sean mencoba menutupi telinganya dengan bantal, tapi tetap saja suara itu terdengar semakin keras, dan mengganggu pendengarannya. “ Aish! Apakah tidak bisa berkicaunya nanti saja atau minimal jangan didekat kamar orang yang sedang terlelap” Gerutu Sean mau tidak mau dia bangun dan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tidak sampai lima belas menit Sean keluar dengan tubuh yang sangat segar, dia mengunakan handuk yang melingkar dipinggangnya, sementara dadanya dia biarkan telanjang dengan setengah basah karena air menetes dari rambutnya. Sudah beberapa hari ini Sean mulai rajin Gym lagi, dia benar benar mempersiapkan semuanya untuk bisa kembali pada El. Apalagi El paling suka jika perutnya terlihat seperti roti
Sean kini sudah sampai di depan rumah Daren, jika biasanya dia ditanya tanya oleh penjaga rumah Daren, pagi ini dia dibiarkan masuk dengan mudah. Mungkin Daren sudah mengatakan pada penjaga sepertinya. Sean langsung turun dari mobilnya setelah memakirkan mibilnya di halaman rumah Daren. “ Ayah!” Xhaqella berlari langsung menghampiri Ayahnya yang sedang berjalan menuju rumah utama milik Daren.Sean langsung berbinar saat mendapati anak perempuannya sedang menghampiri dirinya, Sean merentangkan kedua tangannya untuk menyambut kedatangan putrinya. “Anak Ayah sudah rapi, mau berangkat sekolah ya, Kakak mana?” tanya Sean kemudian mengendong putrinya. “ Kakak masih di rumah, ini tadi karena aku ingin bertemu dengan Ayah setelah mendengar paman mengatakan pada ibu kalau Ayah mau ke rumah Oma, makanya aku merengek ikut” ucap Xhaqella sambil terkikik di pelukan Sean. Melihat ini Sean menjadi gemas, karena kelakuan anaknya. ‘ Ternyata begini rasanya punya anak’ batin Sean berbunga bunga.
Sean pulang dari rumah Daren dengan badan yang masih lemas, apalagi tadi dia pingsan karena terlalu banyak pikiran dan juga mengetahui jika salah satu sahabatnya adalah anak dari Marco. Ini benar benar di luar dugaan Sean. Kini dia merasa dunianya hancur, dalam setahun ini Sean dikhianati oleh orang orang terdekatnya. Semua fakta yang berturut turut dia ketahui membuat dia begitu stress. Apalagi dia juga masih dalam masa pemulihan, untuk menyembuhkan efek dari obat obatan yang diberikan oleh Vero selingkuhan dari papanya. “ Hidup apa yang telah aku jalani, kenapa aku harus hidup seperti ini? Kesalahan apa yang telah aku lakukan sehingga sekelilingku iblis semua” ucap Sean sambil menyandarkan kepalanya pada jok mobil. Sean tidak langsung pulang sejak tadi dia hanya berputar putar tidak jelas, dan saat ini dia menghentikan mobilnya di dekat sebuah taman. “ Terus apa yang harus aku lakukan, bagaimana aku bisa menyelesaikan semua ini? Apakah aku bisa menerima jika aku benar benar tahu