Pagi sudah mulai menyapa dengan sinar matahari yang begitu hangat. Setelah mengantar ketiga anak kembarnya. El langsung mengunjungi tokonya. Namun pagi El hari ini tidak begitu menguntungkan, sejak datang ke kota ini sepertinya masalah selalu datang menghampirinya. Saat El memasuki tokonya dia dikejutkan oleh Almira, wanita yang dulu memperingatkan dirinya untuk tidak mendekati Sean. Kini wanita itu datang lagi, entah apa yang akan dilakukan oleh dia. Tapi yang membuat El terkejut adalah adanya anak kecil wajahnya mirip seperti yang ada di rekaman video yang mendorong anaknya hingga jatuh. ‘ Oh, ternyata wanita itu bernama Almira, dan anak itu ternyata anaknya. Sekarang aku tahu kenapa Calistha mendorong Qella. Sepertinya sifat nakal anak itu menurun dari ibunya. Atau memang Almira yang menyuruh anaknya untuk mencelakai Qella. Dan itu artinya saat di pantai waktu itu, dia juga ada di sana. Apakah selama ini ada yang menguntit aku’ batin El sambil tersenyum miring. Namun, El tidak m
El merasa pernah berada di posisi seperti ini ketika Almira mengucapkan kata kata yang tidak masuk akal padanya. Kata yang keluar dari mulut orang egois. ‘ Aku merasa pernah berada diposisi ini, tapi kapan dan dengan siapa?’ El terus mengingat ingat kejadian apa yang mengelitik memori masa lalunya. ‘ Dimasa lalu aku tidak pernah berdebat dengan seseorang yang sangat tidak masuk akal, aku hanya berdebat dengan....... Ah iya, kenapa aku tiba tiba memikirkan wanita sinting yang berkamuflase sebagai orang baik? Tapi...’ batin El kemudian dia ingat dan mulai meragu. Saat pikirannya sedang bingung tiba tiba kata kata Xaquil kemarin langsung memenuhi kepalanya. Flashback....“ Ibu bukankah ini sangat aneh jika anak yang mendorong Qella juga pernah mendorongnya saat dulu di pantai. Apakah mungkin ada musuh ibu yang mengikuti kita dan melihat gerak gerik kita” ucap Xaquil saat dia sedang menyelidiki kasus yang menimpa adik perempuannya. “ Ibu juga merasa sangat aneh, tapi siapa? Musuh yan
Setelah keluar dari toko milik El, Almira langsung bergesa pulang kerumahnya dengan keringat dingin membanjiri tubuhnya. Dia tidak menyangka akan secepat ini ketahuan oleh El, dan Almira tahu El tidak akan berhenti sebelum dia bisa memberikan pelajaran kepadanya. “ Sial! Jalang itu ternyata sudah tahu siapa saya, dan saya yakin setelah ini dia akan mencari bukti semua tentang aku. Jangan sampai Daren atau Sean mengetahui semua ini. Kalau tidak hidupku akan hancur seketika. Aku benar benar bodoh! Jika sudah begini apa yang harus aku lakukan” guman Almira dengan sangat panik. “ Pertama aku harus mengasingkan Calistha sejauh mungkin, setelahnya aku akan meminta Tante Ambar untuk melindungi aku” ucap Almira kemudian mendekati anaknya.“ Calistha, saat ini kondisi kita sedang tidak baik baik saja. Mama akan mengirimmu ke sekolah asrama, di sana kamu harus berjuang sendiri dan ingatlah baik baik. Orang yang kita temui tadi yang membuat semuanya menjadi sulit. Di masa depan kamu harus men
Almira melajukan mobilnya menuju ke sebuah rumah yang sangat kecil dan letaknya berada di dalam gang.“ Aaarrggh! Bren**ek! Gara gara jalang itu hidupku hancur” teriak Almira frustasi dan benci pada El, Entah kenapa dia merasa selalu kalah dari El. Bahkan Sean yang dulu sering membantu dirinya saat kecil, tapi setelah melihat El semuanya berubah dratis. Ddddrrt! Ponsel Almira bergetar tanda panggilan masuk kedalam ponselnya. Nama Ambar langsung memenuhi layar ponselnya. “ Halo Tante, saya sudah hampir sampai! Tante sudah di mana?” ucap Almira. [ Tante sudah sampai, buruan kamu Almira soalnya ada yang harus Tante urus] suara Ambar dari seberang saluran. “ Baiklah” ucap Almira kemudian dia mematikan sambungan dan kembali fokus, karena saat ini dia memasuki jalanan yang sangat sempit. Jadi dia harus berhati hati dalam mengendarai mobilnya. Setelah berjuang dengan jalanan yang kecil akhirnya Almira sampai di jalan buntu, yang mana depannya tanah kosong. Dia langsung menghentikan mob
Drrrreeett! Dddrrrttt! “ El sepertinya ponsel kamu berbunyi” ucap Daren yang saat ini sedang bersama El berada di tokonya. Mereka berdua sedang minum Coffee sambil membahas sesuatu yang penting. Ya, sudah dua hari ini Toko milik El kini benar benar dilengkapi dengan minuman, seperti Coffee latte ataupun Cokelat dan juga masih banyak yang lainnya. Tapi masih sama peraturannya yang datang ke sana tidak boleh berlama lama karena tempatnya terbatas dan juga El tidak mau mengambil resiko jika ada beberapa orang yang hanya memanfaatkan tempat tapi mereka hanya beli sesuatu yang murah. Menghindari orang orang hanya beli satu tapi duduk berjam jam.“ Siapa sih! Ganggu orang lagi serius saja” ucap El sambil memasukan donat dalam mulutnya. Setelah mengelap tangannya dengan tisu, El langsung mengambi ponsel miliknya dan langsung membuka notifikasi pesan yang masuk kedalamnya. “ Nomor baru, siapa ini? Lanjut El sambil menyatukan kedua alisnya. “ Nomor baru, siapa yang tahu nomor ponsel kamu
Pulang sekolah si kembar tidak langsung pulang ke rumah, kebetulan juga Xaquil libur dari ngajar jadi hari ini dia mengajak kedua adiknya dan juga Arza untuk pergi ke Mall. Kemarin dia mendapatkan bayaran dari mengajar, jadi dia ingin membelikan kedua adiknya dan juga Arza mainan ataupun kebutuhan yang di butuhkan oleh mereka. “ Kakak aku mau alat untuk lukis yang bagus apakah uang kakak cukup” ucap Xhaqella saat berada di jalan menuju ke sebuah Mall.“ Hum, bisa di atur apa yang ingin kalian beli, akan kakak usahakan, kalian semua pikirkan apa yang ingin kalian beli” ucap Xaquil sambil menatap kedua adiknya dan juga Arza. “ Yes, kakak memang yang terbaik dan selalu bijaksana” seru Xhaqella senang sambil mengepalkan kedua tangannya. “ Hum, nanti aku akan pikirkan saat sudah sampai di Mall, Arza kamu ingin membeli apa? “ ucap Xavier pada temannya itu. “ Sepertinya aku tidak ingin membeli sesuatu, aku menemani kalian saja, sekaligus aku ingin tahu masuk Mall itu seperti apa” ucap A
Hati Sean tergelitik ingin menemui anaknya saat melihat dari kejahuan anak kembarnya sedang berjalan jalan di Mall. Dari belakang masih terlihat dengan jelas bagaimana aura dominan yang di tunjukan oleh Xaquil.‘ Sudah lama aku tidak menemui anak itu, tapi akhirnya dia muncul lagi. Kemarin aku takut Xavier tidak akan bahagia, tapi melihatnya sekarang sepertinya anaknya baik baik saja’ batin Sean. “ Lihatlah bos, dia sudah seperti Tuan kecil yang bijak sana, bahkan dia yang memegang keuangan. Mungkin benar jika selama ini anak itu mengantikan Bos sebagai kepala keluarga” ucap Joe pada Sean. Sean juga melihat bagaimana tingkah anak anaknya yang mengemaskan, rasanya Sean ingin memilikinya sendiri. ' Bodoh kamu Sean, andai saja dulu aku memberikan El kesempatan untuk membuktikan, aku tidak akan kehilangan momen bersama anak anak' Batin Sean selalu menyesali apa yang terjadi. Setiap melihat anak anaknya dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. “ Kita samperin deh Joe....Dddrrreetttt
Sean dan Joe memasuki toko milik El yang kini sudah semakin ramai pengunjung. Tidak seperti saat pertama kalinya mereka dulu datang ke tempat ini.“ Selamat datang Tuan” sapa pelayan toko dengan ramah. “ Saya mau bertemu dengan Daren dan juga El, tadi sudah janjian” ucap Sean. Pelayan toko langsung mengantarkan Sean dan Joe ke ruangan VVIP, tempat bosnya berada. ‘ Sudah ada kemajuan saja nih tempat, El memang tidak berubah, apapun yang dia tangani akan sukses’ batin Sean saat melihat di dalam toko sudah ada Cafe dan juga beberapa tempat duduk. Namun dia terkejut saat melihat peraruran tertulis di dinding.‘ Tempat bukan untuk Meeting , jadi hanya satu jam batas maksimal berada di tempat ini' “ Masih saja tidak mau rugi” gumam Sean lirih sambil terkekeh melihat peraturan itu.“ Silahkan masuk Tuan” ucap pelayan dengan ramah. Sean dan Joe masuk kedalam ruangan yang di sana ada El dan juga Daren. Dinding ruangan terbuat dari kaca, dan di sekelilingnya banyak sekali tanaman bunga. R
Waktu terus berlalu, kehidupan terus berjalan seperti biasanya. Aktivitas yang sama membuat mereka tidak terlalu menyadari jika waktu sudah berjalan dengan begitu cepat. Tapi itulah kehidupan yang datang dan pergi. Rizky dan Kevin sudah menjalani tes DNA beberapa bulan yang lalu, dan hasilnya 99,9999% mereka berdua adalah sepasang kakak dan adik. Kevin sangat senang. Dia tidak masalah jika adiknya tidak mengingatnya. Toh dia dan Rizky sudah akrab. Dan karena Kevin tidak mau mengecewakan Ibunya Rizky, Kevin menambahkan nama Rizky pada nama Keenan. Dan juga Ibunya Rizky kini menjadi satu keluarga dengan Kevin. Kevin membatalkan adopsi yang dilakukan oleh Gandhi, karena mempertimbangkan ibu angkat Rizky. Dan Gandhi dan juga Erni senang dengan pilihan Kevin. Karena sekarang semuanya keluarga apapun yang terjadi. Meskipun tidak satu kartu keluarga, tapi Gandhi dan Erni tetap menganggap Kevin anaknya. Begitupula dengan Rizky. Meskipun Rizky sudah punya rumah, tapi Kevin meminta Rizky dan
Semua orang juga bingung, ketika ketiga orang mengklaim Rizky adalah Keenan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa, karena Rizky juga menunjukan kebingungan yang jujur. Tidak dibuat buat. " Ky, apakah kamu benar benar bukan Keenan?" Ucap Joe yang memang dekat dengan Rizky. " Ya Tuhan Bos! Bos kan tahu kehidupan saya, dan juga Bos yang menemukan saya saat itu. Data pribadi saya juga Bos yang pegang" ucap Rizky. Sementara ibunya Rizky terharu melihat ketiga orang yang memeluk anaknya. Anak yang selama ini dia rawat dan juga merawatnya, kini menemukan keluarganya. Sedangkan Rizky masih bingung dan mulai menyingkir, apalagi saat Kevin mulai memeluk dan menciumi dirinya. " Maaf Tuan, jangan berlebihan, saya masih lelaki normal" ucap Rizky kemudian bersembunyi dibelakang ibunya, saat Kevin memeluknya dengan erat." Ibu apakah Rizky anak kandung ibu?" Ucap Joe biar semuanya segera kelar. Jika Rizky adalah Keenan. Kenapa anak itu tidak mengingat sama sekali. Reaksi bingung dan takut mem
Malam telah tiba, satu persatu para pengawal masuk ke halaman rumah Sean. Wajah mereka terlihat sangat ceria. Karena baru kali ini mereka berkumpul dengan bebas. Halaman depan samping dan juga belakang terisi semua oleh para anak buah yang berkumpul. Keluarga Hill hanya mengundang keluarga mereka, tidak ada orang lain selain keluarga. Karena memang acara ini adalah acara keluarga. Kevin sedang berada di balkon lantai satu ditemani Xaquil. Dia terus menatap gerbang. Semua orang yang masuk tidak luput dari mata Kevin. Jantungnya bergetar, deg-degan menantikan sosok yang dia tindukan. Namun hingga kini dia belum menemukan sosok yang mungkin tidak asing baginya. Huft! Dia menghela napas saat belum ada yang masuk lagi melewati gerbang utama. " Apakah ada jalan masuk selain gerbang utama, Xaquil" ucap Kevin sambil terus menatap gerbang. " Khusus malam ini hanya gerbang itu, apakah paman belum menemukan kemiripan dengan Paman Keenan sejak tadi" ucap Xaquil sambil melirik Kevin. Kevin
Jerry menghampiri Rizky yang saat ini sedang berada di rumah bersama ibunya. Terkadang Jerry iri melihat kehidupan Sahabat barunya, karena Rizky selalu terlihat bahagia, meskipun dia hidup tidak bergelimang harta. Rizky terlalu menyayangi ibunya yang sudah renta. Padahal Rizky masih tergolong sangat muda, tapi ibunya sudah terlihat sangat tua. " Nak Jerry, masuk dulu, jangan di luar pagar, apakah kalian berdua akan pergi" ucap Ibu Rizky sambil membuka pagar supaya Jerry bisa masuk. " Terima kasih Ibu, tapi malam ini kita semua diundang oleh keluarga Hill, jadi Ibu juga harus datang, Saya ingin menyampaikan pesan ini. Karena ponsel Rizky tidak aktif" ucap Jerry menyalami tangan Mama Rizky. " Oh ada acara apa, Rizky ada di dalam, sejak tadi dia memang membantu ibu untuk membuat kebun di belakang rumah" ucap Ibu Rizky kemudian memanggil anaknya. Setelah masalah ini, Rizky memutuskan untuk membeli rumah di perumahan yang dijaga ketat oleh Satpam. Dia tidak mau ibunya diculik seperti w
Pagi itu Kevin dan Jaden sedang bersama, Jaden menceritakan semua yang terjadi pada Kevin. Bagaimana dia bisa terpisah dari Keenan, dan bersembunyi dimana dia selama ini. " Maafkan aku Kevin, aku tidak bisa menjaga amanah kamu, aku kehilangan Keenan, padahal kamu berkorban untuk Mama" ucap Jaden dengan penuh penyesalan. " Tidak perlu menyalahkan diri, aku tahu pasti sangat sulit, kita terus dikejar oleh penjahat itu jadi hilangnya Keenan adalah bagian takdir dari Tuhan. Yang penting sekarang kita cari Keenan bersama sama" ucap Kevin. Dia tahu Jaden tidak mungkin sengaja meninggalkan adiknya begitu saja. Semuanya pasti sangat berat, harus hidup dalam persembunyian. " Aku sudah meminta bantuan sama si kembar supaya bisa menemukan keberadaan Keenan" ucap Jaden. " Apakah bayi bayi kecil itu bisa menemukan, karena yang menghubungi aku selama ini juga kedua bayi itu. Tapi bukanlah itu tidak masuk akal" ucap Kevin dia sulit percaya, jika kedua bayi itu yang bisa menemukan mereka semua.
Erni masih tidak bisa percaya jika dia bisa berkumpul dengan anak dan juga suaminya. Begitupula dengan yang lainnya. Perjalanan hidup mereka kini semakin berwarna, dengan berkumpulnya keluarga besarnya. Erni masih tidak bisa lepas dari anak anaknya. Dia tidak berhenti untuk mencium Joe, dan itu membuat Joe malu. " Kakak Ipar!" Ucap Gaina mendekati Erni, sejak tadi Erni masih belum terbiasa melihat banyak orang dia masih belum sadar jika Gaina, adik iparnya masih hidup. Erni menoleh dan terkejut saat melihat Gaina, meskipun berpuluh tahun lamanya tidak bertemu dan Gaina mengunakan penutup mata, tapi Erni masih bisa mengenali adik iparnya. " Gaina! Itu kamu? Kenapa bisa..." ucap Erni sambil mengucek matanya berkali kali. " Kakak Ipar, ini aku, maafkan aku, gara gara Kak Gandhi menyelidiki kematianku, kalian jadi hancur..." ucap Gaina kemudian memeluk Erni, mereka berdua menangis sesunggukan. Sebenarnya jika pun Erni marah dia juga berhak. Tapi melihat adik iparnya yang matanya hila
Di atas sana langit sudah sangat merah keemasan, karena matahari sudah hampir menyentuh garis cakrawala.Magic hour!Begitulah kebanyakan orang menyebutnya.Si kembar si paling penikmat matahari terbit dan terbenam, saat ini mereka berada di halaman rumah kediaman Hill. Selalu hening saat menikmati pemandangan. Xhaqella tampak menengadahkan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Sementara angin mempermainkan ramput panjangnya.' Tuhan terima kasih sudah mengabulkan doa aku selama ini. Sekarang aku sudah punya keluarga yang banyak, dan saling menyayangi kita dan juga yang lainnya. Tuhan Engkau sangat Maha Kaya. Untuk itu hari ini aku akan berdoa meminta lagi. Jangan anggap aku serakah Ya Tuhan, jika boleh aku ingin meminta Ayah dan Ibu bersatu kembali. Kikislah rasa trauma ibu, dan turunkanlah ego dan gengsi Ayah. Tapi aku tidak mau ada pengorbanan yang besar, seperti kehilangan mereka atau hal yang menyakitkan,..Aamiiin' doa Xhaqella dalam hatinya.' Ya Tuhan, Terima kasih atas berk
Kevin dan Mama Erni sudah sampai di kota tempat tinggal keluarga Hill, mereka semua masih proses lending. Kevin tampak berkaca kaca matanya, dia akhirnya menginjakan kakinya lagi di kota ini, tempat kelahirannya. Hal yang kemarin tidak pernah Kevin bayangkan, bisa kembali lagi ke sini.' Akhirnya aku kembali, sekarang tanpa rasa takut lagi. Papa dan Mama aku kembali, tapi hanya berdua dengan Mama Erni, adik hilang. Tapi Kevin janji akan mencari Keenan' batin Kevin sambil melihat ke luar jendela. Melihat gumpalan awan yang sudah ada semburat merahnya karena kena sorot cahaya matahari. Suasana yang sangat indah, yang selalu Kevin rindukan.Tidak hanya Kevin yang hanyut dalam lamunannya. Erni juga merasakan hal yang sama. Dia merasa seperti terlahir kembali, kesehatan mentalnya sudah membaik, meskipun belum seratus persen pulih. Dan mungkin tidak akan pernah bisa sembuh. Penyakit mental berbeda dengan penyakit biasa, yang bisa disembuhkan dengan meminum obat.' Puluhan tahun aku pergi m
Di tempat lain, keadaan juga tidak jauh beda dengan Ambar dan Vero. Vio juga mendapatkan ganjaran yang sangat mengerikan. Meskipun Vio tidak dipenjara oleh pihak berwajib, namun dia lebih mengenaskan nasibnya. Bagaimana tidak! Saat ini dia sedang di pasang rantai lehernya dan di taruh di sebuah tempat yang sangat sempit. Keadaan Vio juga sudah sangat tidak terlihat seperti manusia, wajahnya penuh dengan luka. Setiap hari dia disiksa. Tap! Tap! Tap!Suara langkah mendekati ke dalam sel milik Vio, dia sudah tidak berdaya. Bahkan sudah ratusan kali dia memohon untuk dibunuh saja, namun tidak ada yang bisa mengabulkan.Vio mengangkat kepalanya dan melihat Robin dan Vinsen datang. " Robin, terakhir kali aku mengatakan jika aku bukan wanita yang kamu maksud. Aku tidak peduli kamu mau percaya atau tidak, tapi kamu membuat orang yang seharusnya mendapatkan hukuman, bebas diluar sana. Aku adalah Violetta, aku tidak pernah berbohong" ucap Vio berharap Robin mau mendengarkan apa yang dia k